Produksi Susu (Liter)
4. Nilai Tukar Peternak (NTP)
Menurut sumber Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan bahwa ; Nilai Tukar Peternak (NTP) hingga akhir tahun 2015 sebesar 103,67 atau 84,95% dari porsi sasaran yaitu 121,61. Sub sektor Peternakan terdiri dari atas ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak. Kemampuan daya beli peternak dilihat dari Nilai Tukar Peternak, yang merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima peternak terhadap indeks harga yang dibayar peternak. Sub sektor peternakan juga mengalami penurunan NTP dan NTUP (Nilai Tukar Usaha Pertanian), untuk sub sektor peternakan pada bulan Desember 2015, jika dibandingkan dengan bulan Desember 2015 mengalami penurunan
masing-masing sebesar 0,83 persen dan 0,30 persen. Penurunan NTP dan NTUP tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh adanya kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (lt) yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar.
Penurunan lt terjadi pada sub kelompok ternak besar, ternak kecil dan hasil ternak dimana masing-masing mengalami turun sebesar 1,20 persen; 0,75 persen dan 0,52 persen. Kenaikan harga tertinggi pada komoditi hasil ternak adalah telur itik. Selanjutnya untuk ternak besar, unggas dan ternak kecil penurunan harga terjadi pada kerbau, ayam ras petelur dan kambing.
5. Pengembangan Kawasan Peternakan.
1) Pengembangan Kawasan Ternak Perah, salah satunya adalah mengukur persentase peningkatan produksi susu kerbau rawa. Lokasi pengembangan kerbau rawa tipe perah ini berada di Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Ternak kerbau tipe perah ini merupakan Plasma Nutfah Provinsi Sumatera Selatan dan Nasional yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian R.I. Nomor : 694/Kpts/PD.410/2/2013 tanggal 13 Pebruari 2013. Tentang Penetapan Rumpun Kerbau Pampangan. Selanjutnya juga bahwa telah ditetapkan
SK. Bupati Ogan Komering Ilir Nomor : 320 / TAHUN /2014 tanggal 3 Juni 2014, Tentang Pelestarian Kerbau Pampangan.
Adapun populasi khusus kerbau rawa tipe perah ini sebanyak 5.571 ekor di Kabupaten OKI (Kecamatan Pampangan, Jejawi, Pangkalan Lampam) dan 3.642 ekor di Kabupaten Banyuasin (Kecamatan Rambutan).
Berdasarkan analisa pengolahan data pada kerbau tipe perah ini (kerbau rawa) dengan populasi kerbau rawa 9.213 ekor, dengan jumlah betina dewasa 3.180 ekor (angka parameter 34,52% betina dewasa). Target peningkatan produksi susu kerbau rawa sebesar 10 % atau (46.216 liter), maka selama kegiatan pemeliharaan tahun 2015 diperoleh realisasi sebesar 44.525 liter atau mencapai 9,63 % terhadap tahun sebelumnya. Upaya peningkatan produksi terus dilakukan antara lain Pembangunan Pusat Pengembangan Kerbau Rawa di Desa Rambutan Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin ditahun 2015 – 2018 dengan luas lahan seluas 20 Hektar.
2) Pengembangan Kawasan Ternak Itik, Telah dilaksanakan melalui Survey dan Monitoring Evaluasi terhadap kegiatan pembibitan Itik Pegagan sebagai Plasma Nuffah, diperoleh bahwa lokasi penangkaran Itik yang ada sekarang berlokasi di Desa Srijabo Dusun Sri Mulya Kecamatan Tanjung Raja Ogan Ilir. Kegiatan tersebut bekerjasama dengan pihak LIPI dan BPTP Sum-Sel. Selanjutnya di Tahun 2015 Dinas Peternakan telah melaksanakan kegiatan unit penangkaran Kelompok Itik Pegagan bekerja sama dengan Kelompok Tani Mandiri dan Universitas Sriwijaya. Pada kegiatan tersebut dialokasikan anggaran berupa pengadaan bibit Itik pegagan, mesin tetas, pembinaan kelompok dan pengawalan dan perencanaan dari pihak Universitas Sriwijaya, sampai mencapai siklus satu priode hidupnya Itik Pegagan tersebut dan mempunyai keturunan baru. Pembinaan kelompok penting untuk dilakukan, guna menjaga keberlanjutan usaha beternak Itik yaitu
melalui Pelatihan Teknologi Pakan Itik, managemen kelompok, penggunaan mesin tetas, seleksi bibit dan sebagainya.
Produksi telur khusus Itik Pegagan di Kawasan Sentra Ternak Itik Pegagan Kabupaten Ogan Ilir cukup baik, dengan populasi sebanyak 430.000 ekor yang tersebar di Kecamatan Pemulutan, Pemulutan Barat, Pemulutan Selatan dan Rantau Panjang didalam wilayah Kabupaten Ogan Ilir. Produksi telur mencapai 18,57 % (3.788 ton) dibandingkan tahun sebelumnya dan dapat memenuhi 52,61 % dari total Produksi (7.200 ton)
3) Pengembangan Kawasan Integrasi Sapi Sawit, Potensi lahan perkebunan sawit sangat menjanjikan untuk dikembangkan melalui pola integrasi. Sapi dapat memperoleh pakan hij auan pakan dari rumput sekitar tanaman sawit pada umur tertentu. Kegiatan di tahun 2015 telah dilaksanakan berupa 2 unit shreeder dan mixer untuk kelompok peternak di Kabupaten OKI dan Banyuasin.
Kawasan Pengembangan Integrasi sapi sawit berlokasi di 8 (delapan Kabupaten yaitu OKI, OKU, Muara Enim, Lahat,, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Banyuasin dan OKU Timur. Potensi Produksi daging sapi integrasi sawit cukup tersedia dengan umumnya sapi bali, dengan asumsi populasi ternak siap dipotong sebanyak 39.375 ekor dan karkas sebesar 184 kg perekor maka diperoleh daging sapi sebesar 7.245 ton daging sapi atau 42,44 % dari produksi total (16.894 ton).
Diharapkan hasil yang telah dicapai dapat di tingkatkan dimasa yang akan datang, sehingga pembangunan sub sektor peternakan dapat terlaksana dan berkembang sesuai rencana serta menjadi komoditas terdepan dalam pembangunan ekonomi Sumatera Selatan.
Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan pembangunan peternakan antara lain sebagai berikut :
a. Arus supply demand komoditi peternakan sepanjang tahun tidak stabil b. Ancaman persaingan produk Nasional dan Internasional
c. Akselerasi pembangunan Peternakan berjalan lamban d. Ancaman pencurian ternak disentra-sentra produksi
e. Aksesibilitas peternak dalam pemanfaatan modal masih terbatas
Sedangkan solusi secara komulatif yang terus menerus diupayakan adalah :
a. Penerapan konsep agribisnis mampu mendatangkan keuntungan
b. Penetapan sektor pertanian ( sub sektor peternakan ) sebagai bidang unggulan pembangunan daerah.
c. Permintaan produk peternakan cenderung meningkat d. Tersedianya sumber-sumber permodalan untuk usaha tani
e. Perusahaan pengolahan/industri pakan ternak yang ada berskala rumah tangga.
Capaian Kinerja 2015 dan perbandingan dengan target 2018.
Perkembangan capaian Akuntabilitas Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2015 terhadap target akhir RPJMD tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Realisasi Capaian Kinerja tahun 2015 terhadap target tahun 2018.
Indikator Kinerja Satuan
Realisasi Target s/d tahun 2018 % Capaian Tahun 2015
Sasaran 1. Meningkatnya Produksi Pertanian dan Perikanan
1. Produksi Daging Ton 69.053 82.315 83,89
2. Produksi Susu Liter 89.858 127.208 70,64
3. Produksi Telur Ton 78.303 90.316 86,69
Keterangan :
Warna Ungu : Persentase Capaian > 100% Warna Kuning : Persentase Capaian > 75% - 100% Warna Biru : Persentase Capaian > 50% - 75% Warna Coklat : Persentase Capaian ≤ 50% Warna Hijau : Capaian tidak terealisasi (0%)
Realisasi Capaian kinerja produksi daging, susu dan telur tahun 2015, dibandingkan dengan target kinerja yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD 2013 - 2018) dapat dikemukakan seperti grafik berikut ini.
Grafik 13. Perbandingan Kinerja Tahun 2015 terhadap RPJMD 2013 – 2018
Realisasi Tahun 2015 Target s/d 2018 % Capaian 2015 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 69,053 82,315 84 89,858 127,208 71 78,303 90,316 87 Perbandingan Kinerja Tahun 2015
Terhadap RPJMD 2013-2018 Produksi Daging Produksi Susu Produksi Telur
Bahwa capaian produksi daging, susu dan telur tahun 2015 terhadap capaian akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD 2015-2018) rata-rata sudah mencapai diatas 70% dengan rincian produksi Daging telah mencapai 83,89% (69.053 ton), produksi telur telah mencukupi 70,64% (89.858 ton) dan produksi susu telah mencapai 86,69% (78.303 ton). Selanjutnya untuk mencapai target akhir pada RPJMD tahun 2018, ada upaya-upaya kegiatan strategis yang akan dioptimalkan antara lain Pengembangan Integrasi Ternak dengan Tanaman, Optimalisasi Pelayanan dan Sinkronisasi Inseminasi Buatan (IB), Pembinaan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) dari 3 unit menjadi 6 unit, Pembinaan Kemitraan Ternak Unggas dan Itik, Sanitasi Lingkungan Usaha Peternakan, Pengendalian Gangguan Reproduksi dan Pembangunan Pusat Pengembangan Kerbau Rawa ( Swamp Buffalo Centre ).