• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Nilai Prescribed Daily Dose (PDD)

Dari peresepan antibiotika yang diberikan pada 44 pasien anak, diperoleh data hasil perhitungan Prescribed Daily Dose (PDD). Dalam perhitungan nilai PDD, total lama perawatan dihitung per subjek penelitian. Tabel berikut merupakan tabel yang menunjukkan nilai Prescribed Daily Dose (PDD). Nilai PDD dikategorikan berdasarkan berat badan masing – masing pasien anak.

Pembagian kategori berat badan disesuaikan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Porta (2012) dengan membagi kelompok menjadi tiga kategori, yaitu pasien dengan berat badan < 10 kg, pasien dengan berat badan 10 – 25 kg, dan pasien dengan berat badan > 25 kg.

Tabel IV. Nilai Prescribed Daily Dose (PDD) beserta kode Anatomical

Therapeutic Chemical (ATC).

Nama antibiotika

Kode ATC Kategori berat badan (kg) Nilai PDD (gram/hari) Total nilai PDD (gram/hari) Kotrimoksazol J01EE03 <10 - 1,44 10-25 0,56 >25 0.88 Amoksisilin J01CA04 <10 0,20 1,05 10-25 0,38 >25 0,47 Kloramfenikol J01BA01 <10 - 0,29 10-25 0,29 >25 - Metronidazol P01AB01 <10 - 0,56 10-25 - >25 0,56 Total PDD 3,36

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui empat variasi penggunaan antibiotika di Puskesmas Mlati II periode bulan Juli 2012 - Juni 2013 dengan total nilai PDD sebesar 3,36 gram/hari. Jenis antibiotika yang memiliki nilai PDD paling tinggi adalah kotrimoksazol dengan total nilai sebesar 1,44 gram/hari. Nilai PDD untuk antibiotika kotrimoksazol berdasarkan kategori berat badan (<10 kg, 10-25 kg, >10 kg) yaitu 0 gram/hari, 0,56 gram/hari, dan 0,88 gram/hari. Pada kategori berat badan < 10 kg memiliki nilai 0 gram/hari karena selama periode penelitian tidak terdapat pasien yang memiliki berat badan kurang dari 10 kg. Hasil nilai PDD kotrimoksazol yang diperoleh terus mengalami peningkatan

seiring dengan bertambahnya berat badan pasien anak. Hal ini sesuai karena berat badan dapat mempengaruhi dosis yang diresepkan, semakin tinggi berat badan pasien anak yang menerima terapi antibiotika maka nilai PDD juga akan semakin meningkat. Metode PDD dipengaruhi oleh berat badan pasien sehingga apabila karakteristik pasien di tempat penelitian menunjukkan keadaan overweight maka hal ini akan menyebabkan nilai PDD cenderung semakin besar (Bro and Mabeck, 1986). Dalam perhitungan dengan PDD berat badan merupakan salah satu variabel yang penting dalam pertimbangan untuk memberikan dosis yang sesuai untuk pasien anak. Pada pasien anak dengan dengan umur yang sama namun memiliki berat badan yang berbeda, dosis yang diberikan juga berbeda (WHO, 2003).

Dalam penelitian ini, antibiotika amoksisilin merupakan antibiotika kedua terbesar yang digunakan. Nilai PDD antibiotika amoksisilin berdasarkan kategori berat badan (<10 kg, 10-25 kg, >10 kg) yaitu 0,20 gram/hari, 0,38 gram/hari, dan 0,47 gram/hari. Nilai PDD antibiotika amoksisilin juga mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya berat badan pasien anak. Amoksisilin merupakan antibiotika golongan beta laktam (penisilin) merupakan antibiotika kedua tertinggi yang paling banyak diresepkan. Hal tersebut dikarenakan antibiotika penisilin sangat efektif baik terhadap bakteri gram positif seperti Enterokokus maupun negatif seperti E. coli, salmonella, N. Meningitis, Diplokokus pneumonia sehingga penisilin banyak dipilih sebagai first line therapy dan terapi empiris berbagai jenis penyakit (Kemenkes, 2011).

Jenis antibiotika yang ketiga adalah metronidazol. Selama periode penelitian, pasien yang mendapatkan terapi antibiotika metronidazol hanya satu pasien sehingga nilai PDD yang diperoleh untuk antibiotika metronidazol berdasarkan kategori berat badan (<10 kg, 10-25 kg, >25 kg) yaitu 0, 0, 0,56 gram/hari. Pada kategori berat badan < 10 kg dan 10–25 kg nilai PDD yang diperoleh adalah 0 gram/hari karena karena selama periode penelitian tidak terdapat pasien anak yang memiliki berat badan < 10 kg dan 10–25 kg sehingga nilai PDD tidak dapat dihitung. Metronidazol merupakan golongan imidazol yang spesifik untuk bakteri anaerob dan paling aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif seperti bacteroides dan fusobacterium. Metronidazol bisa digunakan melalui rute intravena, oral maupun rektal (Rudolph, et al, 2003).

Jenis antibiotika terakhir dihitung adalah kloramfenikol. Selama periode penelitian, pasien yang mendapatkan terapi antibiotika kloramfenikol hanya satu pasien sehingga nilai PDD yang diperoleh untuk antibiotika metronidazol berdasarkan kategori berat badan (<10 kg, 10-25 kg, >25 kg) yaitu 0, 0,29 gram/hari, 0. Pada kategori berat badan < 10 kg dan >25 kg nilai PDD yang diperoleh adalah 0 gram/hari karena karena selama periode penelitian tidak terdapat pasien yang memiliki berat badan < 10 kg dan > 25 kg sehingga nilai PDD tidak dapat dihitung. Kloramfenikol merupakan antibiotika golongan ampenikol yang bekerja dengan mengikat sub unit ribosom 50S dan menghambat peptidiktransferase dalam sintesis protein. Kloramfenikol dapat bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter dan S. aureus, sedangkan pada S.

pneumoniae, N. meningitis dan H. influenza kloramfenikol bersifat bakterisidal (Sosa et al, 2010).

Berdasarkan berat badan, dapat diketahui juga untuk kategori berat badan 10 – 25 kg, nilai PDD yang diperoleh untuk ke empat jenis antibiotika adalah kotrimoksazol (0,56 gram/hari), amoksisilin (0,39 gram/hari), kloramfenikol (0,28 gram/hari), sedangkan untuk jenis metronidazol tidak dapat dihitung karena tidak ditemukan peresepan untuk kategori berat badan tersebut. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa kotrimoksazol memiliki nilai PDD paling besar dengan lama perawatan paling lama yaitu selama 7 hari, sedangkan amoksisilin berada diurutan terbesar kedua dengan lama perawatan paling lama yaitu 6 hari, dan antibiotika kloramfenikol dengan lama perawatan yaitu 3 hari. Pada kategori berat badan >25 kg, nilai PDD yang diperoleh untuk ke empat jenis antibiotika adalah kotrimoksazol (0,88 gram/hari), amoksisilin (0,47 gram/hari), metronidazol (0,56 gram/hari), sedangkan untuk antibiotika kloramfenikol tidak dapat dihitung karena tidak ditemukan peresepan untuk kategori berat badan tersebut. Dari hasil tersebut diketahui bahwa kotrimoksazol memiliki nilai PDD paling besar dengan lama perawatan paling lama yaitu 5 hari, antibiotika metronidazol dengan lama perawatan paling lama yaitu 7 hari dan antibiotika amoksisilin dengan lama perawatan paling lama yaitu 5 hari.

Penelitian serupa yang pernah dilakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Porta (2012) tentang membandingkan peresepan antibiotika pada pasien pediatrik dan neonatus di empat rumah sakit dari tiga negara yang ada di Eropa. Hasil dari penelitian oleh Porta (2012) menunjukkan bahwa nilai PDD tidak selalu

meningkat seiring dengan bertambahnya berat badan pasien sehingga, diketahui hasil penelitian ini berbeda dengan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Porta (2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Porta menunjukkan bahwa untuk antibiotika golongan beta laktam (penisilin) pada rumah sakit kedua dan rumah sakit ketiga tidak menunjukkan bahwa nilai PDD terus meningkat seiring dengan bertambahnya berat badan pasien.

Metode PDD yang digunakan dalam penelitian ini tidak dapat menggambarkan secara penuh dari keseluruhan parameter rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien anak, sehingga perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam mengenai rasionalitas penggunaan antibiotika dengan evaluasi secara kualitatif melalui metode Gyssens ataupun metode Drug Related Problem (DRPs) untuk mengevaluasi ketepatan penggunaan antibiotika.

38 BAB V

Dokumen terkait