DATA DAN ANALISIS
3. Nilai terkait adat
Hukum Adat -Ngahuma menjadi mata pencaharian wajib dengan menggarap huma serang, puun, dan tangtu
-dilarang menggunakan alat elektronik -dilarang menggunakan alas kaki
-dilarang menggunakan sabun mandi, odol, dan deterjen -dilarang menggunakan kendaraan
- dilarang poligami
-dilarang memiliki perhiasan emas dan dilarang merokok
-dilarang membuka warung
Upacara Adat -Ngalaksa, Kawalu, dan Seba merupakan upacara adat wajib bagi seluruh Masyarakat Baduy
-Hajatan pernikahan dalam sistem Baduy Dalam yaitu dijodohkan oleh orangtua dan Puun
58
Tabel 11 Karakteristik Bioregion Baduy Dalam (lanjutan)
Kriteria Nilai
Penting Karakteristik Bioregion Baduy Dalam
-Upacara adat berkaitan dengan kegiatan ngahuma yaitu upacara ngaseuk, upacara narawas, upacara ngored, upacara ngirab sawan, upacara panen
Pakaian Adat -Hanya dua warna yaitu hitam dan putih
-Pakaian dijahit dengan menggunakan jarum dan tidak menggunakan kancing
-Ikat kepala (telekung) berwarna putih
-Wanita menggunakan kebaya dengan selendang seperti samping
-Laki-laki menggunakan sarung yang dilipat Arsitektur Rumah
Adat -Bentuk arsitektur rumah adat yaitu rumah panggung dan memiliki ukuran yang sama -Saat pembangunan rumah, kontur tanah tidak diubah
dibiarkan sesuai kontur aslinya -Fondasi rumah terbuat dari batu kali
-Dalam proses pembangunan rumah tidak menggunakan paku dan alat modern, hanya menggunakan pasak dan tali dari bambu/rotan
-Hanya terdapat satu pintu yang menghadap utara/selatan dan tidak memiliki jendela
-Bentuk bilik sederhana, tidak menggunakan corak -Lantai rumah hanya menggunakan bambu
-Tata ruang rumah terdiri dari golodog di bagian depan, sosoro, tepas, imah, dan parako
-Dilarang menambahkan variasi pada semua bagian rumah
-Posisi rumah tidak boleh menghalangi rumah Puun dan bale adat
Naratif -Pantun di Baduy Dalam dijadikan sebagai pedoman hidup dalam berperilaku sehari-hari, sebagai alat pengajar orangtua Baduy kepada anak-anaknya.
-Pantun ini juga mendeskripsikan tempat tertentu yang perlu dijaga kelestariannya yaitu pemukiman, leuweung lembur, leuweung kolot/larangan, dan sungai
Produk Seni -Produk seni yang dihasilkan di Baduy Dalam yaitu kain tenun, alat tenun, hulu, surung, telekung, angklung, kecapi, karinding, kumbang, tarawelet, kolecer, golok, tas koja, dan jarog. Produk dibuat dengan material lokal dengan izin dari Puun
Sumber: Iman (2011), Iskandar (2012), Kurnia dan Sihabudin (2012), Permana (2010)
59
Analisis Bioregional
Unit Bioregion
Bioregional terdiri dari empat unit ruang yang tersusun secara hierarki berjenjang atau bertingkat. Menurut Kim et al (2000) dalam Pramukanto (2004) menyebutkan bahwa unit bioregion merupakan perwakilan wilayah pada hierarki teratas yang didefinisikan berdasarkan karakteristik homogenitas wilayah iklim, elevasi, distribusi vegetasi, batas daerah aliran sungai utama, topografi, dan geologi. Pengklasifikasian unit bioregional dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan karakteristik alam yang membentuk Kampung Cempaka Putih, Gajeboh, Marengo, dan Balimbing.
Klasifikasi unit bioregion Kampung Baduy Luar dan Dangka ini, diinisiasi dengan melihat karakteristik topografi. Berdasarkan karakteristik topografi dapat diketahui wilayah tangkapan air (DAS), pada setiap DAS memiliki kesamaan karakteristik alam, namun berbeda antara satu DAS dengan DAS lainnya. Oleh karena itu, pembagian ruang untuk unit bioregion pada tapak berdasarkan atas daerah aliran sungai utama. Berdasarkan (Tabel 12) dan (Gambar 18) yang terdapat pada aspek hidrologi, maka terdapat 11 DAS yang membagi wilayah Banten ke dalam unit-unit wilayah bioregion secara merata.
Tabel 12 Daftar DAS di Provinsi Banten
No. Nama DAS Luas (ha)
1. DAS Ciujung 236546,37 2. DAS Cibanten 75343,89 3. DAS Cidananu 36352,09 4. DAS Cibungur 72141,91 5. DAS Ciliman 100354,56 6. DAS Cikeruh 43456,31 7. DAS Cibaliung 97117,11 8. DAS Cihara 26150,43 9. DAS Cisiih 18382,81 10. DAS Cimadur 33925,29 11. DAS Cibareno 53312,27
Pada (Gambar 28) menunjukkan bahwa Kampung Baduy Luar dan Dangka yang terdiri dari Kampung Cempaka Putih, Gajeboh, Marengo, dan Balimbing termasuk dalam bagian dari unit bioregion DAS Ciujung. Pada tingkatan DAS wilayah di dalamnya, Kampung Baduy Luar dan Dangka ini memiliki karakter yang berbeda dan dapat dibedakan dengan wilayah bioregion lainnya.
61
Unit Lanskap
Unit Bioregion DAS Ciujung tersusun berdasarkan unit-unit lanskap yang memiliki keunikan karakteristik yang dapat dibedakan berdasarkan batas Sub DAS, jenis tanah, dan lereng. Menurut Kim et al (2000) dalam Pramukanto (2004), unit lanskap di dalam bioregion merupakan representasi karakteristik Sub DAS yang mencakup wilayah homogen dan dicirikan melalui lereng, penggunaan lahan, serta atribut sosial budaya komunitas masyarakat, seperti lifestyle dan etnis. Unit lanskap dalam penelitian ini dapat diketahui dengan melakukan klasifikasi Sub DAS yang terdapat pada Kampung Cempaka Putih, Gajeboh, Marengo, dan Balimbing. Sub DAS ditentukan dengan mendelineasi batas punggung bukit (ridgelines) pada garis kontur yang terdapat pada peta topografi (Gambar 15), sehingga dapat ditentukan punggung bukit sebagai pemisah yang mengapit lembah. Dari hasil klasifikasi tersebut terdapat 20 Sub DAS yang dapat dibedakan (Gambar 20). Kemudian pada 20 Sub DAS tersebut didelineasi kembali berdasarkan perbedaan jenis tanah (Gambar 17). Dalam lokasi penelitian ini formasi geologi dan jenis tanah yang ada hanya satu jenis, sehingga dari hasil pengklasifikasian dengan jenis tanah didapatkan 20 Sub DAS, yang terbagi menjadi 20 unit. Hal terakhir dalam menentukan unit lanskap dilakukan klasifikasi kemiringan lahan pada 20 unit yang terdapat pada Kampung Baduy Luar dan Dangka. Berdasarkan peta kemiringan lahan yang terdapat pada (Gambar 15) maka 20 unit tersebut terbagi kembali menjadi 79 sub unit (Gambar 29). Unit lanskap yang terbentuk menjadi 79 sub unit, masing-masing unit pada 79 sub unit lanskap merupakan wilayah yang memiliki karakteristik homogen yang dapat dibedakan dengan unit lanskap lainnya.
Unit Tempat
Unit tempat dalam bioregion menurut Kim et al (2000) dalam Pramukanto (2004) merupakan hierarki terendah pada subdivisi bioregion yang dicirikan oleh beberapa komponen yaitu penggunaan lahan, atribut sosial budaya dalam komunitas masyarakat yang meliputi etnis, aspirasi masyarakat, the sense of place,
the meaning of place dan berbagai bentuk nilai-nilai lokal. Hal tersebut menjelaskan bahwa unit tempat merupakan unit terkecil yang menyusun unit bioregion.
Pada penelitian ini, unit tempat disusun atau dibedakan berdasarkan penutupan lahan (landcover) yang ada dalam unit lanskap. Nilai intrinsik yang terkandung dalam unit tempat ini merupakan ekspresi dari unsur fisik (Sub DAS, Tanah, dan Lereng). Penutupan lahan dijadikan sebagai dasar dalam menentukan unit tempat karena penutupan lahan (landcover) dapat menggambarkan suatu aktivitas (budaya) pada Kampung Baduy Luar dan Dangka. Berdasarkan hasil analisis, Kampung Baduy Luar dan Dangka terdeleniasi menjadi 237 unit tempat (Gambar 30).
Hal mendasar yang membedakan antar kelas satu sama lainnya adalah terdapatnya nilai intrinsik tertentu yang menjadikan daerah tersebut memiliki kekhasan atau keunikan. Jones et al (1998) mengidentifikasi enam sumber nilai intrinsik yang terdiri dari pemandangan, sumberdaya alami, sejarah, arkeologi, budaya, dan rekreasi. Namun dalam penelitian ini dilakukan modifikasi terhadap
62
nilai intrinsik berdasarkan Jones et al (1998). Nilai intrinsik yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penutupan lahan (landcover) yang berasal dari interpretasi citra yang telah dilakukan sebelumnya. Nilai intrinsik tersebut menggambarkan hasil interaksi antara faktor biofisik dan budaya yang merepresentasikan unit tempat. Unit tempat tersebut meliputi pemukiman,
64
SINTESIS
Pada tahap sintesis dilakukan evaluasi untuk menyepadankan kriteria karakteristik bioregion Baduy Dalam (Tabel 11) dengan karakteristik bioregion Baduy Luar dan Dangka. Hasil evaluasi karakteristik bioregion Baduy Luar dan Dangka dengan usulan perbaikannya dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Evaluasi Karakteristik Bioregion Baduy Luar dan Dangka dengan Usulan Perbaikan
Kriteria Nilai Penting
Kondisi Baduy Luar dan Dangka saat ini
Usulan Perbaikan Aspek yang masih
diterapkan
Aspek yang mendapat kelonggaran adat 1. Biodiversitas -Keanekaragaman vegetasi
leuweung kolot memiliki keanekaragaman rendah yaitu sebanyak 22 spesies
-Ada beberapa vegetasi yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan penghasil sabun, bahan baku membuat leuit, lisung, imah, pupuk, alat musik tradisional (angklung) dan pestisida alami yang tidak lagi dibudidayakan oleh masyarakat Baduy Luar dan Dangka.
-Membudidayakan kembali jenis vegetasi yang dapat memberikan manfaat ekologi, sosial, ekonomi dan budaya sehingga pengetahuan masyarakat mengenai vegetasi tersebut dapat terkonservasi. -Keanekaragaman vegetasi
reuma memiliki keanekaragaman rendah yaitu sebanyak 32 spesies -Keanekaragaman vegetasi leuweung lembur memiliki keanekaragaman rendah yaitu sebanyak 20 spesies -Keanekaragaman vegetasi
huma memiliki keanekaragaman rendah yaitu sebanyak 17 spesies Namun pada lahan ini juga memiliki keanekaragaman varietas padi lokal yaitu sebanyak 89 varietas sama seperti Baduy Dalam (Iskandar 2012). Tiga varietas padi lokal yaitu pare koneng, pare siang, dan pare ketan lenggasari masih ditanam di Baduy Luar dan Dangka
2. Tata Guna Lahan
Pemukiman Pemukiman berada di sekitar sungai dengan lereng datar dan landai. Pola pemukiman di Baduy Dangka masih
menerapkan prinsip nyulah nyanda (utara-selatan) dan terbagi menjadi:
-Imah Kokolot Lembur (bagian selatan)
-terdapat alun-alun, namun lokasinya tidak menentu dan luasanya sudah semakin sempit
-Saung lisung (bagian utara) -Leuit (bagian utara, barat,
dan selatan)
-Pancuran (bagian timur)
-Alun-alun tidak lagi berada diantara imah kokolot lembur dan saung lisung -Imah warga letaknya
menghalangi imah
kokolot lembur, dan
tidak adanya penataan imah di sebelah timur yang harusnya lebih sedikit dari imah di sebelah barat.
-Perluasan terhadap alun- alun agar kegiatan upacara adat kampung dapat tetap dilaksanakan di lahan ini.
-Penataan posisi imah warga agar tidak menghalangi imah kokolot lembur. -Penataan posisi imah
warga di sebelah timur lebih sedikit
66
Tabel 13 Evaluasi Karakteristik Bioregion Baduy Luar dan Dangka dengan Arahan Perbaikan (lanjutan)
Kriteria Nilai Penting
Kondisi Baduy Luar dan Dangka saat ini
Usulan Perbaikan Aspek yang masih
diterapkan
Aspek yang mendapat kelonggaran adat Leuweung
Lembur
- Leuweung lembur (hutan kampung) berada
mengelilingi pemukiman dan dibudidayakan vegetasi penghasil kayu, buah, dan obat-obatan.
-Mempertahankan kondisi yang ada serta menambah budidaya vegetasi yang dapat memberikan manfaat ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya
- Lahan ini berada di lereng datar, landai, dan agak curam dan terdapat lumbung padi (leuit) dan area pemakaman.
Huma -Lahan huma berada di lereng
landai, agak curam, dan curam
- Tetap mempertahankan kondisi yang ada saat ini -Huma yang dikelola dibagi
menjadi tiga yaitu huma serang, huma tuladan, dan huma panamping -Penanaman padi di ketiga
huma ini tidak dilakukan secara serentak
-Penanaman padi mengikuti garis kontur
Jami -Jami (kebun campuran)
ditumbuhi jenis vegetasi penghasil bumbu dapur, sayuran, dan buah-buahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga warga Baduy.
-Tetap mempertahankan kondisi yang ada saat ini
- Lahan ini berada di lereng landai, agak curam, dan curam
Reuma - Reuma (hutan sekunder tua)
dibudidayakan jenis vegetasi penghasil kayu, buah, dan obat-obatan
- Tetap mempertahankan kondisi yang ada saat ini dan menambah budidaya vegetasi yang dapat memberikan manfaat ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya
-Vegetasi tersebut sengaja dibudidayakan untuk memberikan manfaat konservasi, ekonomi, sosial, dan budaya
-Lahan ini berada di lereng landai, agak curam, dan curam
Leuweung Kolot -Leuweung kolot (hutan
tua/lindung) berada di puncak puncak bukit dan dikhususkan untuk fungsi konservasi yang tinggi
-Tetap mempertahankan dan menjaga kondisi leuweung kolot sebagai hutan lindung di Baduy Luar dan Dangka - Lahan ini berada pada lereng
curam hingga sangat curam - Pemanfaatan dapat
dilakukan pada tanaman penghasil non kayu
67 Tabel 13 Evaluasi Karakteristik Bioregion Baduy Luar dan Dangka dengan
Arahan Perbaikan (lanjutan) Kriteria Nilai
Penting
Kondisi Baduy Luar dan Dangka saat ini
Usulan Perbaikan Aspek yang masih
diterapkan
Aspek yang mendapat kelonggaran adat Leuweung
Larangan
-Leuweung larangan tidak terdapat di Baduy Luar dan Dangka karena hanya terdapat di kawasan Baduy Dalam
3. Nilai terkait adat
Hukum Adat -Ngahuma menjadi mata pencaharian wajib dengan menggarap huma serang, huma tuladan, huma panamping - Dilarang poligami
-Mendapat kelonggaran adat untuk menggarap lahan di luar Baduy -Menggunakan alat
elektronik
-Menggunakan sabun mandi, odol, dan deterjen - Menggunakan
kendaraan
- Sudah menggunakan perhiasan emas dan dapat merokok -Sudah mendirikan
warung
-Membudidayakan vegetasi penghasil sabun seperti Areuy leuksa dan Ki caang sehingga penggunaan sabun, odol, dan deterjen dapat dikurangi
Upacara Adat -Ngalaksa, Kawalu, dan Seba merupakan upacara adat wajib bagi seluruh Masyarakat Baduy
-Namun di Baduy Luar dan Dangka, pihak laki- laki dapat mencari calon pasangannya sendiri
-Kelonggaran adat masih diperbolehkan
-Hajatan pernikahan dalam sistem Baduy Luar dan Dangka sama seperti Baduy Dalam yaitu dijodohkan oleh orangtua dan Kokolot lembur
-Sunatan dilaksanakan secara massal
- Upacara adat berkaitan kegiatan ngahuma masih dilaksanakan
Pakaian Adat -Pakaian masih dijahit menggunakan tangan
-Menggunakan warna hitam/biru tua
-Membudidayakan jenis vegetasi yang dapat memberikan fungsi sebagai pewarna alami untuk pakaian. -Ikat kepala (telekung)
berwarna biru tua - Wanita menggunakan
kebaya hitam/biru tua dengan selendang batik - Laki-laki menggunakan
celana pendek
- Namun sudah banyak juga yang
menggunakan pakaian siap pakai
- Pewarna pakaian sudah menggunakan pewarna kimia seperti wantex
68
Tabel 13 Evaluasi Karakteristik Bioregion Baduy Luar dan Dangka dengan Arahan Perbaikan (lanjutan)
Kriteria Nilai Penting
Kondisi Baduy Luar dan Dangka saat ini
Usulan Perbaikan Aspek yang masih
diterapkan
Aspek yang mendapat kelonggaran adat
Arsitektur Rumah Adat
-Bentuk arsitektur rumah adat yaitu rumah panggung
-Saat pembangunan rumah kontur tanah diratakan sesuai keinginan
-Membudidayakan jenis vegetasi penghasil kayu dan bambu yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan rumah
-Penataan posisi imah agar tidak menghalangi imah kokolot lembur -Penataan imah di sisi timur lebih sedikit dari bagian barat
-Fondasi rumah dari batu kali -Lantai rumah menggunakan
bambu
-Setiap bagian rumah dibuat dengan menggunakan material lokal
-Dalam proses pembangunan rumah menggunakan paku dan alat modern
-Terdapat lebih dari satu pintu
- Bilik menggunakan corak
-Tata ruang rumah terdiri dari tepas, pendeng, tengah imah, goah, parako, dan golodog di bagian utara -Adanya variasi
tambahan untuk semua bagian rumah
-Posisi imah bebas namun sesuai dengan arah utara-selatan Naratif -Pantu masih dijadikan
pedoman hidup dalam perilaku sehari-hari dan sebagai alat pengajar orangtua kepada anaknya
-Tetap mempertahankan pantun sebagai alat pengajar orangtua pada anaknya agar nilai adat dapat berkelanjutan.
- Pantun juga
mendeksripsikan tempat tertentu yang perlu dijaga kelestariannya yaitu leuweung lembur, leuweung kolot dan sungai
Produk Seni - Produk seni yang masih dibuat dengan material lokal yaitu kain tenun, alat tenun, hulu, surung, angklung, kecapi, suling, toleot (suling kecil), golok, tas koja, dan jarog.
- Bahan baku angklung diambil dari leuweung lembur yang ada di Baduy Dalam
- Bahan baku kain tenun ada yang didatangkan dari luar Baduy - Kain telekung di Baduy
Luar dan Dangka didatangkan dari luar Baduy
- Produk seni lain yang dibuat dengan bahan baku dari luar baduy yaitu gamelan dan rendo
- Membudidayakan jenis vegetasi yang digunakan sebagai bahan baku produk seni, seperti Awi temen yang dijadikan sebagai bahan baku membuat angklung
69
KONSEP DAN PENGEMBANGAN