• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Cash Dividend (Y)

4.2.1. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov

Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka data tersebut berdistribusi normal (Sumarono, 2004 :40)

Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0, dapat dilihat pada tabel 6, sebagai berikut

Tabel 6 : Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

21 ,0000000 130,97878703 ,104 ,083 -,104 ,475 ,978 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa nilai Sig

(2-tailed) lebih besar dari 0,05, dan sesuai dengan dasar pengambilan

4.2.2. Uji Asu

lui uji F ias (Sesuai dengan tujuan)

1. Au

si linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada n kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)

ima : Jadi P = 0

P =

wa Uji ini hasilnya

t

yaitu sebesar 2,014 (Lampi

1,669.

msi Klasik

Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier

Unbiased Estimator), artinya dalam pengambilan keputusan mela

dan uji t tidak boleh b

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0 For Windows. diperoleh hasil sebagai berikut

tokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regre

periode t denga

Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dapat digunakan uji Durbin Watson, dengan ketentuan sebagai berikut :. 1. Apabila (4 – dW) > dU, hal ini berarti bahwa Ho diter

, berarti tidak ada autokorelasi pada model

2. Apabila (4 – dW) < dL, hal ini berarti bahwa Ho ditolak : Jadi 0, berarti terdapat autokorelasi pada model

3. Apabila dL < (4 – dW) < dU, hal ini berarti bah

tidak konklusif, sehingga tidak dapat ditentukan apakah ada autokorelasi atau tidak dalam model tersebu

Berdasarkan dari hasil “Uji Autokorelasi” dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0. For Windows dapat diketahui besarnya bahwa nilai dW tes

ran. 6), sedangkan berdasarkan tabel “Durbin Watson” Untuk N = 21 dan k = 3 (Lampiran 8), diperoleh nilai dL = 1,026 dan dU =

Untuk memperjelas uraian tersebut di atas, berikut ini merupakan gambar kurva daerah keputusan autokorelasi, yang dapat dilihat pada gambar 2, sebagai berikut

Gambar. 3 : Daerah Keputusan Autokorelasi

Berdasarkan p tes

sebesar 2,014 berada diantara nilai dU = 1,669 dan 4 - dU = 2,331, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya), sehingga data dari seluruh variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini baik X1, X2, dan X3, dapat digunakan dalam penelitian.

2.

alam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai

Variance Inflation Factor (VIF).

Positif dan Negatif

ada gambar 2 dapat diketahui bahwa nilai dW

Multikolinieritas

Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas d

Tidak Ada Autokorelasi

dL = 1,026 dU 69 4 – dU = 4 0 Ada Daerah ragu - raguan Ada Aukorelasi positif DW test = 2,014 Daerah Autokorelasi Negatif Keragu -raguan Ke 2,331 =2,974 4 – dL = 1,6

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance

Inflatio

Berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0., dapat dilihat pada tabel 7, sebagai berikut

Tabel 7 : Hasil Uji Multkolinieritas

n Factor) < 10, maka hal ini berarti bahwa dalam persamaan

regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas (Ghozali, 2002 : 57-59)

Coefficientsa

,605 1,654 ,533 1,876 Cash Position (X1)

Debt to Total Assets (X2)

Return On Assets (X3) ,419 2,389 Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics (Multikolinieritas)

Dependent Variable: Cash Dividen

a. d (Y)

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan pada tabel 7 menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini baik X1, X2, dan X3, mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 10,

ambilan keputusan, hal ini berarti bahwa dalam

dan sesuai dengan dasar peng

persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas, sehingga data dari seluruh variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini baik X1, X2, dan X3,dapat digunakan dalam penelitian.

3.

tuk mengetahui adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman.

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig (2-tailed) > 0,05, maka maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

kompu

Probabilitas

Heteroskedastisitas

Alat uji yang digunakan un

lainnya atau bebas Heteroskedastisitas (Santoso, 2001 : 301)

Berdasarkan hasil Uji Heteroskedastisitas dengan alat bantu ter yang menggunakan Program SPSS. 16.0., dapat dilihat pada tabel 8, sebagai berikut

Tabel 8 : Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel

(Sig (2 - tailed) Keterangan

Cash position (X ) 0,893 1 Bebas Heteroskedastisitas

Debt to total assets (X2) 1,000 Bebas Heteroskedastisitas

Return On Assets (X ) 0,746 3 Bebas Heteroskedastisitas

Berdasarkan pada tabel 8 di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini baik X1, X dan X , mempunyai n d) lebih besar dari 0,05, dan

sesuai dengan dasar pengam

jadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengam

Sumber : Lampiran 7

2, 3 ilai Sig (2-taile

bilan keputusan, hal ini berarti dalam model regresi tidak ter

atan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas, sehingga data dari seluruh variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini baik X1, X2, dan X3,dapat digunakan dalam penelitian.

Setelah dilakukan Uji Asumsi Klasik tersebut di atas, maka dapat pulkan bahwa model persamaan regresi linier dalam penelitian ini, s dari asumsi dasar (klasik) tersebut, sehingga pengambilan keputusan lui uji F dan uji t yang akan dilakukan dalam penelitian ini tidak akan atau sesuai dengan tujuan penelitian.

disim beba mela bias

4.2.3.

Tabel 9 : Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda Teknik Analisis

Berdasarkan hasil dari “olah data” dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS.16.0, dapat dilihat pada tabel 9, sebagai berikut Coefficientsa -122,276 137,293 -,023 ,354 1,948 1,471 19,465 4,475 (Constant) Cash Position (X1) Debt to Total Assets (X2) Return On Assets (X3) Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients

Dependent Variable: Cash Dividend (Y) a.

Sumber : Lampiran. 6

Berdasarkan pada tabel 9 dapat dibuat model persamaan regresi sebagai berikut :

Y = -122,276 - 0,023 X1 + 1,948 X2 + 19,465 X3

Dari model persamaan regresi linier tersebut di atas, dapat ikut :

Konstanta (b0)

Nilai konstanta (b0) sebesar -122,276 menunjukkan bahwa apabila nilai Cash position, Debt to total assets dan Return On Assets, konstan maka besarnya nilai Cash Dividend yaitu sebesar -122,276 satuan

Cash Position

inya jika nilai variabel Cash position naik sebesar satu satuan, maka nilai Cash

gan asumsi variabel bebas lainnya

Koefisien ( Debt to Tota

variabel Debt to total assets yang artinya jika nilai variabel Debt to total assets naik sebesar satu satuan, maka nilai Cash

umsi variabel bebas lainnya

positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Cash

Dividend dengan variabel Return On Assets, yang artinya jika nilai variabel

Koefisien (b1) Untuk Variabel

Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar -0,023, nilai (b1) yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara variabel Cash Dividend dengan variabel Cash position yang art

Dividend akan turun sebesar 0,023 satuan den

konstan.

b2) Untuk Variabel l Assets

Besarnya nilai koefisien regresi (b2) sebesar 1,948, nilai (b2) yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Cash

Dividend dengan

Dividend akan naik sebesar 1,948 satuan dengan as

konstan.

Koefisien (b3) Untuk Variabel Return on Assets

Return On Assets naik sebesar satu satuan, maka nilai Cash Dividend akan

naik sebesar 19,465 satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

4.2.4.

4.2.4.1. Uji K

Dari hasil pengujian dengan menggunakan alat bantu komputer am SPSS.16.0, For Windows mengenai analisis hubungan

ihat pada tabel 10, sebagai berikut Tabel 10 : Hasil Analisis Variabel

Uji Hipotesis

esesuaian Model

Uji F ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh Cash position, Debt to

total assets dan Return On Assets terhadap Cash Dividend pada

perusahaan LQ-45 yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

dengan progr

secara simultan, dapat dil

Bebas Terhadap Variabel Terikat

ANOVAb

655152,473 3 218384,158 10,820 ,000a

343108,853 17 20182,874

998261,326 20

Regression

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Model

Residual 1

Total

Predictors: (Constant), Return On Assets (X3), Cash Position (X1), Debt to Total Assets (X2) a.

Dependent

b. Variable: Cash Dividend (Y)

; Lampiran. 6

Berdasarkan pada tabel 10 menunjukkan bahwa besarnya nilai F Sumber

(lebih kecil dari 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh Cash

Position, Debt to Total Asset, dan Return on Assets terhadap Cash Dividend, sehingga hipotesis yang diajukan terbukti kebenarannya.

D d

d

ari hasil pengujian dengan menggunakan alat bantu komputer engan program SPSS.16.0, For Windows juga diperoleh nilai R square apat dilihat pada tabel 11, sebagai berikut:

Tabel. 11 : Koefisien Determinasi (R square / R2)

Model Summaryb

,810a ,656 ,596 142.06644 2,014

Model R R Square

Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson si

Square Estimate (Autokorela

1

Predictors

a. : (Constant), Return On Assets (X3), Cash Position (X1), Debt to Total Assets (X2) Dependent Variable: Cash Div

b. idend (Y)

Sumbe

menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel Cash dividend sebesar 65,6% mampu dijelaskan oleh variabel Cash position, Debt to total assets dan

Return On Assets, sedangkan sisanya 34,4% dijelaskan oleh faktor lain

suk dalam model.

4.2.4.2.

sia.

ari hasil pengujian dengan menggunakan alat bantu komputer ram SPSS.16.0, For Windows mengenai analisis hubungan secara

r ; Lampiran. 6

Berdasarkan pada tabel 11 menunjukkan besarnya nilai koefisien Determinasi (R square) sebesar 0,656, hal ini

yang tidak terma

Uji Parsial

Uji t ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh Cash Position, Debt to Total Asset, dan Return on

Assets secara parsial terhadap Cash Dividend pada perusahaan LQ-45

yang go publik di Bursa Efek Indone D

dengan prog

Tabel 12 : Hasil Analisis Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Coefficientsa -,891 ,386 (Constant) -,064 ,950 Cash Position (X1) 1,325 ,203 Debt to Total Assets (X2)

Return On Assets (X3) 4,350 ,000 Model

Dokumen terkait