• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Penelitian Terdahulu

8. Norazlina Abd Wahab dan Abdul Rahim Abdul Rahman (2013)

Penelitian ini berjudul “Determinants of Efficiency of Zakat Institutions in Malaysia: A Non-parametric Approach”. Penelitian ini meneliti produktivitas dan efisiensi lembaga zakat di Malaysia selama periode 2003-2007.Tujuan penelitian ini adalah untuk memeriksa efisiensi lembaga zakat di Malaysia dengan memulai studi tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap efisiensi lembaga zakat di Malaysia dengan harapan untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja lembaga zakat di Malaysia.

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan non parametric dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Variabel yang digunakan dibagi menjadi variable input dan varibel output. Variable input terdiri No. of staff, Total Expenditure, sedangkan variable output terdiri dari Total collection, total distribution, no. of zakat payers. Hasil penelitian ini adalah produktifitas lembaga zakat di Malaysia telah meningkat pada tingkat rata-rata 2,4 persen selama periode penelitian. Peningkatan ini disebabkan oleh kemajuan teknis (TECHCH) dari 3,5 persen sementara perubahan efisiensi (EFFCH) memberikan kontribusi perubahan negatif (-0.1%).

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan 1. Harjum Muharam dan Pusvitasari (2007 Analysis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (periode tahun 2005) Data Envelopment Analysis (DEA) Hasil analisis

menggunakan metode Data Envelopment Analysis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nilai efisiensi antara BUS dan UUS, tidak ada perbedaan efisiensi antara bank syariah BUMN dan bank syariah non BUMN, tidak ada perbedaan nilai efisiensi bank syariah swasta non devisa dan bank syariah devisa. Hanya bank BTN syariah, bank Niaga syariah, dan bank permata syariah selalu mencapai nilai efisiensi 100 persen selama periode pengamatan. Persamaan: Sama-sama menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) Perbedaan:

Meneliti efisiensi Komisi Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Variabel input (anggaran untuk KPK, jumlah deputi penindakan) dan output (religiusitas, jumlah kasus yang

ditangani) yang digunakan berbeda. Serta periode waktu yang diteliti berbeda. 2. Lela Dina Pertiwi (2007) Efisiensi Pengeluaran Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Tengah Data Envelopment Analysis (DEA)

Menurut hasil penelitian menggunakan Data Envelopment Analysis dalam periode 1999 – 2002 menunjukkan bahwa efisiensi pengeluaran pendidikan di setiap Kabupaten di Jawa Tengah cenderung belum efisien. Sedangkan untuk

pengeluaran kesehatan hanya kota yang

mengalami kondisi efisien yaitu Kota Salatiga (100%).

Persamaan:

Sama-sama menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dan sama – sama meneliti lembaga pemerintah.

Perbedaan:

Meneliti efisiensi pada Komisi Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Variabel input (anggaran untuk KPK, jumlah deputi penindakan) dan output (religiusitas, jumlah kasus yang ditangani) yang digunakan berbeda. Serta periode waktu yang diteliti berbeda, yaitu dari tahun 2010 – 2014. 3. Nasher Akbar

(2009)

Kinerja OPZ pada tahun 2005 lebih

Data

Envelopment

Kinerja OPZ pada tahun 2005 lebih baik dari tahun

Persamaan:

baik dari tahun 2006 dan 2007. Perhitungan terhadap sembilan OPZ tahun 2007 dengan asumsi CRS (orientasi input dan output), menunjukkan hanya 2 OPZ yang efisien, yakni BMM dan Bamuis BNI. OPZ yang paling banyak dijadikan benchmark adalah Bamuis BNI. Analysis (DEA) 2006 dan 2007. Perhitungan terhadap sembilan OPZ tahun 2007 dengan asumsi CRS (orientasi input dan output), menunjukkan hanya 2 OPZ yang efisien, yakni BMM dan Bamuis BNI. OPZ yang paling banyak dijadikan

benchmark adalah Bamuis BNI.

Data Envelopment Analysis (DEA) perbedaan:

Hanya menganalisis efisiensi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Indonesia periode 2010-2014. Variabel input (anggaran untuk KPK, jumlah deputi penindakan) dan output (religiusitas, jumlah kasus yang ditangani) yang digunakan berbeda. Serta periode waktu yang diteliti berbeda. 4. Rakhmat Purwanto (2011) Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Periode 2006- 2010) Data Envelopment Analysis (DEA) Hasil analisis menggunakan metode DEA menunjukkan bahwa selama periode 2006-2010 BUK dan BUS cenderung mengalami peningkatan efisiensi walaupun berfluktuatif dengan rata- rata efisiensi 83.29 persen untuk BUK dan 89.3 persen untuk BUS. Hal ini menunjukkan bahwa BUS sedikit lebih baik dari pada BUK di indonesia dalam hal efisiensi. Pada pengujian hipotesis uji beda

menggunakanindependent sample t- test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara BUK dan BUS selama periode tahun 2006-2010 Persamaan: Sama-sama menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) Perbedaan: Hanya menganalisis efisiensi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Indonesia periode 2010-2014. Variabel input (anggaran untuk KPK, jumlah deputi penindakan) dan output (religiusitas, jumlah kasus yang ditangani) yang digunakan berbeda. Serta periode waktu yang diteliti berbeda. 5. Norazlina Abd. Wahab dan Abdul Rahim Abdul Rahman Efficiency of Zakat Institutions In Malaysia: An Application of Data Envelopment Data Envelopment Analysis (DEA)

Hasil dari penelitian ini adalah lembaga zakat di Malaysia telah

menunjukkan efisiensi teknis rata-rata 80,6% dan

Persamaan:

Sama-sama menggunakan Data Envelopment

(2012) Analysis juga inefisiensi teknis murni mendominasi skala efek inefisiensi dalam menentukan efisiensi teknis lembaga zakat di Malaysia.

Perbedaan: Yang diteliti ialah efisiensi pada Komisi Pemberantasan Korupsi, dengan periode waktu 5 tahun, dari tahun 2010 sampai 2014. Variabel input (anggaran untuk KPK, jumlah deputi penindakan) dan output (religiusitas, jumlah kasus yang ditangani) yang digunakan berbeda. 6. Sandi Kusuma Wardana (2013) Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan dengan Pendekatan Non Parametrik Data Envelompment Analysis (DEA) Data Envelopment Analysis (DEA) Hasil analisis menggunakan Data Envelopment Analysis menunjukkan bahwa tidak berubah banyak antara 2005 dan 2011, skor efisiensi mencapai tingkat atas pada tahun 2011 untuk semua bank. Hasil

penelitian juga

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam efisiensi antara bank yang dimiliki Negara dan bank umum swasta nasional di Indonesia. - Persamaan: Sama-sama menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) - Perbedaan: Yang diteliti ialah efisiensi pada Komisi Pemberantasan Korupsi, dengan periode waktu 5 tahun, dari tahun 2010 sampai 2014. Variabel input (anggaran untuk KPK, jumlah deputi penindakan) dan output (religiusitas, jumlah kasus yang ditangani) yang digunakan berbeda. Serta periode waktu yang diteliti berbeda. 7. Dian Merini dan Putu Mahardika Adi Saputra (2013) Analisis Pengeluaran Pemerintah Sektor Publik di Kawasan Asia Tenggara: Aplikasi Data Envelopment Analysis (DEA) Data Envelopment Analysis (DEA)

Menurut hasil analisis menggunakan Data Envelopment Analysis menunjukkan bahwa Negara Singapura menjadi Negara yang mempunyai nilai efisiensi tertinggi, sedangkan Malaysia, Thailand, Brunei

Darussalam, dan Vietnam tidak mencapai kondisi efisien melalui teknik pengeluaran publiknya.

Persamaan:

Sama- sama menganalisis efisiensi mengguanakan Data Envelopment Analysis (DEA)

dan sama – sama meneliti lembaga pemerintah. Perbedaan:

Meneliti efisiensi pada Komisi Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Variabel input (anggaran

Cambodja dan Laos memiliki nilai efisien yang tinggi hanya tidak efisien dalam pelayanan kesehatan dan pendidikan. Kemudian, Indonesia dan Phillipines dapat meningkatkan derajat efisiensi dengan cara melakukan pengurangan input pada tingkat output yang tetap melalui alokasi anggaran yang tepat sasaran dan atau sebaliknya meningkatkan ouput pada tingkat input yang tetap.

untuk KPK, jumlah deputi penindakan) dan output (religiusitas, jumlah kasus yang ditangani) yang digunakan berbeda.

Penelitian ini bertujuan tidak jauh berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu untuk menganalisis efisiensi pada komisi pemberantasan korupsi (KPK) di Indonesia dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Namun, terdapat perbedaan antara lain seperti objek penelitian, variabel yang 8. Norazlina Abd. Wahab dan Abdul Rahim Abdul Rahman (2013) Determinants of Efficiency of Zakat Institutions in Malaysia: A Non-parametric Approach Data Envelopment Analysis (DEA)

Hasil penelitian ini adalah produktifitas lembaga zakat di Malaysia telah

meningkat pada tingkat rata-rata 2,4 persen selama periode penelitian.

Peningkatan ini disebabkan oleh kemajuan teknis (TECHCH) dari 3,5 persen sementara perubahan efisiensi (EFFCH) memberikan kontribusi perubahan negatif (-0.1%).

Persamaan:

Sama- sama menganalisis efisiensi mengguanakan Data Envelopment Analysis (DEA). Perbedaan:

Meneliti efisiensi pada Komisi Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Variabel input (anggaran untuk KPK, jumlah deputi penindakan) dan output (religiusitas, jumlah kasus yang ditangani) yang digunakan berbeda.

dipakai dan tahun pengamatan yang digunakan secara purposive sampling. Periode tahun pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2010 - 2014, sedangkan variabel yang digunakan dalam menganalisis efisiensi pada komisi pemberantasan korupsi (KPK) yaitu variabel input ialah anggaran untuk KPK dan jumlah deputi penindakan. Sedangkan variabel output ialah religiusitas (kegiatan keagamaan) dan jumlah kasus yang ditangani.

C. Kerangka Berfikir

Semakin berkembangnya teknologi dan bertambahnya kemampuan para koruptor dalam menyembunyikan kasus korupsinya, lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi harus terus mengoptimalkan input yang ada untuk menghasilkan ouput yang maksimal.

Penelitian ini akan mengukur efisiensi menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Analisis ini kemudian akan menghasilkan perumusan frontier interaksi antara input dalam mempengaruhi output yang dihasilkan. Hubungan input dan output tersebutlah yang kemudian akan menentukan nilai efisiensi, sehingga akan dapat dilihat apakah lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi itu efisien atau inefisien.

Selanjutnya adalah tahapan-tahapan dalam penelitian ini yaitu penentuan populasi, populasi pada penelitian ini adalah lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi. Setelah terpilih sampel, selanjutnya mengumpulkan data - data yang lengkap mengenai Anggaran Untuk Komisi pemberantasan Korupsi, Jumlah Deputi Penindakan, Jumlah Kasus yang Ditangani, dan Religiusitas (Kegiatan

Keagamaan) berdasarkan sampel dimulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

Setelah data terkumpul dan dimasukkan dengan menggunakan Microsoft

Excel maka selanjutnya dilakukan pegukuran efisiensi dengan metode Data

Envelopment Analysis (DEA). Setelah diketahui nilai efisiensi lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi. Kemudian dari hasil tersebut akan diketahui seberapa besar input serta output yang dapat diperbaiki guna mencapai kondisi efisien pada variabel input maupun output pada Komisi Pemberantasan Korupsi.

Tabel 2.2 Kerangka Berpikir Laporan Tahunan Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun

2010 - 2014 Variabel Input  Anggaran untuk KPK  Jumlah Deputi Penindakan Variabel Output  Religiusitas (kegiatan agama)

 Jumlah Kasus yang

ditangani

Hasil dan Intepretasi

Kesimpulan dan Saran Pengukuran Efisiensi dengan

Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

Dokumen terkait