METODE PENELITIAN
D. Metode pengumpulan data
2. Observasi Non-Partisipan
Nasution (dalam Sugiyono 2008: 226) menyatakan bahwa, observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan. Dari padaitu, maka para ilmuan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi. Sedang Marshall (dalam Sugiyono 2008 hal: 226) tentang pengamatan
terhadap perilaku, menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Observasi digunakan untuk mendeskripsikan perilaku subjek, setting
kehidupan, aktivitas-aktivitas subjek yang sedang berlangsung, orang-orang yang
terlibat dalam aktivitas, atribut-atribut fisik dan sosial, simbol-simbol, dan makna
kejadian dilihat dari perspektif keterlibatan subjek dalam sebuah kegiatan. Lebih dari
itu, observasi digunakan untuk mencari dan mendapatkan hal-hal diluar atau yang tidak
mungkin diperoleh dari sumber data langsung.
Dalam keterlibatannya peneliti tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan
subjek. Maka jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
non-partisipan. Secara struktur, observasi yang digunakan merupakan observasi tidak
45 Hal-hal yang diamati oleh peneliti dalam kehidupan narasumber penelitian
(Anggota PAMI Kota Malang) antara lain :
1. Kondisi umum narasumber (penampilan fisik dan kondisi lingkungan tempat
hidup atau lokasi kegiatan)
2. Aktivitas narasumber (jadwal aktifitas, pola rutinitas dan gambaran general
aktifitas-aktifitas subjek)
3. Interaksi sosial narasumber ( interaksi dengan keluarga, dengan sesama
anggota dan dengan lingkungan masyarakat)
4. Ekspresi dan gesture subjek ketika wawancara maupun kesehariannya.
Alat observasi yang digunakan adalah catatan lapangan, peneliti mencatat
kejadian penting yang ada saat observasi, pencatatan tidak dilakukan langsung pada
saat di lapangan karena dapat mempengaruhi perilaku alamiah narasumber sehingga
pencatatan dilakukan segera mungkin setelah peneliti meninggalkan lapangan.
Catatan lapangan nantinya dapat berupa catatan observasi empiris yang
berisikan data murni haasil tangkapan panca indera, dan berupa catatan observasi
46 E. Analisis data
a. Organisasi Data.
Data- data yang diperoleh dari penelitian diorganisir secara rapi, lengkap dan
sistematis. Organisasi data yang sistematis ini memungkinkan penelitian untuk
memperoleh kualitas data yang baik. Data-data yang akan diorganisasikan dalam
penelitian ini meliputi :
Data-data mentah. (rekaman / catatan hasil wawancara)
Data yang sudah diproses (transkrip verbatim)
Data yang sudah ditandai/diberi kode spesifik
Penjabaran kode-kode dan kategori. b. Koding
Koding dimaksudkan untuk mengorganisir data mentah sehingga
memunculkan gambaran topik yang dipelajari. Teknik koding pada penelitian ini
digunakan untuk mengidentifikasi kondisi psikologis yang dialami subjek.
Langkah-langkah koding yang dilakukan dala penelitian ini meliputi :
Menyusun transkrip wawancara dan catatan lapangan.
Memberikan penomoran secara urut dan kontinyu pada baris-baris wawancara dan catatan lapangan.
Memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu yang mudah diingat dan dapat mewakili berkas tersebut. Dalam penelitian ini
47 -wawancara subjek 1/2. urutan wawancara. nomor, misal : S1W1.38 (subjek
pertama, wawancara yang ke-3, nomor 38)
Memberikan kode tema yang berhubungan dengan fokus penelitian pada baris wawancara tertentu.
48 F. Verifikasi Keabsahan Data
1. Kredibilitas (taraf kepercayaan). Kredibilitas berfungsi untuk meyakinkan
pembaca bahwa penelitian telah dilakukan dengan benar. Kredibilitas dapat
ditunjang dengan:
a) Keterlibatan dan pengamatan berkesinambungan. Peneliti terlibat di
lapangan untuk membangun rapport, mempelajari situasi sosial
budaya dilingkungan subjek, dan meyakinkan diri bahwa fenomena
yang diteliti dapat dilanjutkan.
b) Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut
Patton (dalam Moleong, 2002: 178) ini bisa dicapai dengan
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi,
membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan yang lain, serta membandingkan hasil
wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan. Peneliti
berusaha menemukan berbagai sudut pandang lain untuk memeriksa
49 berasal dari buku, diskusi dengan pakar, catatan harian subjek, dan
peneliti (melalui jurnal atau diskusi).
c) Cek anggota (member check). Peneliti akan datang menemui subjek
untuk mengecek kebenaran data dan interpretasi yang telah
dilakukan. Hal ini diperlukan untuk mencegah kesalahan dalam
membahasakan dunia pengalaman subjek yang mengakibatkan hasil
penelitian tidak sesuai dengan keadaan dan pengalaman subjek yang
sebenarnya. Pengecekan dengan anggota yang terlibat meliputi
pengecekan data, kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan
Dalam penelitian ini kredibilitas dicapai melalui :
a. Eksplorasi kondisi psikologis subjek.
b. Konfirmasi data dan analisisnya pada responden penelitian (validitas
komunikatif). Dalam penelitian ini setelah peneliti melakukan observasi
dan wawancara, peneliti melakkan kroscek dengan narasumber. Hasil yang
didapat setelah analisa juga dikomunikasikan kembali oleh peneliti dengan
narasumber.
c. Temuan dan kesimpulan yang dapat diikuti dengan baik rasionalnya serta
dapat dibuktikan dengan mereujuk kembali ke data mentah. Pertanggung
jawaban temuan dan kesimpulan ini dibuktikan melalui data mentah berupa
50 2. Transferabilitas (daya transfer). Membantu pembaca untuk melihat kemungkinan
menerapkan hasil penelitian ini dalam situasi lain yang mirip. Hal ini berkaitan
dengan generalisabilitas yang berarti kemampuan temuan penelitian untuk
digeneralisasikan pada subjek lain yang memiliki karakteristik yang mirip
dengan karakteristik yang dimiliki oleh subjek dalam penelitian ini. Untuk
menunjang transferabilitas penelitian ini, dilakukan deskripsi yang mendetail
supaya pembaca memiliki banyak peluang atau kemungkinan untuk
mentransfer temuan penelitian ini pada situasi lain yang mirip. Selain itu, juga
dilakukan sampling purposif dengan karakteristik subjek yang jelas sehingga
pembaca dapat lebih mudah melakukan transfer hasil penelitian ini pada subjek
lain yang memiliki karakteristik yang hampir sama.
3. Dependabilitas (daya konsistensi). Dengan dependabilitas, pembaca dapat yakin
bahwa penelitian yang dilakukan adalah konsisten dan bisa diulang pada subjek
yang sama/mirip, dalam konteks yang sama/mirip, dan dengan hasil yang sama
mirip. Untuk menunjang dependabilitas penelitian ini, dilakukan audit
eksternal, yaitu mengajak konsultan atau auditor yang memahami metode
penelitian kualitatif untuk memeriksa proses dan hasil penelitian. Konsultan
atau auditor tersebut tidak memiliki kelekatan emosional dengan peneliti
sehingga dapat memeriksa proses dan hasil penelitian ini dengan objektif.
Dalam penelitian kali ini, pihak yang menjadi konsultan/auditor peneliti adalah
51 Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk mencapai dependabilitas dalam
penelitian ini antara lain :
a. Melakukan pencatatan secara rinci dan teliti dari data yang didapat dari
alat-alat penelitian seperti alat-alat perekam, maupun catatan lapangan secara cermat
untuk mengantisipasi penafsiran yang beragam.
b. Mencatat keterkaitan aspek-aspek yang berhubungan.
4. Konfirmabilitas (daya kenetralan). Konformabilitas menggantikan istilah
objektivitas dalam penelitian kualitatif. Konfirmabilitas berarti kemampuan hasil penelitian untuk disetujui dan dinyatakan “tidak bias”. Konfirmabilitas ditunjang
oleh data mentah hasil wawancara, proses analisis yang benar dari horisonalisasi
sampai makna/esensi, pembahasan yang benar saat hasil analisis dihadapkan pada
teori atau penelitian lain, pemeriksaan materi audiovisual (kaset rekaman), dan
pemeriksaan asumsi pribadi (keberhasilan melakukan epoche/bracketing). Peneliti
juga akan mengritik dan mencari kelemahan penelitian ini (teknik analisis kasus
negatif).
Langkah yang dilakukan peneliti untuk mencapai konformabilitas adalah
dengan bersedia mengungkapkan secara terbuka terkait proses dan elemen
penelitian sehingga memungkinkan pihak lain untuk mengevaluasi dan melakukan
52 BAB IV