• Tidak ada hasil yang ditemukan

Objek Penelitian dari Berbagai Disiplin Ilmu

2.2. Pemanfaatan Plengkung Nirbaya/Plengkung Gading

2.2.2. Objek Penelitian dari Berbagai Disiplin Ilmu

Bangunan-bangunan yang tersebar di beberapa lingkungan/ pelosok kota adalah sumber ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan objek penelitian bagi perkembangan dari berbagai disiplin ilmu, baik itu untuk ilmu sejarah, bagaimana

dan sejak kapan arsitektur itu berkembang di daerah ini, atau dengan bangunan itu dapat berbicara tentang lingkup sejarah pada masa itu hingga sekarang. Karena bangunan merupakan tinggalan yang sangat berharga sebagai peninggalan sejarah yang telah ada.

Dalam hasil laporan ekskavasi benteng kraton dan plengkung Gading yang dilakukan pada tanggal 9 sampai 28 Februari 1988 yang disusun oleh tim Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada mengemukakan bahwa telah ditemukan data-data baru untuk memberikan dimensi baru tentang rekonstruksi benteng kraton. Dari data tersebut telah dietahui bahwa benteng kraton telah mengalami beberapa kali perubahan dan perluasan-perluasan yang dapat terlihat pada bangunan bastion dan plengkung gading itu sendiri. Hasil ekskavasi tersebut ditemukan beberapa temuan yaitu berupa struktur, artefak, ipsefak dan feature.

Bahwa bastion lama susunan bata berspesi berbentuk lengkung (melingkar) dan lantai berplester. Bastion lama memiliki bentuk lebih sempit dan lebih rendah dibanding bastion baru yang ada sekarang. Bastion dilengkapi dengan relung tempat berlindung dan berjaga di sudutnya dan lubang-lubang pengintai. Lubang pengintai ini berbentuk persegi dengan dasar dibuat miring (bagian luar tidak sama dengan bagian dalam). Lubang bastion lama dengan bastion yang baru berbeda dasar lubang pengintai pada bastion baru melandai ke dalam. Sedangkan lubang bastion lama melandai ke luar.

32

Lubang pengintai melandai ke luar memungkinkan orang untuk menggunakan jenis senjata yang dapat diangkat tangan dan dapat diarahkan ke bawah. Sebaliknya dasar lubang pengintai melandai ke dalam memungkinkan berhubungan dengan telah digunakannya jenis senjata baru (meriam). Dengan maksud agar penggunaan jenis senjata ini lebih aman jika dibandingkan dengan dasar yang melandai ke luar yang jelas dengan semakin ditinggalkannya tembok benteng dan bastion sudah barang tentu berhubungan dengan sistem perkembangan teknologi persenjataan. Dengan demikian dapatlah diperkirakan bahwa perluasan dan peninggian bastion berhubungan dengan adanya tuntutan yang semakin berkembang di dalam sistem pertahanan.

Susunan fondasi bata berspesi yang berbentuk melingkar (melengkung). Struktur ini tidak diberi plester, dalam posisi di dalam tanah. Antara struktur satu dengan lain saling berkaitan. Lengkung-lengkung fondasi mengarah ke sudut bastion atau ke dinding bastion. Fondasi ini berada di dalam tanah artinya terpendam tanah. Di atas permukaan berbentuk melingkar tersebut juga hanya ditutup dengan tanah. Dari struktur diatas adanya hubungan dengan dinding bastion dan lubang pengintai daripada dengan struktur fondasi. Itulah sebabnya mengapa lantai berplester tersebut ditemukan menyatu dengan dinding bastion dan lubang pengintai.

Susunan fondasi bata berspesi yang berbentuk melingkar (melengkung) dilihat dari arah lengkung (cekungan) dan konstruksinya yang saling berkaitan maka dapat diduga bahwa struktur ini berfungsi sebagai penahan atau penyangga tanah.

Dengan struktur tersebut, tanah urug yang dipergunakan untuk meninggikan halaman dalam bastion tidak mudah terkena erosi atau mengalami longsor.

Struktur semacam ini memang diperlukan mengingat bahwa tanah urug pada bastion tersebut cukup tinggi, hampir sama dengan tinggi tembok bastion. Adanya lubang berbentuk segitiga pada struktur dimaksudkan untuk lubang peresapan air pada waktu hujan.

Temuan lantai berplester nampaknya secara fungsional berhubungan dengan lubang pengintai karena disekitar lubang pengintai sering digunakan untuk kegiatan penjagaan, maka daerah tersebut perlu diperkeras dan agak ditinggikan dari permukaan tanah sekitarnya. Pengerasan pada lantai tersebut selain untuk memberikan rasa nyaman kepada petugas jaga, juga untuk keperluan menempatkan senjata.

Dari penggalian penyelamatan di atas juga ditemukan temuan non artefak yaitu berupa keramik lokal dan keramik asing. Keramik ini termasuk ke dalam porselin, fragmen marmer, manik-manik dan tutup dengan motif tulisan remove before firing.

Ditemukan juga ipsefak berupa tulang-tulang binatang dan arang. Jenis temuan artefak dan ipsefak tersebut ditemukan dilapisan tanah biasa dan sebagian ditemukan feature. Bentuk-bentuk feature ditemukan menunjukkan bekas tempat pembuangan sampah.

Perubahan fungsi mungkin disebabkan oleh perkembangan teknologi yang berlaku. Pada masa pebuatan benteng lama mungkin jenis senjata yang digunakan pada masa penggunaan benteng baru.

34

Gambar 8. Plengkung Gading pada malam hari pada tahun 2014 Dokumentasi penulis

Gambar 9. Plengkung Gading pada tahun 1988 Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Gerbang

Plengkung Gading pernah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan tersebut antara lain berupa penambahan panjang lorong plengkung, penambahan tembok sekat sayap plengkung dan peninggian tembok.

Data-data hasil ekskavasi pada tahun 1988 menunjukkan bahwa lorong plengkung yang asli mempunyai ukuran yang lebih pendek daripada lorong plengkung sekarang. Data ini terlihat pada kubah atap lorong plengkung yang menunjukkan bahwa atap plengkung bagian utara merupakan tambahan baru. Bagian atap yang baru mempunyai denah berbentuk persegi, sedangkan bagian lama mempunyai bentuk lengkung kubah. Pada batas antara kedua atap baru dan atap lama terdapat bekas dasar relung, seperti yang terdapat pada bagian tympanum sebelah selatan. Dengan data ini dapat diperkirakan bahwa plengkung gading yang asli dulunya mempunyai dua tympanum lengkap dengan relung di tengahnya, baik di bagian luar atau selatan maupun dibagian dalam atau utara.

Tembok tympanum tersebut kemudian dibongkar karena alasan perluasan atap plengkung. Penambahan atap plengkung ini diperkirakan juga berhubungan dengan pengembangan fungsi, dimana diperlukan ruang atas plengkung yang lebih luas untuk kepentingan pertahanan atau untuk memperlancar lalu lintas orang berkendara.

Kawasan benteng sisi selatan kraton tepatnya di plengkung Nirbaya atau plengkung Gading dapat digunakan sebagai objek penelitian. Hal ini dikarenakan bangunan bekas benteng ini sekarang beralih fungsi pemanfaatannya menjadi pemukiman bagi para penduduk, baik di sisi utara benteng atau sisi selatan pertahanan yang digunakan untuk menghalau musuh, sehingga musuh tidak dapat memasuki area kraton.

36

Parit atau saluran air berdasarkan terbentuknya dibedakan menjadi dua yaitu saluran air ilmiah dan saluran air buatan. Saluran air ilmiah terbentuk melalui proses alamiah yang berlangsung lama. Saluran air terbentuk akibat gerusan air sesuai dengan kontur tanah. Saluran air alamiah ini terbentuk pada kondisi tanah yang cukup kemiringannya, sehingga air mengalir dengan sendirinya menuju permukaan tanah yang lebih rendah sampai ke sungai, danau, atau lautan. Saluran air buatan adalah suatu sistem yang dibuat dengan maksud tertentu dan merupakan hasil rekayasa berdasarkan perhitungan dan perencanaan. Tujuan dari saluran air buatan ini antara lain dalam upaya penempurnaan atau melengkapi sistem drainase alam yang ada, pembuangan limbah dan penyaluran air irigasi untuk keperluan pertanian. Saluran air buatan dapat berbentuk saluran air yang hanya merupakan alur galian tanah tanpa perkuatan dinding atau dasar saluran atau saluran air yang dinding atau dasar salurannya diperkuat atau diperkeras (Djoko Marihandono,2010: 3)

Dokumen terkait