• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG IMPERIAL ARYADUTA

4.3 Operasional di Hotel Secara Umum

4.3 Operasional di Hotel Secara Umum

Suatu bisnis perhotelan dimulai dengan pemenuhan kebutuhan konsumen atau fasilitas akomodasi, konsumsi, dan rekreasi. Dengan mempertemukan kebutuhan tamu atau pelanggan dan pihak hotel selaku penyedia berbagai fasilitas, maka terjadilah hubungan bisnis yang di dalamnya ada interaksi dan transaksi, etika dan estetika, dan ada norma serta aturan main. Ketika para tamu melakukan berbagai macam aktifitas yang sesuai dengan gaya, kelas, dan bintang, dari sanalah keinginan para tamu terpenuhi atau pun bahkan terpuaskan, baik untuk menikmati makanan yang berkualitas internasional, layanan banquet yang profesional, layanan tatagraha yang trampil dan bersih, fasilitas taman dan tempat rekreasi yang indah dan menentramkan hati, dan lain sebagainya. Dengan melakukan penjualan dengan sebaik mungkin, maka hotel akan mendapatkan income yanng dapat dipergunakan untuk menambah fasilitas yang ada di hotel dan dapat juga mengembangkan usaha dan pelayanan hotel.

4.3.1 Manajemen Hotel

Manajemen hotel adalah sistem pengelolaan suatu hotel. Pada dasarnya ada dua sistem penngelolaan, yaitu pengelolaan yang dilakukan oleh suatu lembaga dan yang satu lagi pengelolaan yang dilakukan sendiri. Jika suatu hotel dikelola oleh suatu lembaga pengelola, maka akan ada dua macam pengelola, yaitu pengelolaan secara lokal dan pengelolaan secara internasional. Baik yang lokal maupun internasional mempunyai dua macam bentuk manajemen yaitu sebagai hotel individu (Individual Hotel) dan hotel yang mempunyai jaringan (Chain Hotel). Yang dimaksud dengan Chain Hotel adalah suatu hotel yang dikelola oleh lembaga Internasional dan mempunyai beberapa jaringan, sebagai contoh : Hotel Hilton, Hotel Sheraton, Le Meridian, Regent, J.W Marriot, Swiss Bel Hotel, Melia dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam kelembagaan dan organisasi yang menangani kegiatan operasional sehari-hari adalah manajemen hotel yang terdiri para staff hotel, mula dari General Manager/Manager Operasional sampai tingkat terendah.

4.3.2 Staffing

Staffing adalah pengaturan karyawan, baik dalam penentuan jumlah karyawan dalam suatu bagian atau departemen maupun pembagian jadwal mereka masing-masing dalam menjalankan aktifitas shari-hari. Staffing meliputi penentuan jumlah karyawan di Front Office, Housekeeping, Human Resources, Accouting, Sales and Marketing, Food and Beverage, Engineering, dan Security. Patokan yang dipakai dalam penentuan staff sehari-hari disebut dengan Manning Guide, sedangkan data

staff berdasarkan status mulai kerja, posisi, level dan kedudukannya disebut dengan

Staffing List. Hal yang lain yang diatur dalam staffing adalah mengenai penempatan karyawan (Man Power Allocation), dalam hal ini berlaku untuk semua para karyawan, baik karyawan tetap maupun karyawan paruh waktu (casual), atau karyawan harian (daily worker), serta orang-orang yang magang atau praktek kerja lapangan (trainee).

4.3.3 Opesional Sehari-hari

Secara umum kebanyakan hotel beroperasi secara penuh. Tujuh hari dalam seminggu. Hotel tidak pernah tutup atau pun tadak pernah libur. Tetapi ada jug sebagian kecil hotel buka pada saat-saat tertentu saja, yang disebut Seasonal Hotel. Hotel-hotel seperti itu ad di daerah tertentu, seperti di pegunungan di Swiss atau di daerah Gunung Bromo.

4.3.4 Etika dalam Bekerja

Operasional hotel menuntut setiap karyawan memiliki etika dalam bekerja. Etika itu diperuntukkan untuk menangani tamu-tamu hotel yang merupakan sumber utama pendapatan hotel. Setiap karyawan harus mendukung pencapaian target perusahaan, menjadi anggota tim yang baik dan yang lebih penting lagi dapat bekerjasama dengan karyawan-karyawan yang lain.

Bagian operasional hotel yang terus buka adalah bagian Room Division dan Room Service, Coffee Shop, serta Security dan fasilitas tertentu, setiap karyawan

yang bekerja disana memberlakukan sistem shift, dibagi dalam beberapa regu kerja. Karena ada 24 jam dalam sehari, maka shift dibagi menjadi 3 shift, yaitu :

-Shift I : jam 07.00-15.00 -Shift II : jam 15.00-23.00 -Shift III : jam 23.00-07.00

Hal kedua yang dibahas dalam etika dalam pekerjaan operasional hotel adalah tentang ketidakhadiran. Kahadiran adalah hal yang sangat mutlak dan perlu diperhatikan sesuai dengan jadwal kerja (schedule) yang telah dibuat oleh atasan masin-masing sesuai dengan departemen yang dikepalainya. Absen kerja tanpa pemberitahuan akan dikenakan tindakan disiplin dan peringatan, termasuk juga apabila terlambat masuk tanpa adanya terlebih dahulu kabar mengenai keterlambatan datang. Apabila staff dalam keadaan sakit, wajib memberitahuan supervisor terlebih dahulu sebelum pergantian shift, dan karyawan yang bersangkutan wajib menyerahkan surat keterangan sakit dari dokter, 24 jam setelah dia meminta izin tidak masuk kerja kerena sakit. Dan yang terakhir adalah mengenai etika dalam operasional hotel adalah, setiap karyawan harus menghormati, sopan, menjunjung tinggi hak-hak tamu, dan menyadari betapa pentingnya tamu dengan melayani mereka secara tulus, cepat, dan tepat.

4.3.5 Tugas dan Tanggung jawab Karyawan

Setiap karyawan hotel mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisi dan jabatannya yang sudah diatur dalam Cakupan Pekerjaan (Job Description). Mereka harus menyadari bahwa hotel adalah tempat kerja yang

tidak pernah tutup, buka selama 24 jam sehari. Maka untuk itu mereka harus melakukan perencanaan yang memungkinkan mereka dapat masuk walaupun pada waktu hari libur. Tentu saja dengan kompensasi hari libur yang sudah diterapkan oleh pihak hotel.

4.3.6 Kerja Sama Tim

Unsur lain yang mempengaruhi operasional hotel adalah kerja sama tim. Bila dihubungkan dengan tugas dan tanggung jawab serta operasional yang buka 24 jam penuh, maka dengan adanya teamwork akan lebih muda bagi hotel untuk mancapai tujuan operasionalnya. Dalam hal ini tidak cukup hanya sekedar mengatur kerja sesuai job description saja tetapi juga memerlukan kepemimpinan yang memadai serta relationship yang bagus dengan departemen yang lain sehingga timbulnya respek positif. Sehingga apabila departemen yang satu mengalami atau tertimpa suatu masalah, maka otomatis departemen yang lain akan membantu dan cepat mengatasi masalah tersebut. Itulah yang disebut dengan kerja sama, adanya respek balik yang ditimbul apabila bagian departemen yang lain mengalami kesulitan atau musibah. Staff satu sama lain harus saling mendukung dan kompak menyangkut soal perkerjaan, maupun dorongan motivasi agar tetap semangat dan tegar menjalankan kegiatan sehar-hari sesuai dengan posisi dan jabatannya masing-masing.

Dokumen terkait