• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP METODE REASURANSI TREATY EXCESS OF LOSS REASURANSI TREATY EXCESS OF LOSS

500.000.000 33 Harga pertanggungan = Rp 500.000.000

2. Non – Proportional Fakultatif

Retakaful yang akad atau kontraknya terdapat adanya penawaran sebagian risiko oleh operator takaful (perusahaan asuransi syariah) yang dilanjutkan dengan keputusan operator retakaful (perusahaan reasuransi syariah) apakah dapat menerima atau menolak penawaran tersebut. Letak perbedaan dengan fakultatif proportional adalah dalam pembagian risikonya dibagi secara proportional, sedangkan pada bentuk retakaful fakultatif non proportional pembagian risikonya berdasarkan besarnya kerugian bukan berdasarkan risiko. Pool yang dikelola oleh operator takaful akan membayar klaim sampai batas tertentu dan sisanya dibayar

36

Delil Khairat, Makalah Retakaful Proportional Fakultatif, Ibid, h. 5

oleh pool yang dikelola oleh operator retakaful sampai batas tertentu pula. Oleh karena itu, retakaful non proportional dikenal pula sebagai Excess Of Loss.37

Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa, batas besarnya kerugian yang menjadi tanggung jawab pool takaful disebut deductible atau

excess point atau retention. Batas kerugian di atas deductible yang menjadi tanggung jawab pool retakaful disebut sebagai limit. Dalam kebanyakan kasus, limit dibagi-bagi kedalam lapisan-lapisan (layer). Banyaknya layer dan lebar setiap layer disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan antara operator takaful dan operator retakaful.

Dalam Excess Of Loss, pool takaful harus siap untuk membayar semua kerugian sampai sebatas deductible. Pool retakaful layer pertama hanya akan terlihat apabila nilai kerugian telah melebihi deductible, pool retakaful layer

kedua baru akan terlihat bila nilai kerugian telah melewati batas atas layer

pertama, demikian seterusnya. Lihat gambar 3.1. 3. Proportional Treaty

Dengan digunakan metode ini, dibuat perjannjian antara operator asuransi syariah dan operator reasuransi syariah. Operator reasuransi syariah secara otomatis menerima tanggung jawab tertentu untuk semua risiko yang berada dalam cakupan perjanjian. Ini adalah kontrak yang mengikat kedua belah pihak. Operator reasuransi syariah tidak dapat menolak risiko dan operator asuransi

37

syariah harus memberikan semua risiko yang dikelolanya yang berada dalam cakupan perjanjian.

Kedua pihak yang terikat kontrak, operator asuransi syariah dan operator reasuransi syariah, telah menyepakati hak dan kewajiban masing-masing di bawah treaty tersebut dan kedua belah pihak itu secara otomatis terikat untuk transaksi bisnis yang akan dilakukan oleh operator takaful, kedua pihak tidak boleh memilih yang berada di luar perjanjian tersebut. Untuk treaty, berlaku otomatis secara langsung ketika risiko sudah diaksep dalam skema asuransi syariah oleh operator.

Treaty diperuntukkan bagi suatu portofolio atau kumpulan risiko-risiko untuk jangka waktu tertentu yang disepakati. Treaty proportional merupakan kontrak yang bersifat terus-menerus (continuing contract) dengan ketentuan adanya peninjauan atas ketentuan dan syarat-syarat setahun sekali.

Proportional treaty yaitu sebuah tipe takaful yang mengikatkan dua pihak atau lebih pihak, yaitu operator takaful dan operator retakaful. Dimana operator takaful wajib mensesikan setiap risikonya ke dalam pool retakaful dengan ketentuan-ketentuan serta syarat-syarat yang telah disepakati sepanjang risiko tersebut tidak dikecualikan oleh treaty atau ketentuan polis risiko tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan treaty. Demikian pula retakaful tidak memilki pilihan kecuali diwajibkan menerima sesi risiko tersebut. Dan bila terjadi hal klaim, pembagian kerugiannya dibagi secara proportional antara operator takaful dengan operator retakaful.

Berdasarkan gambar 3.2 tipe proportional treaty dibagi menjadi 2 yaitu

quota share dan surplus : a. Quota Share

Quota share merupakan metode treaty proportional yang paling sederhana. Dengan quota share, operator takaful dan operator retakaful membuat kesepakatan jangka panjang untuk membagi setiap risiko yang dimiliki oleh pool takaful kepada pool retakaful dimana proporsi atau pesentase pembagiannya tetap atau sama untuk setiap risiko. Risiko sebesar atau sekecil apapun akan dibagi dengan pesentase yang sama sampai batas maksimal yang telah disepakati. Batas maksimal besarnya risiko yang dapat ditampung oleh retakaful quota share

ini disebut sebagai limit treaty (treaty limit).

Selain persentase pembagian risiko, pada perjanjian quota share operator takaful dan operator retakaful juga menyepakati ketentuan-ketentuan lain yang secara detail mengatur realisasi bisnis antara kedua pihak. Ketentuan-ketentuan itu antara lain meliputi beberapa ujrah untuk operator takaful, ujrah untuk operator retakaful, risiko apa saja yang tidak boleh disesikan (pengecualian), pelaporan realisasi bisnis (statement of account), mekanisme pembagian surplus underwriting (bila ada) dan sebagainya.

Misalkan operator takaful A mengelola pool takaful A, kali ini untuk kelas bisnis takaful kebakaran dengan retensi sebesar Rp 200.000.000. Setiap risiko yang nilai risikonya diatas nilai retensi ditempatkan secara retakaful fakultatif

proportional. Sepanjang tahun lalu operator A ternyata mendapat banyak properti yang nilai risikonya di atas Rp 200.000.000 hingga Rp 700.000.000. Akibatnya operator A kewalahan menangani proses retakaful fakultatif. Selain menyebabkan pembengkakan biaya operasional, terjadi pula beberapa keterlambatan pelayanan kepada nasabah yang berdampak negatif bagi citra perusahaan yang dibangun dengan susah payah.

Kenyataan tersebut telah cukup untuk menjadi alasan bagi manajemen Operator Takaful A untuk mencoba menggunakan metode lain yang lebih efisien namun tetap efektif dalam melakukan retakaful. Setelah mempelajari statistik dan profil portofolio beberapa tahun terakhir, manajemen Operator Takaful A sampai pada keputusan bahwa program yang paling ideal bagi mereka adalah memiliki

treaty quota share dengan treaty limit hingga Rp 800.000.000 dimana mereka akan menahan 20% maksimum Rp 200.000.000 sebagai retensi dan memberikan 80% risiko kepada pool-pool retakaful. Format ini yang dirasa ideal bagi operator takaful A, dimana semua portofolio mereka dapat diserap oleh treaty, biaya operasional ditekan dan pelayanan kepada para peserta atau calon peserta menjadi lebih cepat dan pasti. Volume pertanggungan dan pendapatan kontribusi diperkirakan akan meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya dimana belum ada kepastian treaty otomatis.

Berbekal proposal itu, manajemen operator takaful A menemui operator retakaful B yang dipilih sebagai Leading Retakaful Operator. Operator retakaful B selanjutnya akan mempelajari proposal tersebut dan bukan tidak mungkin

mereka berbeda pendapat dengan operator takaful A. Setelah melalui diskusi antara kedua perusahaan, tercapailah kesepakatan untuk menggunakan Treaty Quota Share 60% dengan 100% Treaty Limit Rp 500.000.000.

Ini artinya pembagian untuk setiap risiko adalah 40% ditahan oleh Pool Takaful A (retensi) dan 60% akan diberikan kepada pool-pool retakaful. Adapun maksimum besarnya risiko yang dapat ditampung secara otomatis adaah sebesar Rp 500.000.000. Bila ada risiko yang ternyata nilainya melebihi batas maksimum Rp 500.000.000, maka kelebihannya akan ditempatkan dengan cara lain, misalnya dengan retakaful fakultatif. Aturan ini diterapkan pada setiap risiko. Pembagian risiko dengan treaty quota share ini dapat diilustrasikan sebagai berikut.

Gambar 3.6

Alokasi risiko dengan Treaty Quota Share untuk portofolio Asuransi kebakaran Pool Takaful A38

100% Treaty Limit: Rp 500 juta

38

Delil Khairat, Makalah Quota Share and Surplus, h. 1-4

RETENSI 40% maksimum Rp 200 juta Pool Takaful A QUOTA SHARE 60% maksimum Rp 300 juta Pool Retakaful B

Misalkan pada suatu hari seorang agen berhasil mendapatkan lima nasabah baru dengan nilai risiko masing-masing sebagai berikut:

Properti 1 Rp 500.000.000 Properti 2 Rp 200.000.000 Properti 3 Rp 300.000.000 Properti 4 Rp 50.000.000 Properti 5 Rp 800.000.000

Alokasi risiko untuk setiap properti akan terlihat sebagai berikut: Gambar 3.7

Alokasi Risiko dengan Treaty Quota Share untuk beberapa risiko Dengan Harga Pertanggungan yang berbeda39

39

Delil Khairat, Makalah Quota Share and Surplus, ibid., h. 5

Alokasi Risiko dengan Treaty Quota Share

200 80 120 20 200 300 120 180 30 300 300 0 200 400 600 800 1000 Properti 1 Properti 2 Properti 3 Properti 4 Properti 5

Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa untuk properti 1 sampai 4, alokasinya tetap, retensi 40% dan quota share 60%. Perbedaan terdapat pada properti ke 5 dimana harga pertanggungan melebihi limit 100% quota share

sehingga ada sisa sebesar Rp 300.000.000. Misalkan semua sisa risiko ditempatkan secara fakultatif, maka alokasi risikonya menjadi Retensi Rp200.000.000 (25%), quota share Rp 300.000.000 (37.5%) dan fakultatif Rp300.000.000 (37.5%). Akan tetapi kalau kita abaikan dulu sisa sebesar Rp300.000.000, dapat dilihat bahwa perbandingan antara retensi dan quota share

tidak berubah yaitu 40% dan 60%.

Katakanlah pada properti 3 terjadi kerugian sebesar Rp 200 juta, maka pembagian tanggung jawab atas klaim antara operator takaful dan operator retakaful adalah

Gambar 3.8

Alokasi Kerugian Sebesar Rp 200.000.000 untuk Treaty Quota Share 60% Antara Pool Takaful A dan Pool Retakaful B

Harga Pertanggungan: Rp 300 juta

b. Surplus

Sama dengan quota share, surplus termasuk metode treaty proportional

dimana risiko, kontribusi tabarru‟ dan klaim dibagi secara proportional antara retensi pool takaful dan pool retakaful. Perbedaan paling mendasar adalah bahwa dengan treaty surplus, operator takaful mendapatkan yang tidak dinikmati dengan

quota share, yaitu keleluasaan menetapkan retensi.

Alokasi risiko dalam treaty surplus didasarkan pada penetapan besarnya retensi pool takaful oleh operator takaful dan kemudian bagian retakaful dinyatakan sebagai kelipatan dari retensi tersebut. Retensi dalam surplus dikenal sebagai a line atau satu line dan bagian pool retakaful juga dinyatakan dalam line, bisa 1 line, 2 lines, 10 lines dan seterusnya.

RETENSI = 40% x Rp 200 juta =Rp 80 Juta Pool Takaful A QUOTA SHARE = 60% x Rp 200 juta = Rp 120 Juta Operator Retakaful B

Misalkan sebuah Pool Takaful Z memiliki retensi untuk takaful kebakaran sebesar Rp 200.000.000 untuk setiap risiko. Pengalaman beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa harga pertanggungan tertinggi yang pernah diterima adalah Rp 1.100.000.000, tetapi hanya 2% risiko yang memiliki harga pertanggungan diatas Rp 1.000.000.000. Treaty Surplus dengan kapasitas otomatis sebesar Rp1.000.000.000 dianggap sudah mencukupi dan sisa risiko di atas itu akan ditempatkan secara fakultatif. Treaty Surplus Pool Takaful Z dapat digambarkan seperti di bawah ini

Gambar 3.9

Alokasi Risiko dengan Treaty Surplus untuk portofolio asuransi kebakaran Pool Takaful Z dengan retensi maksimum Rp 200.000.000

dan limit treaty Rp 800.000.00040

40

Delil Khairat, Makalah Quota Share and Surplus.

RETENSI

Maksimum Rp 200 juta

Pool Takaful Z

SURPLUS

4 Lines Maksimum Rp 800 juta

Pool Retakaful X 100% Treaty Limit: Rp 800 juta

Dokumen terkait