• Tidak ada hasil yang ditemukan

f re k u e n s i 48 jam 1 bulan Formula a 0 10 20 30 40 50 5 15 25 35 45 55 65 75 85 95 diam eter % f re k u e n s i 48 jam 1 bulan 8a 8b Formula b 0 10 20 30 40 50 5 15 25 35 45 55 65 75 85 95 diam eter % f re k u e n s i 48 jam 1 bulan Formula ab 0 10 20 30 40 50 5 15 25 35 45 55 65 75 85 95 diam eter % f re k u e n s i 48 jam 1 bulan 8c 8d

Gambar 8. Distribusi ukuran droplet formula 1 (8a), formula a (8b), formula b (8c), formula ab (8d) 48 jam dan 1 bulan setelah pembuatan

Berdasarkan pengamatan distribusi ukuran droplet yang ditampilkan pada gambar 8 dan perhitungan ukuran partikel rata-rata (tabel IX) dapat diamati bahwa terjadi perubahan ukuran droplet kearah yang lebih besar pada semua formula. Perubahan ukuran droplet ini yang menyebabkan terjadinya pergeseran viskositas antara 48 jam dan 1 bulan setelah pembuatan.

E. Optimasi Formula

Formula optimum adalah formula yang memiliki sifat fisis dan stabilitas sesuai yang dikehendaki. Optimasi formula perlu dilakukan untuk memperoleh komposisi Span 80 dan Tween 80 yang optimal. Penggunaan komposisi Span 80 dan Tween 80 yang optimal dalam pembuatan sediaan cold cream akan diperoleh sediaan yang memiliki karakteristik yang baik yaitu yang sesuai yang diinginkan

dari bentuk sediaan. Optimasi yang dilakukan terhadap sediaan cold cream meliputi sifat fisis (daya sebar dan viskositas) dan stabilitas sediaan.

Viskositas yang terlalu tinggi dapat mempersulit saat pengeluaran sediaan dari pengemasan saat akan digunakan. Sedangkan viskositas yang terlalu rendah akan menyebabkan kesulitan saat sediaan diaplikasikan di kulit. Daya sebar yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi dapat mempengaruhi pemerataan sediaan pada saat aplikasi. Hasil optimasi diharapkan sediaan cold cream memiliki viskositas yang cukup dan daya sebar yang baik saat diaplikasikan pada kulit.

Hasil pengukuran dan perhitungan persamaan desain faktorial sifat fisis dan stabilitas sediaan cold cream dapat dibuat contour plot. Berdasarkan contour plot yang diperoleh tersebut dapat ditentukan aera optimum yaitu area yang memenui standar respon yang diinginkan. Area tersebut kemudian digabungkan dalam superimposed contour plot sehingga akan dapat ditentukan area optimum sediaan cold cream yang memberikan respon yang optimal.

1. Daya Sebar

Berdasarkan data pengukuran respon daya sebar, dibuat persamaan regresi hubungan antara Span 80 dan Tween 80 dengan menggunakan metode desain faktorial. Hasil perhitungan persamaan regresi desain faktorial dari respon daya sebar adalah Y = 1,295125 + 1,762625 (A) + 0,387625 (B) - 0,245875 (A)(B). Melalui persamaan ini dapat dibuat contour plot yang dapat dilihat pada gambar 9. Dengan contour plot daya sebar sediaan cold cream, dapat ditentukan

area komposisi optimum cold cream untuk memperoleh respon daya sebar seperti yang dikehendaki, terbatas pada level bahan yang diteliti.

Gambar 9. Contour plot daya sebar sediaan cold cream

Dari grafik contour plot daya sebar dapat ditentukan area optimum yang mempunyai daya sebar 5 – 7 cm. Pada gambar 9, dari wilayah yang diarsir terlihat bahwa pada area tersebut memenuhi persyaratan daya sebar 5 – 7 cm. Diharapkan dengan diameter penyebaran 5 – 7 cm mempunyai karakteristik yang baik, sehingga mudah saat diaplikasikan dan nyaman saat digunakan oleh konsumen.

2. Viskositas

Berdasarkan data pengukuran respon viskositas, dibuat persamaan regresi hubungan antara Span 80 dan Tween 80 dengan menggunakan metode desain faktorial. Hasil perhitungan persamaan regresi desain faktorial dari respon daya sebar adalah Y = 156,3525 - 4,271(A) - 4,8955 (B) + 3,854 (A)(B). Melalui persamaan ini dapat dibuat contour plot yang dapat dilihat pada gambar 10. Dengan contour plot viskositas cold cream, dapat ditentukan area komposisi

optimum cold cream untuk memperoleh respon viskositas seperti yang dikehendaki, terbatas pada level bahan yang diteliti.

Gambar 10. Contour plot viskositas sediaan cold cream

Dari grafik contour plot viskositas dapat ditentukan area optimum yang mempunyai viskositas kurang dari 100 d.Pa.s. Pada gambar 10, dari wilayah yang diarsir terlihat bahwa pada area tersebut memenuhi persyaratan viskositas kurang dari 100 d.Pa.s. Diharapkan dengan viskositas kurang dari 100 d.Pa.s sediaan akan lebih mudah saat diaplikasikan.

3. Stabilitas Fase

Berdasarkan data pengukuran respon stabilitas fase, dibuat persamaan regresi hubungan antara Span 80 dan Tween 80 dengan menggunakan metode desain faktorial. Hasil perhitungan persamaan regresi desain faktorial dari respon daya sebar adalah Y = 96,624625 + 3,625125 (A) + 1,125125 (B) - 1,208375 (A)(B). Melalui persamaan ini dapat dibuat contour plot yang dapat dilihat pada gambar 11. Dengan contour plot stabilitas fase sediaan cold cream, dapat

ditentukan area komposisi optimum sediaan cold cream untuk memperoleh respon stabilitas fase seperti yang dikehendaki, terbatas pada level bahan yang diteliti.

Gambar 11. Contour plot stabilitas fase sediaan cold cream

Dari grafik contour plot stabilitas fase dapat ditentukan area optimum yang mempunyai stabilitas lebih dari 97,5%. Pada gambar 10, dari wilayah yang diarsir terlihat bahwa pada area tersebut memenuhi persyaratan stabilitas lebih dari 97,5%. Diharapkan dengan stabilitas lebih dari 97,5% sediaan akan lebih stabil dalam penyimpanan.

4. Pergeseran viskositas

Berdasarkan data pengukuran respon pergeseran, dibuat persamaan regresi hubungan antara Span 80 dan Tween 80 dengan menggunakan metode desain faktorial. Hasil perhitungan persamaan regresi desain faktorial dari respon daya sebar adalah Y = 7,62875 - 3,4745 (A) - 0,62525 (B) + 1,1925 (A)(B). Melalui persamaan ini dapat dibuat contour plot yang dapat dilihat pada gambar 11. Dengan contour plot pergeseran viskositas sediaan cold cream, dapat ditentukan area komposisi optimum sediaan cold cream untuk memperoleh respon

pergeseran viskositas seperti yang dikehendaki, terbatas pada level bahan yang diteliti.

Gambar 12. Contour plot pergeseran viskositas sediaan cold cream

Dari grafik contour plot pergeseran viskositas dapat ditentukan area optimum yang mempunyai pergesaran viskositas < 10%. Pada gambar 10, dari wilayah yang diarsir terlihat bahwa pada area tersebut memenuhi persyaratan pergeseran viskositas < 10%.

5. Contour plot superimposed

Formula optimum sediaan cold cream dapat diprediksi dengan menggabungkan area komposisi optimum dari semua uji sifat fisik dan stabilitas sediaan. Grafik pada area optimum dari masing-masing uji yang telah ditentukan, digabungkan menjadi satu contour plot yang disebut contour plot superimposed sebagai berikut :

Gambar 13. Superimposed contour plot sediaan cold cream

Melalui superimposed contour plot sifat fisik sediaan cold cream, dapat diperkirakan area komposisi optimum sediaan cold cream untuk mendapatkan formula cold cream dengan respon sifat fisik sediaan cold cream yang dikehendaki dalam jumlah bahan yang diteliti. Area optimum pada superimposed contour plot ini cenderung terletak pada level rendah Span 80 dan level tinggi Tween 80. Area tersebut diprediksi sebagai formula optimal sediaan cold cream pada jumlah bahan yang diteliti, yaitu memenuhi kriteria daya sebar 5 -7 cm, viskositas kurang dari 70-100 d.Pa.s, stabilitas fase > 97,5 % dan pergeseran viskositas <10%.

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait