• Tidak ada hasil yang ditemukan

Objek, Subjek dan Wajib Pajak Restoran

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN

B. Objek, Subjek dan Wajib Pajak Restoran

1. Objek Pajak Restoran

Yang merupakan objek pajak restoran adalah setiap pembayaran atas pelayanan yang disediakan di restoran/rumah makan. Pelayanan yang dimaksud adalah penjual makanan dan minuman di tempat, yang disertai dengan fasilitas. Yang termasuk dalam objek pajak restoran adalah rumah makanan, café, bar, dan

37

Pada pajak Restoran tidak semua pelayanan oleh restoran/rumah makan dikenakan pajak. Ada pengecualian yang tidak termasuk objek pajak,yaitu:

a. Jasa Boga/catering

b. Pelayanan yang disediakan oleh restoran/rumah makan yang peredarannya tidak melebihi batas yang dengan daerah Rp 600.000 per bulan

c. Penjualan makanan dan minuman yangb diserta dengan fasilitas penyantapan di Hotel.

2. Subjek Pajak Restoran

Yang menjadi subjek pajak restoran adalah Orang Pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran makanan dan minuman atas pelayanan restoran/rumah makan. Secara sederhana yang menjadi subjek pajak adalah konsumen yang menikmati dan pelayanan yang diberiakan oleh subjek pajak adalah konsumen yang menikmati dan pelayanan yang diberikan oleh pengusaha restoran/rumah makan.

3. Wajib Pajak Restoran

Yang menjadi wajib pajak prestoran adalah Pengusaha restoran/rumah makan, yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang restoran/rumah makan

Dengan demikian, subjek pajak dan wajib pajak pada restoran tidak sama. Konsumen yang menikmati pelayanan restoran merupakan subjek pajak yang

membayar (menanggung) pajak sedangkan pengusaha restoran bertindak sebagai wajib pajak yang diberi kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen (subjek pajak).

C. Dasar Pengenaan Pajak, Tarif Pajak, dan Cara Perhitungan Pajak Restoran

1. Dasar Pengenaan Pajak Restoran

Adalah jumlah pembayaran yang dilakukan atas pelayanan yang dilakukan restotan/rumah makan. Pembayaran adalah jumlah uang yang dibayarkan maupun wajib pajak untuk harga jual baik jumlah uang yang dibayarkan maupun penggantian yang seharusnya diminta wajib pajak sebagai penukaran atas pembelian makanan atau minuman, termasuk pula semua tambahan dengan nama apapun juga dilakukan berkaitan dengan dunia usaha restoran.

2. Tarif Pajak Restoran

Tarif Pajak restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dan ditetapkan oleh Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupaten/kotra untuk menetapkan tarif.

3. Cara Perhitungan Pajak Restoran

39

Secara umum perhitungan pajak restoran adalah sesuai dengan rumus berikut:

Contoh:

Pada tanggal 07 Juli 2011, Tn. Prianto dan Ny. Cheche mengkonsumsi makanan dan minuman direstoran Rindana dengan jumlah Rp. 200.000. Hitung besarnya pajak restoran yang dikenakan terhadap Tn. Prianto dan Ny. Cheche?

Jawab:

Pajak Terutang = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif x Jumlah Pembayaran yang Dilakukan kepada Restoran

= 10 % x RP. 200.000

= RP. 20.000

D. Mekanisme Pemugutan Pajak Restoran di Dinas Pendapatan Kota Medan

Pemungutan pajak restoran adalah suatu rangkaian mulai dari penghimpunan data objek pajak restoran dan subjek pajak restoran, dengan penentuan besarnya pajak restoran yang terutang sampai kegiatan menerima pembayaran pajak restoran tersebut dari wajib pajak. Untuk itu wajib pajak terlebih dahulu melaporkan jenis usahanya kepada dinas pendapatan daerah dengan mekanisme sebagai berikut:

Pajak Terutang = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif x Jumlah Pembayaran yang Dilakukan kepada Restoran

1. Pengukuhan Wajib Pajak

Wajib Pajak Restoran mendaftarkan usahanya kepada dinas pendapatan daerah Kota Medan dalam jangka waktu tertentu selambat-lambatnya tiga puluh hari sebelum dimulainya kegiatan usaha, untuk dilakukan dan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Jangka waktuini sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan oleh bupati atau walikota dimana pajak restoran dipungut.

Surat keputusan pengukuhan yang dikeluarkan oleh kepala dinas pendapatan daerah tidak merupakan dasar untuk menentukan mulai saat pajak terutang restoran, tetapi hanya merupakan sarana administrasi dan pengawasan bagi petugas dinas pendapatan daerah. Apabila pengusaha restoran atau rumah makan tidak mendaftarkan usahanya dalam jangka waktu yang ditentukan, kepada dinas pendapatan daerah akan menetapkan pengusa tersebut sebagai wajib pajak secara jabatan. Penetapan secara jabatan dimaksudkan untuk pemberian nomor pengukuhan dan NPWP dan bukan merupakan penetapan besarnya pajak terutang. Tata cara pelaporan dan pengukuhan wajib pajak ditetapkan oleh bupati/walikota dengan surat keputusan.

2. Pendaftaran dan Pendataan

41

pendataan, kemudian diberikan kepada wajib pajak. Setelah dokumen disampaikan kepada wajib pajak, wajib pajak mengisi formulir pendaftaran dengan jelas, lengkap, serta mengembalikan kepada petugas pajak. Selanjutnya, petugas pajak mengembalikan formulir pendaftaran dan pendataan yang dikembalikan oleh wajib pajak wajib pajak dalam dan Induk Wajib Pajak berdasarkan nomor urut digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan NPWPD.

3. Pelapoaran Pajak dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTD)

Wajib Pajak Restoran wajib melaporkan kepada bupati/walikota, dalam praktiknya kepada kepala Dinas Pendapatan Daerah kabupaten/kota tentang perhitungan dan pembayaran pajak restoran yang terutang. Wajib pajak yang telah memiliki NPWPD setiap awal masa pajak wajib mengisi SPTPD. SPTPD dengan jelas, lengkap dan benar serta ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasa dan disampaikan kepada walikota/bupati atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Umumnya SPTPD harus disampaikan selambat-lambatnya 15 hari setelah berakhirnya masa pajak. Seluruh data perpajakn yang diperoleh dari daftar isisan tersebut dihimpun dan dicatat atau dituangkan dalam berkas atau kartu data yang merupakan hasil akhir,yang akan dijadikan sebagai contoh perhitungan dan penetapan pajak terutang. Keterangan dan dokumenyang harus dicantumkan dan atau dilampirkan pada SPTPD ditetapkan oleh Walikota Kota Medan.

4. Penetapan Pajak Restoran

Berdasarkan SPTPD yang disampaikan oleh wajib pajak dan pendataan dilakukan oleh petugas dinas pendapatan daerah, walikota atau pejabat yang ditunjuk oleh ealikota menetapkan pajak restoran yang terutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).SKPD harus dilunasi oleh wajib pajak atau jangka berditentukan wajib pajak tidak atau kurang membayar pajak terutang dalam SKPD, wajib pajak dikenekan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dan ditagih dengan menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD).

5. Pembayaran Pajak Restoran

Pembayaran Pajak Restoran dilakukan wajib pajak dengan menyetorkan pajaknaya ke kas daerah, bank, atau tempat lain yang ditunjuk oleh walikota dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD). Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas. Namun, dalam keadaan tertentu walikota atau pejabat yang ditunjuk dapat menerbitkan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur pajak restoran terutang dalam kurung waktu tertentu. Kepada wajib pajak yang terutang melakukan pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan.

43

penagihan pajak. Penagiahan pajak dilakukan terhadap pajak terutang dalam SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.

Tata Cara Penagihan Pajak Restoran

a. Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awaltidak pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran

b. Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana telah ditentukan dalm Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenisnya, jumlah pajak yang masih harus dibayar ditagih dengan surat paksa

c. Pejabat menerbitkan Surat Paksa segera setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenisnya.

d. Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalan jangka waktu 2x24 jam sesudah tanggal pemberitahuan Surat Paksa, pajabat segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)

e. Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi utang pajakanya, setelah 10 hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah

Melaksanakn Penyitaan, pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara

f. Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari,tanggal,jam dan tempat lelang, juru sita memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada wajib pajak

g. Bentuk, jenis dan isi formulir yang digunakan untuk pelaksanaan penagihan pajka daerah ditetapkan oleh kepala daerah.

Dengan mekanisme di atas maka pajak restoran dipungut pelaksanaan penagihan pajak yang berlaku di Indonesia, menurut Undang-undang No.18 Tahun 1997 dan undang-ungang No.34 Tahun 2000 Pemungutan Pajak menggunakan tiga system pemugutan pajak yaitu:

a. Self Assessment System yaitu Sistem pemugutan pajak yang member

wewenag kepada wajib pajak untuk menghitung,membayar dan melaporkan sendiri pajak daerah yang terutang

b. Official Assessment System yaitu Sistem pemugutan pajak daerah

berdasarkan kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajk yang terutang menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)

c. With Holding System yaitu system pemungutan yang memberiakan

45

Namun, pada Dinas Pendapatan Kota Medan, system pemugutan yang digunakan adalah Self Assesment System dan Official Assessment System.

E. Pengertian Pajak Daerah

Menurut UU RI No.34 Tahun 2000, Pajak daerah adalah iuran wajib dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung seimbang, dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan berlaku, hasil pemungutan pajak digunakan untuk membiayai penyelenggara pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Dalam Peraturan Daerah No.12 Tahun 2003, tentang Pajak daerah Kota Medan:

a. Daerah adalah Kota Medan

b. Pemerintah Daerah adalah Kota Medan c. Kepala Daerah adalah Walikota Medan

d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

e. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang perpajakan Daerah dan atau Retribusi daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku

f. Kas Daerah adalah Kas pemerintah Kota Medan

g. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah diwajibkan untuk

melakukan pembayaran pajak yang terutang termasuk pemugut atau pemotong pajak tertentu

h. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan lainnya,Badan Usaha Milik Negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan pension, Bentuk Usaha Tetap, serta bentuk badan usaha lainnya

i. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan dengan pembayaran direstoran

j. Restoran atau Rumah Makan adalah tempat yang disediakan untuk menyantap makanan dan minuman dengan dipungut bayaran kedai nasi,kedai mie, kedai kopi, warung tempat jual makanan/minuman, tempat berdiscotik dan berkaroke, usaha jasa catering dan jasa boga

k. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang dapat disingkat SSPD, adalah: yang digunakan oleh ewajib pajak untuk melaporkan perhitungan pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undang perpajakan daerah l. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah dapat disingkat SPTPD, adalah yang

digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan perhitungan pembayaran pajak yang terutang ke kas daerah atau tempat lain ditetapkan oleh kepala daerah

47

n. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang Dapat disingkat SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pajak yang tetutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pada besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar

o. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang dapat disingkat SKPDKBT, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan jumlah pajak yang telah ditetapkan

p. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang dapat disingkat SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak terutang atau tidak seharusnya terutang

q. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang dapat disisngkat SKPDN dalah surat Ketetapan pajak yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak

r. Surat Tagihan Pajak Daerah yang dapat disisngkat STPD adalah untuk melakukan tagihan pajak dan sanksi administrasi berupa bunga atau denda

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Cara Pengenaan Pajak Restoran dan Tata Cara yang dilakukan dalam

Pemugutan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan

Sejak Berlakunya Otonomi Daerah, sumber pendapatan bagi pemerintah daerah ototnom salah satunya besaral dari hasil pemugutann pajak daerah. Sumber pajak sangat penting bagi pemerintah daerah untuk memperoleh pendapatan dari sumber tersebut. Hal itu dapat dilaksanakan dengan meemugut, mengadministarasikan, menetapkan tariff dan sebagainya.

Tarif pengenaan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan yaitu 10% (sepeluh persen) dan tata cara yang dilakukanm dalam pemugutan pajak atas restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan mengunakan dua system pemungutan yaitu Self Asssessment System,Official Assessment System.

B. Target dan realisasi penerimaaan Pajak Restoran di Kota Medan

49

Dilihat dari data jumlah wajib pajak restoran yang terdaftar pada Dinas Pendapatan Kota Medan sampai tahun 2011 sebanyak 1076 wajib pajak. Wajib pajak yang menggunakan Self Assessment sebanyak 316 dan yang menggunakan Official Assessment sebanyak 760 antara lain:

Tabel 4.1

Jumlah Wajib Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan

Sampai dengan 2011

No Jenis Pajak Restoran Wajib Pajak Jumlah

Self Assessment

Official Assessment

1 Restoran Cepat Saji 71 - 71

2 Restoran Nasional 140 - 140

3 Restoran Khas Daerah 70 - 70

4 Warung Nasi, Kedai, Kopi, Jual Mie Dll

- 760 760

5 Restoran Tempat Hiburan 35 - 35

JUMLAH 316 760 1076

Sumber Data : Dinas Pendapatan Kota Medan

2. Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran

Berdasarkan table target dan realisasi pendapatan kota Medan selama 2 (dua) tahun khusus pajak restoran dapat kita lihat pada table 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2

Target dan Realisasi Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan

Tahun Anggaran 2010 – 2011 Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Sisa Lebih (kurang) Persentase (%) 2010 Rp71.772.960,00 Rp63.001.970.875,10 Rp 8.770.979.124.9 87,78% 2011 Rp96.204.441.389,00 Rp70.485.458.321,76 Rp25723983067.24 73,26%

Sumber data : Dinas Pendapatan Kota Medan 2010-2011

Dari table 4.2, mengenai target realisasi pajak restoran pada tahun anggaran 2011 dapat dilihat bahwa target pajak restoran untuk tahun 2011 sebesar Rp96.204.441.389,00 sedangkan yang terealisasi sebesar Rp63.001.970.875,10 dengan persentase 73,26% atau dengan kata lain pada tahun ini telah ditetapkan over target sebesar Rp 25.723.983.067.24. Target pajak restoran pada tahun 2010 sebesar

51

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010-2011 penerimaan melalui pajak restoran tidak tercapai target. Hal ini menunjukkan bahwa pemugutan atau penagihan pajak restoran yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan Kurang efektif karena realisasi penerimaanya tidak dapat melebihi pencapaian target.

Tidak tercapainya target pada tahun anggaran 2010-2011 di pengaruhi oleh penetapan target yang realisasi serta kurang adanya peningkatan kinerja Dinas Pendapatan Kota Medan dalam pemugutan dan penagihan pajak restoran.

C. Masalah – masalah yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pemugutan Pajak

Restoran di Kota Medan

Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pemugutan pajak restoran yang ada di kota medan adalah :

1. Masih banyak masyarakat Kota Medan yang mempunyai usaha restoran/rumah makan dan sudah memenuhi syarat sebagai wajib pajak. Akan tetapi, tidak mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. Padahal, jika masyarakat mendaftarkan diri dan melaksanakan kewajiban sebagai wajib pajak untuk membayar dan melaporkan jumlah pajak terutang, tentunya pendapatan atau realisasi pajak restoran di Kota Medan juga akan lebih meningkat setiap

tahunnya, Apabila jika kita lihat, saat ini di Kota Medan sedang berkembang usaha bidang kuliner.

2. Adanya wajib pajak yang tidak mengetahui bahwa dengan membuka restoran/rumah makan maka dikenakan atas usahanya tersebut.

D. Upaya-Upaya Peningkatan Penerimaan Melalui Pajak Restoran

Berbagai dan kebijakan telah dilakukan oleh Dinas Pendapatan untuk meningkatkan penerimaan pajak restoran, antara lain melalui:

1. Ekstensifikasi Pemungutan Pajak Restoran

Ekstensifikasi adalah kebijakan di bidang perpajakan yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan perpajakan melalui penambahan jumlah wajib pajak dan perluasan objek pajak restoran. Ekstensifikasi di bidang perpajakn sangat penting karena dengan ekstensifikas, sumber-sumber penerimaan yang ada di kota Medan, Khususnya pada penerimaan dari pajak restoran dapat digali lebih lagi dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak restoran dan meningkatkan pendapatan asli daerah kota Medan. Ekstensifikasi dapat dilakukan dengan cara pendataan wajib pajak baru dengan melakukan pendataan langsung. Kegiatan pendataan dan pendaftaran wajib pajak dilaksanakan untuk mengetahui data para wajib pajak sehingga diketahui

53

2. Intensifikasi Pemungutan Pajak Restoran

Intensifikasi merupakan kebijakan yang ditempuh dengan tujuan agar wajib pajak membayar sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga realisasi peneriman pajak restoran sesuai dengan target yang telah ditetapkan atau bahkan dapat melebihi target yang telah ditetapakan. Instensifikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

a. Melakukan pemerikasaan untuk menilai, apakah pajak yang dilaporkan oleh wajib pajak sudah benar atau tidak juga untuk meminimalisirkan penyimpangan atau pelanggaran yang dapat terjadi baik sengaja atau tidak sengaja yang dilakukan oleh wajib pajak

b. Menyampaikan surat teguran kepada wajib pajak yang tidak/terlambat menyampaikan SPTPD

c. Melaksanakan penagihan langsung kepada wajib pajak atas tunggakan pajak. Pelaksanaa kegiatan penagihan tunggakan pajak daerah ini merupakan kegiatan langsung menagih pajak daerah kepada wajib pajak yang menunggak pajak sehingga pajak yang tertahan pada wajib pajak dapat segera masuk ke kas Pemerintah Kota Medan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan adanya gambaran umum dan uraian-uraian mengenai pajak restoran serta beberapa masalah-masalah dalam pelaksanaan pemugutan dan penagihannya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan restoran. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan catering

2. Tarif Pajak Restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10%. Besarnya tarif, ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutuan, sehingga memberikan kesempatan bagi pemerintah daerah untuk menetapkan besarnya tarif pajak restoran sesuai dengan kondisi masyarakat

3. Pada Dinas Pendapataun Kota Medan, system pemugutan pajak yang diguanakan adalah Self Assessment System, Official Assessment System

55

5. Kecuali jasa boga/catering dan penjualan makanan dan atau minuman yang disertai dengan fasilitas penyantapan di Hotel

6. Pemugutan pajak restoran adalah suatu rangkaian mulai dari penghimpunan data objek pajak restoran dan subjek pajak restoran, dengan penentuan besarnya pajak restoran yang terutang sampai kegiatan menerima pembayaran pajak restoran tersebut dari wajib pajak

7. Adapun mekanisme pemugutan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan dimulai dari Pengukuhan Wajib Pajak, Pendaftaran dan Pendataan, Pelaporan SPTPD oleh wajib pajak, Penetapan Jumlah Pajak Restotan melalui SKPD, dan Pemyaran Pajak Restoran. Apabila pajak restoran yang terutang tidak dilunasi setelah jatuh tempo maka akan dilakukan Penagihan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan

8. Realisasi penerimaan dari pajak restoran di Kota Medan selama tahun 2010-2011 tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

Hambatan-hambatan dalam Penerimaan dan Pemugutan Pajak Restoran mengenai wajib tidak mau membayar pajak restoran.

1. Wajib Pajak memiliki kesadaran yang rendah akan kewajiban perpajakan yang dilaksanakannya.

2. Kurangnya pengetahuan akan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Wajib Pajak.

3. Pengawasan yang kurang optimal dari petugas pajak terhadap Wajib Pajak yang tidak melapor atau menyetorkan pajak yang menjadi kewajiban dari Wajib Pajak.

B. Saran

Dalam rangka upaya mensukseskan penerimaan Pajak Restoran di Kota Medan pada tahun 2012 dan pada masa yang akan datang, penulis memberikan saran,sebagai berikut :

1. Dinas Pendapatan Kota Medan harus dapat menciptakan iklim perpajakan yang baik di lingkungannya sendiri agar masyarakat umum atau wajib pajak tahu bahwa dengan membayar pajak tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri, sehingga meningkatkan kesadaran akan kepatuhan masyarakat akan kewajibannya

2. Dinas Pendapatan Kota Medan harus mengelolah pajak daerah sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku secara baik dan benar. Dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak, semua aparat atau petugas perpajakan memelihara sifat yang jujur,sopan,dan tegas yang akan menambah kepercayaan wajib pajak terhadap petugas

57

dengan memberiakn sanksi administrasi atau sanksi pidana bagi wajib pajak nakal

4. Dinas Pendapatan Kota Medan harus lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan memberiakan penyuluhan-penyuluhan mengenai pajak daerah

DAFTAR PUSTAKA

Markus, Muda, 2005, Perpajakan Indonesia, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Mustaqiem, H, 2008, Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah, FH UII Press Yogyakarta

Siahaan, P Marihot, 2006, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Suandy, Early, 2002, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta

UNDANG-UNDANG

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 33 Tahun Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

PERATURAN PEMERINTAH

Dokumen terkait