• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. Nilai tambah

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terhadap 30 pohon yang dijadikan sampel untuk penebangan rata tanah yang terdapat di blok II sampai blok VI petak 108 F RPH Brengkok BKPH Tamanan diperoleh nilai tambah rata- rata per pohon dan penambahan volume rata-rata per pohon untuk empat kelas diameter atau kelas keliling, seperti yang tercantum pada Tabel 8 dan perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 1, 2, 3, 4, 5 dan 28. Untuk penebangan konvensional tidak dihasilkan nilai tambah karena tidak adanya penambahan

volume. Nilai tambah yang diperoleh berdasarkan diameter pohon, pertambahan panjang, dan kualita kayu yang bersangkutan.

Tabel 8 menyajikan nilai tambah rata-rata per pohon untuk kelas diameter A, B, C, dan D adalah Rp. 11.382/pohon, Rp. 35.876/pohon, Rp. 58.127/pohon, dan Rp. 119.617/pohon. Sedangkan penambahan volume rata-rata per pohon untuk kelas diameter A, B, C, dan D adalah 0,00599 m3, 0,01888 m3, 0,03059 m3, dan 0,06296 m3. Perbedaan antar kelas diameter yang berdekatan (A dengan B, B dengan C, dan C dengan D), baik untuk penambahan volume rata-rata per pohon maupun untuk nilai tambah menunjukkan peningkatan sekitar dua kali lipat atau lebih.

Tabel 8 Nilai tambah rata-rata per pohon dan penambahan volume rata-rata untuk masing-masing kelas diameter dan kelas kelerengan

Kelas diameter / keliling (cm) Topografi (%) Nilai tambah (Rp/pohon) Penambahan volume (m3) A (15,9-31,8 / 50-100) Datar (0-8) 11.382,19 0,00599 B (32,1-47,7 / 101-150) Landai (9-15) 35.875,71 0,01888 C (48,1-63,7 / 151-200) Datar (0-8) 58.127,12 0,03059 D (63,7 Up / 200 Up) Datar (0-8) 119.616,80 0,06296

Grafik nilai tambah rata-rata per pohon dan penambahan volume rata-rata per pohon untuk masing-masing kelas diameter dan kelas kelerengan disajikan pada Gambar 8 dan 9.

Gambar 8 Nilai tambah bersih rata-rata per pohon untuk masing-masing kelas keliling. 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000

A (Datar) B (Landai) C (Datar) D (Datar) Kelas keliling (cm) dan T opografi (%) NT (Rp./pohon)

Gambar 9 Penambahan volume rata-rata per pohon untuk masing-masing kelas keliling.

Nilai tambah rata-rata semua pohon contoh (30 sampel) dan penambahan rata-rata volume rata-rata untuk semua pohon contoh (30 sampel), tersaji pada Tabel 9. Setelah dilakukan pengujian dengan analisis ragam terhadap nilai tambah rata-rata untuk ke empat kelas diameter, maka didapat hasil seperti yang tercantum pada Tabel 10 dan selengkapnya disajikan pada Lampiran 2, 3, 4 dan 5. Berdasarkan hasil pengujian dengan analisis ragam terhadap nilai tambah rata-rata per pohon untuk ke empat kelas diameter, maka didapat F Hitung yang lebih besar dari F Tabel untuk (α = 0,05). Dengan demikian teknik penebangan rata tanah memberikan pengaruh terhadap nilai tambah rata-rata per pohon untuk empat kelas diameter, berarti nilai tambah kelas diameter A < B < C < D, pada tingkat sangat nyata untuk (α = 0,05).

Tabel 9 Nilai tambah rata-rata dan penambahan volume rata-rata untuk semua pohon contoh pada penebangan rata tanah

Penebangan rata tanah

Nilai tambah 30 pohon contoh (Rp/pohon) Penambahan volume (m3/pohon)

Rp. 52.026/pohon 0,02738 m3/pohon 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07

A (Datar) B (Landai) C (Datar) D (Datar)

Kelas keliling (cm) dan topografi (% ) penambahan

volume (m3/pohon)

Tabel 10 Analisis ragam untuk kelas diameter A, B, C dan D

Sumber keragaman db JK KT F hitung F tabel

A lawan B 1 2,393 × 109 2,393 × 109 8,93 4,60

Antar A dan antar B 14 3,640 × 109 2,680 × 108

Total 15

A lawan C 1 8,736 × 109 8,736 × 109 23,35 4,60

Antar A dan antar C 14 5,24 × 109 3,742 × 108

Total 15

A lawan D 1 4,017 × 1010 4,017 × 1010 75,44 4,75 Antar A dan antar D 12 6,390 × 109 5,325 × 108

Total 13

B lawan C 1 1,970 × 109 1,970 × 109 33,39 4,60

Antar B dan antar C 14 8,260 × 109 5,90 × 108

Total 15

B lawan D 1 2,404 × 1010 2,404 × 1010 30,66 4,75 Antar B dan antar D 12 9,410 × 109 7,842 × 108

Total 13

C lawan D 1 1,294 × 1010 1,294 × 1010 13,99 4,75 Antar C dan antar D 12 1,110 × 1010 9,250 × 108

Total 13

Dengan demikian teknik penebangan rata tanah memberikan keuntungan yang lebih besar apabila digunakan pada pohon jati dengan diameter besar, tetapi bukan berarti teknik penebangan rata tanah tidak boleh dipakai untuk pohon jati dengan kelas diamter A (15,9-31,8 cm). Nilai tambah rata-rata per pohon untuk RPH Brengkok adalah Rp. 52.026/pohon, dengan penambahan volume rata-rata per pohon adalah 0,02738 m3/pohon, dan penambahan panjang rata-rata per pohon adalah 14 cm. Penambahan panjang rata-rata per pohon adalah 14 cm diharapkan dapat memberikan penambahan pendapatan bagi perusahaan. Namun apabila penambahan panjangnya lebih besar dari 14 cm, maka keuntungan yang diperoleh akan bertambah lebih besar. Karena pada harga kayu tertentu (khususnya Jati), semakin besar volume kayu maka akan semakin besar pendapatan perusahaan.

5.4. Keuntungan

Keuntungan merupakan selisih besarnya pendapatan dengan biaya. Hasil analisis yang berkaitan dengan besarnya keuntungan yang diperoleh pihak perusahaan pada kegiatan penebangan konvensional dan rata tanah disajikan pada Tabel 11. Hasil perhitungan secara lengkap tersaji pada Lampiran 15,16 dan 17. Tabel 11 Keuntungan produksi tebangan A2 Jati pada kegiatan penebangan

konvensional dan rata tanah Penebangan Pendapatan (Rp/tahun) Biaya (Rp/tahun) Keuntungan (Rp/tahun) Konvensional 7.081.003.037 291.879.986,20 6.789.123.051 Rata Tanah 7.299.096.321 314.532.791,30 6.984.563.530

Penerimaan pendapatan yang diperoleh Perum Perhutani KPH Nganjuk berasal dari produksi hasil hutan, baik produksi hasil hutan kayu maupun hasil hutan non kayu. Produksi hasil hutan kayu berasal dari produksi tebangan, baik produksi tebangan A2 Jati, A2 rimba, tebangan B maupun tebangan E atau penjarangan. Sedangkan produksi hasil hutan non kayu berupa pemungutan daun kayu putih untuk dijadikan minyak kayu putih

Penerimaan pendapatan pada teknik penebangan rata tanah lebih besar dari pada konvensional. Hal ini disebabkan karena pada teknik penebangan rata tanah ada penambahan volume produksi tebangan. Dengan penambahan volume rata- rata sebesar 0,02738 m3/pohon dan rata-rata m3 per pohon sebesar 0,888 m3/pohon maka diperoleh peningkatan produksi tebangan sebesar 3,08 % per tahun. Peningkatan produksi tebangan sebesar 3,08 % per tahun per KPH apabila dikalikan dengan produksi tebangan A2 Jati pada tahun 2008 adalah sebesar 3228,281 m3/tahun, maka diperoleh peningkatan sebesar 99,431 m3/tahun/KPH dan penambahan pendapatan sebesar Rp. 218.093.284/tahun/KPH. Peningkatan produksi tebangan A2 Jati sebesar 3,08 % per tahun per KPH diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

Biaya yang dikeluarkan pada teknik penebangan rata tanah lebih besar dari pada konvensional. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan volume produksi tebangan maka akan menambah biaya. Biaya pada kegiatan penebangan

konvensional dan rata tanah sampai Tempat Penimbunan Kayu (TPK) merupakan biaya yang berasal dari penebangan pohon (upah tebang), biaya pembagian batang menjadi sortimen-sortimen (upah bikin), biaya untuk uang makan mandor tebang, biaya penyaradan dan biaya pengangkutan. Besarnya masing-masing biaya mengacu pada tarif upah. Penambahan volume produksi tebangan per tahun sebesar 3,08 % per KPH atau setara dengan 99,431 m3/tahun/KPH, maka penambahan biaya adalah sebesar Rp. 22.652.805,10/tahun/KPH.

Besarnya keuntungan yang diterima perusahaan pada kegiatan penebangan rata tanah lebih besar dari penebangan konvensional. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan volume produksi tebangan, maka akan menambah keuntungan. Besarnya selisih keuntungan yang diterima perusahaan pada penebangan rata tanah adalah Rp.195.440.479/tahun/KPH.

Dokumen terkait