• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.4 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar . Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Samuel (2000) menjelaskan bahwa enterprise value atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut di jual.

Dalam penilaian perusahaan terkandung unsur proyeksi, asuransi,

perkiraan, dan judgment. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu : nilai ditentukan untuk suatu waktu atau periode tertentu; nilai harus ditentukan pada harga yang wajar; penilaian tidak dipengaruhi oleh kelompok pembeli tertentu. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan, di antaranya adalah : a) pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba; b) pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c) pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen; d) pendekatan aktiva antara lain metode penilaian

20

aktiva; e) pendekatan harga saham; f) pendekatan economic value added (Suharli, 2006).

Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi di balik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak

terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bias merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan

memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi.

2.2 Penelitian Terdahulu

1) Yuniarti (2003) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008) meneliti tentang pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial pada perusahaan yang terdaftar di BEJ, dengan mengambil sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ sebelum tanggal 31 Desember 2000. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa (1) Tingkat pengungkapan pertanggungjawaban sosial pada perusahaan yang terdaftar di BEJ ternyata sangat rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai yang

21

diperoleh sample jika dibandingkan dengan maksimal skor yang dapat diperoleh. (2) Ukuran perusahaan mempengaruhi tingkat

pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ, walaupun pengaruh tersebut dikategorikan rendah sebesar 7,8%. (3) Setiap jenis industri berbeda dalam melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial. 2) Paranita (2007) meneliti tentang pengaruh insider ownership,

kebijakan hutang, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan, dengan sampel seluruh perusahaan manufaktur yang go public dan listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode tahun 2001-2005. Purposive sampling dengan sampel penuh (full sample) digunakan dalam penelitian ini. Jumlah perusahaan publik yang terdaftar di BEJ hingga tahun 2005 adalah 339 emiten, berdasarkan kriteria-kriteria purposive sampling, dari populasi tersebut didapatkan 109 emiten yang memenuhi syarat-syarat sebagai sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa insider ownership, kebijakan hutang, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 3) Nurlela dan Islahuddin (2008) meneliti tentang pengaruh Corporate

Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating, dengan

mengambil sample perusahaan-perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di BEJ untuk tahun 2005. Berdasarkan Indonesian Capital Market Directory perusahaan yang terdaftar di BEJ selama tahun 2005

22

berjumlah 340 perusahaan, setelah diolah ternyata hanya menggunakan 41 perusahaan di dalam penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility, prosentase kepemilikan, serta interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

4) Rimba Kusumadilaga (2010) meneliti tentang pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating, dengan mengambil sample perusahaan-perusahaan sector manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006 dan 2008. berdasarkan kriteria-kriteria purposive sampling, dari populasi tersebut didapatkan 21 perusahaan di tahun 2006 dan 42 perusahaan du tahun 2008. hasil penelitian ini menunjukan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan tetapi Variabel profitabilitas sebagai variabel moderating tidak dapat

23

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan

alasan:perusahaan-perusahaan manufaktur lebih banyak mempunyai pengaruh/dampak terhadap lingkungan disekitarnya sebagai akibat dari aktivitas yang dilakukan perusahaan. Penelitian ini menggunakan periode

penelitian tahun 2012 dengan jumlah perusahaan sebnyak 137.

3.1.2 Sampel Penelitian

Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang

representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan yaitu :

a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011 dan 2012

b. Menerbitkan laporan tahunan lengkap selama tahun 2011 dan 2012

c. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

24

3.2 Jenis Dan Sumber Data

Data ini merupakan data kuantitatif yang dikelompokan kedalam data sekunder yakni data yang tidak didapatkan langsung dari sumbernya. Data diperoleh dari laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2012 data tersebut didapatkan dari website www.idx.co.id

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelusuri laporan tahunan yang terpilih menjadi sampel. Sebagai panduan, digunakan instrumen penelitian berupa check list atau daftar pertanyaan-pertanyaan yang berisi item-item pengungkapan pertanggungjawaban sosial.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitaian ini adalah varialeb independen dan variabel dependen

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen yang digunkan dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility dan kepemilikan perusahaan

Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kepedulian perusahaan menyisihkan sebagian keuntungan (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia(people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure)

25

yang tepat dan professional. (Suharto, 2010). yang disimbol dengan (X1), yang di ukur dengan menggunakan nilai nominal CSR yang tertera dalam laporan keuangan perusahaan.

 CSRt-1 yang disimbolkan dengan (X

2), yang di ukur dengan menggunakan nilai nominal CSR yang tertera dalam laporan keuangan perusahaan.

 Kepemilikan perusahaan

Kepemilikan institusional yang disimbol dengan (X

2), adalah saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, atau perusahaan lain (permanasari, 2010). Kepemilikan institusional diukur sesuai persentase kepemilikan saham oleh institutsi perusahaan (Tendi Haruman, 2008)

3.4.2 Variabel Dependen

Nilai perusahaan disimbolkan dengan (Y). Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan

menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh James Tobin. Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Jika rasio Q di atas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi,

26

hal ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio Q di bawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Herawaty, 2008).

Rasio Q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomi dalam kekuasaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Copeland (1983), Lindenberg dan Ross (1981) yang dikutip oleh Darmawati (2004) dalam Herawaty (2008), menunjukkan bagaimana rasio Q dapat diterapkan pada masingmasing perusahaan. Mereka menemukan bahwa beberapa perusahaan dapat mempertahankan rasio Q yang lebih besar dari satu. Teori ekonomi mengatakan bahwa rasio Q yang lebih besar dari satu akan menarik arus sumber daya dan kompetisi baru sampai rasio Q mendekati satu. Variabel ini diberi simbol Q. Variabel ini telah digunakan oleh Herawaty (2008), Suranta dan Merdistuti (2004) dan Nurlela dan Islahuddin (2008). Penghitungan menggunakan rumus :

)

(

)

(

D

EBV

D

EMV

q

q = nilai perusahaan

EMV = nilai pasar ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham yang beredar)

D = nilai buku dari total hutang EBV = nilai buku dari total aktiva

27

Equity market value (EMV) diperoleh dari perkalian closing price akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar akhir tahun. Equity book value (EBV) diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total kewajiban. Nilai buku utang (Book Value of Total Liabilities) , elemen ini terdapat pada neraca dimana nilai buku utang sendiri didapat dari kewajiban lancar ditambah dengan kewajiban tidak lancar .

3.5 Metode Analisis

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), CSRt-1, nilai perusahaan dan prosentase kepemilikan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai maximum, mean, dan standar deviasi.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat multikolonieritas dan heteroskedastisitas serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal menurut Ghozali, (2006).

28

Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan analisis grafik, yaitu dengan melihat visual dari normal probability plots dan grafik histogramnya. Terdapat dua dasar pengambilan keputusan pada pengujian normalitas dengan analisis grafik (ghozali, 2006), yaitu: 1) Jika ada normal probability plot data menyebar disekitar garis diagonal atau grafik histrogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka regresi telah memenuhi asumsi normalitas, 2) jika pada normal probability plots data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel independen. Akibat dari adanya multikolinearitas ini adalah

koefisien regresinya tidak tertentu atau kesalahan standarnya tidak terhingga. Multikolinearitas dapat dilihat dengan VIF (variance inflation factor) bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance diatas 0,10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula sebaliknya.

29

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedasitisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dasar analisinya adalah:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yng ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada peroide t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2009). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.

30

2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (di), maka koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl), maka maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.5.3 Analisis Regresi

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik yakni :

Y = α + βX + β X + βX3 + e Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

X = Corporate Social Responsibility

X = CSR t-1

X3 = Kepemilikan perusahaan institusinal

E=Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian  Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression

Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen)

31

(Ghozali, 2006). Variabel perkalian antara CSR (X) dan kepemilikan perusahaan institusional (X ) merupakan variabel moderating oleh karena menggambarkan pengaruh

Kepemilikan perusahaan (X ) terhadap hubungan CSR (X) dan Nilai Perusahaan (Y).

3.6 Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistic apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H diterima. Menurut Ghozali (2006)

a. Koefisien Determinasi

Secara umum Koefisien Determinasi atau r2 digunakan sebagai informasi mengenai kecocokan suatu model. Dalam regresi Koefisien Determinasi ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data asli yang dibuat model. Dalam

Kusumadilaga (2010) Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

32

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan fit. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

1. jika F-hitung < F-tabel, maka model regresi tiidak fit (hipotesis ditolak)

2. jika F-hitung > F-tabel, maka model gerresi fit (hipotesis diterima)

Uji F dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan

significance level 0,05 (α = 5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak, yang berarti model regresi tidak fit. Jika nilai signifikan lebih kecil dari α maka hipotesis diterima, yang berarti bahwa model regresi fit.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

1. Jika t-hitung < t-tabel, maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis ditolak).

2. Jika t-hitung > t-tabel, maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis

33

diterima). Uji t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masingmasing variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan significance level 0,05 (α = 5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), yang berarti secara

individual variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari α maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan), berarti secara individual variabel independent mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel depend.

50

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa :

1. Variabel CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Variabel CSRt-1 tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan 3. Variabel Prosentase Kepemilikan perusahaan tidak mempengaruhi nilai

perusahaan

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

1. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian hanya dari perusahaan manufaktur yang berjumlah 16 perusahaan dengan tahun pengamatan pada tahun 2011 dan 2012.

2. Sulitnya peneliti dalam memperoleh data annual report yang dipublikasikan dalam situs internet.

51

3. Terdapat unsur subjektifitas dalam menentukan indeks pengungkapan, karena tidak ada suatu ketentuan baku yang dijadikan standar dan acuan, sehingga penentuan indeks untuk indikator dalam kategori yang sama dapat berbeda antar setiap peneliti.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut.

1. Dapat menambah variabel independen yang terkait dengan

pengungkapan CSR seperti, kepemilikan manajemen, Good Corporate Governance (GCG), dan lain-lain.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan mengungakan seluruh perusahaan dengan sampel yang lebih banyak dan memperpanjang masa

pengamatan.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang berbeda, tidak hanya menggunakan perusahaan manufaktur saja serta memperluas rentang waktu penelitian sehingga diharapkan lebih mampu melakukan generalisasi pada hasil penelitian.

1

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Fr. R. R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. 23-26 Agustus.

Copeland, Thomas E, dan Weston, J. Fred. (1983), “Financial Theory dan Corporate Policy, 2nd Ed.” Reading Mass: Addison-Wesley.

Darwin, Ali (2006) Sustainability Reporting/ Laporan Keberlanjutan. Makalah disajikan pada Kuliah Perdana di Banda Aceh: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unsyiah, 1 September 2006

Diyah, Pujiati dan Widanar, Erman. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura, Vol. 12. No.1, h. 71-86

Gunawan, Barbara dan Suharti Sri Utami. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility dalam Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 7, Nomor 2, hlm 174-185. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta

Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.

Gray, Rob; Reza Kouhy and Simon Lavers. 1995. Corporate Social and Environmental Reporting: A Review of Literature and a Longitudinal Study of UK Disclosure. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 8, No. 2, p. 47-77

Hackston, David and Markus J. Milne. 1996. Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 9, No. 1, p. 77-108 Hartanti, Dwi (2006) Makna Corporate Social Responsibility: Sejarah dan

Perkembangannya. Economics Business & Accounting Review. Edisi III/ September-Desember.

Haruman, Tendi. 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak

2

Herawati, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating Variabel dari Pengaruh Earning Management terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak Jensen, M. and Meckling, W. 1976. „„Theory of the firm: managerial behavior,

agency costs and ownership structure’’, Journal of Financial Economics, Vol. 3, pp. 305-60.

Junaidi, Muhammad AR (2006) Pengaruh Kepemilikan Manajemen dan

Kebijakan Hutang Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Thesis, Unsyiah.

Kuntari, Y. dan A. Sulistyani, 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Indeks Letter Quality (LQ 45) Tahun 2005. ASET. Volume 9 Nomor 2. Agustus : 494-515.

Lusiana, Nanan. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, Dan Dewan Komisaris

Independen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Semarang.

Lindensberg, E.B, and S.A, Rosse. 1891. Tobin’s Q Ratio And Industrial

Organization, Jurnal Of Business. 1-32

Magdalena, N. dan Herlina. 2008. Pengembangan Value-Based Management Melalui Corporate Social Responsibility dan Premiumisation sebagai Strategi Menembus Persaingan Pasar Masa Depan. Kumpulan Makalah National Conference UKWMS.

Nurlela dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Paranita, E. S. 2007. Analisis Pengaruh Inseder Ownership, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. ASET. Volume 9 Nomor 2. Agustus : 464-493.

Permanasari, Wien Ika. 2010. pengaruh kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Skripsi S1 UNDIP.

Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar, 26-28 Juli.

3

Retno, Reni anggraini Fr (2006) Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus.

Sayekti, Y. dan Wondabio, L. S. 2007 . Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient. Kumpulan Makalah SNA X.

Suharto, Edi. 2010. CSR & COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan Di Era Globalisasi. Bandung: Alfabeta.

Suharli, Michell. 2002. Studi Empiris terhadap Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Maksi, Volume 6 Nomor 1. Januari : 23-41.

Suranta, E. dan Merdistuti, P. P. 2004. Income Smoothing, Tobin’s Q, Agency

Problem dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar Bali, 2-3 Desember.

Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Frofitabilitas Sebagai Variabel Modetaring. Skripsi S1 akuntansi UNDIP

Yuniarti, Emylia (2003) Pengungkapan Informasi Pertanggung jawaban Sosial Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. Vol 1, No.2: 240-252.

Wahyudi, Untung dan Prasetyaning, Hartini Pawestri Implikasi Struktur

Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan : Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX.

Padang 23-26 Agustus.

Apriyanto, & Dhyah, pengaruh kepemilikan manajerial, institusional dan csr terhadap nilai perusahaan manufaktur di bei 2008-2010. Diakses tanggal 20 Mei 2014 dari

http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/1796/60/270

. 2014. Cara melakukan uji normalitas dengan SPP 17.0. diakses tanggal 18 mei 2014. Dari http://idmatgokil.wordpress.com/2011/01/23/cara-melakukan-uji-normalitas-dengan-spss-17-0/

2014. Pengujian hipotesis distribusi uji T dan F pada model regresi berganda. Diakses tanggan 19 mei 2014 dari

http://titaviolet.wordpress.com/2009/07/17/pengujian-hipotesis-distribusi-uji-t-dan-f-pada-model-regresi-berganda/.

www.google.com

Dokumen terkait