• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Orang Dengan HIV/AIDS(Odha)

2.4.3 Orang Dengan HIV/AIDS (Odha)

Saat dinyatakan terinfeksi suatu penyakit, banyak hal dalam kehidupan seseorang dapat berubah. Apalagi jika infeksi itu sifatnya berjangka panjang, seperti HIV. Odha (Orang dengan HIV/AIDS) sebaiknya mengambil sikap tegas sejak awal. Odha sangat rentan

terhadap sikap orang lain yang merendahkan, menghakimi, mengucilkan, dan melanggar hak asasi. Hal ini dapat terjadi sejak menjalani tes sampai hari-hari bahkan tahun-tahu berikutnya. Tiga juta orang meninggal akibat AIDS dan ada beberapa Odha melakukan bunuh diri karena merasa penyakit yang dideritanya tidak bisa disembuhkan lagi, ditambah dengan perilaku diskriminasi masyarakat terhadap Odha (Kompas,2006).

Dalam kehidupan sehari-hari, Odha sebaiknya menjadi pasien yang aktif. Karena belum ada penyembuhnya, Odha sebaiknya ikut memikirkan jalan keluar lain agar jiwa dan raganya tetap sehat. Pasien dengan HIV dan dokter sebenarnya sama-sama berusaha untuk mengatasi HIV dalam segala keterbatasan obat-obatan. Pasien dengan HIV belajar hidup dengan virus didalam tubuhnya. Pasien dengan HIV mencari berbagai cara hidup sehat, berusaha mengikuti kemajuan obat-obatan, dan dapat menentukan pilihan hidupnya sendiri.

2.4.3.1 Aspek Medik yang dihadapi Odha

Odha memerlukan pelayanan kesehatan serupa dengan penderita penyakit yang menahun lain. AIDS adalah penyakit menahun yang ditandai dengan serangan-serangan oportunistik. Penderitanya memerlukan pelayanan kesehatan berkesinambungan, pemantauan yang seksama untuk mencagah infeks, dan pengobatan segera agar infeksi sekunder tidak berlarut-larut dan menyebabkan cacat atau kematian.

Seringkali merawat Odha bahkan lebih sulit dari penyakit kronik lain, karena :

a. Terbatasnya tenaga yang terdidik dan terlatih

b. Penderita memerlukan dukungan emosi yang khusus

c. Pemantauan medik untuk mencegah kekambuan sehingga dapat dicegah peraatan di rumah sakit.

d. Beberapa tenaga kesehatan sendiri masih cemas dan ketakutan untuk merawat karena belum mendapat penerangan dan pendidikan yang baik

Fasilitas kesehatan yang diperlukan antara lain rumah sakit untuk layanan rawat inap, rawat jalan, unit gawat darurat, laboratorium, kamar jenazah dan juga puskesmas. Selain itu Odha yang sedang tidak dirawat di rumah sakit juga memerlukan dukungan medik dari anggota keluarga di rumah, ataupun semacam shelter yang merupakan tempat dukungan masyarakat. Di indonesia ada beberapa masalah medik yang harus dihadapi Odha dan harus ditangani, seperti :

1. Kesiapan rumah sakit

2. Masalah tindakan bedah/prosedur invasif

3. Pencegahan infeksi

4. Penatalaksanaan jenazah

5. Masalah keterlambatan diagnosis

6. Masalah kekurangan saran diagnosis dan penunjang lain

7. Masalah perawatan di rumah

8. Masalah pengadaan obat

2.4.3.2 Layanan ARV untuk Odha

ARV adalah singkatan dari Antiretroviral, sebuah pengobatan yang dapat menghentikan reproduksi HIV didalam tubuh. Bila pengobatan tersebut bekerja secara efektif, maka kerusakan kekebalan tubuh dapat ditunda bertahun – tahun dan dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga orang yang terinfeksi HIV dapat mencegah AIDS.

Penemuan obat antiretroviral pada tahun 1996 mendorong suatu revolusi dalam perawatan bagi orang terinfeksi HIV di negara maju. Peningkatan jumlah orang yang terinfeksi HIV terjadi secara drastis sejak dilaporkan pertama kali pada tahun 1987.

Dengan semakin meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV tersebut, ARV memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat sehat melalui strategi penanggulangan AIDS yang memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta pengobatan. Sesuai dengan Rencana Aksi penanggulangan AIDS Nasional akan pentingnya penyediaan dan distribusi ARV secara baik dan berkesinambungan di Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia merealisasikan keseriusan penyediaan dan distribusi ARV melalui Keputusan Presiden No. 83 Tahun 2004 mengenai paten ARV agar Indonesia dapat memproduksi 2 jenis ARV didalam negeri. KEPPRES tersebut diperbaharui dengan KEPPRES No.6 Tahun 2007 dengan 3 jenis obat yang menjelaskan 3 jenis obat untuk diproduksi didalam negeri.

Pada tahun 2004, Kementrian Kesehatan mengeluarkan sebuah pedoman Nasional mengenai terapi ARV. Pada tahun 2007 buku pedoman tersebut disempurnakan dengan versi kedua memuat rekomendasi tentang terapi dan pemantauan terapi ARV sebagai satu komponen paket perawatan serta menyediakan petunjuk sederhana dengan standar baku tatalaksana klinis ODHA dan penggunaan antiretroviral sebagai bagian dari perawatan HIV yang komprehensif dengan standar jumlah CD4 dibawah 350 sebagai prasyarat minimum untuk memulai terapi ARV.

Meskipun ARV belum mampu menyembuhkan penyakit secara total namun secara dramatis ARV mampu menurunkan angka kematian dan kesakitan yang berdampak peningkatan kualitas hidup orang terinfeksi HIV sekaligus meningkatkan harapan masyarakat untuk hidup lebih sehat. Sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai

penyakit yang dapat dikendalikan seperti diabetes, asma atau darah tinggi dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang pembunuh yang menakutkan.

Layanan HIV/AIDS dalam seksi ini menjabarkan realisasi komitmen Negara dalam menjalankan kewajibannya melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Diperlukan banyak cara tidak saja untuk membangun kepercayaan masyarakat atas layanan publik yang dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk.

Layanan HIV dan AIDS harus menjadi layanan publik, dimana upaya penanggulangan AIDS harus dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pengaturan yang jelas terkait dengan konteks layanan publik dijaminkan oleh UU No 25 Tahun 2009. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin informasi pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik JOTHI berusaha membangun pintu komunikasi terkait layanan HIV dan AIDS di Indonesia. Bagian layanan juga membahas inisiatif masyarakat dalam merespon permasalahan HIV dan AIDS yang timbul dengan berbagai pendekatan program. Berbagai organisasi masyarakat sipil telah membangun upaya untuk menanggulangi AIDS di berbagai daerah. Seksi ini akan menjabarkan kegiatan - kegiatan lapangan beserta capaian yang ada.

Dokumen terkait