• Tidak ada hasil yang ditemukan

OFF SITE METHOD

Dalam dokumen 38674005 diktat pio1 id. pdf (Halaman 29-36)

1. Trainee bisa memperoleh perspektif tentang organisasi secara komprehensif.

2. Trainee bisa memahami hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain dalam organisasi tersebut.

3. Mengembangkan para pemimpin perusahaan yang menduduki posisi eksekutif dengan memberikan pengalaman yang cukup luas dalam waktu yang relatif singkat.

d. Apprentice Training ( Magang )

 Trainee mendapat seorang pembimbing untuk jangka waktu tertentu.

 Trainee menjadi asisten dan belajar dengan bekerja pada trainer yang sudah terlatih.

 Biasanya digunakan untuk kejuruan pertukangan maupun elektronik.

 Kelemahan:

Wkatunya lama & kurang mempertimbangkan perbedaan individual mengenai waktu belajar. Semua peserta berlatih selama waktu yang ditentukan untuk dapat dianggap selesai.

2. OFF SITE METHOD

Metoda – metoda training di luar pekerjaannya. Meliputi: 2.1.Information Presentation techniques

Teknik ini dimaksudkan sebagai cara pendekatan untuk mengubah

skill, knowledge, & attitudes dari trainee dengan tanpa melibatkan partisipasi dalam suatu simulasi pekerjaan ( tanpa melibatkan diri dengan pekerjaan secara langsung ). Teknik – tekniknya yaitu:

a. Lecture ( Kuliah / ceramah )

Kuliah merupakan suatu meotda ceramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan – tujuan pendidikan. Jadi kuliah adalah pembicaraan – pembicaraan yang diorganisir secara formal tentang hal – hal yang khusus.

1. Bisa digunakan untuk kelompok besar. 2. Biaya per trainee lebih murah.

3. Bahan yang disampaikan bisa banyak dalam waktu singkat.

 Kelemahan:

1. Kurang dapat membuat trainee berpartisipasi secara aktif. 2. Komunikasi lebih cenderung satu arah sehingga tidak ada

timbal balik.

3. Pengetahuan yang diberikan lebih khusus dan terbatas.

b. Audio – Visual ( TV & Film )

Penggunaan TV dan film sebagai suatu metoda penyampaian untuk suatu program training memiliki suatu keuntungan yang spesifik dibandingkan dengan metoda kuliah.

 Keuntungan:

1. Pada TV bisa disajikan contoh – contoh real terutama pada kejadian yang perlu ditonjolkan.

2. Pada TV bisa melukiskan kejadian yang tidak bisa digambarkan apabila menggunakan metode kuliah / ceramah.

3. Lebih menarik ( melihat & mendengar ).

4. Bermanfaat dalam melatih proses kerja atau keurutan kerja. 5. Trainee lebih cepat mengikuti pola alur kerja daripada bila

diberikan instruksi secara verbal. 6. Dapat dilakukan secara serempak.

 Kelemahan:

1. Sulit merubah isisnya. 2. Biaya mahal.

c. Conference

Merupakan pertemuan formal dimana terjadi diskusi kelompok tentang sesuatu hal yang penting.

 Conference menekankan adanya: 1. Diskusi kelompok kecil. 2. Bahan yang terorganisir.

3. Keterlibatan trainee secara aktif.

4. Feed back

5. Interaksi mereka dalam satu kelompok.

 Menurut Mc Cormick & Tiffin, tujuan metode ini adalah: 1. Mengembangkan keterampilan personil dalam pembuatan

keputusan dan pemecahan masalah.

2. Menyampaikan informasi / bahan yang relatif baru.

3. Secara langsung bisa mengubah sikap trainee seperti yang diinginkan oleh trainer.

 Metode ini lebih efektif daripada metode ceramah terutama jika tujuan training unuk mengubah sikap trainee.

 Metoda ini sangat bergantung pada keterampilan, pendidikan, dan kepribadian pimpinan diskusi.

 Sangat berguna apabila materi training memberikan kejelasan yang hanya dapat diperoleh melalui diskusi.

 Sangat efektif bila ratio trainee & trainer tidak terlalu besar.

 Kelemahan:

1. Trainee terbatas pada kelompok ( 15 – 20 orang ). 2. Biaya tiap trainee relatif menjadi lebih besar. 3. Kemajuan pengajarannya lebih lambat. d. Program instruksi

Program ini merupakan bimbingan berencana/instruksi bertahap, terdiri dari satu urutan langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan / suatu kelompok tugas pekerjaan.

 Ciri – ciri:

2. Bagian – bagian ini disusun menurut urutan tertentu dari yang paling mudah ke yang paling sukar.

3. Pada akhir dari setiap urutan langkah tersebut, trainee diminta untuk memberikan suatu respons untuk bisa dinilai seberapa jauh pengetahuannya pada langkah tersebut. 4. Peserta segera diberitahu jawaban yang benar atau salah

yang diperbuatnya. Jika responsnya benar, maka trainee bisa langsung melanjutkan ke langkah yang berikutnya, demikian pula bila respon itu salah, maka perlu perlakuan tersendiri sampai responsnya benar.

 Keuntungan:

1. Trainee dapat belajar sesuai dengan tempo belajarnya sendiri.

2. Bahan yang harus dipelajari dibagi – bagi ke dalam satuan – satuan kecil sehingga mudah diserap dan diingat.

3. Ada umpan balik secara langsung. 4. Ada partisipasi trainee secara aktif.

5. Perbedaan antar individu sangat diperhatikan.

6. Training dapat diselenggarakan kapan saja dan dimana saja. e. Computer – assisted Instruction.

Pengajaran dengan menggunakan komputer merupakan cara baru dalam bidang metodologi pengajaran.

 Individu secara langsung berinteraksi dengan sebuah komputer pada mesin – mesin ketik elektronis.

 Komputer mengevaluasi kemajuan belajar trainee sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

f. Sensitivity training ( T – Group )

Merupakan teknik pengembangan manajemen dalam rangka memperbaiki perilaku interpersonal.

 Menurut Campbell, Dunnette, Lawler dan Weick, Tujuan metode ini adalah:

1. Memberi pengertian pada trainee mengenai bagaimana dan mengapa dia bereaksi terhadap orang lain seperti yang dia lakukan dan bagaimana caranya bersimpati pada mereka (introspeksi).

2. Memperoleh pengertian mengapa orang lain bertindak menurut cara mereka.

3. Mengajarkan pada trainee untuk menjadi pendengar yang baik dari pembicara orang lain.

4. Memperoleh pengertian / insight tentang kemauan kelompok untuk bertingkah laku dalam kondisi tertentu. 5. Mempercepat perkembangan rasa toleransi dan pengertian

terhadap perilaku orang lain.

6. Menciptakan suatu situasi dimana trainee dapat menggunakan suatu cara interaksi yang baru dengan orang lain dan sekaligus akan mendapatkan umpan balik dari pengalamannya ini.

 Model ini menekankan sasaran untuk peningkatan akan kesadaran diri seseorang dan kepekaan terhadap orang lain.

 Syarat – syarat agar metoda ini berjalan lancar: 1. Harus ada partisipasi penuh dari trainee.

2. Memilih training secara hati- hati dan memperoleh izin dari pimpinan.

3. Seleksi terhadap trainee dilakukan secara ketat sesuai dengan tujuan training.

4. Tujuan training harus dapat diuraikan ke dalam perilaku yang dapat diamati dan diukur.

g. Behavior modeling

Training dimulai dengan diskusi mengenai perilaku kepemimpinan yang baik yang diharapkan oleh bawahan mereka. Kemudian pada trainee diperlihatkan suatu model seorang pemimpin dalam melakukan pengawasan dengan menggunakan video. Dalam tiap film yang diputar memperlihatkan seorang figur / model dari “

model a boss “ yang melakukan jenis tingkah laku untuk ditiru. Setelah pemutaran film, trainee diminta untuk mengevaluasi perilaku model tersebut dalam menangani situasi tersebut. Sebaiknya diikuti dengan role play.

 Behavior modelling merupakan metoda yang cukup efektif untuk mengubah tingkah laku.

2.2.Simulation Methods

Metode ini berusaha menciptakan suatu situasi tiruan dari keadaan nyata.

 Simulasi:

Suatu jenis alat / teknik yang menjalin setepat mungkin kondisi nyata dalam pekerjaan.

 Trainee dapat belajr mengoperasikan, mempraktekkan prosedur baru sebelum mereka dihadapkan pada pekerjaan yang dianggap membahayakan.

 Keuntungan:

Proses belajar akan didapat dalam waktu yang relatif singkat.

 Metode simulasi antara lain: a. Studi kasus

Adalah uraian tertulis / lisan tentang keadaan perusahaan selam jangka waktu tertentu yang nyata / hipotesis yang didasarkan pada kenyataan.

 Trainee diminta untuk mengidentifikasikan masalah dan merekomendasikan jawabannya.

 Metode ini merupakan metode belajar melalui perbuatan dan bermaksud meningkatkan pemikiran analitis dan kecakapan memecahkan masalah – masalah.

b. Role playing

Peran yaitu suatu pola tingkah laku yang diharapkan.

 Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan pada trainee untuk mempelajari keterampilan hubungan antar

manusia melalui praktek dan untuk mengembangkan pemahaman akan pengaruh kelakuan mereka sendiri pada orang lain.

 Keuntungan:

1. Memungkinkan belajar melalui perbuatan.

2. Menekankan kepekaan manusia dan interaksi manusia. 3. Memberitahu langsung hasilnya.

4. Menimbulkan minat dan keterlibatan yang tinggi.

Evaluasi program training:

Yaitu penetapan kriteria keberhasilan beserta tolak ukurnya.

 Program training per;lu untuk di evaluasi sebab akan diketahui seberapa banyak usaha training telah mengubah tingkah laku traninee sesuai dengan yang diharapkan oleh trainer dan perusahaan.

 Menurut Wexley & Yukl ( 1977 ), Alasan seringnya evaluasi terhadap tranining kurang mendapatkan perhatian adalah:

1. Beberapa manajer merasa enggan mengevaluasi karena mereka yakin semuanya berjalan baik dan lancar.

2. Banyak pimpinan program training tidak mempunyai keterampilan yang diperlukan untuk mengadakan penelitian evaluasi.

3. Penyelenggaraan job training hanya karena di dorong oleh faktor imitasi saja (karena saingan juga mengadakan training), sehingga merasa enggan untuk mengevaluasinya.

4. Beberapa model job training sangat kompleks sehingga tingkah lakunya sulit untuk diukur.

5. Biaya untuk penyelenggaraan program training sudah cukup besar sehingga keberatan jika harus mengeluarkan biaya evaluasi.

 Kriteria keberhasilan suatu program training dapat ditetapkan dari:

1. Perilaku–perilaku trainee sebagaimana ditampilkan pada akhir program training.

2. Prestasi kerja trainee setelah mereka kembali ke pekerjaan mereka masing–masing selama waktu tertentu.

 Kriteria evaluasi efektivitas training: 1. Reaction Criteria

Dengan menentukan apa yang dicari oleh trainee, kemudian mendesign suatu bentuk sehingga bentuk itu jawaban mereka, bersifat tanpa nama dan bentuk sedemikian rupa. Mereka diperbolehkan untuk memberikan komentar tambahan yang bukan pertanyaan yang sudah diajukan. 2. Learning Criteria

Menunjukkan sejauhmana pengetahuan tentang prinsip – prinsip, fakta – fakta dan teknik – teknik yang bisa diserap oleh trainee. Diukur melalui paper dan pensil test yang biasa digunakan di college – college.

Dalam dokumen 38674005 diktat pio1 id. pdf (Halaman 29-36)

Dokumen terkait