• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data

4.2.3. Opini Responden

Berikut disajikan data tentang opini responden tentang Iklan Layanan Masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik di televisi.

Tabel.7

Opini responden tentang heard word (kata-kata yang terdengar) dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik

di televisi ( n =99 )

Sumber: Kuisoner C no.1

Opini responden tentang

Heard word (kata-kata yang terdengar) dalam

tayangan iklan

“Punya usaha dan punya karyawan begini bikin jantung ndredek melulu, Lah wong kalo sakit duwite

sopo sing gawe mbayar rumah sakit”

F %

1 Sangat Setuju 41 41.4

2 Setuju 58 58.5

3 Tidak Setuju - 0

4 Sangat Tidak Setuju - 0

Total 99 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden dengan prosentase sebesar 58.5 persen menyatakan setuju tentang kata-kata yang terdengar dalam tayangan iklan“Punya usaha dan punya karyawan begini bikin jantung

ndredek melulu, Lah wong kalo sakit duwite sopo sing gawe mbayar rumah sakit”. Dan responden dengan prosentase sebesar 41.4 persen menyatakan

sangat setuju tentang kata-kata yang terdengar tersebut. Kata-kata yang terdengar dalam iklan dituntut mampu menggugah, menarik, mengidentifikasi, menggalang kebersamaan, dan mengkombinasikan pesan dengan komparatif kepada khalayak. Dengan demikian, struktur kata dalam iklan (a) Menggugah: mencermati kebutuhan, memberikan solusi, dan memberikan perhatian. (b) Informatif: kata-katanya harus jelas, bersahabat, komunikatif. (c) Persuasif:

rangkaian kalimatnya membuat konsumen nyaman, senang, tentram, menghibur.(d) Bertenaga gerak: komposisi kata-katanya menghargai waktu selama masa penawaran/masa promosi berlangsung.

Kata-kata yang terdengar merupakan bahasa Jawa halus yang dikombinasi dengan bahasa Indonesia, sehingga apa yang disampaikan oleh talent dapat mudah dimengerti dan dipahami maksud dan tujuannya. Penyampaian dengan menggunakan penekanan-penekanan pada struktur kata dan apabila diartikan adalah sebagai berikut; “Punya usaha dan mempunyai karyawan seperti saya membuat jantung berdebar-debar, apabila ada karyawan yang sakit, siapa yang akan menanggung biaya rumah sakitnya”. Apabila di artikan secara konotatif bahwa terkadang seorang pengusaha pun akan merasa kesulitan apabila harus menanggung beban biaya apabila terjadi hal yang tidak diinginkan pada karyawan. Pesan yang menjadi pembuka iklan inilah yang merupakan strategi iklan dalam menarik interest tentang makna Jamsostek yang ditayangkan di televisi. Dalam hasil tabel diatas secara umum responden menyatakan kesetujuannya terhadap kata-kata yang disampaikan oleh talent. Dan hal ini dapat diasumsikan sebagai hal yang positif.

Tabel.8

Opini responden tentang heard word (kata-kata yang terdengar) dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik

di televisi ( n =99 )

Sumber: Kuisoner C no.2

Opini responden tentang

Heard word (kata-kata yang terdengar) dalam

tayangan iklan

“Untung ikut Jamsostek, ada jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan kecelakaan

kerja, jaminan kematian dan banyak untung-untung lainnya”

F %

1 Sangat Setuju 43 43.4

2 Setuju 56 56.5

3 Tidak Setuju - 0

4 Sangat Tidak Setuju - 0

Total 99 100

Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa responden dengan prosentase sebesar 56.5 persen menyatakan setuju terhadap opini mereka tentang kata-kata yang terdengar “Untung ikut Jamsostek, ada jaminan hari tua, jaminan

pemeliharaan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan banyak untung-untung lainnya”. Dan responden dengan prosentase sebesar

43.4 persen menyatakan dengan opini sangat setuju tentang kata-kata yang terdengar. Dari hasil tabel dapat diartikan bahwa kata-kata yang terdengar merupakan kata-kata berstruktur yang membangun emosi dan membentuk imajinasi sehingga mempengaruhi responden penonton maupun responden yang hanya mendengar kata-kata yang terucap tanpa melihat visualisasinya. Seperti hal pada tabel sebelumnya bahwa kata-kata yang terdengar dalam iklan dituntut mampu menggugah, menarik, mengidentifikasi, menggalang

kebersamaan, dan mengkombinasikan pesan dengan komparatif kepada khalayak.

Tabel.9

Opini responden tentang heard word (kata-kata yang terdengar) dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik

di televisi ( n =99 )

Sumber: Kuisoner C no.3

Opini responden tentang

Heard word (kata-kata yang terdengar) dalam

tayangan iklan

“Bisa buntung punya karyawan tapi gak punya Jamsostek”

F %

1 Sangat Setuju 26 26.2

2 Setuju 73 73.7

3 Tidak Setuju - 0

4 Sangat Tidak Setuju - 0

Total 99 100

Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan jumlah 73.7 persen menyatakan opini setuju tentang kata-kata yang terdengar dalam tayangan iklan “Bisa buntung punya karyawan tapi gak punya

Jamsostek”. Dan 26.2 persen responden menyatakan opini sangat setuju

tentang kata-kata yang terdengar dalam tayangan iklan tersebut. Kata-kata yang terdengar tersebut dapat diartikan bahwa “bisa rugi apabila punya karyawan tetapi tidak punya Jamsostek”, Kata-kata ini mempunyai arti bahwa “mengikutkan karyawan dalam program Jamsostek juga dapat menguntungkan perusahaan atau pengusaha”. Kata-kata yang terdengar tersebut bersifat sekilas, tidak diulang. Karenanya harus jelas, sederhana, dan sekali ucap langsung

dimengerti. Easy listening formula yaitu susunan kalimat yang jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama. Maka, opini responden yang menyatakan setuju ini diasumsikan bahwa responden menyatakan bahwa makna yang terbentuk setelah mendengar kata-kata yang terucapa tersebut adalah hal yang sepatutnya atau perusahaan memang harus dan sepatutnya mengikutkan karyawannya dalam program Jamsostek. Strategi menggunakan daya tarik iklan testimonial diliat dari sudut pandang seorang perempuan pengusaha batik ini agar tidak terkesan bahwa karyawan atau buruh adalah pihak yang dianggap selalu menuntut dalam pekerjaan. Sehingga apabila dilihat dari sudut pandang penonton, Iklan ini dapat mengangkat citra seorang pengusaha yang bertanggung jawab dan mengedepankan kesejahteraan bersama karyawaan. Iklan Jamsostek ini berusaha menciptakan citra yang positif bagi perusahaan, mengkomunikasikan sudut pandang organisasi terhadap sosial, bisnis dan menaikkan atau mendorong motivasi kerja pegawai dan melancarkan hubungan antara pemilik/pengusaha dengan para pekerja.

Tabel.10

Opini responden tentang musik (jingle dan background) yang terdengar dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek

versi pengusaha batik di televisi ( n =99 )

Sumber: Kuisoner C no.4

Opini responden tentang

musik latar (background music) yang mengiringi tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi

pengusaha batik di televisi F % 1 Sangat Setuju 22 22.2 2 Setuju 77 77.7 3 Tidak Setuju - 0

4 Sangat Tidak Setuju - 0

Total 99 100

Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa opini responden tentang musik latar (background music) yang mengiringi tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik dinyatakan setuju responden dengan prosentase sebesar 77.7 persen, dan 22.2 persen prosentase responden menyatakan sangat setuju. Musik latar (background music) yang mengiringi tayangan iklan Jamsostek digunakan untuk menarik perhatian penonton dan merekatkan imajinasinya sehingga menjadi satu gambaran yang utuh. Agar efek suara yang terdengar aneh/tidak lazim, dalam tayangan iklan Jamsostek versi pengusaha batik menggunakan efek suara yang familiar di telinga pendengar yaitu alunan alat-alat musik Jawa dan di kolaborasikan dengan instrumen modern. Musik latar (background music) yang mengiringi harus mempunyai kekuatan yang sama dengan daya tarik iklan bergaya testimonial. Dari hasil survei didapat bahwa mayoritas responden yang menyatakan opini

setuju diasumsikan bahwa musik latar (background music) dalam iklan Jamsostek versi pengusaha batik mendapat tanggapan positif.

Tabel.11

Opini responden tentang musik (jingle dan background) yang terdengar dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek

versi pengusaha batik di televisi ( n =99 )

Sumber: Kuisoner C no.5

Opini responden tentang

jingle (slogan-“untung ikut jamsostek”) yang

mengiringi tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik

di televisi sakit”

F %

1 Sangat Setuju 30 30.3

2 Setuju 69 69.6

3 Tidak Setuju - 0

4 Sangat Tidak Setuju - 0

Total 99 100

Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa opini responden tentang jingle (slogan-“untung ikut jamsostek”) yang mengiringi tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik dinyatakan setuju responden dengan prosentase sebesar 69.9 persen, dan 30.3 persen prosentase responden menyatakan sangat setuju. Jingle adalah pengulangan dari brand name dan slogan. Tujuan pembuatan suatu jingle, biasanya untuk kepentingan yang long

lasting, Jingle biasanya dipergunakan untuk berbagai keperluan, namun

terutama sebagai ‘signature tune’ dari semua materi komunikasi brand. Oleh karena itu, dalam pembuatan jingle, harus dipentingkan pada poin

jingle didengar. Namun apabila audience sulit untuk menangkap nama brand,

sulit untuk mengingat nama brand, maka bisa dikatakan bahwa jingle tersebut gagal.

Jingle merupakan slogan atau melody, seni vokal yang mengiri suatu

iklan yang bertujuan membuat audience ingat akan iklan tersebut. Jingle dari iklan layanan masyarakat Jamsostek yang terdengar adalah “untung ikut Jamsostek”. Opini responden terhadap jingle ini dinyatakan dengan pernyataan setuju, yang berarti responden menanggapi dengan positif. Dengan adanya

jingle ini masyarakat secara umum bisa lebih mudah mengingat dan faham

tentang untung atau kelebihan ikut program Jamsostek. Dari prosentase responden yang menyatakan sangat setuju mengenai jingle yang terdengar ini dapat diasumsikan bahwa mereka adalah responden yang mempunyai pengharapan besar terhadap pentingnya Jamsostek bagi dirinya sebagai buruh pabrik. Jingle ini dapat membangun kesadaran mental bahwa memang benar bahwa dengan ikut program Jamsostek maka buruh akan terlindungi dari beberapa permasalahan salah satunya adalah jaminan kesehatan.

Tabel.12

Opini responden tentang seen word (kata-kata yang terlihat) dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik

di televisi ( n =99 )

Sumber: Kuisoner C no.6

Opini responden tentang

seen word (kata-kata yang terlihat) dalam

tayangan iklan

“Untung Ikut Jamsostek”

F %

1 Sangat Setuju 29 29.2

2 Setuju 70 70.7

3 Tidak Setuju - 0

4 Sangat Tidak Setuju - 0

Total 99 100

Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa opini responden tentang seen

word (kata-kata yang terlihat) dalam tayangan iklan seperti “Untung Ikut

Jamsostek” mendapat pernyataan setuju oleh responden dengan prosentase sebesar 70.7 persen. Dan sisanya 29.2 persen responden menyatakan sanagat setuju dengan kata-kata yang terlihat dalam iklan. Dalam iklan ini divisualkan bentuk tanda verbal / cath phrase teks berupa slogan yaitu “Untung Ikut Jamsostek”. Cath phrase teks berupa slogan ini dapat diartikan bahwa terdapat keuntungan atau kelebihan apabila buruh diikutkan dalam program Jamsostek. Mayoritas responden menyatakan opininya berupa jawaban setuju dengan kata- kata yang terlihat cath phrase teks berupa slogan yaitu “Untung Ikut Jamsostek” hal ini dapat diasumsikan bahwa responden sangat mendukung dengan adanya tayangan iklan ini, harapannya adalah agar buruh senantiasa diperhatikan kesejahteraannya oleh perusahaan atau pabrik tempat mereka bekerja.

Tabel.13

Opini responden tentang seen word (kata-kata yang terlihat) dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik

di televisi ( n =99 )

Sumber: Kuisoner C no.7

Opini responden tentang

seen word (kata-kata yang terlihat) dalam

tayangan iklan

“JAMSOSTEK Hak Pekerja Kewajiban Pengusaha UU No 3 Tahun 1992”

F %

1 Sangat Setuju 29 29.2

2 Setuju 70 70.7

3 Tidak Setuju - 0

4 Sangat Tidak Setuju - 0

Total 99 100

Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan opininya dengan menjawab setuju tentang kata-kata yang terlihat yaitu “JAMSOSTEK Hak Pekerja Kewajiban Pengusaha UU No 3 Tahun

1992”. Dan sebanyak 29.2 persen responden menyatakan sangat setuju tentang

kata-kata yang terlihat tersebut. Di tampilkannya cath phrase teks berupa

“JAMSOSTEK Hak Pekerja Kewajiban Pengusaha UU No 3 Tahun 1992”

adalah memberikan makna bahwa Jamsostek berusaha meyakinkan masyarakat secara umum bahwa para buruh pekerja mempunyai hak pekerja yang dilindungi oleh undang-undang. Sehingga Jamsostek membangun kepercayaan dimasyarakat agar dapat mengawasi hak pekerja yang juga merupakan kewajiban pengusaha dan dilindungi oleh undang-undang.

Tabel.14

Opini responden tentang picture (visualisasi gambar) dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik

di televisi ( n =99 )

Sumber: Kuisoner C no.8

Opini responden tentang

tentang picture (visualisasi gambar) dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek

versi pengusaha batik di televisi

F %

1 Sangat Setuju - 0

2 Setuju 92 92.9

3 Tidak Setuju 7 7.0

4 Sangat Tidak Setuju - 0

Total 99 100

Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan opini mereka dengan menjawab setuju mengenai tentang picture (visualisasi gambar) dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik di televisi dengan jumlah prosentase responden sebesar 92.9 persen. Namun terdapat responden dengan prosentase sebesar 7 persen menyatakan tidak setuju tentang tentang picture (visualisasi gambar) dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik di televisi. Dari hasil tersebut dapat diasumsikan bahwa opini responden yang menyatakan dengan jawaban setuju mengenai visualisasi gambar dalam tayangan iklan tersebut merupakan tanggapan positif. Hal ini sangat beralasan karena visualisasi gambar dikerjakan dengan memahami penglihatan, suara dan gerakan. Masing-masing elemen tersebut harus berhubungan dengan persepsi dari pesan yang diinginkan penonton, yaitu membuat kepastian bahwa iklan mengenai Jamsostek versi pengusaha batik dengan daya tarik testimonial

seorang pengusaha yang peduli dengan kesejahteraan karyawannya sesuai dengan gambar yang ditampilkan. Dari segi sinematografi iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik ini sangat memperhatikan esensi dari struktur pengaturan berbagai ide atau daya tarik iklan agar mudah dipahami oleh masyarakat secara umum. Namun dari hasil tabel didapat bahwa terdapat 7 persen responden yang opininya menyatakan tidak setuju dengan visualisasi iklan. Opini responden ini diasumsikan adalah responden yang mempunyai sudut pandang berbeda tentang bagaimana seharusnya iklan mengenai Jamsostek ini di gambarkan.

Tabel.15

Opini responden tentang movement (gerakan kinesik berupa gerakan tangan untuk memperkuat testimonial) dalam tayangan iklan layanan

masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik di televisi

( n =99 )

Sumber: Kuisoner C no.9

Opini responden tentang movement (gerakan kinesik berupa gerakan tangan untuk memperkuat

testimonial) dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik

di televisi

F %

1 Sangat Setuju - 0

2 Setuju 94 94.9

3 Tidak Setuju 5 5.0

4 Sangat Tidak Setuju - 0

Total 99 100

Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa opini responden tentang

movement (gerakan kinesik berupa gerakan tangan untuk memperkuat

pengusaha batik di televisi mayoritas responden menyatakan setuju dengan prosentase sebesar 94.9 persen. Dan responden yang menyatakan opini dengan menjawab tidak setuju tentang movement (gerakan kinesik berupa gerakan tangan untuk memperkuat testimonial) dalam tayangan iklan sebanyak 5 persen. Dapat diasumsikan bahwa Sejumlah adegan harus direncanakan secara hati-hati karena jika adegan terlalu banyak akan membuat penonton binggung. Tampilan iklan televisi harus merupakan acara yang mengalir sehingga penonton akan mengikuti dengan mudah. Dengan menggunakan gerakan non verbal untuk menguatkan karakter dari perempuan tersebut adalah untuk menekankan. Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal. Misalnya saja, tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau memukulkan tangan ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu. Untuk melengkapi (complement). Komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal. Jadi, mungkin senyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang. Untuk menunjukkan kontradiksi. Misalnya dengan sengaja mempertentangkan pesan verbal dengan gerakan nonverbal. Sebagai contoh, menyilangkan jari atau mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang anda katakan adalah tidak benar. Untuk mengatur. Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan untuk mengatur arus pesan verbal. Mengerutkan bibir,

mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk menujukkan bahwa anda ingin mengatakan sesuatu merupakan contoh dari fungsi mengatur ini. Anda mungkin juga mengangkat tangan dan atau menyuarakan sejenak (pause) anda (misalnya dengan menggumamkan “umm”) untuk memperlihatkan bahwa anda belum selesai bicara.

Dari prosentase responden yang opininya menyatakan ketidak setujuan tentang movement (gerakan kinesik berupa gerakan tangan untuk memperkuat testimonial) dalam tayangan iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik di televisi terdapat 5 persen responden. Opini responden ini diasumsikan adalah responden yang juga menyatakan tidak setuju tentang visualisasi gambar tayangan iklan, responden ini mempunyai sudut pandang berbeda tentang bagaimana seharusnya iklan mengenai Jamsostek ini di gambarkan dan bagaimana seharusnya movement (gerakan kinesik berupa gerakan tangan untuk memperkuat testimonial) talent dalam visualisasi iklan.

Tabel. 16

Opini responden secara keseluruhan tentang

iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik di televisi

( n =99 )

Opini responden secara keseluruhan tentang iklan layanan masyarakat Jamsostek versi

pengusaha batik di televisi F % 1 Tinggi 96 96.9 2 Sedang 3 3.0 3 Rendah - Total 99 100

Dari hasil tabel mengenai penilaian opini secara keseluruhan iklan Jamsostek versi pengusaha batik di televisi, skor dengan penilaian tertinggi mayoritas mempunyai prosentase 96.6 persen. Dan skor dengan penilaian sedang mempunyai prosentase sebesar 3 persen. Dari hasil skoring ini menunjukkan bahwa opini responden dengan penilaian tertinggi merupakan opini yang bersifat positif. Opini yang positif ini dapat dilihat dalam pernyataan- pernyataan responden mengenai indikator berupa heartword/sound effect, seen

word, picture, movement yang ada dalam tayangan iklan Jamsostek versi

pengusaha batik. Opini positif yang terbentuk dari responden yang telah melihat tayangan iklan Jamsostek versi pengusaha batik di televisi, menandakan bahwa pendapat responden merupakan bentuk apresiasi tentang pentingnya Jamsostek bagi kaum buruh. Dan dilihat dari sudut pandang daya tarik iklan bersifat testimonial seorang pengusaha yang sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya dapat menumbuhkan keyakinan pada buruh bahwa hak pekerja merupakan kewajiban pengusaha dan dilindungi dengan undang- undang.

Strategi Jamsostek menggunakan iklan televisi adalah membangun dan mengembangkan citra positif tentang lembaga Jamsostek dan program- program yang dihasilkan, melalui proses sosialisasi yang terencana dan tertata dengan baik. Mengembangkan kepercayaan masyarakat dan membentuk publik opini yang positif terhadap lembaga Jamsostek dan program-program yang dihasilkan.

Opini responden yang mempunyai tingkatan sedang dengan prosentase sebesar 3 persen dalam hasil total skoring, opini responden ini tidak dinyatakan sebagai opini yang negatif. Responden ini masuk dalam kategori netral, bahwa apa yang menjadi pernyataannya dalam menjawab indikator berupa

heartword/sound effect, seen word, picture, movement yang ada dalam

tayangan iklan Jamsostek versi pengusaha batik tidak diapresiasikan secara berlebihan karena kemungkian responden ini masih kurang kepercayaan terhadap lembaga tersebut atau responden ini pernah dikecewakan oleh Jamsostek.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan pada Bab IV maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mempunyai opini positif tentang iklan Jamsostek versi pengusaha batik. Dari kesimpulan ini didapat bahwa indikator berupa heartword/sound effect, seen word, picture,

movement yang ada dalam tayangan iklan Jamsostek versi pengusaha batik

telah sesuai dengan strategi Jamsostek dalam beriklan. Strategi dalam membuat iklan televisi sangat menentukan bagaimana nantinya citra sebuah lembaga Jamsostek dapat terbangun dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Yang perlu diperhatikan adalah strategi dalam menayangkan iklan Jamsostek di televisi, karena bertujuan meningkatkan awareness masyarakat tentang pentingnya program Jamsostek bagi kaum pekerja, maka lembaga Jamsostek harus lebih sering menayangkan iklannya di berbagai media televisi secara serentak dan continue. Strategi yang lain adalah membuat iklan Jamsostek dengan berbagai macam versi sesuai dengan program-program Jamsostek yang tengah berjalan. Hal ini agar masyarakat secara menyeluruh mengetahui dan memahami pentingnya Jamsostek dalam melindungi masa depan.

5.2 Saran

Saran yang disampaikan oleh peneliti mengenai iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik di televisi adalah sebagai berikut :

a. iklan layanan masyarakat Jamsostek versi pengusaha batik di

televisi harus dikaji lagi karena dikawatirkan iklan ini tidak bersifat memorable dan tidak bisa membentuk awareness yang kuat dimasyarakat karena daya tarik iklan yang menggunakan gaya testimonial.

b. lembaga Jamsostek paling tidak membuat beberapa versi dari

sudut pandang pengusaha dengan jumlah karyawan lebih dari 50 orang. Karena dengan iklan versi tersebut maka diharapkan para pekerja dapat termotivasi dalam bekerja di suatu perusahaan besar. Mereka akan merasa terlindungi hak hak nya sebagai pekerja dan tidak menuntut jika hak mereka di berikan.

c. hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pijakan dalam

pendalaman penelitian berikutnya tentang strategi beriklan dalam membangun awareness Jamsostek di masyarakat.

Dokumen terkait