• Tidak ada hasil yang ditemukan

Olah Raga dan Kepemudaan

Dalam dokumen Qanun Nomor 12 tentang RPJMA Tahun 2012 2017 (Halaman 109-113)

BAB I I GAMBARAN UMUM KONDI SI ACEH

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.3. Fokus Dinul I slam, Adat dan Budaya

2.2.3.3. Olah Raga dan Kepemudaan

1. Olah Raga

Dalam bidang olahraga terdapat 43 organisasi yang merupakan wadah berkumpul dan beraktivitasnya para atlet di berbagai kegiatan cabang olahraga yang diminati oleh masyarakat Aceh seperti club sepak bola, badminton, tenis meja, footsal, voly, renang, sepeda, tinju, panjat tebing, lari dan senam sehat. Club olah raga tersebut pada umumnya

83 BAB II – RPJM ACEH 2012-2017 | Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Tabel 2.47

Organisasi Keolahragaan di Aceh

No NAMA PENGDA No NAMA PENGDA

1 Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PENGDA PGSI) 23 Persatuan Angkat Berat Seluruh Indonesia (PENGDA PABBSI) 2 Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PENGDA PJSI) 24 Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PENGDA PBVSI) 3 Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PENGDA FORKI) 25 Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PENGDA PBSI) 4 Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia (PENGDA PERKEMI) 26 Persatuan Olahraga Tenis Lapangan Seluruh Indonesia (PENGDA PELTI) 5 Ikatan Pencak Silat Indonesia (PENGDA IPSI) 27 Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PENGDA PERCASI)

6 Taekwondo Indonesia (PENGDA TI) 28 Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (PENGDA PERPANI) 7 Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PENGDA KODRAT) 29 Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PENGDA PERBASI) 8 Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PENGDA PERTINA) 30 Persatuan Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (PENGDA ISSI) 9 Wushu Indonesia (PENGDA WI) 31 Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PENGDA PERSEROSI) 10 Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PENGDA PRSI) 32 Persatuan Drum Band Indonesia (PENGDA PDBI)

11 Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PENGDA PODSI) 33 Gabungan Brigade seluruh Indonesia (PENGDA GBSI) 12 Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (PENGDA PORLASI) 34 Persatuan Senam Seluruh Indonesia (PENGDA PERSANI) 13 Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (PENGDA POSSI) 35 Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PENGDA PTMSI) 14 Persatuan Ski Air Seluruh Indonesia (PENGDA PSASI) 36 Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PENGDA PSTI) 15 Federasi Aero Sport Indonesia (PENGDA FASI) NAMA ORGANISASI DI LUAR PENGDA

16 Federasi Panjat Tebing Indonesia (PENGDA FPTI) 37 Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (BAPOPSI) 17 Ikatan Motor Indonesia (PENGDA IMI) 38 Forum Olahraga Masyarakat Indonesia (FORMI) 18 Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PENGDA PASI) 39 Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (PERWOSI) 19 Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PENGDA PSSI) 40 National Paralimpic Committee Indonesia (NPC) 20 Persatuan Penembak Indonsia (PENGDA PERBAKIN) 41 Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) 21 Persatuan Basebal dan Softball Seluruh Indonesia (PENGDA PERBASASI) 42 Seksi Wartawan Olahraga Persatuan Wartawan Indonesia (SIWO PWI) 22 Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PENGDA IKASI)

Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga, 2009

Potensi atlet dan pelatih yang didukung prasarana olahraga (sekolah dan gedung

olah raga dapat dilihat pada Tabel 2.48. Namun, potensi ini belum dapat bersaing di level

nasional. Hal ini dapat dilihat dari prestasi olah raga seperti sepakbola, badminton, atletik, voly, tinju dan cabang olahraga lainnya masih belum memuaskan. Demikian juga minat masyarakat untuk menjadikan olahraga sebagai pekerjaan utama masih kurang karena olahraga belum menjamin kehidupan yang layak di masa depan. Sementara itu, beberapa atlet yang berasal dari Aceh yang berdomisili di daerah lain dapat menunjukkan prestasi yang gemilang seperti atlit Anggar dan Sepakbola yang di rekrut oleh provinsi lain. Hal ini mengindikasikan bahwa atlit tersebut lebih mendapat jaminan baik untuk pengembangan karirnya dan juga untuk kehidupan masa depannya.

Beberapa penyebab prestasi olahraga Aceh belum dapat bersaing di level nasional dan internasional antara lain: (1) belum profesionalnya pengelolaan keolahragaan, (2) terbatasnya sarana dan prasarana pendukung (3) belum optimalnya pembinaan atlit, (4) sistem rekruitmen atlit yang belum profesional, (5) rendahnya kualitas pelatih, (6) belum profesionalnya pengelolaan sekolah olahraga (7) kurangnya kompetisi olahraga antar daerah untuk mencari atlit berbakat dan (8) kurangnya minat masyarakat untuk mengembangkan olahraga.

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Kesejahteraan Masyarakat 84

Tabel 2.48

Atlet, Pelatih, Sekolah, Club dan Gedung Olah Raga

No Jumlah Atlet/ Pelatih/ Sekolah/ Club/ gedung Satuan Jumlah

1 Jumlah Atlet yang Ada Orang 1.826

2 Jumlah Atlet Usia Dini Orang 319

3 Jumlah Atlet Berprestasi Orang 1.234

4 Jumlah Pelatih Orang 181

5 Jumlah Atlet yang Menerima Penghargaan Orang 20 6 Jumlah Pelatih Penerima Penghargaan Orang 20 7 Jumlah I nsan Olahraga Penerima Penghargaan Orang 10 8 Jumlah Organisasi / I nduk Olahraga Daerah / Kab / Kota Unit 43

9 Jumlah Sekolah Olahraga Unit 1

10 Jumlah Klub Olahraga Klub 755

11 Jumlah Gedung Olahraga Milik Sekolah Unit 56 12 Jumlah Gedung Olahraga Milik Swasta Unit 5 13 Jumlah Gedung Olahraga Milik Masyarakat Unit 48 14 Jumlah Lapangan Olahraga Terbuka Menurut Cabang Olahraga Unit 920

15 Jumlah Gedung Kepemudaan Unit 5

16 Jumlah Stadion Olahraga Unit 26

17 Jumlah Stadion Mini Olahraga Unit 46

18 Jumlah Lapangan Olahraga Tertutup Menurut Cabang Olahraga Unit 284

19 Jumlah Publik Space Olahraga Unit 23

20 Koordinator Sarana Prasarana Olahraga dan Kepemudaan Unit 1 21 Jumlah Gedung Olahraga Milik Swasta Unit 5 Sumber : Dispora Aceh, 2012

2.

Kepemudaan

Pemuda merupakan aset potensial yang dapat meneruskan cita-cita bangsa. Pemuda merupakan kader pemimpin bangsa. Pada era globalisasi, kegagalan dalam menyiapkan pemuda yang berkualitas dapat menyebabkan suatu negara mengalami kemunduran dan tidak mampu bersaing dengan negara lain.

Saat ini, organisasi pemuda di Aceh sebanyak 69 organisasi yang terhimpun di bawah koordinasi Komite Nasional Pemuda I ndonesia (KNPI ). Organisasi kepemudaan tersebut diarahkan untuk dapat merespon permasalahan aktual kepemudaan dalam kehidupan masyarakat dan untuk mempersiapkan kader pemimpin bangsa. Organisasi kepemudaan tersebut antara lain; Gerakan Pemuda Ansor, I katan Pelajar Nahdhatul Ulama, Pelajar I slam I ndonesia, Gerakan Pemuda I slam, Pemuda Muhammadiah, Gerakan Pemuda Alwashliah, Pemuda Panca Marga, Pemuda Muslimin I ndonesia, Angkatan Muda Pembaharuan I ndonesia

dan lain-lain ( Tabel 2.49).

Kualitas pemuda Aceh masih belum menggembirakan yang terlihat dari kurangnya prestasi yang diraih di bidang kepemudaan. Jumlah pemuda Aceh 1.336.994 orang saat ini, hanya 10 orang yang menerima penghargaan. Selanjutnya, pemuda yang berprestasi dalam bidang wirausaha, sosial, politik, akademik, hukum dan agama masih terbatas. Di sisi lain, pemuda cenderung memilih pekerjaan menjadi pegawai negeri dibandingkan menjadi pengusaha (wiraswasta). Pemuda dari desa lebih memilih pindah ke kota untuk mencari pekerjaan lain dari pada menjadi petani. Namun, pemuda yang pindah tersebut belum tentu

85 BAB II – RPJM ACEH 2012-2017 | Aspek Kesejahteraan Masyarakat

mendapat pekerjaan layak, bahkan banyak yang menjadi penganggur dan terlibat kriminilitas. Pemuda yang tinggal di desa lebih memilih menjadi pengangguran dari pada menjadi petani.

Di kota, pemuda lebih sering menghabiskan waktu dengan kegiatan yang kurang bermanfaat di warung kopi, khususnya di lokasi yang memiliki jasa internet. Lokasi tersebut sering digunakan untuk kegiatan yang tidak baik seperti judi online dan perbuatan yang tidak sesuai dengan syari’at I slam. Bahkan, mahasiswa dan pelajar juga banyak terlihat di lokasi tersebut sampai larut malam. Jasa internet jika dimanfaatkan secara benar dapat membantu suksesnya pemuda karena internet dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan, peluang usaha, media komunikasi yang dapat mempercepat interaksi. Namun, pemanfaatan jasa internet yang salah dapat mempengaruhi mental dan moral pemuda karena rentan terhadap pengaruh negatif dari globalisasi. Dengan kata lain, arus globalisasi informasi yang tidak difilter secara baik dapat menurunkan kualitas pemuda sebagai penerus pemimpin bangsa di masa depan.

Tabel 2.49

Organisasi Kepemudaan

No Organisasi Kepemudaan Satuan Jumlah

1 Jumlah Pemuda yang Ada Orang 1.336.994

2 Jumlah Organisasi / I nduk Daerah / Daerah / Kab /

Kota Unit 69

3 Jumlah Organisasi Kepemudaan / politik (OKP) OKP 69 4 Jumlah Unit Kegiatan Mahasiswa / Siswa Unit 10 5 Jumlah Organisasi Kepemudaan yang Menerima

Penghargaan Unit 69

6 Jumlah Pemuda yang Menerima Penghargaan Orang 10

7 Jumlah Paguyuban Unit 23

Sumber : Dispora Aceh, 2012

Kualitas pemuda Aceh yang masih rendah perlu ditingkatkan dalam rangka mengahadapi diberlakukannya Area Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) tahun 2015. Di masa AFTA tersebut pemuda yang tidak siap bersaing akan menjadi penganggur karena tenaga kerja asing akan bebas untuk bekerja di Aceh.

Kualitas pemuda dapat ditingkatkan dengan cara antara lain: (1) pembinaan moral yang berlandaskan akhlak dan teknologi, (2) peningkatan kapasitas pemuda dan organisasi kepemudaan, (3) penertiban pengelolala jasa internet, (4) peningkatan inovasi, keterampilan berusaha dan perlindungan hak cipta, (5) peningkatan sosialisasi hukum dan bahaya narkoba/ miras.

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Kesejahteraan Masyarakat 86

Dalam dokumen Qanun Nomor 12 tentang RPJMA Tahun 2012 2017 (Halaman 109-113)

Dokumen terkait