• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi pengelolaan risiko dilakukan dengan cara antara lain diversifikasi investasi dan/atau perlindungan investasi

ARAH INVESTASI BPKH

C. KEBIJAKAN INVESTASI

11. Optimalisasi pengelolaan risiko dilakukan dengan cara antara lain diversifikasi investasi dan/atau perlindungan investasi

Yang dimaksud dengan “diversifikasi investasi” adalah investasi yang beragam dalam rangka membagi risiko. Yang dimaksud dengan “perlindungan investasi” adalah investasi yang dilaku kan dengan menambahkan unsur proteksi atau Penjaminan. (Penjelasan Pasal 26 Ayat 4 PP No.5 Tahun 2018) 12.Penempatan dan/atau investasi Keuangan Haji dilakukan atas persetujuan Dewan Pengawas (Pasal 49 Ayat 1 UU No.

berwenang memberikan persetujuan penempatan dan/ atau investasi Keuangan Haji (Pasal 24 Ayat 3 Butir b Pepres No. 110 Tahun 2017). Dewan Pengawas adalah organ BPKH yang mengawasi Perencanaan, Pelaksanaan, Pertang gung-jawaban, dan Pelaporan Keuangan Haji (Pasal 1 ayat 9 PBPKH No.5 Tahun 2018).

13.Anggota badan pelaksana dan anggota dewan pengawas ber tang gung jawab secara tanggung renteng terhadap kerugian atas penempatan dan/atau investasi Keuangan Haji secara keseluruhan yang ditimbulkan atas kesalahan dan/ atau kelalai an dalam pengelolaanya. (Pasal 53 Ayat 1 UU No. 34 Tahun 2014)

14.Anggota badan pelaksana dan anggota dewan pengawas dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian, apabila dapat membuktikan: (1) kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; (2) telah melakukan pengelolaan dan pengawas an dengan iktikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan tujuan pengelolaan Keuangan Haji; (3) tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengelolaan Keuangan Haji yang mengakibatkan kerugian; dan (4) telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. (Pasal 53 Ayat 2 UU No. 34 Tahun 2014).

15.BPKH dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait dengan pengelolaan ibadah haji, jasa keuangan, dan investasi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. (Pasal 55 Ayat 2 UU No. 34 Tahun 2014)

D. MEKANISME PENETAPAN INVESTASI

Dalam melakukan investasi, Markowitz (1952) menyebutkan dua parameter penting yang dapat digunakan investor dalam memilih instrumen investasi, yaitu mean dan variance. Analisis mean dapat digunakan sebagai proksi atas imbal hasil (return)

Lebih jauh, Teori Portofolio yang dirumuskan Markowitz menyebut kan bahwa tujuan investasi adalah untuk memaksimalkan imbal hasil pada tingkat risiko tertentu atau meminimumkan risiko pada tingkat imbal hasil tertentu. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal, terlebih dahulu harus dipetakan profil investor terhadap risiko sehingga instrumen investasi yang dipilih sesuai dengan profil tersebut.

Markowitz juga menyebutkan bahwa strategi diversifikasi dengan membentuk portofolio dapat dilakukan untuk meminimumkan total risiko, dengan syarat instrumen yang masuk dalam portofolio memiliki korelasi yang cukup rendah. Dengan pendekatan tersebut, strategic asset allocation optimal dapat ditentukan dan terus dilakukan pembaruan setiap tahunnya (rebalancing) untuk menyesuaikan terhadap kondisi pasar terkini.

Berikut adalah tahapan perencanaan, penilaian, dan persetujuan Investasi Keuangan Dana Haji oleh BPKH:

1. Penyusunan rencana investasi tahunan dilakukan Anggota Badan Pelaksana Bidang Investasi dan/atau bersama Komite Pengembangan Keuangan Haji (Pasal 28 Ayat 1 dan 2 PBKH No.5 Tahun 2018).

a. Sesuai peraturan, penempatan dan/atau investasi Keuangan Haji harus dilakukan sesuai prinsip syariah dengan mempertimbang kan aspek keamanan, kehati-hatian, nilai manfaat, dan likuiditas (Pasal 26 Ayat 3 PP No.5 Tahun 2018).

b. Selain memenuhi aspek keamanan, kehati-hatian, nilai manfaat, dan likuiditas, penge luar an investasi Keuangan Haji wajib dilakukan pengelola an risiko. (Pasal 26 Ayat 4 PP No.5 Tahun 2018)

2. Penyusunan Rencana Investasi harus (Pasal 28 Ayat 3 PBKH No.5 Tahun 2018):

a. Merupakan penjabaran dari arah investasi;

b. Mencerminkan prinsip manajemen risiko dan keputusan investasi yang objektif;

c. Didasarkan pada kajian mendalam, dan hati-hati atas berbagai potensi risiko dan imbal hasil yang relevan dengan karakteristik jenis investasi yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan aspek formal, subtansi skema, underlying instrumen investasi.

3. Rencana Investasi Tahunan, berisi (Pasal 28 Ayat 4 PBKH No.5 Tahun 2018):

a. Rencana Komposisi Jenis Investasi dan Analisisi Kesesuaian dengan Arah Investasi;

b. Perkiraan tingkat imbal hasil untuk masing-masing jenis investasi;

c. Pertimbangan yang mendasari rencana komposisi jenis investasi.

4. Rancangan Rencana Investasi Tahunan disampaikan Anggota Badan Pelaksana Bidang Investasi BPKH kepada Kepala Badan Pelaksana BPKH untuk mendapat penilaian dan persetujuan. Selanjutnya, Kepala Badan Pelaksana BPKH menyampaikan Rancangan Rencana Investasi Tahunan kepada Dewan Pengawas BPKH untuk mendapat penilaian dan persetujuan. 5. Mekanisme Penilaian dan Persetujuan Rencana Investasi

Tahun an BPKH dilaksanakan melalui Rapat Gabungan antara Badan Pelaksana BPKH dan Dewan Pengawas BPKH.

6. Kepala Badan Pelaksana BPKH menetapkan Rencana Investasi Tahunan BPKH yang telah disetujui Dewan Pengawas BPKH dan mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pelaksana

7. Anggota Badan Pelaksana Bidang Investasi BPKH melaksana-kan ketetapan Kepala Badan Pelaksana BPKH.

8. Anggota Badan Pelaksana Bidang Investasi BPKH memiliki wewenang: Melakukan transaksi dan/atau penempatan/pe-narik an ke atau dari instrumen-instrumen investasi sesuai ketetap an Rapat Gabungan antara Badan Pelaksana BPKH dan Dewan Pengawas BPKH.

Antara Perlindungan Dana Jamaah dan Tanggung Renteng

Sebagai lembaga pengelola keuangan haji, sudah tentu perlindungan terhadap uang jamaah haji menjadi fokus BPKH. Payung hukum perlindungan terhadap uang nasabah yang dikelola BPKH termaktub dalam UU Nomor 34 Tahun 2014, yang antara lain berisi:

1. Anggota badan pelaksana dan anggota dewan pengawas bertanggung jawab secara tanggung renteng terhadap kerugian atas penempatan dan/atau investasi Keuangan Haji secara keseluruhan yang ditimbulkan atas kesalahan dan/ atau kelalaian dalam pengelolaanya.

2. Anggota badan pelaksana dan anggota dewan pengawas dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian, apabila dapat membuktikan:

a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;

b. Telah melakukan pengelolaan dan pengawasan dengan iktikad baik dan kehati- hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan tujuan pengelolaan Keuangan Haji; c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung

maupun tidak langsung atas tindakan pengelolaan Keuangan Haji yang mengakibatkan kerugian; dan d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau

berlanjutnya kerugian tersebut.

3. Pada akhir masa jabatan, anggota badan pelaksana dan anggota dewan pengawas wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada Presiden dan DPR.

Berpedoman pada UU, maka BPKH memiliki tanggung jawab untuk memastikan tidak ada missed sedikit pun dalam mengambil keputusan investasi. Oleh karenanya, BPKH yang

terdiri Anggota Badan Pelaksana dan anggota Dewan Pengawas,

bertanggung jawab secara tanggung renteng terhadap kerugian atas penempatan dan/atau investasi Keuangan Haji secara keseluruhan yang ditimbulkan atas kesalahan dan/atau kelalaian dalam pengelolaanya. Terutama untuk tanggung jawab akibat perbuatan melanggar hukum yang dilakukan dengan sengaja.

Sebab, perbuatan kesalahan dan/atau kelalaian yang dilakukan dengan sengaja tersebut tentunya dapat menimbulkan kerugian dikemudian hari dimana pada akhirnya calon jamaah haji tidak mendapatkan hak-hak mereka yang seharusnya. Seperti melakukan kegiatan investasi yang tidak berdasarkan perundangan-undangan, peraturan yang berlaku dan kajian kajian ilmiah.

Apabila terbukti tidak sengaja mengakibatkan kerugian maka anggota badan pelaksana dan anggota dewan pengawas dibebaskan dari tanggung jawab. Oleh karena itu, BPKH perlu melakukan pengelolaan yang terkoordinasi dengan baik dan penuh dengan prinsip kehati-hatian pada kehalalan transaksi, manajemen proyeksi imbal hasil, manajemen risiko investasi.

BAB 3

INVESTASI SURAT