• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISI Lakip Disnak 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ISI Lakip Disnak 2015"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Gubernur Sumatera Selatan melakukan Inseminasi Buatan (IB) di Desa Lalan Kec. Sungai Lilin Kab. Musi Banyuasin

A. Latar Belakang

Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan merupakan perangkat pelayanan pemerintah terhadap masyarakat. Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 35 Tahun 2008 Tentang uraian Tugas dan Fungsi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan, adalah mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi di bidang peternakan yang mempunyai Fungsi sebagai berikut :

a. Pembinaan umum berdasarkan Kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur. b. Pembinaan teknis di bidang Peternakan.

c. Pembinaan teknis Kesehatan Hewan dan Kesehatan masyarakat veteriner.

d. Pembinaan Sumber Daya Manusia.

e. Pemberian Izin/rekomendasi dan pembinaan usaha Peternakan.

(2)

f. Pembinaan dan Penyuluhan teknologi di bidang Peternakan.

g. Pemberian Fasilitasi dan Kerja sama Kab/Kota di bidang Peternakan Serta kerjasama Provinsi.

h. Penyusunan Pembinaan Program Pembangunan Peternakan serta penetapan tata ruang Peternakan.

i. Pelaksanaan Pembinaan urusan Tata Usaha Dinas Peternakan. j. Pembinaan Unit Pelaksanaan Dinas.

k. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas Fungsinya.

Kantor Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan

Dalam melaksanakan Tugas dan Fungsi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan, di bentuk Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) sesuai Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 67 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Penyidikan Penyakit Veteriner dan Klinik Hewan pada Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan, yang mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pemeriksaan, pengujian, penyidikan penyakit veteriner dan surveilance b. Pelaksanaan pelayanan medis veteriner meliputi diagnosa dan pengobatan

penyakit pada klinik hewan.

(3)

d. Pelaksanaan pemeriksaan cemaran mikroba, residu dan zat berbahaya lainnya pada produk hewan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Peternakan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pemeriksaan Sampel dan Pengobatan ternak di Klinik Hewan

UPTD Penyidikan Penyakit Veteriner dan Klinik Hewan berlokasi Jln. Peternakan I Kel. Sukabangun Kec. Sukarami Km.6 Palembang Kode Pos 30151.

Selanjutnya UPTD Balai Inseminasi Buatan dan Laboratorium dan Keswan Provinsi Sumatera Selatan dibentuk sesuai Nomor 70 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi UPTD BIB dan Laboratorium Keswan, yang mempunyai tugas pokok memproduksi, menyimpan dan mendistribusikan mani encer dan mani beku untuk wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi lainnya serta melakukan pelayanan Laboratorium Kesehatan Hewan. Sedangkan Fungsi UPTD BIB dan Laboratorium Keswan mempunyai Fungsi sebagai berikut :

a. Penyediaan bibit sapi pejantan unggul.

b. Penampungan, pengujian dan pemerosesan mani sapi jantan menjadi mani cair dan mani beku.

c. Pencatatan, penyeleksian dan penilaian sapi jantan dan mutu mani.

d. Pelaksanaan Pelayanan Laboratorium keswan melalui diagnosa dan pengamatan patologis.

(4)

UPTD Balai Inseminasi Buatan Sembawa

UPTD Balai Inseminasi Buatan dan Laboratorium dan Keswan Provinsi Sumatera Selatan beralamat di Jalan Raya Palembang – Pangkalan Balai Km.32 Sembawa Banyuasin Kode Pos 30761. Selanjutnya sebagai salah satu institusi pemerintah Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 35 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu Lembaga Teknis Daerah, mempunyai tugas pokok dan fungsi membantu Gubernur dalam merumuskan dan menentukan kebijakan teknis dibidang sektor peternakan khususnya di daerah Sumatera Selatan.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut di tuntut adanya dukungan sumber daya manusia bagi aparatur Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki integritas, profesional, disiplin dan memiliki etos kerja tinggi, terlebih dalam menghadapi globalisasi pada era reformasi sehingga pulihnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah baik pada sistem kinerja maupun personil-personil dari aparaturnya itu sendiri agar tercapai pemerintahan yang lebih baik (good governance).

(5)

subsektor baik dengan tanaman pangan atau perkebunan. Adapun sasaran yang diinginkan lima (5) tahun kedepan pembangunan peternakan bisa memberi kontribusi yang besar bagi Sumatera Selatan guna peningkatan pemenuhan swasembada daging untuk memenuhi protein hewani dan menjadikan ternak yang berkualitas sebagai investasi peluang bisnis masyarakat dalam menunjang ekonomi kerakyatan.

Dalam operasionalnya pelaksanaan pembangunan peternakan dilakukan secara bersama-sama dengan Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya yang memiliki dinamika peran dan fungsi Pemerintah Provinsi yang bersifat fasilitasi, pembinaan dan pengawasan, peningkatan mutu sumber daya manusia, aparatur dan masyarakat petani peternak yang melingkupi kegiatan-kegiatan yang bersifat lintas sektor Kabupaten/Kota.

Dalam Penyusunan LAKIP berpedoman pada :

1. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

2. Surat Gubernur Sumatera Selatan Nomor : 0601/2123/VIII/2014 tanggal 29 Agustus 2014, perihal Penyempurnaan IKU Pemprov. Sum-Sel. & SKPD dilingkungan Pemprov. Sum-Sel. dalam rangka e-performance.

B. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan.

Dalam mengimplementasikan tugas pokok dan fungsinya, telah ditetapkan visi & misi Dinas Peternakan yaitu :

b.1. Visi : Terwujudnya Produksi Peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan menuju masyarakat Sejahtera .

b.2. Misi : Sejalan dengan visi diatas serta pokok-pokok pemikiran dalam pembangunan peternakan, maka misi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan adalah ;

(6)

2. Meningkatkan Kualitas SDM, Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal, sumberdaya alam pelestarian lingkungan.

b.3. Tujuan

Untuk mencapai visi dan misi maka ditetapkan tujuan pembangunan peternakan adalah :

1. Meningkatkan Produksi Peternakan untuk Mendukung Peningkatan Pendapatan Peternak.

2. Meningkatkan Potensi Wilayah Sentra Produksi Peternakan.

b.4. Sasaran

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan yang specific, terukur dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan :

1. Meningkatnya Produksi Hasil Peternakan dan Pendapatan Peternak. 2. Meningkatnya Pengembangan Kawasan Peternakan.

b.5. Strategi

Memuat pernyataan strategi dan penjelasan yang rasional untuk mencapai tujuan dan sasaran :

Untuk mencapai Sasaran 1.

1. Penanggulangan Brucellosis, SE, Rabies, AI, pencegahan penyakit ternak dan PHMS Lainnya.

2. Meningkatkan penerapan teknlogi pasca panen hasil.

3. Meningkatkan kualitas HPT, penggemukan sapi, IB dan InKA

Untuk mencapai Sasaran 2.

(7)

5. Meningkatkan Ketersediaan ternak dengan pemanfaatan sumberdaya lokal dan penyediaan sanpras peternakan.

b.6. Kebijakan

Kebijakan adalah suatu arah tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu. Oleh karena itu, kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi satuan kerja perangkat daerah.

Tabel 1. Keterkaitan Strategi-Kebijakan

Strategi Kebijakan

Untuk mencapai sasaran 1

1. Penanggulangan Brucellosis, SE, Rabies, AI, pencegahan pembe- rantasan penyakit ternak dan PHMS

2. Meningkatkan penerapan teknologi pasca panen hasil ternak.

3. Meningkatkan kualitas HPT, penggemukan sapi, IB dan INKA

Mengoptimal

kan peran tenaga medis, paramedis dan veteriner.

Memfasilitasi

pembinaan dan pengembangan penerapan teknologi peternakan

Peningkatan

kemampuan teknis

(8)

Untuk mencapai sasaran 2

1. Mengoptimalkan pengembangan kawas an sentra peternakan dan kawasan plasma nutfah guna memenuhi kebutuh -an pangan asal ternak yang ASUH.

2. Meningkatkan ketersediaan pakan ternak dengan Pemanfaatan sumber daya lokal dan penyediaan sanpras peternakan.

Mendorong

dan mensinergi kan peran kelembagaan dan institusi

provinsi dengan

Kabupaten/kota.

Pemanfaatan

bahan baku lokal dan limbah pertanian serta penerapan teknologi tepat guna pengelolaan bahan pakan lokal.

Uraian dan Tabel diatas menggambarkan visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun kedepan melalui indikator kinerja yang telah ditetapkan melalui kebijakan.

Selanjutnya Misi yang ditetapkan, harus diimplementasikan melalui rumusan penetapan tujuan pembangunan peternakan ke depan. Untuk itu tujuan disusun guna memperjelas pencapaian sasaran yang ingin diraih dari masing-masing misi.

Mengacu pada konsep pembangunan tersebut, pembangunan peternakan di Sumatera Selatan diarahkan pada sasaran perbaikan tingkat kesejahteraan petani melalui peningkatan kontribusi peternakan terhadap pendapatan petani. Upaya mewujudkan sasaran dimaksud ada 3 sub sistim agribisnis yang menjadi fokus perhatian, yaitu;

1. Sub sistim hulu, diarahkan pada upaya memaksimalisasi pemanfaatan sumber-daya lokal, sehingga potensi daerah dapat menjadikan spesifik wilayah.

2. Sub sistim tengah (on farm) diarahkan pada upaya-upaya peningkatan produktivitas persatu satuan ternak dan menekan angka kematian ternak akibat berbagai kasus penyakit, kelompok ini mempunyai sasaran peningkatan produksi dan populasi ternak.

(9)

C.

Kepegawaian dan Bagan Organisasi

Kondisi dan potensi yang ada di Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan merupakan faktor kekuatan yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan sub sektor peternakan. Diantaranya menyangkut kondisi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan itu sendiri dipandang dari sudut personil, sarana, prasarana dan pembiayaan. Adapun formasi dan susunan kepegawaian sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 2. Formasi Kepegawaian Pada Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015.

No Golongan Jumlah Pegawai

1 2 3

1 IV- d - Orang

IV- c - Orang

IV- b 6 Orang

IV- a 16 Orang

Jumlah 1 22 Orang

2 III – d 18 Orang

III – c 9 Orang

III – b 24 Orang

III – a 2 Orang

Jumlah 2 53 Orang

3 II – d 1 Orang

II – c 8 Orang

II – b 9 Orang

II – a 1 Orang

Jumlah 3 19 Orang

4 I – d - Orang

I – c - Orang

I – b - Orang

I – a 1 Orang

Jumlah 4 1 Orang

Jumlah 1 – 4 95 Orang

(10)

sebanyak 95 orang, golongan I sebanyak 1 orang, golongan II sebanyak 19 orang, golongan III sebanyak 53 orang dan golongan IV sebanyak 22 orang.

Grafik 1. Formasi Kepegawaian Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015.

Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV JUMLAH 0

20 40 60 80 100

1

19

53

22

95

Formasi PNS Disnak

Tabel 3 . Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan menurut Kualifikasi Pendidikan dan jenis

Kelamin Th 2015.

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 SD 1 1 2

2 SLTP - -

-3 SMU/SLTP 17 13 30

4 D I/D II/D III 1 3 4

5 S1 24 15 39

6 S2 11 8 19

7 S3 1 0 1

Jumlah 55 40 95

(11)

Grafik 2. Jumlah PNS menurut Klasifikasi Pendidikan dan Jenis Kelamin Pada Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015.

- 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1

-

17

1

24

11

1

55

1

-

13

3

15

8

-

40

2

-

30

4

39

19

1

95

LAKI-LAKI PEREM PUAN JUMLAH

(12)

Bagan Organisasi

Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan

(Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 35 Tahun 2008)

Plt. Kepala Dinas

Dr. Ir. Amruzi Minha, M.S. Pembina (IV-a) NIP. 19581111 198403 1 004

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Sekretaris

Ir. Antoni Alam, M.Si.

MEDIK VETERINER Drh. Rudi Purnama Admaja

Penata (III-c) NIP. 19850322 201001 1 012

INFORMASI PASAR

M,Syukri

Pengatur Muda TK. (II-b) NIP. 19690125 198903 1 004

KASUBBAG. KEPEGAWAIAN & NIP. 19681008 199903 1 001 KASUBBAG. PERENCANAAN &

EVALUASI ILHAM ZUHRI, SP.M.SI

Pembina (IV-a) NIP. 19690125 198903 1 004

Plh. KEPALA BIDANG NIP. 19600305 198208 1 001

PE NGOLAHAN & Pemasaran KEPALA BIDANG

PRODUKSI IR. H. INDRIYANTO

Pembina (IV-a) Nip. 19590330 198803 1 003 KEPALA BIDANG

KESWAN DAN KESMAVET DRH. I. WAYAN TELABAH Pembina Tk.I (IV-b) NIP. 1911231 199003 1 051

KASI

PENGAMANAN, PENCEGAHAN/PPH drh. ISKANDAR SUBAGIO

Pembina (IV-a) NIP. 19630625 199403 1 001

KASI

PENGEMBANGAN & PENGAWASAN BIBIT TERNAK Ir. SOFIAN KAROSEKALI

Penata Tk.I (III-d) NIP. 19611231 198303 1 111

KASI

PENGELOLAAN LAHAN & AIR IR. AHMAD SURYADI

Penata Tk.I (III-d) NIP. 19590208 199403 1 002

KASI

PASCA PANEN & PENGOLAHAN HASIL TERNAK Rohaida Juliani, SE, MM

Pembina (Iv-a) NIP. 19620714 198703 2 003

KASI

OBAT HEWAN dan PELAYANAN KESWAN drh., MAMHMUDDIN

Pembina (IV-a) NIP. 19631231 199903 1 022

KASI

BUDIDAYA & TEKNOLOGI TERNAK IR. GUNDHI HASMO HARIADI

Penata Tk.I (III-d) NIP. 19580513 199101 1 001

KASI

SARANA & KAWASAN PETERNAKAN Ir. Hj. ASWARINI Penata Tk.I (III-d) NIP. 19590121 198003 2 002

KASI

MUTU & PENGOLAHAN LINGKUNGAN JON HERDI, SE Penata Tk.I (III-d) NIP. 19600609 199403 1 001

KASI

SUMBER DAYA & KLEMBAGAAN ELLY ROSNANY, SE., MM.

Pembina (IV-a) NIP. 19590121 1998003 2 002

KASI

PEMASARAN & KEMITRAAN Ir. YUSNIARITA, M.Si

Pembina (IV-a) NIP. 19690625 199403 2 006

UPTD

Penyidikan Penyakit Veteriner & Klinik Hewan DRH. HAIFUDDIN

Pembina TK. I (IV-b) NIP. 196104211992031004

UPTD - BIB

(Balai Inseminasi Buatan)

(13)

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis.

Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan Sumber Daya yang tersedia. Struktur perencanaan pembangunan di Indonesia berdasarkan hirarki dimensi waktunya berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dibagi menjadi perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan

jangka pendek (tahunan), sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian penting dari perencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana pembangunan daerah, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya.

Perencanaan sebagai bagian daripada fungsi manajemen yang bila ditempatkan pada pembangunan daerah akan berperan sebagai arahan bagi proses pembangunan berjalan menuju tujuan disamping itu menjadi tolok ukur

(14)

keberhasilan proses pembangunan yang dilaksanakan. Perencanaan dalam arti luasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Sedangkan Perencanaan dalam arti sederhana adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif.

Pembangunan sub sektor peternakan akan berjalan dengan baik bila didukung oleh masyarakat dan swasta. Untuk itu perencanaan pembangunan sub sektor peternakan harus mengakar dan mengacu pada ciri khas masyarakat setempat dengan melihat tingkat homogenitas atau heterogenitas masyarakat. Oleh karena itu untuk mengakselerasikan tujuan pembangunan peternakan diterapkan pula pola kemitraan terpadu atau berintegrasi antar sub sektor baik dengan tanaman pangan, hortikultura maupun tanaman perkebunan.

Sapi Bull dan Pemeriksaan Straw di UPTD BIB Sembawa

B. Perjanjian Kinerja

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan dokumen penyusunan perencanaan pembangunan, memuat didalamnya terdapat Perjanjian Kinerja yang mengacu pada Permen PAN dan RB No.53 Tahun 2014 Tentang Juknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(15)

menerima amanah/tanggungjawab/kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/ tanggungjawab/kinerja. Dengan demikian, penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya. Penetapan kinerja ini akan menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/ unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.

Sasaran strategis yang tercantum diatas sudah mengacu kepada sasaran yang ada pada RPJMD 2013-2018. Adapun Sasaran strategis yang terdapat dalam Penetapan Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan adalah Meningkatnya Produksi Hasil Peternakan yang terdiri dari

Produksi Daging (ton), Susu (liter), Telur (ton), Nilai Tukar

Peternakan/NTP (%) dan

Peningkatan Pengembangan Kawasan (%).

Sedangkan tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja untuk jangka menengah pelayanan SKPD seperti diuraikan pada tabel kinerja berikut ini.

Tabel 4. Sasaran strategis, Indikator kinerja Utama, Target & Program

berdasarkan Penetapan Kinerja (Tapkin) Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015.

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target(Ton) Program Ket

1 2 3 4 5 6

1. Meningkatnya Produksi Hasil Peternakan

1. Produksi Daging (Ton) 69.240,00 1. Peningkatan Produksi Hasil Peter nakan 2. Produksi Susu (Liter) 95.568,44 2. Pencegahan

dan Penanggulangan Penyakit Ternak 3. Produksi Telur (Ton) 75.692,00 3. Penerapan Tek nologi

Peternakan

1. % tase Peningkatan Produksi Susu Kerbau Rawa.

10 1. Peningkatan Produksi Peternakan

2. % tase Peningka -tan Produksi Telur Itik Pegagan.

(16)

bahwa Produksi Daging disusun dari agregat daging sapi, kerbau, kambing, domba, Babi, ayam buras, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan daging Itik. Untuk produksi susu merupakan penjumlahan agregat produksi susu sapi perah, kerbau perah dan Kambing PE (Peranakan Ettawa) dan produksi telur adalah penjumlahan agregat produksi telur Ayam buras, ayam ras pedaging dan telur Itik, dapat dirinci pada tabel berikut ini ;

Tabel 5. Rincian Tujuan, Sasaran, Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015.

N O

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

KINERJA

PRODUKSI DAGING (Ton) 69.240,00

1. 1. Sapi 17.113,00

2. Kerbau 925,00

3. Kambing 1.450,00

4. Domba 187,00

5. Babi 395,00

6. Ayam Buras 8.130,00 7. Ayam Ras Petelur 6.074,00 8. Ayam Ras Pedaging 33.536,00

9. Itik 1.430,00

PRODUKSI SUSU (Liter) 95.568,44

1. Sapi Perah 33.640,09 2. Kerbau Perah 46.216,90 3. Kambing PE. 15.711,45

PRODUKSI TELUR (Ton) 75.692,00

1. Ayam Buras 7.168,03 2. Ayam Ras Petelur 62.052,30

3. Itik 6.471,67

Nilai Tukar Peternak (NTP) 121.61

(17)

n kawasan peternakan

an kawasan peternakan

2. % tase Peningkatan produksi telur itik pegagan.

20

3. % tase Peningkatan produksi daging integrasi sapi sawit.

7

Capaian kinerja pembangunan peternakan dapat diukur melalui produksi hasil peternakan berupa produksi daging, susu dan telur. Selanjutnya bahwa sebagai negara agraris, jumlah penduduk yang terlibat dalam kegiatan pertanian/agribisnis sangat besar, sehingga perhatian terhadap kesejahteraan petani dinilai sangat strategis. Salah satu indikator/alat ukur yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Peternak (NTP), yang dihitung dari perbandingan antara harga yang diterima petani (HT) terhadap harga yang dibayar petani (HB). Apabila laju peningkatan HT lebih tinggi dari laju HB maka NTP akan meningkat, dan sebaliknya. Pergerakan NTP mengindentifikasikan pergerakan tingkat kesejahteraan petani.

Sedangkan untuk mengetahui produksi hasil ternak pada daerah pengembangan kawasan peternakan, maka dilakukan pengukuran persentase peningkatan produksi susu kerbau rawa, produksi telur itik pegagan dan produksi daging integrasi sapi sawit.

AKUNTABILITAS KINERJA

(18)

A. Pengukuran Kinerja

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Stategis tahun 2013 – 2018, disusun rencana kinerja setiap tahunnya. Rencana kinerja ini merupakan penjabaran target kinerja yang harus di capai dalam satu tahun pelaksanaan, yang menunjukkan nilai kuantitatif yang melekat pada setiap indikator kinerja baik pada tingkat sasaran strategis maupun tingkat kegiatan dan merupakan pembanding bagi proses pengukuran keberhasilan organisasi yang dilakukan pada akhir pelaksanaan.

Berdasarkan tabel formulir penetapan kinerja (Tapkin) SKPD Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015 dapat di kemukakan bahwa capaian kinerja sebagai berikut :

Tabel 6. Realisasi Penetapan Kinerja Tahun 2015 sesuai RPJMD Tahun 2013-2018.

No. Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % tase

1 2 3 4 5 6

1. Produksi Daging (Ton) 69.240,00 69.053,00 99,73

2. Produksi Susu (Liter) 95.568,44 89.858.00 94,02

3. Produksi Telur (Ton) 75.692,00 78.303,00 103,45

4. Nilai Tukar Peternak (NTP)

2. % tase Peningkatan produksi telur itik pegagan.

20 18,57 92,85

3. % tase Peningkatan produksi daging integrasi sapi sawit.

7 7,12 101,71

Tabel 7. Capaian Indikator Kinerja Utama tahun 2015 Menurut Rincin dan agregat penyusunannya.

(19)

1 2 3 4 5 6 7

PRODUKSI DAGING (Ton) 69.240,00 69.053,00 99,73

1. Sapi 17.113,00 16.894,00 98,72

2. Kerbau 925,00 1.125,00 121,62

3. Kambing 1.450,00 1.674,00 115,45

4. Domba 187,00 220,00 117,65

5. Babi 395,00 387,00 97,97

6. Ayam Buras 8.130,00 9.340,00 114,88

7. Ayam Ras Petelur 6.074,00 4.953,00 81,54

8. Ayam Ras Pedaging 33.536,00 32.568,00 97,11

9. Itik 1.430,00 1.892,00 132,31

PRODUKSI SUSU (Liter) 95.568,44 89.858,00 94,02

1. Sapi Perah 33.640,09 32.150,00 95,57

2. Kerbau Perah 46.216,90 44.525,00 96,34

3. Kambing PE. 15.711,45 13.183,00 83,91

PRODUKSI TELUR (Ton) 75.692,00 78.303,00 103,45

1. Ayam Buras 7.168,03 7.258,00 101,26

2. Ayam Ras Petelur 62.052,30 63.845,00 102,89

3. Itik 6.471,67 7.200,00 111,25

Nilai Tukar Peternak (NTP)

2. % tase Peningkatan produksi telur itik

B. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas

(20)

dan kegiatan yang telah ditetapkan di awal tahun anggaran, maka dapat diuraikan hasil evaluasi dan analisa akuntabilitas tahun 2015 sebagai berikut.

Container Penyimpanan Straw dan Pengambilan Sperma Bull

Penyelenggaran Pemerintahan yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan pada Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan dalam rangka mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi dalam pelaksanaannya mendukung Misi 1 yaitu

Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi”.

Tabel 8. Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan dalam Pengukuran

Keberhasilan Capaian Sasaran Serta Target dan Realisasi Th 2015.

Indikator Kinerja Utama Capaian Tahun 2014

Satuan Target Realisasi %

1. Produksi Daging Ton 69.240,00 69.053,00 99,73

2. Produksi Susu Liter 95.568,44 89.858.00 94,02

3. Produksi Telur Ton 75.692,00 78.303,00 103,4 5

4. Nilai Tukar Peternak (NTP) % 121.61 103,31 84,95

5. % tase Peningkatan Produksi : 1. % tase peningkatan produksi

susu kerbau rawa.

% 10 9,63 96,3

2.% tase Peningkatan produksi

telur itik pegagan %

20 18,57 92,85

3.% tase Peningkatan produksi daging integrasi sapi sawit.

% 7 7,12 101,7

1

Capaian indikator kinerja tersebut diatas dijelaskan sebagai berikut :

(21)

Produksi daging pada tahun 2015 di targetkan 69.240 ton dan terealisasi mencapai 69.053 ton (99,73%). Adapun produksi daging sebanyak 69.053 ton tersebut terdiri dari daging sapi sebesar 16.894 ton (24,47 % dari porsi sasaran), daging kerbau 1.125 ton (1,63 % dari porsi sasaran) daging kambing 1.674 ton (2,42 % dari porsi sasaran), daging domba 220 ton (0,32% dari porsi sasaran), daging babi 387 ton (0,56 % dari porsi sasaran), daging ayam buras 9.340 ton (13,53% dari porsi sasaran), daging ayam ras petelur 4.953 ton (7,17% dari porsi sasaran), daging ayam ras pedaging 32.568 ton (47,17% dari porsi sasaran) dan daging itik sebesar 1.892 ton (2,73% dari porsi sasaran).

Grafik 3. Indikator Produksi Daging (Ton) Tahun 2015.

Target Realisasi %

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

69,240 69,053 100

Produksi Daging Tahun 2015 (Ton)

(22)

- 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000

16,894.00

1,125.00 1,674.00 220.00 387.00

9,340.00

5,953.00

32,568.00

1,892.00

Produksi daging /jenis ternak (Ton)

Komoditi Ternak

Ju

m

la

h

P

ro

d

u

k

si

Produksi daging yang sangat menonjol terdapat pada ayam ras pedaging yaitu 332.568 ton. Hal ini dikarenakan jumlah konsumsinya yang terbanyak dan harga relative terjangkau. Hampir setiap daerah Kabupaten/Kota terdapat peternak yang memelihara ayam ras pedaging, sehingga dapat diperoleh dengan mudah.

Untuk capaian total produksi daging ternak ini diperoleh melalui pengembangan perbibitan didaerah sentra antara lain berupa usaha penggemukan sapi potong, jalinan kerjasama kemitraan dengan perusahaan unggas dan peningkatan skala usaha pemeliharaan ternak. Pencapaian produksi daging ini didukung potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang memadai baik kualitas pelayanan petugas maupun kualitas peternak itu sendiri.

Adapun perbandingan antara realisasi kinerja produksi Daging serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut ini.

(23)

2011 2012 2013 2014 2015 -

20,000 40,000 60,000

80,000 56,779 58,282 61,780 63,342 69,053

Produksi Daging (Ton)

Tahun

Peningkatan Produksi daging sampai dengan tahun 2015 sudah cukup baik, terutama produksi daging dapat memenuhi kebutuhan dalam provinsi. Target ini optimis dicapai melalui program :

a) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, yang terdiri dari kegiatan prioritas yaitu : Kegiatan Pengembangan ternak sapi integrasi sawit dan Integrasi Tanaman Ruminansia, kegiatan Pelayanan Inseminasi Buatan (IB), Intensifikasi Kawin Alam (InKA) dan Pengembangan ternak unggas;

b) c) d) e)

Inseminasi Buatan di Desa Lalan Kabupaten Musi Banyuasin

b) Program Penerapan Teknologi Tepat Guna dan Pasca Panen, yang terdiri dari kegiatan Pembinaan kelembagaan kelompok tani ternak dan pembinaan Sentra Peternakan Rakyat (SPR).

Kunjungan Presiden RI (Ir. Joko Widodo)

(24)

Selanjutnya capaian indikator kinerja tahun 2015, jika dibandingkan dengan tahun 2013 dan target tahun 2018 dapat dikemukan pada grafik berikut ini.

Grafik 6. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Produksi DAGING

Tahun 2013, 2014, 2015 dan target tahun 2018.

Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2018 -

20,000 40,000 60,000 80,000 100,000

61,781

63,342

69,053

82,315

Realisasi Produksi Daging Tahun 2013, 2014, 2015 dan Target 2018

Pencapaian produksi daging tahun 2015 meningkat 9,02 % (5.711 ton) dibanding tahun 2014 dan dari tahun 2014 meningkat 2,53% (1.561 ton) dibandingkan tahun 2013, sedangkan jika dibandingkan tahun 2018 baru mencapai 76,95% terhadap porsi sasaran. Produksi daging tahun 2013 dan 2014 masih di dominasi oleh produksi daging ayam ras pedaging dan sapi potong.

(25)

Pengambilan Sampal daging, Sanitasi Kandang Ternak dan Pengujian Cemaran Mikroba.

2. Produksi Susu

Produksi susu pada tahun 2015 di targetkan 95.586 liter dan terealisasi mencapai 89.858 liter (78,05%). Adapun produksi susu sebanyak 95.586 liter tersebut terdiri dari susu sapi perah sebesar 32.150 liter (35,78% dari porsi sasaran), susu kerbau 44.525 liter (49,55% dari porsi sasaran) dan susu kambing Peranakan Ettawa (PE) sebesar 13.183 liter (14,67% dari porsi sasaran).

Peningkatan Produksi Susu segar sampai dengan tahun 2014 cukup baik, namun produksi susu belum dapat memenuhi kebutuhan dalam provinsi, karena kebutuhan susu dipenuhi oleh pasokan susu olahan dari luar provinsi. Pencapaian produksi susu segar diperoleh melalui Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yang terdiri dari kegiatan prioritas yaitu : Kegiatan Pengembangan ternak perah di Kota Pagaralam dan Palembang, pelestarian plasma nutfah kerbau rawa di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Banyuasin.

Grafik 7. Capaian Indikator Produksi Susu (Liter) Tahun 2015.

Target Realisasi %

0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000

95,586 89,858

94 Produksi Susu/jenis ternak (Liter)

(26)

Selatan dan Kota Pagaralam. Kebutuhan akan konsumsi susu masih dipenuhi melalui pasokan susu olahan dari luar Provinsi.

Adapun perbandingan antara realisasi kinerja produksi Susu serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Grafik 8. Produksi Susu (Liter) Tahun 2011 – 2015

2011 2012 2013 2014 2015

- 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000

62,940

74,879

66,149 67,814

89,858

Produksi Susu (Liter)

Tahun

Grafik 9. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Produksi SUSU

Tahun 2013, 2014, 2015 dan Target tahun 2018.

Realisasi 2013Realisasi 2014Realisasi 2015Realisasi 2018

- 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000

66,149 67,814

89,858

127,208

Produksi Susu (Liter)

(27)

Pencapaian produksi susu tahun 2015 meningkat 32,51% (22.044 liter) disbanding tahun 2014 dan dari tahun 2014 meningkat 3,00% (1.665,15 liter) dibandingkan tahun 2013. Sedangkan jika dibandingkan tahun 2018, capaian produksi susu baru mencapai 70,64% dari target porsi yang ditetapkan. Pencapaian produksi susu tahun 2013 di dominasi oleh sapi perah, namun untuk tahun 2014 dan 2015 produksi susu segar di dominasi oleh ternak kerbau rawa bertipe perah.

Upaya untuk mencapai sasaran target susu tahun 2018 melalui pembinaan kelembagaan peternakan antara lain : pembinaan kelompok tani melalui perbaikan managemen kelembagaan, budidaya dan pakan. Disamping itu upaya lainnya dengan mengoptimalkan kegiatan pencegahan penyakit ternak menular dan pelayanan kesehatan hewan melalui Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) serta Zoonosis.

3. Produksi Telur.

Produksi Telur pada tahun 2015 di targetkan 78.303 ton dan terealisasi mencapai 75.692 ton (103,45%). Adapun produksi telur sebanyak 78.303 ton tersebut terdiri dari telur ayam buras sebesar 7.258 ton (9,27% dari porsi sasaran), telur ayam ras petelur 63.845 ton (81,53 % dari porsi sasaran) dan telur Itik sebesar 7.200 ton (9,20% dari porsi sasaran).

(28)

Adapun perbandingan antara realisasi kinerja produksi Telur serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada grafik-grafik berikut ini.

Grafik 10. Capaian Produksi Telur (Ton) Tahun 2015.

Ayam Buras

Ayam Ras Petelur

Itik -

10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000

7,258

63,845

7,200

Capaian Produksi Telur (Ton)

(29)

Grafik 11. Produksi Telur (Ton) Tahun 2011 – 2015.

2011 2012 2013 2014 2015

- 20,000 40,000 60,000 80,000

58,582 60,320 62,326 65,773 78,303

Produksi Telur (Ton)

Tahun

Grafik 12. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Produksi TELUR

Tahun 2013, 2014, 2015 dan Target tahun 2018.

Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2018 -

20,000 40,000 60,000 80,000 100,000

62,326 65,773

78,303

90,316 Produksi Telur (Ton)

(30)

4. Nilai Tukar Peternak (NTP)

Menurut sumber Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan bahwa ; Nilai Tukar Peternak (NTP) hingga akhir tahun 2015 sebesar 103,67 atau 84,95% dari porsi sasaran yaitu 121,61. Sub sektor Peternakan terdiri dari atas ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak. Kemampuan daya beli peternak dilihat dari Nilai Tukar Peternak, yang merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima peternak terhadap indeks harga yang dibayar peternak. Sub sektor peternakan juga mengalami penurunan NTP dan NTUP (Nilai Tukar Usaha Pertanian), untuk sub sektor peternakan pada bulan Desember 2015, jika dibandingkan dengan bulan Desember 2015 mengalami penurunan

masing-masing sebesar 0,83 persen dan 0,30 persen. Penurunan NTP dan NTUP tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh adanya kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (lt) yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar.

Penurunan lt terjadi pada sub kelompok ternak besar, ternak kecil dan hasil ternak dimana masing-masing mengalami turun sebesar 1,20 persen; 0,75 persen dan 0,52 persen. Kenaikan harga tertinggi pada komoditi hasil ternak adalah telur itik. Selanjutnya untuk ternak besar, unggas dan ternak kecil penurunan harga terjadi pada kerbau, ayam ras petelur dan kambing.

5. Pengembangan Kawasan Peternakan.

(31)

SK. Bupati Ogan Komering Ilir Nomor : 320 / TAHUN /2014 tanggal 3 Juni 2014, Tentang Pelestarian Kerbau Pampangan.

Adapun populasi khusus kerbau rawa tipe perah ini sebanyak 5.571 ekor di Kabupaten OKI (Kecamatan Pampangan, Jejawi, Pangkalan Lampam) dan 3.642 ekor di Kabupaten Banyuasin (Kecamatan Rambutan).

Berdasarkan analisa pengolahan data pada kerbau tipe perah ini (kerbau rawa) dengan populasi kerbau rawa 9.213 ekor, dengan jumlah betina dewasa 3.180 ekor (angka parameter 34,52% betina dewasa). Target peningkatan produksi susu kerbau rawa sebesar 10 % atau (46.216 liter), maka selama kegiatan pemeliharaan tahun 2015 diperoleh realisasi sebesar 44.525 liter atau mencapai 9,63 % terhadap tahun sebelumnya. Upaya peningkatan produksi terus dilakukan antara lain Pembangunan Pusat Pengembangan Kerbau Rawa di Desa Rambutan Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin ditahun 2015 – 2018 dengan luas lahan seluas 20 Hektar.

(32)

melalui Pelatihan Teknologi Pakan Itik, managemen kelompok, penggunaan mesin tetas, seleksi bibit dan sebagainya.

Produksi telur khusus Itik Pegagan di Kawasan Sentra Ternak Itik Pegagan Kabupaten Ogan Ilir cukup baik, dengan populasi sebanyak 430.000 ekor yang tersebar di Kecamatan Pemulutan, Pemulutan Barat, Pemulutan Selatan dan Rantau Panjang didalam wilayah Kabupaten Ogan Ilir. Produksi telur mencapai 18,57 % (3.788 ton) dibandingkan tahun sebelumnya dan dapat memenuhi 52,61 % dari total Produksi (7.200 ton)

3) Pengembangan Kawasan Integrasi Sapi Sawit, Potensi lahan perkebunan sawit sangat menjanjikan untuk dikembangkan melalui pola integrasi. Sapi dapat memperoleh pakan hij auan pakan dari rumput sekitar tanaman sawit pada umur tertentu. Kegiatan di tahun 2015 telah dilaksanakan berupa 2 unit shreeder dan mixer untuk kelompok peternak di Kabupaten OKI dan Banyuasin.

Kawasan Pengembangan Integrasi sapi sawit berlokasi di 8 (delapan Kabupaten yaitu OKI, OKU, Muara Enim, Lahat,, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Banyuasin dan OKU Timur. Potensi Produksi daging sapi integrasi sawit cukup tersedia dengan umumnya sapi bali, dengan asumsi populasi ternak siap dipotong sebanyak 39.375 ekor dan karkas sebesar 184 kg perekor maka diperoleh daging sapi sebesar 7.245 ton daging sapi atau 42,44 % dari produksi total (16.894 ton).

Diharapkan hasil yang telah dicapai dapat di tingkatkan dimasa yang akan datang, sehingga pembangunan sub sektor peternakan dapat terlaksana dan berkembang sesuai rencana serta menjadi komoditas terdepan dalam pembangunan ekonomi Sumatera Selatan.

Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan pembangunan peternakan antara lain sebagai berikut :

(33)

c. Akselerasi pembangunan Peternakan berjalan lamban d. Ancaman pencurian ternak disentra-sentra produksi

e. Aksesibilitas peternak dalam pemanfaatan modal masih terbatas

Sedangkan solusi secara komulatif yang terus menerus diupayakan adalah :

a. Penerapan konsep agribisnis mampu mendatangkan keuntungan

b. Penetapan sektor pertanian ( sub sektor peternakan ) sebagai bidang unggulan pembangunan daerah.

c. Permintaan produk peternakan cenderung meningkat d. Tersedianya sumber-sumber permodalan untuk usaha tani

e. Perusahaan pengolahan/industri pakan ternak yang ada berskala rumah tangga.

Capaian Kinerja 2015 dan perbandingan dengan target 2018.

Perkembangan capaian Akuntabilitas Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2015 terhadap target akhir RPJMD tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Realisasi Capaian Kinerja tahun 2015 terhadap target tahun 2018.

Indikator Kinerja Satuan

Realisasi Target s/d tahun

2018

% Capaian Tahun 2015

Sasaran 1. Meningkatnya Produksi Pertanian dan Perikanan

1. Produksi Daging Ton 69.053 82.315 83,89

2. Produksi Susu Liter 89.858 127.208 70,64

3. Produksi Telur Ton 78.303 90.316 86,69

Keterangan :

(34)

Realisasi Capaian kinerja produksi daging, susu dan telur tahun 2015, dibandingkan dengan target kinerja yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD 2013 - 2018) dapat dikemukakan seperti grafik berikut ini.

Grafik 13. Perbandingan Kinerja Tahun 2015 terhadap RPJMD 2013 – 2018

Realisasi Tahun 2015 Target s/d 2018 % Capaian 2015 0

20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000

69,053

82,315

84 89,858

127,208

71 78,303

90,316

87 Perbandingan Kinerja Tahun 2015

Terhadap RPJMD 2013-2018

Produksi Daging Produksi Susu Produksi Telur

(35)

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Untuk menyelenggarakan pemerintahan yang memegang prinsip (Good Governace) Dinas Peternakan Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2015, dalam mencapai sasaran pembangunan yang telah ditetapkan didukung pembiayaan yang bersumber dari APBN dan APBD Provinsi.

Tabel 10. Dukungan Pembiayaan dan Realisasi Keuangan dan Fisik Pelaksanaan Pembangunan pada Peternakan Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2015.

N

o Sumber dana

Pagu Dana (Rp)

Realisasi (Rp)

Keuangan % Fisik

%

1 APBD Provinsi 23.570.855.000 10.427.038.630 44,24 85,60

2 APBN Ditjen PKH DanaDK + TP. 17.886.723.000 12.937.138.383 72,33 84,52

3 APBN Ditjen PPHPDana DK + TP. 3.101.575.000 2.919.450.636 94,12 98,25

4 APBN Ditjen PSP DanaDK + TP. 400.000.000 395.034.910 98,76 99,00

JUMLAH 44.959.153.000 26.678.662.559 59,34 83,92

Dukungan pembiayaan pembangunan peternakan melalui Dinas Peternakan se Sumatera Selatan tahun 2015 berjumlah Rp.

44.959.153.000,-(Empat puluh empat milyar sembilan ratus lima puluh sembilan juta

seratus lima puluh tiga ribu rupiah) terdiri dari dana APBD dan APBN

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dari 3 (tiga) Direktorat Jenderal yaitu Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ditjen PPHP dan Ditjen PSP dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 26.678.662.559,- (Dua puluh enam milyar enam ratus tujuh puluh delapan juta enam ratus enam puluh dua

ribu lima ratus lima puluh sembilan rupiah) atau 59,34%, untuk lebih rinci

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(36)

Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015

I Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2.143.346.60

0 1.772.891.198 82,72 86,70

1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 4.050.000 3.510.000 86,67 86,67 540.000

2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya

Air dan Listrik 254.730.000 195.927.683 76,92

91,0

381.100.000 286.874.525 75,28 84,21 94.225.475

4 Penyediaan Jasa Adminitrasi Keuangan 59.400.000 46.800.000 78,79 83,33 12.600.000

5 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 65.721.600 65.700.000 99,97 99,97 21.600

6 Penyediaan Alat Tulis Kantor 30.000.000 29.973.000 99,91 99,91 27.000

7 Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan 35.000.000 31.767.000 90,76

30.000.000 29.873.000 99,58 99,58 127.000

9 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan

Perundang-undangan 9.745.000 8.542.000 87,66

87,6

6 1.203.000

10 Penyediaan Makanan dan Minuman 24.000.000 11.275.000 46,98 100 12.725.000

11 Penyediaan Jasa Pendukung Administrasi 616.200.000 616.200.000 100 100

-12 Penyediaan Jasa Tutor SKJ 13.200.000 11.000.000 83,33 83,33 2.200.000

13 Penyediaan Jasa Keamanan Kantor 40.200.000 35.640.000 88,66 88,66 4.560.000

14 Penyediaan Peralataan dan Bahan Pembersih 30.000.000 29.799.100 99,33 99,33 200.900

15 Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam Daerah, ke luar

daerah dan luar negeri 500.000.000 320.348.582 64,07 64,0

7 179.651.418

16 Rakonteknis Perencanaan Pembangunan Peternakan 50.000.000 49.661.308 99,32 99,32 338.692

II Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

4.016.000.00

0 2.688.692.487 66,95 85,84 1.327.307.513

17 Pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor 300.000.000 - - 0,00 300.000.000

18 Pemeliharaan Rutin/Berkala gedung

Kantor 200.000.000 176.278.200 88,14

88,1

4 23.721.800

19 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan &

Perlengkapan Kantor 40.000.000 29.420.000 73,55

73,5

5 10.580.000

20 Sarana Fasilitasi UPTD BIBSembawa 175.000.000 - - 0,00 175.000.000

21 Fasiliatasi Laboratorium Keswan dan Kesmavet 251.000.000 249.031.847 99,22 99,22 1.968.153

(37)

23 Peningkatan Sarana Prasarana Laboratorium

Kesehatan Hewan (DAK) 1.000.000.000 942.453.690 94,25 94,2 Keuangan (Rp) % Fisik(%)

1 2 3 4 5 6 7

III PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR

90.000.000 - - 0,00 90.000.000

24

90.000.000 - - 0,00 90.000.000

IV

PROG.PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN

6.700.000 4.097.850 61,16 61,16 2.602.150

25 Penyusunan Lakip dan Renja 6.700.000 4.097.850 61,16 100 2.602.150

V

0 1.546.139.500 98,28 100 27.035.500

26 Pemeliharaan Kesehatan & Pencegahan Penyakit

menular ternak 844.050.000 830.075.000 98,34 100 13.975.000

27 Fasilitasi Klinik Hewan 200.000.000 189.885.450 94,94 100 10.114.550

28 Fasilitas Obat Ternak dan Pelayanan Kesehatan

Ternak/ Hewan 235.125.000 234.209.950 99,61 100 915.050

29 Surveilance Keswan dan Kesmavet 185.000.000 183.044.100 98,94 100 1.955.900

30 Pengawasan Daging ASUH pada Hari-hari

Besar 109.000.000 108.925.000 99,93 100 75.000

VI PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN

13.545.073.100 2.873.124.602 21,21 29,27 10.671.948.498

31 Fasilitas UPTD BIB 950.000.000 807.675.569 85,02 85,0

2 142.324.431

32 Pembuatan Kebun Hijauan Makanan Ternak

(HMT) 150.000.000 144.445.000 96,30

96,3

0 5.555.000

33 Pelayanan Inseminasi Buatan (IB) Menunjang

PSDS 580.000.000 464.918.050 80,16

85,7

1 115.081.950

34 Pengembangan Ternak Sapi integrasi sawit 550.000.000 70.157.000 12,76 71,43 479.843.000

35 Pengembangan Ternak Sapi Integrasi Tanaman 600.000.000 163.267.350 27,21 50,00 436.732.650

36

Pengemb. Peternakan Sapi Perah melalui Pemberdayaan Perempuan

1.400.000.000 651.156.000 46,51 50,00 748.844.000

37 Pelestarian Plasma Nutfah 360.000.000 243.994.649 67,78 67,78 116.005.351

38 Pengembangan Ternak Perah 8.955.073.100 327.510.984 3,66 10,26 8.627.562.116

VII PROGRAM PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI PETERNAKAN

1.222.631.200 804.788.091 65,82 89,62 417.843.109

39 Promosi Atas Hasil Produksi Peternakan

Unggulan Daerah 667.431.200 453.887.397 68,01

100,

(38)

40 Gerakan Gemar Makan Telur dan Minum Susu 200.000.000 187.180.000 93,59 93,59 12.820.000

41 Pembinaan Pengelohan Hasil Peternakan 22.000.000 20.000.000 90,91 100,00 2.000.000

42 Pengeloaan Emisi Gas Mitan thdp Usaha

Peternakan 78.600.000 - - 0,00 78.600.000

43 Pembinaan Pusat Informasi Komoditas 70.000.000 45.157.994 64,51 100,00 24.842.006

44 Pembinaan Kemitraan Usaha Peternakan 78.000.000 46.410.000 59,50 100,00 31.590.000

45 Pembinaan Mutu Produk dan Lingkungan Usaha

Peternakan 106.600.000 52.152.700 48,92 Keuangan (Rp) % Fisik(%)

1 2 3 4 5 6 7

IX PROGRAM PENERAPAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

48 Pembinaan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) di SS

427.3

30.000 215.299.379 50,38 100 212.030.621

49 Pembinaan Kawasan Peternakan 86.000.000 85.590.000 99,52 100 410.000

50 Inventarisasi dan Pembinaan Kelembagaan Bidang Peternakan

90.

000.000 87.925.000 97,69 100 2.075.000

51 Pembinaan Pencinta Hewan Kesayangan dan Hewan langka

(39)

(Enam Milyar Empat Ratus Tujuh belas juta sembilan puluh tujuh ribu dua ratus rupiah).

Tabel 12. Capaian Program dan Kegiatan APBN (Dekonsentrasi / DK dan Tugas Pembantuan/TP) pada Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan Th 2015.

N

o. Program/Kegiatan Pagu (Rp)

Realisasi Sisa

Anggaran Keuangan

(Rp) % Fisik(%)

1 2 3 4 5 6 7

A DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DANA DEKONSENTRASI (DK) PROGRAM PEMENUHAN PANGAN ASAL TERNAK DAN AGRIBISNIS PETERNAKAN RAKYAT

I Peningkatan Produksi Ternak 1.589.466.000 1.122.523.125 70,62 100 466.942.875

1 Bimbingan Teknis Budidaya Ternak Potong 29.000.000 24.000.000 82,76 100 5.000.000

2 Bimbingan Teknis Budidaya Ternak Perah 88.000.000 86.150.000 97,90 100 1.850.000

3 Distribusi Semen Beku dan Operasional IB 230.196.000 202.575.000 88,00 100 27.621.000

4 Pengadaan N2 Cair 618.770.000 346.738.175 56,04 100 272.031.825

5 Penguatan Manajemen InseminasiBuatan 57.500.000 26.000.000 45,22 100 31.500.000

6 Perbaikan Manajemen INKA 8.000.000 8.000.000 100 100

-7 Penguatan Kelembagaan Peternak 35.000.000 35.000.000 100 100

-8 Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternakan dan

Pelayanan Petugas Teknis. 29.500.000 20.200.000 68,47 100 9.300.000

9 Pembinaan SMD 22.000.000 20.980.000 95,36 100 1.020.000

10 Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak 471.500.000 352.879.950 74,84 100 118.620.050

II Peningkatan Produksi Pakan Ternak 121.900.000 74.090.300 60,78 100 47.809.700

1 Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Pakan 22.000.000 21.588.000 98,13 100 412.000

2 Pengawasan Mutu dan KeamananPakan/Bahan Pakan 59.800.000 30.243.500 50,57 100 29.556.500

(40)

Pakan 0

000 1.780.939.975 96,35 97,00 67.420.025

1 Pengendalian dan penanganan Rabies 764.256.000 727.006.500 95,13 100 37.249.500

2 Pengendalian dan PeanggulanganAI 74.100.000 73.440.000 99,11 100 660.000

3 Biosekuriti Perunggasan 83.000.000 78.975.000 95,15 100 4.025.000

4 Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau 172.000.000 166.449.450 96,77 100 5.550.550

5 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter

159.390.00

0 158.691.525 99,56 100 698.475

6 Perlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik 16.000.000 16.000.000 100 100

-7 Pengamatan Penyakit Hewan 163.320.000 151.963.000 93,05 100 11.357.000

8 Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan 30.550.000 30.550.000 100 100

-9 Unit Respon Cepat PHMS 136.744.000 130.218.750 95,23 100 6.525.250

10 Operasional Pelayanan KesehatanHewan di Puskesmas 229.000.000 227.725.750 99,44 100 1.274.250

11 Operasional Pengujian Veteriner di Lab. Veteriner Daerah 20.000.000 19.920.000 99,60 100 80.000

LANJUTAN ... 1.

IV Peningkatan Kuantitas danKualitas Benih dan Bibit 391.700.000 241.605.350 61,68 85,00 150.094.650

1 Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 88.000.000 55.387.500 62,94 100 32.612.500

2 Pengawalan dan Koordinasi Perbibitan di Daerah 103.600.000 54.681.850 52,78 100 48.918.150

3 Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak 68.000.000 50.745.000 74,63 100 17.255.000

4 Supply Demand Bibit Ternak 34.000.000 10.491.000 30,86 100 23.509.000

5 Pengembangan Usaha Perbibitan Ternak 55.600.000 51.300.000 92,27 100 4.300.000

6 Pengembangan Kelembagaan Perbibitan Ternak 42.500.000 19.000.000 44,71 100 23.500.000

V Penjamin Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing

591.797.00

0 560.321.791 94,68 100 31.475.209

1 Fasilitasi Unit Usaha dalam Proses Sertifikasi ASUH 8.500.000 8.500.000 100 100

-2 Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba 95.000.000 95.000.000 100 100

-3 Penguatan Manajemen Lab. Kesmavet 30.000.000 29.732.000 99,11 100 268.000

(41)

5 Pemutahiran Data Pemotongan 26.600.000 26.600.000 100 100

-6 Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Pencapaian

Penularan Zoonosis. 112.940.000 89.996.341 79,69 100

22.943.65 9

7 Pembinaan Penerapan Kesejahteraan Hewan pada

Ternak dan Non Ternak 74.630.000 68.450.000 91,72 100 6.180.000

VI Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan

753.900.00

0 574.038.400 76,14 80,00 179.861.600

1

Perumusan kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan.

150.000.000 121.533.950 81,02 100 28.466.050

2

Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternkan dan Kesehatan Hewan

350.300.000 218.947.200 62,50 85 131.352.800

3

Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan serta

Penatauasahaan Barang Milik Negara.

253.600.000 233.557.250 92,10 100 20.042.750

JUMLAH DK - PKH 5.297.123.000 4.353.518.941 82,19 85,00 943.604.059

LANJUTAN ... 2.

I Peningkatan Produksi Ternak 6.467.720.000 5.171.177.147 79,95 1.296.542.853

1 Pengembangan Budidaya Sapi Potong 1.876.900.000 1.782.884.344 94,99 100 94.015.656

2 Pengembangan Budidaya Kerbau 2.300.640.000 1.217.019.000 52,90 100 1.083.621.000

3 Penyediaan Sarana dan Pearalatn IB 500.000.000 485.992.500 97,20 100 14.007.500

4 Pengembangan Budidaya Kambing Perah 197.280.000 162.730.000 82,49 100 34.550.000

5 Pengembangan Budidaya Ayam Lokal di Pedesaan. 1.592.900.000 1.522.551.303 95,58 100 70.348.697

(42)

1 Pengembangan Integrasi Ternak-Sawit 5.180.580.000 2.970.075.000 57,33 100 2.210.505.000

2

Penanaman dan

Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas

409.200.000 600.000 0,15 100 408.600.000

III Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit

362.000.00

0 343.845.450 94,98 18.154.550

1 Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/ Kota yang terpilih.

350.000.000 331.845.450 94,81 100 18.154.550

2 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 12.000.000 12.000.000 100 100

-I

0 97.921.845 57,57 72.178.155

1

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan.

121.500.000 58.221.845 47,92 70 63.278.155

2 Pengelolaan Keuangan 48.600.000 39.700.000 81,69 100 8.900.000

JUMLAH TP - PKH 12.589.600.000 8.583.619.442 68,18 4.005.980.558

LANJUTAN ... 3.

I Pengembangan Pemasaran Domestik 174.000.000 162.343.250 93,30 93,50 11.656.750

1 Pengembangan Informasi Pasar 122.000.000 116.140.500 95,20 95,50 5.859.500

2 Laporan Kegiatan dan Pembinaan 52.000.000 46.202.750 88,85 89,00 5.797.250

II Pengembangan Usaha dan Investasi 450.325.000 442.949.596 98,36 98,50 7.375.404

1 Laporan Kegiatan dan Pembinaan 450.325.000 442.949.596 98,36 98,50 7.375.404

III Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian 193.250.000 174.330.950 90,21 90,50 18.919.050

(43)

IV Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 240.000.000 232.344.650 96,81 97,00 7.655.350

1 Laporan Kegiatan dan Pembinaan 240.000.000 232.344.650 96,81 97,00 7.655.350

JUMLAH DK - PPHP 1.057.575.000 1.011.968.446 95,69 98 45.606.554

LANJUTAN ... 4.

Program peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, pemasatran Hasil dan Investasi Pertanian

1 Pengembangan Pemsaran Domestik 600.000.000 576.611.600 96,10 96,50 23.388.400

2 Unit Optimalisasi Sarana dan Kelembagaan Pasar Domestik 600.000.000 576.611.600 96,10 96,50 23.388.400

II Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan 1.300.000.000 1.194.361.140 91,87 92,00 105.638.860

1 Unit Usaha Pengolahan Hasil Peternakan 1.300.000.000 1.194.361.140 91,87 92,00 105.638.860

III Dukungan Manajemen dan Dukungan teknis Lainnya 144.000.000 136.509.450 94,80 95,00 7.490.550

1 Laporan Kegiatan dan Pembinaan 144.000.000 136.509.450 94,80 95,00 7.490.550

JUMLAH TP - PPHP 2.044.000.000 1.907.482.190 93,32 98 136.517.810

LANJUTAN ... 5.

No

. Program/Kegiatan Pagu (Rp)

Realisasi Sisa

Anggaran Keuangan (Rp) % Fisik(%)

1 2 3 4 5 6 7

E PROGRAM/KEGIATAN PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN DANA DEKONSENTRASI (DK)

I Pengelolaan Air Irigasi untuk

Pertanian 49.690.000 49.290.000

99,2

0 99.20 400.000

1 Supervisi dan Pembinaan Aspek Air 49.690.000 49.290.000 99,20 99.20 400.000

II Perluasan Areal dan Pengelolaan

Lahan Pertanian 43.150.000 43.090.000

99,8

6 99,86 60.000

1 Supervisi dan Pembinaan Aspek

Lahan 43.150.000 43.090.000 99,86 99,86 60.000

III

20.950.000 20.750.000 99,05 99,05 200.000

1 Supervisi dan

(44)

Alsintan

IV

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PSP TA 2014

255.860.000 251.594.910 98,33 98,33 4.265.090

1 Administrasi

kegiatan di Provinsi 145.160.000 143.186.300 98,64 98,64 1.973.700

1

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PSP TA 2014

110.700.000 108.408.610 97,93 97,93 2.291.390

V Fasilitas Pupuk dan Pestisida 30.350.000 30.310.000 99,87 99,87 40.000

Fasilitas Pupuk dan

Pestisida 30.350.000 30.310.000 99,87 99,87 40.000

JUMLAH DK - PSP 400.000.000 395.034.910 98,76 98,76 4.965.090

(45)

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015 sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pada tahun anggaran 2015 dalam rangka menindaklanjuti Permen PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Juknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

(46)

Gambar

Tabel 3 .    Jumlah Pegawai Negeri  Sipil  Dinas  Peternakan  Provinsi
Grafik 2.   Jumlah PNS  menurut Klasifikasi Pendidikan dan Jenis Kelamin              Pada Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015.
Tabel  4.     Sasaran strategis, Indikator kinerja Utama, Target &
Tabel 5.     Rincian Tujuan,  Sasaran,  Indikator  Kinerja  Utama  (IKU)
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Sumbu aksial atau diameter anteroposterior bola mata yang lebih panjang dari normal disebut juga miopia aksial. Pada keadaan ini, kekuatan refraksi mata normal,

informasi dapat dilakukan dengan membandingkan suatu produk atau membaca suatu iklan dimajalah atau suatu surat kabar, dapat juga mencari informasi tentang sumber-sumber pembelian

Instalasi sarana sandang dan sterilisasi sentral adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas penunjang Sarana Sandang dan Sterilisasi Sentral yang  berhubungan

Sebagai contoh, sebuah instrumen diagnosis depresi menghasilkan nilai AUC sebesar 80%, maka dapat disimpulkan bahwa apabila instrumen tersebut diper- gunakan untuk 100

Dari data yang ada dilanjutkan dengan perhitungan proporsi metode pengadaan barang, dimana sesuai prinsip pareto bertujuan untuk mengetahui metode mana yang mempunyai

Dalam Pasal 54 Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengatakan bahwa anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan

%eara etimologis khabar berasal dari kata 6khabar, yang berarti 2berita’.Adapun seara terminologis, para ulama adits tidak sepakat dalam menyikapi

Perumusan Masalah dalam Penelitian ini adalah 1) Bagaimana tingkat resiliensi siswa kelas X SMK Penerbangan Semarang sebelum pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik home