• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

C. Hasil Penelitian

2) Observasi Siswa Terhadap Keterlaksanaan Pembelajaran

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian dan mencatatnya menggunakan alat observasi yang telah disusun sebelumnya (Sanjaya, 2009: 86). Observasi dalam penelitian ini berupa observasi tindakan guru dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dan observasi siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan tindakan guru tersebut dapat ditemukan berbagai kelemahanan dan kekurangan sehingga dapat ditindak lanjuti untuk diperbaiki pada siklus berikutnya. Peneliti juga dapat melihat sejauh mana pelaksanaan tindakan tersebut berdampak pada siswa.

53 3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat keseluruhan kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing. Tujuan penggunaan catatan lapangan adalah untuk mencatat hal-hal yang tidak teramati oleh lembar observasi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2009: 84). Tanpa instrumen yang tepat maka peneliti tidak akan mampu menghasilkan data yang diingingkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Skala rasa percaya diri siswa

Skala ini diberikan kepada siswa untuk mengetahui rasa percaya diri siswa. Berikut disajikan kisi-kisi skala percaya diri siswa.

54

Tabel 1. Kisi-kisi Skala Rasa Percaya Diri Siswa

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Pertanyaan Juml ah Positif Negatif Rasa percaya diri siswa a. Mempunyai keyakinan pada diri sendiri Keyakinan terhadap kemampuan diri 1, 6 4 3 Tidak mudah menyerah 2,5 3 3 b. Mampu berdiri sendiri tidak bergantung pada orang lain Bersikap mandiri dalam mengerjakan sesuatu 7, 9 8 3 Tidak mengandalkan orang lain 11 10, 12 3 c. Melakukan segala sesuatu tanpa ragu Tidak ragu-ragu dalam bertindak 13, 18, 15 14 4 Tidak terpengaruh orang lain 17 16 2 d. Merasa dirinya berharga Mempunyai kemampuan dibanding orang lain 20 19 2 Kepuasan terhadap diri sendiri 21 22 2 e. Tidak Menyombon gkan diri sendiri Tidak memamerkan apa yang dimiliki kepada orang lain

23, 25 24 3 Keinginan untuk dipuji/mendapat pengakuan 27 26, 28 3 f. Berani bertindak Berani tampil di kelas 29 30 2 Berani mengungkapkan pendapat atau bertanya 31 32 2 Berani menjawab pertanyaan dengan sukarela 34 33 2 Jumlah 19 15 34

55

Skala rasa percaya diri siswa berisi pernyataan positif dan negatif, pernyataan positif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan. Pernyataan positif diberikan skor sebagaimana pada tabel 2.

Tabel 2. Penyekoran Pernyataan Positif

Selalu Sering

Kadang-Kadang Tidak Pernah

Skor 4 3 2 1

Sedangkan untuk pernyataan negatif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan. Pernyataan negatif diberi skor sebagaimana pada tabel 3.

Tabel 3. Penyekoran pernyataan Negatif

Selalu Sering

Kadang-Kadang Tidak Pernah

Skor 1 2 3 4

Instrumen skala rasa percaya diri siswa yang telah selesai dibuat, selanjutnya dilakukan validasi oleh dosen ahli (expert judgment). Dalam penelitian ini validasi instrument dilakukan oleh bapak Agung Hastomo, M.Pd selaku dosen psikologi.

2. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan guru. Kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dalam penelitian ini dijabarkan pada tabel 4.

56

Tabel 4.Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru

No. Indikator Aspek yang diamati No.Item

1. Orientasi Guru menyiapkan ruang, alat, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran

1 Guru melakukan apersepsi 2 Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran 3

Guru menjelaskan pokok kegiatan

yang harus dilakukan siswa 4 2. Merumuskan

masalah

Guru merumuskan masalah yang

menantang siswa 5

3. Merumuskan hipotesis

Guru mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa untuk berhipotesis

6 Guru membimbing siswa

merumuskan hipotesis 7

4. Mengumpulkan data

Guru membagi perlengkapan untuk

pengumpulan data secara adil 8 Guru membimbing siswa dalam

mengumpulkan data 9

Guru memotivasi siswa untuk aktif

dalam kelompok 10

5. Menguji Hipotesis

Guru membimbing siswa mendiskusikan hasil temuan dari proses pengumpulan data

11 Guru membimbing siswa dalam

pengujian hipotesis 12

6. Merumuskan kesimpulan

Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan sementara

13 Guru memfasilitasi siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusi 14 Guru memberikan kesempatan

pada siswa untuk bertanya dan berpendapat

15 Guru melibatkan siswa dalam

menyimpulkan seluruh materi yang dipelajari

16 Guru memberikan penguatan

57

3. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilaksanakan siswa. Apakah tindakan yang diberikan guru sudah dilakukan siswa atau belum. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dalam penelitian ini sebagaimana pada tabel 5.

Tabel 5.Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Siswa

No. indikator Aspek yang diamati No.Item

1. Orientasi Siswa menyiapkan buku dan perlengkapan lain yang diperlukan dalam pembelajaran

1 Siswa memperhatikan guru ketika apersepsi 2 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

3 Siswa mendengarkan pokok kegiatan yang

akan dilakukan

4 2. Merumuskan

masalah

Siswa tertantang dengan rumusan masalah yang disampaikan guru

5 3. Merumuskan

hipotesis

Siswa merumuskan hipotesis 6

4. Mengumpulkan data

Siswa menerima perlengkapan untuk pengumpulan data

7

Siswa mengumpulkan data secara

berkelompok

8 Siswa termotivasi untuk aktif dalam

kelompok

9 5. Menguji

hipotesis

Siswa mendiskusikan hasil pengumpulan data

10

Siswa menguji hipotesis 11

6. Merumuskan kesimpulan

Siswa merumuskan kesimpulan 12

Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok

13

Siswa bertanya dan berpendapat 14

Siswa terlibat dalam menyimpulkan

keseluruhan materi yang telah dipelajari

15

58 G. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk mengolah data kuantitatif maupun kualitatif sehingga menjadi lebih bermakna (Pardjono, 2007: 53). Terdapat 2 jenis data dalam penelitian tindakan kelas yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah keseluruhan informasi yang diperoleh dari sumber data seperti hasil wawancara dan observasi. Sedangkan data kuantitatif adalah informasi yang ada di lapangan dan memiliki karakteristik dapat dinyatakan dalam bentuk angka, seperti hasil evaluasi pembelajaran.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara deskriptif bertujuan untuk menggambarkan atau merangkum hasil pengamatan. Data yang dianalisis secara deskriptif kualitatif berupa data observasi aktivitas guru dan aktivias siswa, sedangkan data skala rasa percaya diri siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil data kuantitatif akan dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk persentase, berikut merupakan rumus cara menghitungnya.

NP =

×

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari

R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum ideal

100 = bilangan tetap (Purwanto, 2009: 102)

59

Data skala rasa percaya diri yang telah diolah kemudian digolongkan ke dalam beberapa kriteria atau tingkatan. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 6.Kriteria skala rasa percaya diri

Persentase (%) Kriteria 86 – 100 Sangat tinggi 76 – 85 Tinggi 60 – 75 Sedang 55 – 59 Rendah < 54 Sangat Rendah (Purwanto, 2009: 103)

H. Kriteria Keberhasilan Penelitian

Penelitian ini dianggap berhasil apabila rasa percaya diri siswa kelas IV SD Negeri Widoro pada pembelajaran IPA dapat meningkat. Kriteria keberhasilan penelitian ini yaitu 75% dari jumlah siswa mencapai kriteria rasa percaya diri pada kategori minimal tinggi. Pengambilan angka 75% berdasarkan dari pendapat Nana Sudjana (2010:8) yang menyebutkan bahwa keberhasilan siswa ditentukan kriterianya yakni berkisar antara 75-80%.

60 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah Dasar Negeri Widoro merupakan salah satu sekolah dasar yang beralamat di dusun Pereng, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Sekolah ini dibangun di sekitar lahan persawahan dan pemukiman penduduk desa. Suasana sekolah yang terletak di desa dan tidak terlalu dekat dengan jalan raya membuat suasana belajar mengajar menjadi nyaman dan kondusif. Udaranyapun masih sangat bersih dan segar bila dibandingkan dengan udara di perkotaan. Namun kenyamanan kondisi sekolah tidak dibarengi dengan kemudahan akses jalan menuju sekolah yang kondisi jalan rayanya rusak. Hal ini membuat ketidaknyamanan tersendiri apabila ingin ke menuju ke sekolah.

Adapun sarana dan prasarana yang ada di SD N Widoro yaitu: 1. Kondisi fisik

Kondisi fisik di sekolah ini cukup baik. Gedung sekolah layak digunakan dan dapat mencukupi semua aktivitas pembelajaran. Sekolah ini memiliki enam ruang kelas, satu ruang guru yang digabung dengan ruang kepala sekolah dan ruang tamu, satu mushola, satu gedung perpustakaan, satu ruang tata usaha dan lab komputer, satu ruang UKS, satu dapur, satu ruang gudang, satu toilet guru, dan empat toilet siswa. Lab komputer di sekolah ini masih sederhana, ruangannya pun kurang begitu luas dan hanya berisi 5 buah komputer. Kelengkapan di kelas seperti

61

kursi, meja dan papan tulis yang digunakan dalam kondisi layak pakai. Beberapa perlengkapana penunjang pelajaran yang dimiliki sekolah antara lain seperangkat

media (kit) berbagai mata pelajaran, seperti globe, atlas, rangka manusia, alat peraga tata surya, dan lain sebagainya. namun untuk LCD sekolah ini hanya memiliki satu buah saja dan jarang digunakan. Sekolah ini juga belum memiliki laboratorium IPA dan alat-alat seperti gelas ukur, tabung reaksi, dan sebagainya.

2. Kondisi Non Fisik a. Kondisi Guru

Kondisi non fisik meliputi sumber daya manusia, baik itu tenaga pendidik maupun siswa. Guru merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar. Berikut merupakan daftar nama tenaga pendidik di SD Widoro.

Tabel 7. Daftar Nama Pendidik di SD N Widoro

No. Nama Jabatan

1. Sudirman, S,Pd Kepala sekolah

2. Siti Nurhayati, A.Ma.Pd Guru kelas 1 3. Nurrochmawati, S.Pd.SD Guru kelas 2 4. Anik Misriyah, S.Pd Guru kelas 3 5. Endang Pramukawati, S.Pd.SD Guru kelas 4 6. Iva Nila Sukma, S.Pd Guru kelas 5 7. Ngatijan, S.Pd.SD Guru kelas 6

8. Hepy Distanti, S.Pd Guru Bahasa Inggris

9. Ngaisah,S.Pd.I Guru Pendidikan Agama Islam 10. Sartinah, S.Pd.Jas Guru Penjas

11. Dwi Arie S, A.Md Pengurus perpustakaan 12. Rina Pujiastuti, S.Pd Tata usaha

13. Parokin Tata usaha dan penjaga sekolah

Berdasarkan data pendidik di atas sekolah dasar Widoro memiliki jumlah guru yang sangat cukup dan tidak kekurangan tenaga pendidik. Guru yang mengampu setiap kelas juga sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dalam

62

penelitian ini, peneliti mengadakan penelitian di kelas IV yang dibimbing oleh Ibu Endang Pramukawati, S.Pd.SD.

b. Kondisi Siswa

Siswa SD Negeri Widoro berjumlah 123 orang yang terdiri dari 61 siswa laki-laki dan 62 siswa perempuan. Berikut merupakan rincian jumlah siswa per kelas di SD Negeri Widoro.

Tabel 8. Data siswa SD Negeri Widoro tahun ajaran 2016/2017

No Kelas Jumlah Siswa Total

L P 1. I 11 11 22 2. II 9 16 25 3. III 13 13 26 4. IV 10 8 18 5. V 10 9 19 6. VI 8 5 13

SD Negeri Widoro merupakan salah satu SD inklusi di Kabupaten Kulon Progo. Oleh karena itu ada beberapa siswa di SD ini yang memiliki kebutuhan khusus. Namun hal tersebut tidak mengganggu proses pembelajaran karena semua siswa mendapat perlakuan sesuai dengan kebutuhannya.

Seperti kebanyakan siswa sekolah dasar, siswa di SD Negeri Widoro memiliki karakter yang beragam. Jika dibandingkan dengan siswa di daerah perkotaan, siswa di SD Negeri Widoro lebih mudah diatur dan sangat hormat terhadap guru dan orang lain yang lebih dewasa. Penelitian ini dilakukan pada kelas IV yang diampu oleh Ibu Endang Pramukawati, S.Pd.

63 B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Widoro, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Siswa kelas IV berjumlah 18 orang, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Siswa kelas IV memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Saat pembelajaran tidak semua siswa mampu berperan aktif, hanya beberapa siswa saja yang mampu berpendapat dan menjawab pertanyaan guru.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas IV yang dilakukan sebelum penelitian, peneliti membagi siswa ke dalam tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Kategori ini dibuat berdasarkan perilaku siswa selama pembelajaran. Siswa yang berada pada kategori tinggi yaitu siswa dengan inisial MA, NN, dan UN. Siswa yang ada pada kategori tinggi ketika pembelajaran bersikap aktif, mau berpendapat dan berani menjawab pertanyaan dari guru. Siswa yang berada pada kategori sedang yaitu AS, AA, AB, AM, DC, DP, EA, FA, JP, RD, WM. Siswa yang ada pada kategori sedang terkadang aktif, mau menjawab pertanyaan guru. Sedangkan siswa yang berada pada kategori rendah yaitu RH, RS, SM, AMC. Siswa yang ada pada kategori rendah selama pembelajaran tidak aktif, tatapan mata kosong, dan belum berani menjawab pertanyaan guru. Adapun nama dan inisial subjek penelitian dapat dilihat pada lampiran.

64 C. Hasil Penelitian

1. Pra siklus

Pada tahap pra siklus peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV terkait kegiatan pembelajaran IPA. Peneliti bertanya mengenai masalah yang dialami guru dan siswa selama pembelajaran IPA di kelas. Wawancara dilakukan peneliti pada tanggal 11 Januari 2017. Hasil dari wawancara dengan guru kelas IV adalah sebagai berikut.

a. Guru menggunakan sumber materi dari buku BSE kelas IV. b. Guru sering menggunakan metode ceramah dan diskusi c. Guru kadang-kadang menggunakan media pembelajaran

d. Kebanyakan siswa tidak berani ketika diminta untuk bertanya dan berpendapat e. Siswa tidak mau ketika diminta guru maju ke depan kelas secara sukarela f. Beberapa siswa merasa pesimis ketika guru menawarkan reward kepada siapa

saja yang mau maju ke depan kelas.

g. Ketika presentasi hasil diskusi, siswa belum mampu menanggapi.

Berdasarkan hasil wawancara, selanjutnya peneliti melakukan observasi untuk melihat permasalahan langsung di kelas dan memastikan apakah hasil wawancara guru relevan dengan keadaan di kelas. Peneliti melakukan observasi tiga kali yaitu pada tanggal 11, 18 Januari dan 25 Maret 2017. Hasil observasi di kelas yaitu sebagai berikut.

a. Guru menggunakan metode percobaan satu kali, namun untuk materi selanjutnya yang seharusnya dipraktekkan oleh siswa diceramahkan oleh guru.

65

b. Guru terpaku pada buku teks BSE ketika mengajar.

c. Sebagian besar siswa tidak mau maju ke depan kelas. Ketika guru menawarkan kepada siswa siapa yang mau maju ke depan kelas untuk bermain telepon tali hanya satu siswa yang berani maju ke depan secara sukarela. Sedangkan siswa yang lain hanya saling menunjuk teman dan tidak berani maju ke depan kelas. d. Saat guru mengajukan pertanyaan dan meminta siswa maju ke depan kelas, sebagian besar siswa tidak ada yang mau menjawab maupun maju dengan sukarela. Sehingga guru lebih sering menunjuk siswa.

e. Siswa mendadak bersikap tegang ketika guru menawarkan siapa yang mau maju ke depan kelas.

f. Diskusi kelompok berjalan pasif, belum ada siswa yang berani menanggapi pendapat dari kelompok lain. Ketika siswa diminta membacakan hasil diskusinya siswa saling menunjuk teman.

g. Ketika kerja kelompok, beberapa siswa ada yang tidak ikut mengerjakan tugas dan hanya menonton teman yang mengerjakan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti pada tahap pra siklus, peneliti menyimpulkan bahwa siswa memiliki masalah dalam hal percaya diri. Hal-hal yang telah disebutkan di atas menunjukkan ciri-ciri secara kualitatif bahwa rasa percaya diri siswa cenderung rendah. Peneliti kembali mengumpulkan data secara kuantitatif dengan menyebar skala rasa percaya diri. Skala rasa percaya diri disebar peneliti pada tanggal 25 Maret 2017. Hasil skala rasa percaya diri siswa dapat dilihat pada tabel 9.

66

Tabel 9. Hasil Skala Rasa Percaya Diri Siswa Pra siklus

No. Insial Subjek Skor Persentase (%) Kategori

1. AS 95 69,85 Sedang 2. AA 87 63,97 Sedang 3. AB 84 61,76 Sedang 4. AM 85 62,5 Sedang 5. DC 89 65,44 Sedang 6. DP 98 72,06 Sedang 7. EA 84 61,76 Sedang 8. FA 89 65,44 Sedang 9. JP 106 77,94 Tinggi 10. MA 109 80,15 Tinggi 11. NN 95 69,85 Sedang 12. RH 81 59,56 Rendah 13. RD 95 69,85 Sedang 14. RS 78 57,35 Rendah 15. SM 75 55,15 Rendah 16. UN 100 73,53 Sedang 17. WM 94 69,12 Sedang 18. AMC 85 62,5 Sedang

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 18 siswa di kelas IV terdapat tiga kategori rasa percaya diri siswa yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Jumlah siswa yang termasuk pada kategori rendah berjumlah tiga siswa, kategori sedang tiga belas siswa, dan kategori tinggi dua siswa. Berdasarkan dari data di atas dapat dinyatakan dalam kategori rasa percaya diri. Berikut ini merupakan persentase rasa percaya diri siswa pada pra siklus.

Tabel 10. Persentase Rasa Percaya Diri Siswa Pra siklus

Persentase (%) Kriteria Jumlah siswa Persentase siswa (%)

86 – 100 Sangat tinggi 0 0

76 – 85 Tinggi 2 11

60 – 75 Sedang 13 72

55 – 59 Rendah 3 17

< 54 Sangat rendah 0 0

Berdasarkan data tersebut, persentase hasil skala rasa percaya diri siswa dapat disajikan dalam gambar 3.

67

Gambar 3. Diagram Persentase Rasa Percaya Diri Siswa Pra Siklus

Berdasarkan gambar 3 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang berada pada kategori rasa percaya tinggi mempunyai persentase sebesar 11%. Siswa dengan kategori rasa percaya diri sedang mempunyai persentase sebesar 72%, sedangkan siswa dengan rasa percaya diri rendah sebesar 17%. Hasil skala rasa percaya diri siswa per indikator dalam persentase dapat disajkan pada tabel 11.

Tabel 11. Persentase Rasa Percaya Diri Siswa Per Indikator Pra siklus

No. Indikator Persentase (%)

1. Mempunyai keyakinan pada diri sendiri 65,05 2. Mampu berdiri sendiri tidak bergantung pada orang lain 65,74

3. Melakukan segala sesuatu tanpa ragu 73,61

4. Merasa dirinya berharga 72,92

5. Tidak Menyombongkan diri sendiri 68,29

6. Berani bertindak 55,79

Berdasarkan tabel 11, pencapaian indikator tertinggi hasil skala rasa percaya diri siswa yaitu melakukan sesuatu tanpa ragu memperoleh skor 73,61%, sedangkan yang terendah adalah indikator berani bertindak memperoleh skor 55,79%. Berdasarkan tabel dapat diperoleh informasi bawa indikator mempunyai keyakinan pada diri sendiri, mampu berdiri sendiri tidak bergantung pada orang lain, merasa

11%

72% 17%

Persentase Rasa Percaya Diri Siswa Pra siklus

Tinggi Sedang Rendah

68

diri berharga, tidak menyombongkan diri berada dalam kategori sedang. Indikator berani bertindak berada dalam kategori rendah. Persentase rasa percaya diri siswa per indikator dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagaimana pada gambar 4.

Gambar 4. Diagram Batang Persentase Rasa Percaya Diri Siswa Per Indikator Pra siklus

Hasil perhitungan skala rasa percaya diri siswa pada pra siklus menunjukkan sebagian besar siswa memiliki rasa percaya diri pada kategori sedang. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan skala yang telah disebar menunjukkan data pencapaian rasa percaya diri yang berbeda. Namun, ketiganya menunjukkan bahwa mayoritas siswa kelas IV SD Negeri Widoro kurang memiliki rasa percaya diri. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menyelesaikan masalah rasa percaya diri siswa. Hasil dari data yang diperoleh akan menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan tindakan pada siklus I.

65,05% 65,74% 73,61% 72,92% 68,29% 55,79% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1 2 3 4 5 6

Persentasae Rasa Percaya Diri Siswa Per Indikator Pra siklus

69 2. Siklus I

Siklus I terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Rabu 29 Maret 2017 dan pertemuan kedua pada hari Sabtu 1 Apil 2017. Kegiatan yang dilakukan pada siklus I meliputi:

a. Perencanaan (Planning) 1. Diskusi dengan guru kelas

Diskusi dengan guru kelas yaitu membahas tentang kompetensi dasar mata pelajaran IPA yang akan diajarkan menggunakan startegi inkuiri terbimbing. Setelah melalui proses diskusi akhirnya ditetapkan materi untuk siklus 1 yaitu tentang pergerakan bulan dan fase-fase bulan. Materi tersebut disesuaikan dengan waktu dan materi yang ada di silabus.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Peneliti menyusun dua buah RPP untuk 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama RPP berisi tentang materi pergerakan bulan bersama bumi dan matahari. Sedangkan pertemuan kedua berisi tentang materi fase-fase bulan. Adapun setiap RPP yang dibuat dilengkapi dengan lampiran-lampiran seperti materi pelajaran, Lembar Kerja Siswa, soal evaluasi, kunci jawaban, penilaian dan pekerjaan rumah.

Sebelum RPP digunakan untuk pembelajaran dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing. Setelah disetujui oleh dosen pembimbing peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas selaku pihak yang akan melaksanakan pembelajaran. Peneliti juga melakukan diskusi terkait strategi

70

pembelajaran inkuiri termbimbing dengan guru kelas karena guru belum pernah menggunakan strategi ini sebelumnya.

3. Mempersiapkan alat peraga/media pembelajaran

Peneliti mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan pada RPP. Pada RPP pertemuan pertama peneliti menggunakan media berupa alat peraga tata surya. Sedangkan untuk pertemuan kedua menggunakan media bola yang telah dicat separuh bagiannya.

4. Menyiapkan lembar observasi dan skala.

Lembar observasi yang telah disusun sebelum melaksanakan tindakan meliputi observasi guru untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan strategi inkuiri terbimbing dan observasi aktivitas siswa ketika melaksanakan strategi inkuiri terbimbing. Skala digunakan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat rasa percaya diri siswa. Skala akan disebar pada siswa kelas IV pada akhir siklus I. b. Tindakan (Acting)

Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Skala rasa percaya diri siswa dibagikan di akhir siklus untuk mengetahui tingkat rasa percaya diri siswa setelah tindakan. Guru berperan sebagai pelaksana pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai observer dan peneliti dalam penelitian ini. Berikut merupakan rincian tindakan yang diberikan pada setiap pertemuan.

1) Tindakan siklus I pertemuan pertama

Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu 29 Maret 2017. Pembelajaran dilaksanakan selama 80 menit di mulai pukul 08.30-10.10. Waktu

71

tersebut terpotong istirahat selama 20 menit. Seharusnya pembelajaran hanya berlangsung selama 70 menit tetapi karena diskusi belum selesai maka menambah waktu 10 menit untuk menyelesaikan pelajaran. Siswa yang hadir pada pertemuan ini berjumlah 18 siswa.

Materi ajar pada pertemuan pertama adalah tentang pergerakan bulan. Guru sudah menggunakan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing. Media yang digunakan oleh guru adalah alat peraga tata surya. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaannya:

a) Kegiatan Awal 1)) Orientasi

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dilanjutkan berdoa dan presensi. Sebelum masuk ke inti pelajaran guru melakukan apersepsi. Apersepsi dilakukan guru dengan menunjukkan gambar bumi, bulan, dan

Dokumen terkait