• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 28-38)

Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pendidikan formal meliputi nilai kejujuran, tanggung jawab, hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir kreatif, logis, inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu, santun, toleransi, demokratis, dan nasionalis (Asmani, 2011: 36-41).

Menurut Zuriah (2011: 243-244) Nilai-nilai dalam pendidikan karakter pada sekolah tingkat menengah meliputi nilai ketuhanan, taat kepada ajaran agama, percaya diri, disiplin, kerja keras, tanggung jawab, terbuka, berpikir positif, ingin tahu, kasih sayang, gotong royong, kesetiakawanan, hormat, sopan santun, jujur, dan dapat mengendalikan diri sendiri.

Suyadi (2013: 7-9) 18 nilai karakter versi Kemendiknas telah mencakup nilai-nilai karakter dalam berbagai agama, termasuk Islam. Disamping itu, ilmu pendidikan secara umum, sehingga lebih implementatif untuk diterapkan dalam praktis pendidikan, baik sekolah maupun madrasah. Lebih dari itu, 18 nilai karakter tersebut telah dirumuskan standar kompetensi dan indikator pencapaiannya di semua mata pelajaran. Berikut ini 18 nilai karakter versi kemendiknas sebagaimana tertuang dalam buku

Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang disusun Kemendiknas melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (Kementrian Pendidikan Nasional, 2010) Sebagai berikut:

a. Religius

yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan.

b. Jujur

yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan yang salah, dan melakukan yang benar), sehingga menjadi orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.

Muchlas Samani dan Hariyanto (2013: 51) menjelaskan bahwa jujur adalah menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan dan dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya (amanah, trustworthiness), dan tidak curang (no cheating). Secara singkat Agus Wibowo (2012: 40) mengartikan bahwa jujur adalah orang yang berbicara dan berbuat harus apa adanya, tanpa menutupi dengan kebohongan.

Abdul Majid dan Dian Andayani (2011: 48) menyatakan bahwa deskripsi jujur yaitu biasa mengatakan yang sebenarnya, apa yang dimiliki dan diinginkan, tidak pernah bohong, biasa mengakui kesalahan dan biasa mengakui kelebihan orang lain. Sejalan dengan Nurul Zuriah (2007: 83) yang menyatakan bahwa jujur merupakan sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata apa adanya, dan berani mengakui kesalahan. Jujur bisa diartikan mengakui, berkata atau memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

Buchari Alma (2010: 116) juga menambahkan bahwa kejujuran seeseorang bisa dilihat dari ketepatan pengakuan atau dari apa yang dibicarakan sesuai dengan kenyataan atau kebenaran yang terjadi.

Menurut Mahmud Muhammad (2008: 1) jujur dalam arti sempit adalah sesuainya ucapan lisan dengan kenyataan dan dalam pengertian yang lebih umum adalah sesuainya lahir dan batin. Kejujuran merupakan kualitas manusiawi melalui mana manusia mengomunikasikan diri dan bertindak secara benar (truthfully).

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa jujur adalah sikap dan prilaku seseorang yang menunjukan sikap yang benar sesuai dengan kenyataannya dan tidak suka berbohong

c. Toleransi

yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut.

Abdullah bin Nuh (Hasyim, 1979) dalam kamus-barunya menjelaskan pengertian toleransi berasal dari bahasa toleran yang berarti bersifat menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang lain berpendapat lain dan tenggang rasa terhadap orang yang berlainan agama. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Hasyim, 1979) mengungkapkan bahwa pengertian toleransi yaitu sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian pandapat, pandangan, kepercayaan, kelakuan dan sebagainya yang lain atau bertentangan dengan pendiriannya sendiri

Aspek–aspek toleransi Yang dimaksud dengan aspek-aspek toleransi disini ialah suatu sikap atau tindakan yang merupakan dasar bagi terwujudnya toleransi tersebut, khususnya toleransi antar umat beragama (Jamrah, 1986).

Adapun aspek toleransi tersebut antara lain ialah :

1) Dialog antar umat beragama Adapun yang dimaksud dengan dialog antar umat beragama adalah pembicaraan yang mendalam, suatu keterbukaan antar umat beragama. Dalam suasana ini, kiranya dialog antar beragama sangat penting dan harus selalu diadakan, untuk

menuju toleransi, sehingga tercipta rukun dan damai antar umat beragama tersebut. Dengan dialog, setiap umat beragama membuka diri bagi pandangan yang berbeda-beda dengan tetap diharapkan agar setiap umat beragama sadar bahwa tidak selamanya perbedaan menuju kepada permusuhan.

2) Kerja sama kemasyarakatan Kerja sama atau tolong menolong adalah suatu dasar umum bagi semua masyarakat. Sehubungan dengan toleransi antar umat beragama maka kerjasama ini adalah suatu dasar bago terwujudnya toleransi tersebut. Bila kerja sama ini terbina dengan baik kiranya bisa digambarkan bahwa toleransi akan terwujud. Melalui kerjasama sosial kemasyarakatan, rasa saling ketergantungan, rasa keakraban dan persaudaraan serta rasa saling hormat antar umat beragama dapat dipupuk dengan baik sehingga dalam menghadapi persoalan-persoalan agamis yang serba berbeda itu, akan terwujud pula sikap toleransi. Jamrah, A.S dan Thalib, M. (1986). Toleransi beragama dalam islam. Yogyakarta : Pd Hidayat.

d. Disiplin

yakni kebiasaan dan tindakan yang berkonsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. Disiplin dapat didefinisikan sabagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003 : 291).

Istilah disiplin mempunyai arti kepatuhan atau ketaatan seseorang dalam mengikuti tata-tertib maupun aturan karena adanya dorongan dari luar dirinya. Namun terkadang disiplin sebagai ketaatan bisa lahir karena kesadaran diri sendiri atau lahir dari dorongan dalam diri orang tersebut. Kepatuhan merupakan kesediaan seseorang menaati semua nilai dan norma yang berlaku. Disiplin erat kaitannya dengan hukuman karena istilah disiplin dan penghukuman sering memiliki arti yang sama.

Penyamaan istilah seperti di atas dapat menyebabkan sejumlah masalah. Penghukuman ini biasanya dilakukan pada siswa. Pengajaran disiplin merupakan pengajaran yang kita lakukan kepada siswa. Pada umumnya, penghukuman memiliki kaitan yang rendah dengan perilaku yang diusahakan untuk diubah, sehingga menjadi akibat yang kuat dari perilaku ini (Siri Nam. S, 2008: 33).

Sikap disiplin mempunyai beberapa tujuan, menurut Maman Rachman dalam bukunya Tu’u Tulus (2004: 35-36) menyatakan bahwa disiplin penting bagi para siswa. Pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai berikut:

1) Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.

2) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.

3) Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didiknya terhadap lingkungannya.

4) Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya.

5) Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah. 6) Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar. 7) Peserta didik belajar dan bermanfaat baginya dan lingkungannya. 8) Kebiasaan baik itu menyebabakan ketenangan jiwanya dan

lingkungannya

Kedisplinan merupakan sikap dan perilaku yang mematui akan tata tertib yang berlaku, namun dalam membentuk prilaku dan sikap yang disiplin memerukan dorongan dari orang lain tertama di dalam sekolah guru sangat berperan penting dalam mendorong siswa untuk bersikap dan berprilaku disiplin.

e. Kerja keras

yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh (berjuang hingga titik penghabisan) dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif

yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya. g. Mandiri

yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh kerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain.

h. Demokratis

yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain. i. Rasa ingin tahu

yakni cara berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam.

j. Semangat kebangsaan atau nasionalisme

yakni sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau individu atau golongan. k. Cinta tanah air

yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.

l. Menghargai prestasi

yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.

m. Komunikatif, Senang Bersahabat Atau Proaktif

yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.

n. Cinta Damai

yakni sikap dan perilku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.

o. Gemar Membaca

yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran dan sebagainya sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.

p. Peduli Lingkungan

yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.

q. Peduli Sosial

yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya.

r. Tanggung Jawab

yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama.

Tangungjawab yang harus dimiliki seseorang memiliki macam-macam tanggungjawab diantaranya:

Menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengambangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan menganai dirinya sendiri menurut sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral namun manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri berangan-angan sendiri sebagai perwujudan dari pendapat perasaan dan berangan-angan manusia berbuat dan bertindak.

2) Tanggung Jawab Terhadap Keluarga

Keluarga merupakan masyarakat kecil, keluarga terdiri dari suami-istri, ayah ibu dan anak anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga, kesejahteraan, keselamatan pendidikan dan kehidupan. 3) Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat

Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkat laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

4) Tanggung Jawab Terhadap Bangsa/Negeri

Bahwa setiap manusia adalah warga Negara suatu Negara dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semuanya sendiri bila perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara.

5) Tanggung Jawab Terhadap Tuhan

Tuhan menciptakan manusia dibumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga dikatakan tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman Tuhan. Yang diruangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan. Berarti meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan terhadap Tuhan sebagai penciptanya. Bahkan untuk memenuhi tanggungjawabnya manusia harus berkorban. http:// indrapurmana. blogspot.com/2012/06/16 manusia-dan-tanggung-jawab

Menurut Said Hamid Hasan (Zubaedi, 2011: 74), nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di Indonesia diidentifikasi berasal dari empat sumber, yaitu:

a. Agama, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat beragama, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaan. Oleh karena itu, nilai-nilai pendidikan karakter harus didasari nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.

b. Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan pilitik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.

c. Budaya, manusia yang hidup bermasyarakat selalu didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai budaya ini dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam

komunikasi antara anggota masyarakat tersebut. Budaya begitu penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

d. Tujuan Pendidikan Nasional, sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan nilai-nilai karakter yang ada harus ada di sekolah meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosialtanggung jawab

Selain nilai-nilai karakter terdapat Prinsip pendidikan karakter menurut Lickona yang dikutip Suyanto (2010 : 54 - 69) adalah sebagai berikut:

a. Sekolah hendaknya mempromosikan nilai-nilai etik pokok dan pendukung yang akan digunakan sebagai pondasi pendidikan karakter b. Karakter hendaknya secara komprehensif meliputi pemikiran, perasaan

dan tingkah laku

c. Menggunakan pendekatan yang komprehensif intensional dan proaktif terhadap pengembangan karakter

d. Menciptakan sekolah sebagai komunitas yang saling memperhatikan e. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan tindakan f. Memasukan kurikulum akademik yang menantang dan berarti yang

menghormati semua pembelajar, mengembangkan karakter mereka dan membantu mereka mencapai kesuksesan

h. Melibatkan staff sekolah sebagai komunitas belajar dan komunitas moral yang memiliki tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan berusaha menanamkan komitmen mereka pada nilai-nilai yang digunakan untuk menuntun siswa

i. Menanamkan moral leadership dan dukungan lebih luas terhadap inisiatif pendidikan karakter

j. Melibatkan keluarga dan masyarakat sebagai partner dalam pendidikan karakter

k. Mengevaluasi karakter sekolah dan staf sekolah apakah mereka sudah menjadi pendidik karakter yang baik, dan sejauh mana siswa memanifestasikan karakter itu dalam kehidupan mereka.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan dari prinsip pendidikan karakter adalah sekolah sebagai pondasi pendidikan serta sebagai sarana komunitas antar anak didik dengan guru maupun anak didik dengan staff sekolah untuk mengembagkan potensi anak didik dan membentuk karakter anak didik.

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 28-38)

Dokumen terkait