Bab 5 Penutup
B. Saran-Saran
Agar buku panduan guru ini dapat digunakan, ada beberapa saran yang dapat disampaikan, antara lain:
1. Buku ini harus di breakdown menjadi buku pegangan teknis sesuai dengan
materi yang akan diajarkan.
2. Guru harus mempersiapkan diri dengan cara belajar terus menerus untuk
dalam buku panduan ini menjadi lebih bersifat oprasional lagi, terutama dalam mengembangkan strategi, metode teknik dan media pembelajarannya dan untuk mencapai kompetensi.
3. Guru dapat mengembangkan sendiri secara kreatif dari beberapa contoh yang
diberikan dalam Buku Panduan ini, sehingga benar-benar terimplementasikan dalam proses belajar mengajar di kelas (sokolah). Dengan demikian, guru memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan kreativitasnya berdasarkan karakter daerah, peserta didik dan situasi yang dihadapi guru di lapangan. Demikianlah Buku Pedoman Guru Kurikulum 2013 ini dapat disusun, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Indeks
A Acara, 105
Ahimsa, 19,101,102, 114,145,154,175 Alat serpih, 126
Alat dari tanah liat, 127, Asana, 94,96, Astangga Yoga, 146 Aswamiwikrya,104 Atmanastusti,105 Apastamba,104 Adyatmika Mantra, 150, Arcanam, 157, 160 Àrjawa,176 Application (penerapan),46 Analysis (analisis), 46 Adapting (penyesuaian),47 B Banten, 151
Bhakti Marga Yoga, 93 Baudhayana, 104, Beliung persegi, 126 Baratayuda, 144 Bindu (titik), 151
Bhuana atau Karang Desa, 170 Berata, 181 C Catur Parusàrtha, 98 Calon Arang, 145 Candi Jabung, 141, Candi Tikus,141 Candi Dieng, 141 Candi Cetho, 141 Candi Sukuh, 141 Candi Surawana, 141 Candi Gerbang Lawang, 142 Comprehension (pemahaman), 46 Characterization (karakterisasi), 47 D Dahsyam, 157 Dama,176 Dana, 181
Dasa Nyama Bratha,180,181,182,189,199,210 Dasa Yama Bratha, 171,172,173,174,175,176,177 ,178,179.198,209 Dyana,94,96,99, Dharmawacana, 21, Dharmagītā, 21, Dharmatula, 21, Dharmayatra,21 Dharmashanti,21 Dharma Sadhana,22 Dyutasamahwya, 105 Dang Hyang Dwijendra, 101 Dang Hyang Nirartha,133,134, Dang Hyang Asthapaka, 101, Dandaparusya,105 Dattasyanapakarma,104 Dwapara Yuga, 106,109 Dhyana, 181 E Efektif, 46 Empu Tantular, 100, Empu Kuturan,100 Empu Bharadah,100, Evaluasi,57, Evaluation (evaluasi),46 G Gautama, 103, Garis lurus, 151 H
Homo erectus atau Pithecanthropus,115 Homo sapiens, 115 Hukum Hindu, 102, 191,202 I Ijya, 181 Imitation (peniruan),47 J Jiwamukti,92 Jurnal, 36 K
Kebudayaan Prasejarah Dan Sejarah Agama Hindu, 193, 204
Kompetensi dasar (KD) 13,14,15,18 Komponen Indikator, 48,49,50,51,52, Kognitif, 46 Karma Marga/Yoga, 94, Krama Desa,170 Krta Yuga,105, 108 Kali Yuga,99, 106,109 Kapak genggam,125 Kahyangan Tiga,133 Kakawin Kresnâyana, 143, Kakawin Arjunawiwāha, 143 kitab Negarakertagama, 144 Kitab Pararaton, 144 Kirthanam, 157,158 Konversi nilai, 237 Knowledge (pengetahuan),46 M Manu, 108 Mata panah, 126 Mardawa,178 Mādhurya,177 Mantra, 145, 147,148,151,194,205 Maha Rsi Markhandeya, 130, 135 Metode,22, 25,26,27,28,29, 30
Metode Contextual Teaching And Learning (CTL),29
Metode Ceramah, 25 Metode Diskusi, 25 Metode Resitasi, 27 Metode Study Tour, 27
Meganthropus palaeojavanicus, 115 Bangunan megalithic, 127,
Moksa, 91,92,93,94,95,96,97,98,99,100, 190,201 Moksartham Jagadhita ya ca iti dharmah, 99, Mona, 181
Mpu Sang Kulputih,132
N
Nekara dari perunggu, 127 Nyama, 94, 96
Niksepa,104
Nawa Widha Bhakti, 154,155,157,158,161, 162,195,206 O Observasi,32,33 Organization (pengorganisasian),47 Observing (pengamatan), 47 P Parasara,108 Paikem, 22,23,24 Penilaian,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42, 43,44 Penilaian Tugas, 38 Penilaian praktik, 40,41 Projek, 42 Portofolio, 43 Pengayaan, 60,61,62,63,64,65,65,67,68. Project Method, 29
Peer Theaching Method, 28 Pair work/group work, 31 Psikomotorik, 47 Pranayama, 94, 96 Pratyahara, 94, 96, Practicing (pembiasaan), 47 Prasāda, 177 Prtti, 177 Purnamukti, 93 Paroksa Mantra, 150 Padasewanam, 157 Parama Siwa,165 R Rinadana,104 Rsi Wyasa, 100, Rsi Markandeya, 101, 130 Remedial, 69,70,71,72,73,74 Role play, 31
Raja Marga Yoga, 94, Receiving (penerimaan), 46 Responing (menanggapi), 46 S
Strategi, 18,19, 20,21,
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) , 9 Snana, 181
Sadha Siwa,165
Satya, 91,101, 102, 115,145, 154 Satya Yuga, 108,
Sat Cit Ananda, 92, Samipya,93, Sakhyanam, 157 Sankha Likhita, 108 Sanātana Dharma, 117, 119 Sarupya, 93, Salokya, 93 Sayujya,93 Semadhi, 94,97 Sila, 105,108 Siwatma, 166 Stridharma,105
Stripundharma,105 Sahasa,105 Steya, 105 Simawiwada,104 Swamipalawiwada,104 Samwidwyatikarma,104 Semaranam,157 Svastika, 153 Swadhyaya, 181 Sambhuya-samutthana,104 Sumatralith, 126 Srawanam, 157,158 Sevanam, 157, 160 Syntnesis (sintesis), 46 T Teknik Pembelajaran, 30, Teknik,65 Teori brahmana,124 Teori kesatrya,124 Teori Wesya,125 Teori Pelarian,125 Teori Pelaut,125 Teori Buku, 125 Tempat Suci, 171 Tujuan Pembelajaran,52,53,54,55,56 Tutor Sebaya, 61
Tat Tvam Asi, 91, 101, 102, 115,145,154 Treta Yuga,105, 109,
Tri Hita Karana, 114,161, 168,169,170 Tri Kerangka Dasar Agama Hindu , 161 Tri Murti, 120, 121, 123, Tri Purusha, 162,163,164,164,165,165,167,196 ,208 Tantra, 145, 146, 148,151,194,205 Tapa, 181 U Upawasa, 181 Upasthaningraha, 181 V Vaprakeswara, 120
Valuing (penamaan nilai), 47 Veda Sruti, 103, 105, 108 Veda Smrti, 103, 108 W Wandanam, 157 Widehamukti, 92 Wibhaga, 105 Waparusya, 104 Wasistha,108 Wetanadana,104 Y Yama, 94, 96, Yanjawalkya, 108, Yantra, 145,147, 148,151,194 Yupa, 119, Z
Zaman Batu Tua (Palaelitikum), 116, Zaman Batu Madya (Mesolitikum),116 Zaman Batu Muda (Neolitikum), 117 Zaman logam,117
Glosarium
Ahimsa adalah: memiliki sifat saling mengasihi dan menyayangi sesama makluk hidup / dilarang membunuh dan menyakiti
Asana adalah: sikap duduk pada waktu melaksanakan yoga / sembahyang
Astangga Yoga yaitu: delapan tahapan Yoga
Arjawa artinya: tulus hati dan berterus terang
Arcanam artinya: Bakti kepada Hyang widhi melalui symbol
Aparigraha artinya: pantang akan kemewahan harus hidup sederhana
Bhakti Marga artinya: sujud bakti kepada Sang Hyang widhi melalui cinta kasih
Berata artinya: Taat akan sumpah / setia janji
Catur artinya: Empat
Catur Parusàrtha artinya: empat tujuan hidup manusia yang harus dicapai
Dharana artinya: Pemusatan pikiran terhadap objek
Dahsyam artinya: Menjadi pelayan / memberikan pelayanan yang baik
Dama artinya: sabar dan dapat menasehati diri sendiri
Dharana artinya: mengendalikan pikiran agar terpusat pada suatu objek konsentrasi
Dhyana adalah: suatu keadaan dimana arus pikiran tertuju tanpa putus-putus pada objek
Dang Hyang Asthapaka adalah:
seorang pendeta Buddha Mahayana yang datang ke Bali dari Majapahit.
Empu Tantular adalah: seorang Rsi yang tinggi pribadinya, dan juga sebagai seorang Pujangga besar hasil karyanya berupa syair atau kekawin (wirama) Suta Soma.
Homo sapiens adalah: manusia purba yang sudah mirip manusia sekarang
Homo erectus atau Pithecanthropus: manusia yang sudah berjalan tegak
Ijya artinya: Pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi/tekun sembahyang
Jnana marga mengamalkan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk orang banyak
Jiwamukti adalah: tingkatan moksa atau kebahagiaan/kebebasan yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya
Karma Marga artinya: bekerja dengan tulus iklas tanpa pamrih
Kirthanam artinya: Melantunkan Tembang tembang suci / kidung, wirama
Ksama artinya: suka mengampuni dan tahan uji dalam kehidupan
Mantra adalah: kumpulan dari pada kata-kata yang mempunyai arti mistik, serta umumnya berasal dari bahasa sanskerta dan dinamai Bijaksara
Moksa adalah: Bersatunya kembali Atman kepada Brahman (Sang Hyang Widhi) atau tercapainya Sat Cit Ananda yaitu tercapainya kebahagian dan kesempurnaan yang abadi.
Marga artinya: Jalan atau cara
Mona artinya: Menahan kata-kata, hati-hati dalam berbicara
Mardawa artinya: rendah hati dan tidak sombong
Madhurya artinya: manis tutur dan panangannya
Meganthropus palaeojavanicus: manusia yang paling purba
Nyama artinya: Pengendalian diri dalam tahapan rohani
Purnamukti adalah: tingkat kebebasan yang paling sempurna
Pranayama adalah: pengaturan nafas keluar masuk paru-paru melalui lubang hidung dengan tujuan menyebarkan prana (energi) keseluruh tubuh
Puja Tri Sandya artinya: melaksanakan persembahyangan tiga kali sehari
Pratyahara artinya: Penarikan indra dari obyek-obyeknya
Padasewanam artinya: Sujud Bhakti di kaki Nabe
Prasada artinya: berpikir dan berhati suci
Priti artinya: cinta kasih sayang
Raja Marga Yoga artinya:
mengamalkan ajaran Agama Hindu dengan melakukan Yoga, bersemadi.
Rinadana yaitu: ketentuan tentang tidak membayar hutang.
Rsi Wyasa adalah: Maharsi yang mengumpulkan wahyu-wahyu suci menjadi kitab suci Veda
Rsi Markandeya adalah: orang suci yang pertama datang ke Bali untuk menyebarkan Agama Hindu
Sakyanam artinya: Menjalin persahabatan
Sang Hyang Widhi Wasa adalah: Tuhan yang maha Esa
Satya artinya: kesetiaan, taat, jujur menepati janji
Sauca artinya: suci/ kebersihan lahir batin
Santosa artinya: kepuasan
Sradha artinya: kepercayaan / keyakinan
Samipya adalah: suatu kebebasan yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya di dunia ini
Sarupya (Sadharmya) adalah: suatu kebebasan yang didapat oleh seseorang di dunia ini, karena kelahirannya
Salokya adalah: suatu kebebasan yang dapat dicapai oleh Atman, di mana Atman itu sendiri telah berada dalam posisi dan kesadaran yang sama dengan Tuhan
Sayujya adalah: suatu tingkat kebebasan yang tertinggi di mana Atman telah dapat bersatu dengan Tuhan Yang Esa
Semaranam artinya: bhakti dengan jalan mengingat Tuhan
Srawanam yaitu: Mendengarkan piteket/ pitutur sane rahajeng / baik
Svadhyaya artinya: mempelajari kitab-kitab suci, melakukan japa (pengulangan pengucapan nama-nama suci Tuhan)
Sevanam artinya: Memberikan pelayanan
Snana artinya: Membersihkan hati dengan jalan bersembahyang dan berdoa
Swamipalawiwada artinya: perselisihan antara buruh dengan majikan
Tat Tvam Asi artinya: saling
menghormati saling mengasihi, saling tolong menolong
Tapa artinya: pengendalian diri
Tantra merupakan salah satu dari sekian banyak konsep pemujaan kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa
Upawasa artinya: Membatasi diri dalam hal makan dan minum (kahrtaning pangan kinum)
Upasthaningraha artinya: Menahan nafsu hubungan kelamin (khrtaning upaska)
Veda Sruti adalah: kitab suci Hindu yang berasal dari wahyu Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang didengar langsung oleh para Maharsi,
Wetanadana yaitu: hukum mengenai tidak membayar upah.
Wibhaga adalah: hukum pembagian waris.
Wandanam artinya: Membaca kitab kitab suci agama Hindu yang kita yakini
Yoga yaitu: ilmu yang mengajarkan tentang pengendalian pikiran dan badan untuk mencapai tujuan terakhir yang disebut dengan Samadhi
Yadnya (yajna) artinya: korban suci, yaitu korban yang didasarkan atas pengabdian dan cinta kasih.
Yantra umumnya berarti alat untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan
Yama yaitu: Pengendalian diri dalam tahap perbuatan secara isik
Daftar Pustaka
Agus S. Mantik. 2007. Bhagavad Gītā. Surabaya : Pāramita.
Ananda Kusuma, Sri Rsi. 1984. Dharma sastra. Klungkung-Bali : Pusat Satya Dharma Indonesia.
Avalon, Arthur. 1991. Mahànirvàna Tantra, Tantra of the Great Liberation,
Terjemahan K. Nila. Denpasar : Upada Sastra.
Agung Oka, I Gusti. 1978. Sad Darsana. PGAHN Denpasar.
Bambang Q-Anees dan Radea Juli A. Hambali. 2003. Filsafat Untuk Umum. Jakarta : Fajar Interpratama.
Bhasma, Ida Putu. 1997. Yoga. Ditjen Bimas Hindu dan Budha.
Bhāsya of Sāyanācārya. 2005. Atharvaveda Samhitā I. Surabaya: Pāramita. Bhāsya of Sāyanācārya. 2005. Atharvaveda Samhitā II. Surabaya: Pāramita. Bhāsya of Sāyanācārya. 2005. Rgveda Samhitā VIII IX X. Surabaya: Pāramita. Bhatt, G.P. 1988. Padma Puràna, Vol.39 Part.I. New Delhi: Motilal Banarsidass.
Bleeker, C. J. 1963. Pertemuan Agama-Agama Dunia. Jakarta: Sumur Bandung.
Dirjen Bimas Hindu dan Budha. 1979. Sang Hyang Kamayanikan. Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Buddha Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Departemen Agama RI.
Dinas Pendidikan Prop. Bali. 1988. Arjuna Wiwaha Kakawin Miwah Tegesipun. Dinas Pendidikan Prop. Bali. 1989. Bharata Yuddha Kakawin Miwah Tegesipun. Donder, I Ketut. 2006. Brahmavidya Teologi Kasih Semesta. Surabaya : Paramita. Danielou, Alain. 1964. Hindu Polytheism. London : Routledge & Kegan Paul. Djamaris, E. 2001. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Ed-1. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Feuerstein, G. 2003. The Deeper Dimension of Yoga. Shambala Publications: Boston, MA.
Gelebet, I Nyoman. ---- Arsitektur Tradisional. Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan.
Gunada, IB. 2013. Panca Sraddha. Denpasar : Widya Dharma Denpasar. Honig Jr, A. G. 1997. Ilmu Agama. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Kadjeng, dkk. I Nyoman. 2001. Sarasamuscaya dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia. --- : Dharma Nusantara.
Kajeng, I Nyoman. 1997. Sarasamuccaya. Surabaya : Paramita. Kandepag, 2000. Caru Pancasatha. Kota Denpasar.
Kalam, Rai. 1980. Bangunan Rumah Tinggal Tradisional Bali. Denpasar.
Kamala, Subramaniam: Ramayana (diterjemahkan oleh Sanjaya I Gde Oka). 2001. Surabaya : Paramita.
Kajeng, I Nyoman Dkk. 2009. Sarasamuccaya, Surabaya: Pāramita. Kosasih, R.A. 2006. Mahabharata. Surabaya : Paramita.
Maswinarta, I Wayan. 2008. Reg Veda Samhitā Mandala I II III. Surabaya : Paramita.
Maswinarta, I Wayan. 2004. Reg Veda Samhitā Mandala IV V VI VII. Surabaya :
Paramita.
Mas Putra, Nyonya I G A. 1982. Upakara Manusa Yajna. Denpasar : IHD Denpasar. Monier, Sir William Monier. 1990. Sanskrit-English Dictionary, New Delhi : Motilal
Banarsidass.
N. Supardjana, BA dan I Gusti Ngurah Supartha. 1982. Pengetahuan-Pengetahuan Tari I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Parisada Hindu Dharma. 1968. Upadesa. Denpasar: Parisada Hindu Dharma Pusat. Prakas Saraswati, Swami Satya. 1979. Patanjali Raja Yoga. Surabaya: Paramita. Punyatmaja, IB. Oka. 1984. Panca Sraddha. Denpasar : Parisada Hindu Dharma
Pusat.
Pudja, Gde dan Sudharta.Tjok Rai. 2004. Manawa Dharmasastra. Surabaya: Paramita.
Pudja, Gde. 1971. Veda Parikrama. Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci Agama Hindu Departemen Agama R.I.
Pudja, Gde. 1977. Theologi Hindu. Jakarta : Mayasari.
Pudja, Gde. 1977. Hukum Waris Hindu. Jakarta : CV. Junasco.
Puja, Gde. 2004. Bhagawad Gìtā (Pañcamo Veda). Surabaya: Pāramita. Puja, Gde. 1984. Agama Hindu untuk SLTA Kelas I. Jakarta : Mayasari. Poedjawitna, 1982. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta : PT. Bina Aksara. Pendit, S. Nyoman. 1978. Bhagawad Gita. Denpasar : Dharma Bhakti.
PGAHN, 6 Tahun Singaraja. 1997. Nitisastra. Denpasar : Pemerintah Daerah Profinsi Bali.
Parisada Hindu Dharma Pusat. 1968. Upadesa tentang Ajaran Agama Hindu. Denpasar : Proyek Pengadaan Prasarana dan Sarana Kehidupan Beragama tersebar di 8 Kabupaten Dati II
Purbatjaraka, R.M. Ng. 1968. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Denpasar: BPPT (Maha Widya Bhawana) IHD Denpasar.
Poerbacaraka, R.M. Ng. dan Tarjan Hadijaya. Kepustakaan Jawa. Denpasar: PGA. Hindu Negeri Denpasar.
Pandit, Bansi. 2005. Pemikiran Hindu Pokok- pokok Pikiran Agama Hindu dan Filsafatnya. Surabaya: Paramita.
Kusuma, I Nyoman Weda. 2005. Kekawin Usana Bali. Denpasar : Pustaka Larasan. Lestawi, I Nengah dan Kusuma, I Made Wirahadi. 2014. Hukum Hindu. Denpasar :
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Maswinara, I Wayan. 2000. Panggilan Veda. Surabaya: Pāramita.
Madja, I Ketut. 2003. Darsana (Pandangan Filosois Hindu).
Maswinara, I Wayan. 1998. Sarva Darsana Samgraha, Sistem Filsafat India. Surabaya: Paramita
Milik Pemerintah Daerah Tingkat 1 Bali. 1995. Panca Yajna, Deva Yajna, Bhuta Yajna, Rsi Yajna, Pitra Yajna dan Manusa Yajna. Bali.
Ngurah, IGM., dan Wardhana, IB. Rai. 2003. Doa Sehari-hari Menurut Hindu. Proyek Peningkatan Pendidikan Agama Hindu Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali.
Radhakrisnan, S. 1989. Indian Philosophy 2. New Delhi : Oxford University Press.
Ranganathananda, Swami. 1993. Suara Vivekananda. Jakarta : Hanuman Sakti.
Rai Sudharta, Tjokorda.1976/1977. Manawa Dharmasastra. CV Junasco.
Rai Sudarta,Tjok. 1994. Siwaratri. Upada Sastra. Denpasar.
Rifa’I, Moh. 1980. Perbandingan Agama. Semarang: Wicaksana.
Sandhi, Gde. dan Pudja, Gede. 1981. Brahmanda Purana. Jakarta : Lembaga Penerjemah Kitab Suci Veda, Departemen Agama Republik Indonesia.
Sugiarto, R dan G. Puja. 1982. Sweta Swatara Upanisad, Cetakan I. Jakarta: Mayasari. --- 2004. Kidung Panca Yajna. Surabaya : Paramita.
Suamba, I.B.P. 2003. Dasar- Dasar Filsafat India. Denpasar: Program Megister Unhi dan Widya Dharma.
Sumawa, I Wayan dan Raka Krisnu T Raka. 1992. Materi Pokok Darsana. Jakarta : Dirjen Bimas Hindu Buddha dan UT.
S Pendit, Nyoman. 2007. Filsafat Hindu Dharma, Sad Darsana, Enam Aliran Astika (Ortodoks). Denpasar : Pustaka Bali Post.
S Pendit, Nyoman. 2007. Sad Darsana. Denpasar : Pustaka Bali Post. Sura, I Gede. 1985. Pengendalian Diri dan Ethika; Departemen Agama RI. Sura, I Gede. 2000. Siwa Tattwa. Pemerintah Daerah Propinsi Bali, Denpasar. Sura, I Gede. Sekitar Tata Susila Seri I; Yayasan Guna Werddhi, Denpasar. Suryani, Luh Ketut. 2003. Perempuan Bali Kini. Denpasar : Percet. PT. Offset BP. Sugiarto, R. Dkk. 1982. Sweta Swatara Upanisad. Departemen Agama Republik
Indonesia.
Sudarsana, IB.Pt. 2004. Himpunan dan Ethika Penataan Banten. Denpasar : Yayasan Dharma Acarya.
Sugriwa, I G B. 1993. Dwijendra Tattwa. Denpasar : PT. Upada Sastra. Surpha, I Wayan. 1986. Pengantar Hukum Hindu.
Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia II. Jakarta : Yayasan Kanisius.
Soeroto, 1973. Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Semadi Astra, dkk. I Gde (Team Penyusun). 1982/1983. Kamus Kecil Sanskerta-Indonesia. Denpasar : Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Pemda Tk. I Bali Sri Arwati, Ni Made. 1992. Caru. Denpasar : Upada Sastra.
Slametmulyana, Dr. 1967. Perundang-undangan Majapahit. Jakarta : Bhratara.
Shalaby, Ahmad. 2001. Perbandingan Agama; Agama-Agama Besar di India; Hindu-Jaina-Budha. Jakarta: PT Bumi Aksara,
Shastri, N.D. Pandit. 1963. Sejarah Bali Dwipa. Denpasar: Bhuvana Saraswati
--- 2003. Intisari Ajaran Hindu. Surabaya : Paramita --- 2006. Yoga Asanas. Denpasar : Widya Werddhi Sabha
Tim Penyusun. 2002. Panca Yajna. Denpasar : Pemerintah Tingkat I Bali Tim Penyusun. 1978. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Tim Penerjemah. 1994. Bhuwanakosa. Denpasar: Penerbit Upada Sastra. Titib, I Made. 2003. Teologi dan Simbul-simbul agama Hindu.
Titib, I Made. 1996. Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya: Paramita.
Titib, I Made. 2008. Itihasa Ramayana dan Mahabharata (Viracarita) Kajian Kritis Sumber Ajaran Hindu. Surabaya: Paramita.
Thalhas, T. H. Pengantar Studi Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta: Galura Pase, 2006.
Wiratmaja, I Gst. Agama Hindu Sejarah dan Sraddha.
Widyatmanta, Siman. 1958. Adiparwa Jilid I dan II. Yogyakarta : U.P. Spring. Wursanto, I G. 1986. Dasar-Dasar Manajement Umum. Jakarta: Pustaka Dian.
Wiana, I Ketut. 2002. Memelihara Tradisi Veda. Denpasar : PT. Bali Post.
Wiana, Ketut dan Raka Santreri. 1993. Kasta dalam Hindu Kesalahpahaman Berabad-abad. Denpasar : Penerbit Yayasan Dharma Naradha.
Wigama, dkk. 1995. Penuntun Belajar Agama Hindu 2. Denpasar: Ganeca Exact Bandung.
--- 1995. Penuntun Belajar Agama Hindu 3. Denpasar : Ganeca Exact Bandung. Yamin, Muhammad, 1975. Perkembangan Sejarah Negara Majapahit dalam Empat
Dewasa. Jakarta : Penerbit Bhratara.
Zoetmulder, P. J. 2005. Ădiparva. Surabaya: Penerbit Pāramita.
Zoetmulder, P. J. 1983. Kalangwan, Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta : Penerbit Djambatan.
--- Himpunan Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek-Aspek Agama Hindu; Parisada Hindu Dharma Indonesia.
--- 1992. Sundarigama. Denpasar : Departemen Agama Kota Denpasar. --- 2010. Balipost Minggu 1 Agustus 2010.
Lampiran-lampiran:
Silabus SMA/SMK kelas XII
SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN AGAMA HINDU
DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK
Satuan Pendidikan : SMA/SMK...
Kelas : XII
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Buk
u Guru P
endidik
an A
gama H
indu Dan Budi P
eker
ti
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
5.1 Membiasakan mengucapkan salam Agama Hindu 1.2 Membiasakan mengucapkan dainika upasana (doa sehari-hari).
Pada KD KI-1 dan KI-2 terintegrasi pembelajaran dalam pembelajaran KD pada KI-3 dan KI-4 melalui indirect teaching
Penilaian hasil belajar dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal. (catatan pendidik) 2.1 Toleran terhadap sesama, keluarga, dan lingkungan dengan cara menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi (Ahimsa). 2.2 Berperilaku jujur (Satya), menghargai dan menghormati (Tat Tvam Asi) makhluk ciptaan Sang Hyang Widhi
144 Kelas XII SM A S emest er 1
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
3.2 Menjelaskan ajaran Moksa dalam Susastra Veda 4.9 Menyaji Astangga Yoga untuk mencapai Moksa Pengertian Moksa Astangga Yoga Mengamati:
• Peserta didik menyimak peserta lain
membaca buku yang menjelaskan Moksa
• Mengamati pembacaan ajaran Moksa dan
Astangga Yoga Menanya:
• Peserta didik menanyakan contoh upaya
menuju Moksa dan contoh ciri-ciri orang yang mencapai Moksa
• Pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan contoh orang-orang suci yang mencapai Moksa Mengeksplorasi:
• Peserta didik mempresentasikan hakikat
Moksa baik dalam kehidupan nyata dan sesudah meninggal
• Mengumpulkan data-data untuk
mendukung terwujudnya Moksartham Jagadhita ya ca Iti Dharma
Mengasosiasi:
• Peserta didik menganalisis macam-macam
Moksa
• Menyimpulkan dari hasil analisis berbagai
macam hal yang dihadapi dalam upaya mencapai Moksa
Sikap:
• Peserta didik berlatih
meditasi, dan berlatih sikap-sikap Yoga
• Mengumpulkan hasil
mengamati manfaat Yoga baik secara jasmani dan rohani Pengetahuan:
• Tertulis, lisan materi
Moksa dan Astangga Yoga Keterampilan: • Mengumpulkan gambar-gambar sikap Yoga 12 JP • Buku teks Pelajaran Agama Hindu • Kitab Bhagawadgita • Kitab Sarasamuscaya • Kitab Yoga Patanjali
Buk
u Guru P
endidik
an A
gama H
indu Dan Budi P
eker
ti
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Mengomunikasikan:
• Menyampaikan hasil dalam bentuk tulisan
hakikat Moksa
• Membuat karikatur atau dalam bentuk
gambar-gambar dalam pelaksanaan Astangga Yoga 3.3 Menyebutkan sumber-sumber hukum Hindu dalam Susastra Veda 4.10 Melantunkan sloka-sloka yang terkait dengan sumber hukum Hindu Sumber-sumber hukum Hindu Mengamati:
• Mengamati peserta didik membaca
sumber-sumber hukum Hindu
• Menyimak pembacaan sumber-sumber
hukum Hindu Menanya:
• Peserta didik menanyakan termasuk
sumber-sumber hukum Hindu dan sumber hukum Nasional
• Pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan contoh penerapan hukum Hindu di masyarakat Mengeksplorasi:
• Peserta didik mengobservasi aplikasi
hukum Hindu dalam kehidupan dan budaya Hindu sesuai dengan budaya dan
Sikap:
• Peserta didik
membuat ringkasan contoh pelaksanaan hukum Hindu dalam masyarakat Hindu setempat • Mengumpulkan hasil mengamati pelaksanaan hukum Hindu dalam masyarakat Pengetahuan:
• Tes tertulis, lisan
sumber-sumber hukum Hindu 12 JP • Buku teks Pelajaran Agama Hindu • Kitab Manawa Dharmasastra • Kitab Slokantara
146 Kelas XII SM A S emest er 1
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
• Mengumpulkan data-data untuk
mendukung terwujudnya pelaksanaan hukum Hindu dalam kehidupan masyarakat
Mengasosiasi:
• Peserta didik menganalisis letak
persamaan dan perbedaan hukum Hindu dengan hukum Nasional dalam rangka menciptakan rasa keadilan dan kedamaian masyarakat
• Menyimpulkan dari hasil analisis
berbagai macam hal yang dihadapi dalam penerapan hukum Hindu
Mengomunikasikan:
• Peserta didik menyampaikan hasil belajar
dalam bentuk tulisan upaya menghormati dan menaati semua produk hukum yang berlaku
• Membuat dalam bentuk gambar/foto
pembacaan sloka-sloka yang berkaitan dengan hukum Hindu
Keterampilan:
• Membuat laporan
pelaksanaan Hukum Hindu dan Hukum Nasional dalam masyarakat agar terwujudnya keadilan dan kedamaian 3.4 Menjelaskan kebudayan prasejarah dan sejarah, toeri-teori masuknya Agama Hindu di Indonesia • Kebu dayaan prasejarah dan Sejarah Mengamati:
• Peserta didik menyimak, pembaca buku
pelajaran dan sejarah kebudayaan.
• Peserta didik mengamati dengan seksama
peninggalan prasejarah dan sejarah Agama Hindu.
Sikap:
• Peserta didik membuat
ringkasan prasejarah dan sejarah masuknya Agama Hindu di Indonesia 12 JP • Buku teks Pelajaran Agama Hindu • Buku Sejarah Nasional
Buk
u Guru P
endidik
an A
gama H
indu Dan Budi P
eker
ti
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi