• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Novel

1. Pengertian Novel

Dalam bahasa Jerman istilah novel yaitu novelle, dan secara harafiah

novella berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan

sebagai cerita yang pendek dalam bentuk prosa.21 Dikatakan baru karena kalau dibanding dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama dan lain-lain, maka jenis novel ini kemudian muncul.

Novel merupakan sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu panjang. Novel merupakan satu jenis prosa fiksi. Prosa fiksi adalah karya sastra yang khasnya mempunyai elemen-elemen seperti : alur/plot, tokoh, latar/setting, sudut pandang/Point of View, dan gaya bahasanya. Dalam sebuah novel juga cenderung menitik beratkan munculnya kompleksitas.

20

Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet ke-1, h. 101.

21

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: gajah Mada University Press. 2000), h.9.

24 2. Jenis Novel

Adapun jenis-jenis novel amatlah beragam, ada beberapa ahli yang memilki pendapat yang berbeda, seperti Mochtar Lubis, bahwa jenis-jenis novel itu terdiri dari:

a. Novel Avontur, yaitu dipusatkan pada seorang lakon utama. Pengalaman lakon dimulai pada pengalaman pertama, dan diteruskan pada pengalaman-pengalaman selanjutnya hingga akhir cerita. Jenis novel ini mempunyai cerita yang kronologis dari awal sampai akhir. b. Novel Psikologis, yaitu novel yang berisi kepuasan tentang bakat,

watak, karakter para pelakunya beserta kemungkinan perkembangan jiwa.

c. Novel Detektif, yaitu novel yang melukiskan cara penyelesaian suatu peristiwa atau kejadian, untuk membongkar suatu kejadian.

d. Novel Sosial, yaitu pelaku pria dan wanita tenggelam dalam masyarakat, kelas atau golongan. Dalam reaksi setiap golongan terhadap masalah-masalah yang timbul dan pelaku hanya dipergunakan sebagai pendukung jalan cerita.

e. Novel Politik, yaitu uraian mengenai novel politik dapat pula dipakai dari lukisan bentuk sosial.

f. Novel Kolektif, yaitu novel yang melukiskan tentang semua aspek-aspek kehidupan yang ada, atau semua jenis novel di atas dikumpulkan menjadi satu cerita. Dan dalam novel ini, tidak hanya dimainkan oleh satu pemeran saja tetapi pemeran pendukung. Sesuai dengan alur cerita pada setiap bab, yang kesemua cerita merupakan gambaran fenomena

25 kehidupan nyata yang sering kita alami dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Unsur Intrinsik Novel

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.22

Unsur-unsur pembangun sebuah novel, seperti, plot,tema, penokohan, dan latar. Secara umum dapat dikatakan bersifat lebih rinci dan kompleks. Seperti pada penjelasan di bawah ini :

a. Plot atau alur

Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi lain.23 Umumnya, novel memiliki lebih dari satu plot, yang terdiri dari satu plot utama yang berisi konflik utama menjadi inti persoalan yang diceritakan sepanjang karya itu dan sub plot berupa munculnya konflik tambahan yang bersifat menopang konflik utama untuk sampai ke klimaks.

b. Tokoh dan penokohan

Jumlah tokoh cerita yang terlibat dalam novel terbatas, apalagi yang berstatus tokoh utama. Tokoh-tokoh cerita novel biasanya

22

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 23.

23

26 ditampilkan secara lebih lengkap, termasuk bagaimana hubungan antar tokoh itu, baik hal itu dilukiskan secara langsung atau tak langsung.

Pada hakikatnya istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak atau perwatakan atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Jika

“tokoh” berarti menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Maka, watak perwatakan dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh. Dan penokohan serta karakterisasi merujuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Atau seperti yang dikatakan Jones, sebagaimana di kutip olehBurhan Nurgiantoro, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.24

Seseorang yang membaca sebuah novel biasanya tertarik akan persepsi, penafisran dan pemahaman tokoh-tokoh yang dihadirkan pengarang. Sedangkan tokoh sendiri dapat dibedakan menjadi lima, di antaranya adalah tokoh utama, protagonist, antagonis, tritagonis, dan tokoh pembantu.

1) Tokoh Utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah novel. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian, termasuk, konflik sehingga tokoh tersebut mempengaruhi perkembangan plot.

2) Tokoh ProtagonisAlten Berhand dan Lewis, sebagaimana yang dikutip oleh Burhan Nurgiantoro, mengartikan tokoh protagonist

24

27 sebagai tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai ideal bagi kita 25

3) Tokoh antagonis adalah tokoh atau pelaku yang menantang tokoh protagonist sehingga terjadi konflik dalam cerita. 26

4) Tokoh tritagonis adalah tokoh yang menjadi penengah antara pelaku protagonist dan antagonis.

5) Tokoh pembantu dan tambahan adalah pelaku bertugas membantu pelaku utama dalam rangkaian mata rantai cerita pelaku pembantu, mungkin berperan sebagai pahlawan, mungkin juga sebagai penenang atau sebagai penengah jika terjadi konflik.

Pembedaan antara tokoh utama dan tambahan dengan tokoh protagonist dan antagonis sering digabungkan, sehingga menjadi tokoh utama protagonist dan seterusnya.

c. Setting atau latar

Novel dapat melukiskan keadaan latar secara rinci, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, konkret, danpasti. Walau demikian, cerita yang baik hanya akan melukiskan detil-detil tertentu yang dipandang perlu. Latar akan terjatuh pada pelukisan yang berkepanjangan sehingga justru terasa membosankan dan mengurangi kadar ketegangan cerita.

Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca. Menciptkan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada

25

Burhan Nurgiantoro,Teori Pengkajian Fiksi, h. 178.

26

28 dan terjadi. Dengan demikian, pembaca dapat merasakan dan menilai kebenaran, ketepatan, dan aktualisasi latar yang diceritakan sehingga merasa lebih akrab.27

d. Point of view atau sudut pandang

Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi, memang milik pengarang, pandangan hidup dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun, kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita.28

D. Novel Sebagai Media Dakwah

Setiap kali menerima wahyu, Rasulullah memerintahkan kepada para sahabat yang mampu membaca dan menulis, untuk menuliskan wahyu di kertas (qirthas). Perintah ini dimaksudkan untuk melestarikan dan mempermudah hafalan Al-qur’an, juga sebagai counter culture dari tradisi masyarakat Arab.29 Hal ini telah membuktikan bahwa sejak zaman rasulullah telah menggunakan tulisan untuk berdakwah.

Berdakwah melalui tulisan dikemas secara populer dan dikirimkan lalu dimuat di media massa seperti di koran, majalah, tabloid maupun buletin dan lain-lain.30 Hal ini membuktikan bahwa setiap pesan yang disampaikan kepada khalayak tidak hanya pesan biasa, akan tetapi pesan dakwah juga bisa dikemas secara modern dan populer.

27

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 217.

28

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi h.248.

29

Badiatul Muchlisin Asti, Berdakwah dengan Menulis Buku, (Bandung : Media Qalbu, 2004), cet. 1, h. 34.

30

29 Berdakwah di era informasi seperti sekarang ini tidaklah cukup disampaikan melalui lisan saja, tetapi juga membutuhkan bantuan dari alat-alat komunikasi massa yang jangkauannya tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Alat komunikasi yang dapat kita gunakan yaitu pers (percetakan), radio, televisi dan lain-lain. Dengan begitu kita bisa berdakwah tanpa memikirkan masalah jarak. Agar pesan dapat diterima dengan baik, diperlukan sebuah media, begitu juga dengan kegiatan berdakwah, media merupakan instrumen atau alat untuk menyampaikan pesan agar mudah dimengerti dan dipahami oleh si penerima.

Berdakwah yang dilakukan melalui sebuah tulisan seperti novel, cerpen, buku dapat dilakukan dengan menyisipkan nilai-nilai dakwah di dalamnya. Berdakwah lewat tulisan diharapkan bisa menjangkau semua lapisan masyarakat, yang memiliki latar belakang ekonomi dan pendidikan yang berbeda-beda.

Pengarang-pengarang muslim dan muslimah produktif pun mulai bermunculan dengan inovasi dan gaya penulisan yang beragam. Seperti Asma Nadia yang selalu saja menghadirkan novel remaja islami yang selalu menekankan bahwa, dengan dandanan yang islami tidak akan mengurangi efektivitas dalam bergaul. Tidak ketinggalan cara gaul yang sehat anak muda muslim ala Asma Nadia.

30 BAB III

BIOGRAFI ASMA NADIA DAN SINOPSIS NOVEL UMMI

A. Biografi Asma Nadia

Asma Nadia memiliki nama asli Asmarani Rosalba, lahir di Jakarta 26 Maret 1972. Ia merupakan anak dari pasangan Amin Usman atau lebih dikenal

dengan nama Amin Ivo’s, seorang pencipta lagu asal Aceh dan juga menulis lirik lagu “Jangan Ada Dusta di Antara Kita”, sebuah lagu yang sangat populer yang dinyanyikan oleh Dewi Yull dan memiliki seorang istri bernama Maria Eri Susianti, perempuan keturunan Cina yang lahir di Medan. Asma Nadia mempunyai kakak bernama Helvy Tiana Rosa dan seorang adik lelaki bernama Aeron Tomino.

Asma dan keluarganya pernah hidup dengan sangat sederhana di tepi rel kereta api Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Setiap malam Asma juga melihat ibunya menulis diary. Sang ibu memotivasinya, dengan menulis catatan harian sebagai latihan menyampaikan pendapat, perasaan dan menulis itu sendiri. Saat masih kecil ia hidup dengan segala keterbatasannya, namun sekarang menjelma menjadi penulis hebat dan menginspirasi banyak orang dengan menuliskan pengalaman yang ia rasakan. Cerpen yang ia muat di salah satu majalahpun menjadi awal kepenulisannya untuk dikenal oleh orang banyak.

Asma Nadia mulai menulis sejak ia duduk di sekolah SMP. Saat itu ia mulai mengikuti lomba menulis dan lomba mading, sampai akhirnya ia pernah memenangkan lomba mading di sekolah. Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, ia meneruskan sekolahnya ke perguruan tinggi dan di awal

31

kuliahnya ia mengikuti lomba menulis di media-media dan beberapa kali menang. Ia pernah menang juga di majalah Annida. Pada tahun 1999, buku pertama Asma Nadia terbit dan mendapatkan sambutan yang luar biasa,

Alhamdulillah, buku pertama saya mendapatkan sambutan yang luar biasa,

karena saya telah diberi kemudahan oleh Allah dan itu artinya saya harus tetap

menulis”. Selain aktif mengirimkan tulisan ke majalah-majalah Islam, ia juga aktif menulis lagu yang sebagian bisa ditemukan di album Bestari I (1996), Bestari II (1997), dan Bestari III (2003), Snada The Presentation, Air Mata Bosnia (Snada), Cinta Ilahi (Snada)1

Asma Nadia telah menikah dengan Isa Alamsyah dan dianugerahi dua anak Evamaria Putri Salsabila dan Adam Putra Firdaus. Keluarga Asma Nadia dikenal sebagai keluarga penulis. Sang suami, Isa sempat bekerja di koran Yumiuri Shimbun, TV NHK Jepang, Radio Belanda, juga Majalah Investor Jerman Globus Vision dan telah menulis buku motivasi berjudul “No Excuse!”. Sementara Evamaria Putri salsabila atau yang akrab dikenal dengan Caca, telah menulis sejak usianya 7 tahun dan saat ini sudah menghasilkan 5 buku. Adam si bungsu tidak mau ketinggalan, cerita yang dibuatnya saat umur 5 tahun telah dimuat dalam buku Tangan-tangan Kecil Melukis Langit.

Setelah Asma diterima kuliah di IPB melalui jalur PMDK, ia hanya bisa melanjutkan kuliah selama beberapa semester dan tidak bisa menyelesaikan kuliahnya karena ketika kecil sakit-sakitan (jantung, paru-paru, gegar otak, tumor). Asma memang tidak memiliki gelar kesarjanaan, tetapi ia

1

32

telah berbicara dihadapan banyak audience termasuk di berbagai universitas ternama di Indonesia, seperti Universitas Indonesia, ITB, UNPAD, UGM, IPB, Unsyiah, Universitas Brawijaya, dan perguruan tinggi ternama lainnya.

Asma Nadia merupakan salah satu penulis best seller wanita di Indonesia. Dalam waktu 10 tahun ia telah menulis lebih dari 40 buku dan menyusun puluhan antologi. Beberapa penghargaan nasional dan regional di bidang kepenulisan yang pernah diraihnya. Pengarang terbaik Nasional penerima Adikarya Ikapi Award tahun 2000, 2001 dan 2005, peraih penghargaan dari majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) tahun 2005, Anugrah IBF Award sebagai novelis islami terbaik (2008), peserta terbaik lokakarya perempuan penulis naskah drama yang diadakan FIB UI dan dewan Kesenian Jakarta. Tahun 2006, ia menjadi satu dari dua sastrawan muda Indonesia yang diundang untuk tinggal oleh pemerintah Korea Selatan selama 6 bulan. Undangan yang sama diperolehnya dari Le Chateau de Lavigny (2009) di Switzerland.

Melalui mailing list pembacaasmanadia, ia berusaha memberdayakan pembacanya yang sebagian besar perempuan (sesama istri dan ibu rumah

tangga) serta generasi muda untuk terlibat dalam kampanye “Perempuan Indonesia Menulis!”, hasil dari gerakan itu adalah lahirnya puluhan antologi yang ditulisnya dengan pembaca dan diterbitkan berbagai penerbit.Dari

mailing list pembacaasmanadia dibantu moderator milis lain, berupaya

menyemangati kaum perempuan untuk membaca, sehingga lahir Klub Buku AsmaNadia (KBA) di berbagai kota di tanah air, sebagai kegiatan alternatif

33

yang berisi, di mana setiap bulan anggota berkumpul dan berdiskusi tentang buku yang telah mereka baca.

Sejak tahun 2009 awal, Nadia merintis penerbitan sendiri, yaitu AsmaNadia Publishing House.Saat ini Asma Nadia dikenal sebagai Ketua Forum Lingkar Pena. Suatu perkumpulan yang ikut dibidaninya untuk membantu penulis-penulis muda. Ia juga menjadi Ketua Yayasan Lingkar Pena dan manajer Lingkar Pena Publishing House. Karena karya-karyanya ia pernah mendapat berbagai penghargaan. Selain menulis Asma sering diminta untuk memberi materi dalam berbagai loka karya yang berkaitan dengan penulisan serta keperempuanan.Sasarannya adalah berbagai majalah keislaman.

Pada Agustus – September 2009, Asma Nadia mendapat undangan

Writers In Residence dari Le Chateu de Lavigny dalam perjalanannya keliling

Eropa. Asma Nadia juga sempat diundang untuk memberikan workshop dan dialog kepenulisan di PTRI Jenewa, Masjid Al Falah Berlin (bekerja sama dengan FLP dan KBRI), KBRI Roma, Manchester (dalam acara KIBAR Gathering), dan Newcastle. Asma Nadia juga pernah menjadi pembicara pada forum Seoul Young Writers Festival dan The 2nd Asia Literature Forum di Gwangju, Public Reading di Jenewa, serta memberikan workshop kepenulisan di berbagai pelosok tanah air, juga kepada pelajar Indonesia di Mesir, Switzerland, Inggris, Jerman, Roma dan Vatican, serta buruh migran di Hongkong dan Malaysia.

Terakhir melalui Yayasan AsmaNadia, Asma merintis Rumah Baca AsmaNadia, 40 rumah baca sederhana untuk membaca dan beraktivitas bagi

34

anak-anak dan remaja kurang mampu. Saat ini RBA ada di berbagai pelosok tanah air, diantaranya : Gresik, Bogor, Balikpapan, Pekanbaru, Jogja, Papua, Tenggarong dll.Yayasan Rumah Baca AsmaNadia juga menyelenggarakan workshop-workshop pilihan dengan berbagai tema, mulai dari seputar menulis (untuk anak kecil, remaja dan dewasa), kepribadian muslimah, mendidik anak, dll.

Dari dunia penerbitan, dunia film juga mulai dirambahnya. Sebelumnya buku-buku Asma berjudul “Emak Ingin Naik Haji”, “Rumah Tanpa Jendela”, dan “17 Catatan Hati Ummi” telah mengecap sukses yang

diangkat ke layar kaca.

Salah satu novel karya Asma Nadia berjudul Ummi, yang ceritanya berkaitan erat dengan kehidupan sosial yang ada di sekeliling kita. Terlebih lagi saat ini banyak anak yang kurang menghormati orang tua, apalagi seorang ibu. Dalam novel ini lebih menceritakan kisah seorang ibu yang mempunyai konflik sama dengan yang kita rasakan sehari-hari.2

B. Karya-karya Asma Nadia

Bila ada penulis yang tetap eksis selama belasan tahun dan tetap idealis untuk bertahan di tema-tema religi, Asma Nadia lah orangnya. Hampir semua bukunya selalu sukses di pasaran.

Adapun Karya-karya yang telah dibuatnya, banyak diantaranya di terbitkan oleh Penerbit Mizan, yaitu :

1. Derai Sunyi, sebuah novel yang mendapatkan penghargaan Majelis Sastra Asia Tenggara (MASTERA), 2002.

2

35

2. Preh (A Waiting), naskah drama dua bahasa, diterbitkan oleh Dewan Kesenian

3. Cinta Tak Pernah Menari, kumpulan cerpen, meraih Pena Award

4. Rembulan di Mata Ibu (2002), novel, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional

5. Dialog Dua layar, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002 6. 101 Dating, meraih penghargaan Adikarya IKAPI, 2005

7. Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, best seller

8. Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Ke Tanah Suci (AsmaNadia

Publishing House)

9. Jilbab Traveler (AsmaNadia Publishing House) 10.Muhasabah Cinta Seorang Istri

11.Catatan Hati Bunda

12.Catatan Hati Seorang Istri, buku nonfiksi terlaris tahun 2007 dari majalah tempo dan buku nonfiksi terlaris berdasarkan survey dari 27 toko buku gramedia di tanah air dari Harian Berita Kompas.

13.Istana Kedua

14.Sakinah Bersamamu

15.Rembulan di Mata Ibu. (2000) 16.Pesantren Impian

17.Kerlip Bintang Diandra 18.Aku Ingin Menjadi Istrimu

36

20.Cinta di Ujung Sajadah

21.Kisah Kasih dari Negeri Pengantin 22.Serenade BiruDinda. (2000) 23.Hari-HariCinta Tiara. (2000) 24.Titian Pelangi. (2000)

25.Jai dan Jamilah1 : J-Two On Mission. (2003) 26.Jai dan Jamilah2 ;Jilbaber In Trouble. (2005) Karya-KaryaAsmaNadia :

1. Aisyah Putri1 :OperasiMilenia, Bandung : Syaamil, 2000. 2. Pesantren Impian, Bandung :Syaamil, 2000.

3. Ola Si Koala 1 :Gara-Gara Hal Sepele, Bandung : Syaamil, 2000. 4. Ola Si Koala 2 :Lomba Mengaji, Bandung : Syaamil, 2000. 5. Kerlip Bintang Diandra, Bandung : Syaamil, 2000.

6. Aisyah Putri2 : Chat Online, Bandung : Syaamil, 2001. 7. Kepak Sayap Patah, Jakarta : FBA Press, 2001.

8. Pelangi Nurani, Bandung :Syaamil, 2002.

9. Aisyah Putri 3 :Mr. Penyair, Bandung : Syaamil, 2002. 10.Meminang Bidadari, Jakarta : FBA Press, 2002.

11.Doa Kecil Dalam Hati Gue, Bandung :Syaamil, 2003.

12.Aisyah Putri 4 :Teror Jelangkung Keren, Bandung : Syaamil, 2003. 13.Cinta Tak Pernah Menari, Jakarta : Gramedia PustakaUtama, 2003. 14.101 Dating ; Jo dan Kas, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004.

37

2004.

16.Ada Rindu di Mata Peri, Jakarta :Lingkar Pena Publishing House, 2004. 17.Cinta Laki-Laki Biasa, Bandung :Syaamil, 2005.

18.Jangan Jadi Muslimah Nyebelin, Jakarta : Lingkar Pena Publishing House, 2005.

19.Rumah Cinta Penuh Warna, Jakarta :Qanita, 2005.

20.Aisyah Putri, My Pinky Moments, Jakarta : Lingkar Pena Publishing House, 2006.

21.Catatan Hati Seorang Istri, Jakarta :Lingkar Pena Publishing House, 2006. 22.Preh, Three Best Selection Playwrights, Jakarta : The Jakarta Art Council,

2006.

23.Istana Kedua, Jakarta :Gramedia PustakaUtama, 2007.

24.Aisyah Putri :Hidayah Buat Sang Bodyguard, Jakarta : Lingkar Pena Publishing House, 2007.

25.Catatan Hati Bunda, Jakarta :Lingkar Pena Publishing House, 2008. 26.Cinta di Ujung Sajadah, Jakarta :Lingkar Pena Publishig House, 2008. 27.Aisyah Putri, Jadian Boleh, Dong, Jakarta :Asma Nadia Publishing House,

2009.

28.Emak Ingin Naik Haji, Jakarta :Asma Nadia Publishing House, 2009. 29.Jilbab Traveler, Jakarta :Asma Nadia Publishing House, 2009. 30.Sakinah Bersamamu, Jakarta : Asma Nadia Publishing House, 2010. 31.Dendam Positif !, Jakarta : Asma Nadia Publishing House, 2011. 32.Rumah Tanpa Jendela, Jakarta : Penerbit Kompas Gramedia, 2011.

38

33.30 Scripts Pintu Surga, Jakarta : Trans Tv, 2011.

34.New Catatan Hati SeorangIstri, Jakarta :Asma Nadia Publishing House, 2011.

35.My Tweet-O-Graphy, Jakarta :Asma Nadia Publishing House, 2011.

Summary Of Translations Of Work Into Other Language :

1. Abang Apa Salahku, Malaysia : PTS Millennia SDN. BHD, 2009. 2. Di Dunia Ada Surga, Malaysia : PTS Millennia SDN. BHD, 2009. 3. Anggun, Malaysia : PTS Millenia SDN. BHD, 2010.

4. Cinta di HujungSajadah, Malaysia : PTS millennia SDN. BHD, 2011. 5. Ammanige Haj Bayake, India : NAVAKARNATAKA PUBLICATIONS

PVT. LTD.

Karya-karya berikut ditulis bersama penulis lain:

1. Ketika Penulis Jatuh Cinta, Penerbit Lingkar Pena, 2005

2. Kisah Kasih dari Negeri Pengantin, Penerbit Lingkar Pena, 2005 3. Jilbab Pertamaku, Penerbit Lingkar Pena, 2005

4. Miss Right Where R U? Suka Duka dan Tips Jadi Jomblo Beriman, Penerbit Lingkar Pena, 2005

5. Jatuh bangun Cintaku, Penerbit Lingkar Pena, 2005 6. Gara-Gara Jilbabku ?, Penerbit Lingkar Pena, 2006 7. Galz Please Don’t Cry, Penerbit Lingkar Pena, 2006

8. The Real Dezperate Housewives, Penerbit Lingkar Pena, 2006

9. Ketika Aa Menikah Lagi, Penerbit Lingkar Pena, 2007 10.Karenamu Aku Cemburu, Penerbit Lingkar Pena, 2007

39

11.Catatan Hati di Setiap Sujudku, Penerbit Lingkar Pena, 2007 12.Badman: Bidin

13.Suparman Pulang kampung 14.Pura-Pura Ninja

15.Catatan Hati di Setiap Sujudku (kumpulan tulisan dari mailing list) 16.Meminang Bidadari

C. Sinopsis Novel Ummi

Novel Ummi ini banyak memberikan pelajaran bagi kita, terutama bagi orang yang pernah atau masih berselisih dengan orang tua, untuk orang yang terlibat cinta segitiga dengan pihak yang sudah berkeluarga, untuk yang ingin lebih baik dalam birrul walidain, kepada orang tua, untuk yang pernah mengalami ujian hidup, untuk orang yang ingin mengeja cinta dan memaknainya lebih baik, untuk orang yang sedang berada di persimpangan jalan, terbentur pasangan saat ingin membahagiakan orang tua, untuk orang yang terlibat cinta segitiga dengan pihak yang sudah berkeluarga, untuk kita yang peduli dengan seseorang yang kita kenal, yang ingin kita tuntun menjadi lelaki atau perempuan sejati dalam menjaga fitrahnya.3

Tokoh utama dari novel Ummi adalah seorang ibu bernama Ummi Aminah yang telah ditinggal oleh suaminya. Ummi Aminah adalah seorang

Dokumen terkait