BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.2 Operasionalisasi Variabel
menurut Sugiyono (2011: 38) variabel pada dasarnya merupakan segala sesuatu dalam bentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk dapat dipelajari satau diperoleh sehingga mendapatkan informasi mengenai hal tersebut, yang kemudian diambil kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel yang akan diteliti ialah sebagai berikut:
1. Variabel bebas/ independen merupakan variabel yang akan mempengaruhi dan yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat/dependen (Sugiyono, 2011:39).
Dalam penelitian ini variable independen (X) adalah sebagai berikut:
a. Variabel independen (X1): Kampanye
sub variabel kampanye diantaranya : Awareness, Attitude, dan Action (Venus, 2012:10).
b. Variabel independen (X2): Video YouTube
sub variabel Video YouTube diantaranya : Video Title, Video Description, Views, Comments, and Ratings (Miller, 2011: 237).
2. Variabel terikat/dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab, karena adanya variabel bebas/independen (Sugiyono, 2011:39). Pada penelitian ini variabel dependent (Y) adalah Brand Awareness, Sub Variabel yang digunakan pada variabel ini diantaranya : Brand Recognition, Brand Recall, Top of Mind (Kotler T. Philip & Keller Lane Kevin, 2016).
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Kampanye (X1) (Venus, 2012:10)
Awareness Video short movie kampanye wardah
#BergerakHidupkanHarapan menarik bagi saya sebagai pengguna youtube.
Ordinal
Video short movie kampanye wardah
#BergerakHidupkanHarapan
mengilustrasikan dengan banyaknya anak muda dalam menghadapi situasi sehingga saya tertarik untuk menontonnya.
Ordinal
Pesan yang disampaikan video short movie kampanye wardah
#BergerakHidupkanHarapan dapat dengan mudah dimengerti.
Ordinal
Informasi yang diberikan pada video short movie kampanye wardah
#BergerakHidupkanHarapan dapat bermanfaat bagi saya
Ordinal
Attitude Video short movie kampanye wardah
#BergerakHidupkanHarapan membentuk persepsi positif bagi saya dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari.
Ordinal
Video short movie kampanye
#BergerakHidupkanHarapan memotivasi saya agar tetap optimis dalam menghadapi situasi.
Ordinal
Action Setelah menonton video short movie kampanye wardah
#BergerakHidupkanHarapan mendorong saya untuk ikut serta program kampanye wardah dalam menebarkan kebaikan kebaikan kepada orang orang sekitar.
Ordinal
Setelah menonton saya akan
Video Title Saya dengan mudah menemukan video short movie dengan judul
#BergerakHidupkanHarapan di YouTube.
Ordinal
Video Short Movie dengan judul
#BergerakHidupkanHarapan di YouTube menarik bagi saya.
Ordinal
Video Description
Saya menemukan adanya deskripsi pada short movie #BergerakHidupkanHarapan di YouTube.
Ordinal
Deskripsi pada video memuat informasi mengenai short movie wardah
#BergerakHidupkanHarapan.
Ordinal
Views Saya menonton video short movie wardah
#BergerakHidupkanHarapan karena jumlah viewers yang tinggi.
Ordinal
Banyaknya jumlah viewers video short movie wardah
#BergerakHidupkanHarapan membuat saya antusias untuk menonton.
Ordinal
Comments Saya membaca komentar yang ada pada short movie #BergerakHidupkanHarapan di YouTube.
Ordinal
Banyaknya komentar positif pada short movie #BergerakHidupkanHarapan di YouTube menarik bagi saya untuk menonton.
Ordinal
Ratings Saya melihat banyaknya likes pada short movie wardah
#BergerakHidupkanHarapan.
Ordinal
Banyaknya likes pada video short movie wardah #BergerakHidupkanHarapan membuat saya tertarik untuk menonton.
Ordinal
Brand wardah Indonesia dengan mudah diingat dibandingkan brand kosmetik lainnya.
Ordinal
Saya dapat mengenali brand wardah Indonesia saat kampanye wardah
#bergerakhidupkanharapan disebutkan
Ordinal
Brand Recall Saya akan mengingat brand wardah Indonesia tanpa melihat adanya suatu promosi atau iklan dari wardah Indonesia
Ordinal
Saya dapat mengingat brand wardah Indonesia sebagai salah satu terbesar brand kosmetik asal Indonesia.
Ordinal
Top of Mind Saya dengan mudah menyebutkan brand wardah Indonesia jika ditanya mengenai brand kosmetik asal Indonesia.
Ordinal
Saya dengan mudah mengenali Wardah Indonesia hanya dengan melihat symbol, logo, atau atributnya.
Ordinal
Sumber : Olahan Penulis (2022) 3.3 Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2018:151) skala pengukuran merupakan acuan dalam menentukan interval pada alat ukur yang telah disepakati, sehingga dengan alat ukur tersebut nantinya akan memperoleh data kuantitatif yang digunakan sebagai pengukuran. Dimana dengan skala pengukuran nilai berbentuk angka, nilai variabel dengan instrument penelitian dinilai lebih efisien, komunikatif, dan akurat dalam penelitian kuantitatif. Skala instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah skala likert. Menurut Sugiyono (2018:152) Skala likert merupakan skala yang umumnya
biasa digunakan sebagai instrumen untuk mengukur sikap, persepsi, dan opini individu atau kelompok, mengenai suatu fenomena atau masalah sosial yang sebelumnya ditentukan oleh peneliti atau yang digunakan peneliti sebagai variabel penelitian.
Dalam skala likert, variabel yang dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat digunakan sebagai titik tolak dalam penyusunan item-item instrument penelitian berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Untuk setiap alat yang menggunakan instrument skala likert, dibagi menjadi 4 bagian dalam penelitian ini yakni sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Serta peneliti menggunakan 4 skor penilaian dikarenakan untuk mengurangi central error tendency yang dimana adanya kecenderungan responden menjawab pernyataan netral, berikut ini adalah tabel rating yang digunakan untuk menilai tanggapan responden yang digunakan dalam penelitian ini :
Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert
Skala Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Olahan penulis (2022) 3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah elemen universal yang dapat digunakan sebagai area umum penelitian ataupun lokasi besar secara keseluruhan dalam penelitian. Elemen keseluruhan adalah jumlah yang akan diukur, yaitu unit yang akan diperiksa (Corper, Donald, R: Schilndler, Pamela S (2003) dalam sugiyono, 2018 : 130) sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu yang diteliti pada kalangan mahasiswa Telkom University, maka populasi disesuaikan dengan jumlah mahasiswa Telkom University pada tahun ajar 2020/2021 yakni terdapat 29.154 mahasiswa (https://telkomuniversity.ac.id/
diakses pada tanggal 18 Juni 2022 pukul 21.11 WIB).
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2018 : 131) sampel merupakan bagian dari jumlah serta karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila populasi besar, tidak mungkin meneliti apa yang ada pada populasi secara keseluruhan, seperti terkendala pada waktu, tenaga, ataupun keterbatasan dana, maka peneliti hanya menggunakan sampel yang diambil dari sebagian populasi tersebut. Dengan mempelajarinya, kesimpulannya yang dapat diberlakukan pada populasi, dengan upaya bahwa sampel yang didapatkan benar-benar harus mewakili atau representatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik probability sampling, menurut Sugiyono (2018 : 134) probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur yang terdapat dalam populasi yang dipilih menjadi bagian sampel.
Adapun metode teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling, yaitu sampel yang diambil secara random atau acak dari semua populasi (Purwanto dan Sulistyastuti, 2017 : 41). pengambilan sampel dari populasi disebut sederhana atau simpel karena dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang terdapat ada dalam populasi itu. Oleh karena itu prosedur ini dilakukan ketika bagian dari populasi tersebut dianggap homogen. (Sugiyono, 2018 : 134). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dari rumus Slovin dengan tingkat sampling error sebesar 10% (Darmawan: 2014: 156). ialah sebagai berikut:
π 1 + π(π)2 Keterangan:
n = Ukuran sampel atau jumlah responden N = Ukuran populasi
e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir; e = 0,1
π = 29.154
Berdasaarkan perhitungan dengan menggunakan rumus slovin, maka sampel yang diambil dari penelitian ini berjumlah 100 responden.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yakni, data primer dan data sekunder. (Sugiyono, 2018:213) Adapun teknik yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan sumber data tersebut adalah sebagai berikut.
A. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang didapatkan secara langsung oleh pengumpul data dan perolehan dari data ini digunakan oleh peneliti untuk kemudian diolah dalam hasil penelitian. (Sugiyono, 2018:213). pada penelitian ini perolehan data primer didapatkan langsung dengan menggunakan kuesioner yang telah diisi oleh mahasiswa Telkom university yang pernah menonton short movie wardah brave beauties #BergerakHidupkanHarapan yang dijadikan sampel untuk penelitian ini.
B. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diambil secara tidak langsung oleh pengumpul data dan sifatnya hanya untuk menunjang penelitian, didapatkan melalaui foto atau dokumen atau melalui orang lain. (Sugiyono, 2018:213) pada penelitian ini, sumber data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka yang bertujuan meninjau literatur serta penelitian terdahulu untuk mendukung dan mempelajari hasil atau temuan peneliti lain terkait topik yang diteliti dan melakukan penjelajahan melalui internet dengan melakukan pencarian data mengenai informasi yang sehubungan pada penelitian ini.
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu proses pengujian yang berfungsi untuk menilai apakah suatu alat ukur penelitian sahih (valid) atau tidak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Adapun alat ukur yang dimaksud adalah pertanyaanpertanyaan yang sudah dibuat dalam bentuk kuisioner. (Janna, 2021) Sebuah penelitian yang baik mempunya validitas internal dan eksternal. Validitas internal adalah kesesuaian instrumen penelitian dengan teori yang relevan dan rancangan penelitian, sedangkan
validitas eksternal adalah kesesuaian instrumen penelitian dengan fakta-fakta empiris yang telah ada. (Sugiyono, 2018:123)
Adapun menurut Sugiyono (2016, dalam Pramuaji, 2018:76) korelasi pearson product moment menunjukkan besarnya ketepatan pada data yang ada dengan objek dalam kondisi sebenarnya di lapangan dari data yang peneliti kumpulkan untuk mencari tahu valid atau tidaknya suatu item dalam instrument penelitian. Dalam penelitian ini, dalam uji validitas ini menggunakan teknik korelasi pearson product moment dengan bantuan dari software SPSS 25 for Windows dengan rumus sebagai berikut. (Kasmadi & Sunariah, 2017 dalam Amalia, 2020):
π (β π₯π¦) β (β π₯)(β π¦)
β(π β π₯2β (β π₯)2)(π β π¦2β (β π¦)2) Keterangan :
πβππ‘π’ππ : koefisien validitas item yang dicari
x : skor yang didapatkan dari subjek pada seluruh item y : skor total yang didapatkan dari subjek pada seluruh item
β x : jumlah skor dari distribusi x
β y : jumlah skor dari distribusi y
β π₯2 : jumlah kuadrat skor dari distribusi x
β π¦2 : jumlah kuadrat skor dari distribusi y n : banyaknya responden
Dalam menguji validitas instrumen penelitian, kuisioner diuji coba kepada 45 responden untuk dapat mengetahui valid atau tidaknya kuisioner yang telah dibuat.
Dari r tabel, untuk jumlah N sebanyak 45 dengan taraf signifikan 10% adalah 0,380.
Kriteria penilaian valid tidaknya suatu item adalah sebagai berikut : 1. Jika πβππ‘π’ππ β₯ ππ‘ππππ , maka item dinyatakan valid.
2. Jika πβππ‘π’ππ β€ ππ‘ππππ, maka item dinyatakan tidak valid.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel X1
Variabel No. Item rhitung rtabel Keterangan
Sumber: Olahan IBM SPSS Statistic versi 25 for Windows (2022) Berdasarkan uji validitas yang dilakukan pada kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3 bahwa semua pertanyaan dinyatakan valid
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel X2
Variabel No. Item rhitung rtabel Keterangan
Video
Sumber: Olahan IBM SPSS Statistic versi 25 for Windows (2022) Berdasarkan uji validitas yang dilakukan pada kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.4 bahwa semua pertanyaan dinyatakan valid
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y
Variabel No. Item rhitung rtabel Keterangan
1 0,631 0,380 Valid
Brand
Sumber: Olahan IBM SPSS Statistic versi 25 for Windows (2022) Berdasarkan uji validitas yang dilakukan pada kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.5 bahwa semua pertanyaan dinyatakan valid
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu ukuran sejauh mana instrument penelitian dapat dipercaya untuk digunakan dalam penelitian. Instrument penelitian dapat dikatakan valid ketika mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. reabilitas juga merupakan sebuah keadaan yang menggambarkan tingkat instrument yang digunakan untuk dapat mengukur apa yang diukur (Sugiyono, 2012:168). Menurut Sugiyono (2012: 177), instrumen kuesioner dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai alpha Croncbrach > dari 0.6. Rumus yang digunakan ialah rumus koefisien alpha dari Croncbach atau Croncbachβs Coefficient Alpha, yaitu:
πΌ = ( π
π β 1) (1 ββ ππ₯π2 ππ₯2 ) Keterangan :
Ξ± : Croncbachβs Coefficient Alpha k : banyaknya butir pertanyaan
β ππ₯π2 : total varians butir ππ₯2 : total varians
Untuk mempermudah mendapakan data yang akurat, peneliti menggunakan bantuan software SPSS 25 for Windows untuk menguji apakah alat ukur (kuesioner) yang digunakan sudah reliabel atau tidak. Berikut ini merupakan hasil dari uji reliabilitas terhadap 45 responden dari setiap item, sebagai berikut:
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas X1 (Kampanye)
Sumber: Olahan IBM SPSS Statistic versi 25 for Windows (2022) Dari hasil yang telah didapat mengenai reabilitas variabel X1 dapat dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbachβs Alpha melebihi 0,6 yakni sebesar 0,829.
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas X2 (Video Youtube)
Sumber: Olahan SPSS Statistic versi 25 for Windows (2022)
Dari hasil yang telah didapat mengenai reabilitas variabel Y dapat dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbachβs Alpha melebihi 0,6 yakni sebesar 0,877.
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Y (Brand Awareness)
Sumber: Olahan SPSS Statistic versi 25 for Windows (2022)
Dari hasil yang telah didapat mengenai reabilitas variabel Y dapat dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbachβs Alpha melebihi 0,6 yakni sebesar 0,838.
3.7 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2011:147) teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif merupakan kegiatan yang mengikuti pengumpulan data dari setiap jawaban responden atau sumber data lainnya. Dengan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel serta jenis responden, membuat tabulasi data berdasarkan variabel untuk seluruh responden dengan menyajikan data untuk setiap variabel penelitian, lalu
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan pertanyaan, serta pengujian pada hipotesis yang diajukan.
3.7.1 Analisis Data Deskriptif
Menurut Sugiyono (2011:147) analisis data deskriptif merupakan metode analisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan, tanpa bermaksud menarik kesimpulan yang berlaku untuk generalisasi atau bersifat umum.
Penelitian ini menggunakan persentase analisis deskriptif untuk membantu mengetahui bagaimana pengaruh kampanye pada youtube short movie wardah brave beauties #BergerakHidupkanHarapan terhadap brand awareness wardah Indonesia di kalangan mahasiswa Telkom university dengan menggunakan kuisioner sebagai teknik analisis data.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner dengan empat kemungkinan jawaban yang harus dipilih oleh responden. dengan jawaban yang masing-masing memiliki nilai sebesar 4 sebagai jawaban sangat setuju (SS), 3 sebagai jawaban setuju (S), 2 sebagai jawaban tidak setuju (TS), dan 1 sebagai jawaban sangat tidak setuju (STS). Dari jawaban yang didapatkan lalu disusun dengan kriteria penilaian pada setiap pertanyaan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Nilai total merupakan jumlah nilai dari setiap pertanyaan yang merupakan jawaban dari setiap responden. Responden yang diambil berjumlah 100 orang.
b. Persentase merupakan nilai total item atau butir pertanyaan dibagi menjadi nilai frekuensinya yang dikalikan 100%.
c. Jumlah responden yang diambil dari penelitian ini adalah 100 orang, sedangkan nilai skala pengukuran terbesar adalah 4 dan nilai skala pengukuran terkecil adalah 1. Jadi jumlah dari nilai terbesar = 100 x 4 = 400 Dan jumlah dari nilai terkecil = 100 x 1 = 100
d. Menentukan nilai presentase terbesar dan terkecil;
Nilai presentase terbesar = 400
400 Γ100% = 100%
Nilai presentase terkecil = 100
400 Γ100% = 25% .
e. Nilai jarak antara presentase terbesar dan terkecil adalah Nilai rentang = nilai presentase terbesarβnilai presentase terkecil
jumlah titik skala
= 100%β25%
4
= 18,75%
Jika nilai rentang dibagi empat skala pengukuran, maka akan diperoleh nilai interval persentase sebesar 18,75% sehingga diperoleh kriteria interpretasi skor sebagai berikut:
Tabel 3.9 Skala Pengukuran
No Persentase Kriteria Penilaian
1 25% - 43,75% Sangat Tidak Baik 2 43,75% - 62,5% Tidak Baik
3 62,5% - 81,25% Baik
4 81,25% - 100% Sangat Baik Sumber : Olahan Penulis 2022
Untuk melihat hasil dari skor total untuk setiap variable dapat dilihat pada garis kontinum berikut:
3.7.2 Method Successive Interval (MSI)
Skala ordinal merupakan bagian dari skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini. Sebelum dilakukan perhitungan dan pengolahan, data diperoleh dalam penelitian harus dikonversikan terlebih dahulu untuk mendapatkan bentuk dari skala interval. Penulis menggunakan Method Successive Interval (MSI) untuk mengkonversikan data dalam skala likert menjadi skala interval. Menurut Riduwan (2011:30), langkah-langkah kerja MSI sebagai berikut:
1. Perhatikan setiap tanggapan responden dalam penyebaran kuesioner.
2. Tentukan frekuensi, berapa banyak orang yang mendapatkan poin 1, 2, 3, dan 4 pada setiap butir pertanyaan.
3. Tentukan proporsinya dengan membagi frekuensi dari banyak responden.
25% 43,75% 62,5% 81,25% 100%
Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Sangat Baik
4. Jumlahkan nilai proporsional setiap kolom skor secara bergantian untuk menentukan nilai proporsional kumulatif.
5. Hitung nilai Z sebagai proporsi kumulatif dengan menggunakan tabel distribusi normal.
6. menentukan nilai densitas pada setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel densitas.
7. Menghitung nilai skala atau scale value pada setiap respon dengan rumus sebagai berikut:
ππ = π·πππ ππ‘π¦ ππ‘ πππ€ππ πππππ‘ β π·πππ ππ‘π¦ ππ‘ π’ππππ πππππ‘ ππππ πππππ€ π’ππππ πππππ‘ β π΄πππ ππππ€ πππ€ππ πππππ‘ Keterangan :
Density at lower limit = kepadatan batas bawah Density at upper limit = kepadatan batas atas
Area below lower limit = daerah di bawah batas bawah Area upper limit =daerah di bawah batas atas
8. Menentukan nilai transformasi (Y) dengan rumus:
π = ππ + (1 + πππππ)
Setelah melakukan konversi data dari ordinal ke interval, barulah dapat dilakukan pengolahan data.
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melakukan pengujian asumsi statistik yang harus dipenuhi dengan analisis regresi linear sederhana maupun berganda dengan tujuan untuk dapat mengetahui terpenuhi atau tidaknya dari model regresi, yang nantinya akan menentukan baik atau tidaknya suatu penelitian. Beberapa asumsi klasik adalah:
3.7.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk tujuan apakah data dari penelitian berdistribusi normal atau tidak. dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2018). Dengan Dasar pengambilan keputusan ialah, sebagai berikut :
β’ Jika nilai signifikansi β₯ 0,05 maka data akan berdistribusi normal.
β’ Jika nilai signifikansi β€ 0,05 maka data akan tidak berdistribusi normal.
3.7.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk tujuan menguji apakah model regresi menemukan korelasi antar variabel bebas. Suatu model regresi dapat dikatakan baik apabila tidak terdapat hubungan antar variabel bebas. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan inversnya yaitu variance inflation factor (VIF).
Nilai cutoff yang umum biasanya dipakai untuk menunjukkan ada atau tidaknya multikolinearitas, apabila memiliki nilai tolerance β€ 0.10 atau sama dengan nilai VIF
β₯ 10 maka dikatakan jika dalam data itu terdapat adanya multikolinearitas (Ghozali, 2018).
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan dengan tujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya dengan model regresi, jika memperoleh variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, dapat dikatakan sebagai homoskedastisitas, sedangkan jika terjadi perbedaan maka dapat dikatakan sebagai heteroskedastisitas. Dimana bentuk dari model regresi yang baik ialah homoskedastisitas atau bukan terjadinya heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Dengan metode yang digunakan dalam mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas melalui penggunakan Scatter Plot dalam pengujiannya, dengan dasar analisisnya ialah, sebagai berikut:
β’ Jika terdapat pola tertentu, seperti pola titik-titik yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), hal ini menunjukkan terjadinya heteroskedastisitas.
β’ Jika tidak terdapat pola yang jelas dengan pola titik-titik yang menyebar di atasnya serta berada di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.7.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Model regresi berganda dikembangkan untuk dapat melakukan estimasi atau prediksi pada nilai dari variabel dependen (Y) yang digunakan lebih dari satu variabel bebas seperti X1, X2, X3, dst. (Purwanto dan Suliatyastuti, 2017 : 188). Menurut Sugiyono (2013: 275), menerangkan bahwa analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi seperti apa keadaan (naik atau turun) pada variabel terikat, jika dua atau lebih variabel bebas yang dimanipulasi sebagai unsur prediktor (dinaikan atau
diturunkan nilai tersebut). Yang kemudian analisis regresi linier berganda dilakukan apabila jumlah dari variabel independennya paling sedikit atau minimal 2. Persamaan untuk analisis regresi linier berganda ialah:
π = πΌ + π1π1+ π2π2 Keterangan:
Y = Brand Awareness Ξ± = konstanta
π1π2 = koefisien regresi π1 = Kampanye
π2 = Video YouTube
3.7.5 Uji Koefisien Determinasi (ππ)
Menurut Sugiyono (2011:231) koefisien determinasi (R2) adalah mengukur seberapa baiknya variabel X dengan variabel Y. Dalam analisis regresi, dimana besarnya dari koefisien determinasi (R2) adalah antara nol dan satu. Dengan koefisien determinasi nol menunjukkan bahwa variabel bebas sama sekali tidak memiliki pengaruh dengan variabel terikat. Sedangkan jika koefisien determinasi mendekati angka satu, maka dikatakan bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, dan koefisien determinasi digunakan sebagai bentuk memahami perubahan persentas pada variabel terikat (Y) yang dipicu oleh variable bebas (X).
Berikut merupakan sebuah rumus yang digunakan untuk melihat seberapa besarnya persentase pengaruh dari variabel bebas dengan variabel terikat atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2014:232):
πΎπ = π 2Γ 100%
Keterangan :
Kd = Besar atau jumlah koefisien determinasi R2= Nilai koefisien korelasi
Sedangkan kriteria dalam melakukan analisis koefisien determinasi ialah, sebagai berikut:
a. Jika Kd mendekati angka nol (0), maka terdapat pengaruh dari variabel bebas dengan variabel terikat lemah.
b. Jika Kd mendekati angka satu (1), maka terdapat pengaruh dari variabel bebas dengan variabel terikat kuat.
3.7.6 Uji Hipotesis 3.7.6.1 Uji T
Uji t digunakan dengan tujuan menguji seberapa besarnya pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat yang dilakukan secara parsial. Yang berkaitan dengan hal ini, signifikansi secara parsial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian (Sugiyono, 2013:230). Rumus digunakan dalam menghitung nilai t ialah, sebagai berikut:
Nilai π‘
βππ‘π’ππ = π βπβ2 1βπ2
Keterangan :
t = π‘βππ‘π’ππ yang selanjutnya dikonsultasikan dengan π‘π‘ππππ n = Jumlah sampel penelitian
r = korelasi parsial yang ditemukan
berdasarkan penarikan pengujian dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 10% (Ξ± = 0,1) dengan derajat kebebasan df = (n -k -1), maka kriteria dari penerimaan itu ataupun penolakan hipotesis yakni, sebagai berikut:
1. Jika πΉβππ‘π’ππ > πΉπ‘ππππ, Ho ditolak maka Ha diterima. Yang artinya terdapat pengaruh dari variabel X terhadap variabel Y.
2. Jika πΉβππ‘π’ππ < πΉπ‘ππππ, Ho diterima maka Ha ditolak. Yang artinya tidak adanya pengaruh dari variabel X terhadap variabel Y.
Sementara itu dasar dari pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria dari probabilitas ialah:
1. Jika nilai dari probabilitas Sig > 0,05, maka Ho diterima sedangkan Ha ditolak, yang artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan.
2. Jika nilai probabilitas Sig < 0,05, maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima, artinya terdapat adanya pengaruh signifikan.
3.7.6.1 Uji F
Uji F digunakan dalam menguji seberapa besarnya pengaruh dari seluruh variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat. Pada pengujian menggunakan rumus sebagai berikut:
πβππ‘π’ππ = π 2/π (1β π 2)β(πβπβ1)
Keterangan :
π 2 = koefiesien determinasi n = jumlah data atau kasus k = jumlah variabel independent
Dalam menentukan nilai F tabel ditentukan dengan tingkat signifikansi sebesar 10% (Ξ± = 0,1) dengan derajat kebebasan dπ1= (k-1) dan dπ2= (n-k), dengan kriteria uji yang digunakan ialah:
1. Jika πΉβππ‘π’ππ > πΉπ‘ππππ, Ho ditolak maka Ha diterima. Yang artinya terdapat pengaruh dari variabel X terhadap variabel Y.
2. JikaπΉβππ‘π’ππ < πΉπ‘ππππ, Ho diterima maka Ha ditolak. Yang artinya tidak terdapat adanya pengaruh dari variabel X terhadap variabel Y.
Sementara itu dasar dari pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria dari probabilitas ialah:
1. Jika nilai dari probabilitas Sig > 0,05, maka Ho diterima sedangkan Ha
1. Jika nilai dari probabilitas Sig > 0,05, maka Ho diterima sedangkan Ha