• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Ekonomi Makro

2. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika

Nilai tukar mata uang suatu negara ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran akan mata uang tersebut. Pada umumnya permintaan mata uang asing muncul dari kebutuhan untuk mempertukarkan mata uang domestik kedalam mata uang asing.

Penentuan nilai tukar mata uang merupakan hal yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang suatu negara akan saling berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang negara lain. Perubahan nilai tukar mata uang tertentu akan mengakibatkan efek nyata dalam pengaruhnya terhadap perekonomian negara tersebut, terutama pada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam aktivitas perdagangan internasional. Perubahan nilai tukar mata uang akan menghasilkan perubahan langsung pada harga-harga relatif domestik dan barang-barang impor. Secara umum pengaruh perubahan nilai tukar terhadap suatu perusahaan tergantung pada posisi perusahaan tersebut terhadap perubahan nilai tukar mata uang. Pada perusahaan pengimpor baik barang jadi maupun bahan baku dimana harga ditentukan oleh pasar internasional mendapatkan cash flow (expense) pada setiap perubahan nilai tukar mata uang negaranya, nilai tukar mata uang juga biasa disebut kurs valuta asing dalam hal ini berarti kurs dollar.

Kurs valuta asing adalah harga dari satu mata uang yang diukur dalam mata uang asing lainnya. Hal ini ditentukan dalam bursa valas timbul dari kebutuhan untuk membayar barang dan jasa serta asset yang berasal dari luar

negeri. Permintaan atas satu mata uang dalam bursa valas menentukan penawaran mata uang. Dengan rumus (Dominick Salvatore, 1997) :

Permintaan dan penawaran valas menentukan kurs valas. Meningkatnya permintaan serta menurunnya penawaran valas mengakibatkan apresiasi kurs yang menaikkan nilai mata uang. Sebaliknya menurunnya permintaan serta meningkatnya penawaran valas menyebabkan depresiasi kurs menurunkan nilai mata uang.

a. Sistem Kurs Tetap

Sistem kurs tetap bercirikan kurs stabil yang diperkenankan berfluktuasi dalam batas-batas sempit mengelilingi nilai pasar, dimana kedua batas tersebut tetap tetapi tidak kekal. Keunggulan utama sistem kurs tetap adalah bahwa kurs tetap memberikan tindakan stabilitas kurs dan dengan demikian menghilangkan sumber ketidakpastian dan ketidakstabilan harga yang lebih jauh. Kelemahan utama sistem ini adalah bahwa kurs tetap mengemudikan/mensubordinasi sasaran-sasaran ekonomi ekternal. Hal ini dapat menghasilkan beban-beban sosial dan ekonomi yang merugikan.

b. Sistem Kurs Mengambang

Sistem kurs mengambang bebas bercirikan kurs yang bebas bereaksi terhadap perubahan dan penawaran valuta asing. Pengumuman BI mengenai perubahan kebijakan menjadi Floating Exchange Rate untuk

Kurs = x 100 Kursx – Kursx-1

rupiah dengan US dollar, membuat likuidasi semakin ketat dan dollar AS semakin tinggi. Keunggulan pertama kurs mengambang adalah bahwa kurs menyesuaikan secara otomatis untuk mengamankan keseimbangan neraca pembayaran. Kelemahan utamanya adalah bahwa kurs mengakibatkan ketidakstabilan harga yang meredam perdagangan dan mengurangi kesejahteraan ekonomi. Kurs mengambang merupakan sistem kurs yang paling tidak rumit dan amat sesuai dengan model persaingan kompetitif dimana tidak terdapat campur tangan pemerintah untuk mendukung kurs dan kurs bebas bereaksi terhadap perubahan kondisi pasar dan juga perubahan faktor-faktor yang mendasari permintaan dan penawaran valuta asing.

Dalam teori dikatakan bahwa semakin menguatnya nilai US dollar terhadap rupiah berarti terjadi depresiasi terhadap rupiah dan sebaliknya terjadi apresiasi pada US dollar, dengan kondisi seperti ini apabila investor asing masuk dengan membawa US dollar maka nilai investasinya menjadi murah. Secara teoritis menyatakan bahwa semakin menguatnya nilai rupiah terhadap US dollar maka semakin berminat investor asing masuk. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel kurs dollar terhadap harga saham mempunyai kolerasi negatif, artinya semakin turun kurs dollar terhadap rupiah akan menaikkan harga saham.

Semakin kuat mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang asing akan menyebabkan harga barang impor semakin murah. Hal ini akan menurunkan biaya produksi dan laju inflasi, ceteris paribus. Penguatan rupiah

akan berdampak positif bagi penghematan devisa dalam pembiayaan impor masyarakat dan penurunan laju inflasi, yang pada akhirnya dapat memperkuat ekspor Indonesia ke luar negeri (Purnawan, 2002).

Kurs dollar terhadap rupiah melemah maka bahan baku menjadi mahal sehingga dalam pengolahan bahan baku menjadi barang jadi juga mahal. Perusahaan di Indonesia seringkali mengambil bahan baku dari luar negeri dalam pembayaran disaat kurs dollar terhadap rupiah melemah maka akan menjadi berlipat ganda pembayarannya. Di sisi lain perusahaan yang melakukan ekspor produknya keluar negeri maka akan mendapat laba lebih besar. Jadi kurs dollar terhadap rupiah melemah terdapat sisi positif dan negatif bagi perusahaan di Indonesia.

Sadono Sukirno (2004:397), kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing juga dapat didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Adapun penetuan kurs dalam pasar bebas adalah berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing itu sendiri.

Pada era globalisasi ini banyak investor asing yang menanamkan investasinya di negara lain baik itu menyangkut kegiatan di sektor riil maupun sektor keuangan. Dalam kegiatan investasi ini para investor menggunakan valuta asing sebagai alat transaksi yang sah. Bagi pemodal asing terdapat dua sumber risiko sewaktu mereka menginvestasikan dananya

di pasar modal internasional, yaitu perubahan harga saham dan perubahan kurs valuta asing. Besarnya kurs suatu negara terhadap mata uang negara lainnya bisaanya ditentukan oleh keadaan perekonomian suatu negara. Kurs mata uang merupakan perbedaan nilai antar mata uang.

Foreign Exchange Rate ini tidak tetap dan selalu berubah mengikuti penawaran dan permintaan pada pasar valuta asing. Jika nilai tukar rupiah mengalami penurunan maka indeks harga saham juga akan menurun (Tendi Haruman,. dkk, 2005:3).

Nittayagasetwat (1999), dalam penelitiannya membuktikan bahwa kesehatan perusahaan sensitif terhadap variabel-variabel ekonomi makro.

Dokumen terkait