• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organ Pencernaan Utama

Dalam dokumen Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII (Halaman 160-190)

BAB IV Sistem Pencernaan Manusia

1. Organ Pencernaan Utama

Organ

pencernaan utama berupa saluran pencernaan yang dilalui makanan yang dimulai dari mulut,

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan rektum.

a.

Rongga Mulut Di dalam mulut,

makanan dicerna secara mekanis dan kimiawi. Alat- alat pencernaan yang

membantu proses pencernaan di dalam mulut yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah.

1) Gigi

Gigi berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanis dengan cara dikunyah sehingga makanan menjadi lebih halus.

Dengan demikian, makanan menjadi mudah ditelan. Secara struktural gigi dibedakan menjadi tiga bagian yaitu puncak gigi (mahkota gigi). leher gigi, dan akar gigi. Perhatikan Gambar 4.2.

Mahkota gigi merupakan bagian gigi yang berada di atas gusi. Mahkota gigi dilapisi email yaitu zat keras yang terbuat dari garam kalsium. Dalam mahkota gigi terdapat dentin (tulang gigi) dan rongga gigi (pulpa). Di dalam pulpa terdapat

Sumber: sehatq.com Gambar 4.1 Bagian – bagian mulut

Sumber: edubio.info Gambar 4.2 Bagian – bagian gigi

155

jaringan saraf.

a) Leher gigi merupakan bagian gigi yang berada di dalam gusi.

b) Akar gigi merupakan bagian

gigi yang tertanam dalam tulang rahang. Permukaan akar gigi dilapisi semen gigi yang berfungsi untuk membantu perlekatan gigi pada gusi.

Berdasarkan bentuknya, gigi dibedakan menjadi tiga yaitu gigi seri (incisivus/1), gigi taring (caninus/C), dan gigi geraham yang terdiri atas gigi geraham depan (premolare/P) dan gigi geraham belakang (molare/M). Gigi seri berada di bagian paling depan, bentuknya tebal dengan tepi yang tajam seperti sekop dan berfungsi memotong makanan. Di belakang gigi seri terdapat gigi taring. Bentuk gigi taring runcing yang berfungsi merobek dan mengoyak makanan. Sementara itu, gigi geraham terletak di belakang gigi taring. Gigi geraham memiliki permukaan lebar yang tidak rata dan berfungsi untuk menghaluskan makanan.

Berdasarkan tahapan perkembangan, gigi dibedakan menjadi dua, yaitu gigi susu dan gigi tetap. Gigi susu tumbuh pada anak-anak usia 6 bulan hingga 8 tahun. Gigi susu berjumlah 20 buah yang terdiri atas 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham depan. Gigi susu mulai tanggal pada usia 6-

14 tahun. Selanjutnya, gigi susu diganti dengan gigi tetap.

Gigi tetap (dewasa) berjumlah 32 buah terdiri atas 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, 8 buah gigi geraham depan, dan 12 buah gigi geraham belakang. Rumus gigi susu dan gigi tetap sebagai berikut.

Gigi Susu

Rahang Atas 0M 2P 1C 2I 2I 1C 2P 0M Rahang Bawah 0M 2P 1C 2I 2I 1C 2P 0M Gigi Tetap

Rahang Atas 3M 2P 1C 2I 2I 1C 2P 3M Rahang Bawah 3M 2P 1C 2I 2I 1C 2P 3M

Berdasarkan rumus gigi tersebut dapat diketahui bahwa pada gigi tetap terdapat penambahan gigi geraham belakang sebanyak 12 gigi. Jadi, gigi orang dewasa berjumlah 32 gigi.

1) Lidah

Terkait dengan fungsi pencernaan, lidah berperan

membantu meneian makanan, mengatur letak makanan, dan mendorong makanan masuk ke kerongkongan. Selain itu, lidah juga berperan untuk merasakan sensasi manis, pahit, asin, dan asam. Hal ini dikarenakan pada lidah terdapat papilla- papila yang peka terhadap berbagai rasa tersebut.

2) Kelenjar Ludah (Glandula salivalis)

Di dalam rongga mulut terdapat tiga pasang kelenjar ludah yaitu kelenjar parotis, kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris), dan kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis). Ludah merupakan cairan pekat yang mengandung air, lendir, garam, dan enzim ptialin. Kelenjar ludah menghasilkan ludah (saliva) sebanyak 2,5 liter per harinya. Fungsi air liur (ludah) dalam proses pencernaan sebagai berikut.

c) Mengandung enzim ptialin yang berfungsi merombak amilum (polisakarida) menjadi maltosa (disakarida).

d) Sebagai pelumas makanan sehingga mempermudah proses menelan makanan.

e) Melindungi selaput mulut dari panas, dingin, dan basa.

f) Merangsang papila pengecap pada lidah.

g) Membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi.

157

Sumber: kelasipa.com Gambar 4.3 Gerak peristaltik

b. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Kerongkongan berupa otot tabung yang panjangnya sekitar 25 cm, dindingnya dilapisi epitelium berlapis pipih.

Kerongkongan terdiri atas sepertiga otot lurik dan duapertiga otot polos, ototnya tersusun secara memanjang dan melingkar.

Makanan didorong oleh lidah sehingga masuk ke kerongkongan. Di kerongkong an terjadi kontraksi otot memanjang dan melingkar secara bergantian sehingga terjadi gerakan mendorong yang disebut dengan gerak peristaltik. Adanya gerak peristaltik ini menyebabkan makanan dari mulut terdorong masuk ke lambung.

Sebelum seseorang makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan, epiglotis, yang seperti gelambir, mengendu sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan diku nyah dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hi-dung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk ke trakea dan paru-paru melainkan makanan tetap masuk ke kerongkongan.

c.

Lambung (Ventrikulus)

Lambung terletak di rongga perut sebelah kiri, di bawah diafragma.

Lambung merupakan kantong besar yang dindingnya bersifat elastis sehingga dapat diregangkan untuk menampung makanan. Di dalam lambung makanan dapat disimpan selama 2-5 jam.

Lambung dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian atas yang berhubungan dengan kerongkongan (kardiak), bagian tengah yang bentuknya membulat (fundus), dan bagian bawah yang berhubungan dengan usus dua belas jari (pilorus). Kardiak merupakan pintu masuk makanan

yang berasal dari kerongkongan.

Di bagian bawah pilorus yang berbatasan langsung dengan

usus dua belas jari terdapat otot lingkar pilorus. Otot ini berfungsi mengatur masuknya makanan yang telah dicerna oleh lambung ke usus dua belas jari. Perhatikan Gambar 4.4.

Di dalam lambung terjadi proses pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi. Pencernaan secara mekanis berlangsung dengan kontraksi otot lambung yang mengaduk makanan dengan gerakan peristaltik. Pencernaan secara kimiawi berlangsung ketika makanan yang diaduk bercampur dengan getah lambung. Getah lambung dihasilkan oleh kelenjar yang terdapat pada dinding lambung. Getah lambung mengandung zat-zat berikut.

1) Asam klorida (HCI), berfungsi untuk membunuh bakteri yang terdapat dalam makanan, meng hentikan aktivitas enzim ptialin, mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin, dan mengubah sifat protein.

2) Enzim renin, berfungsi mengendapkan kasein (protein susu).

3) Enzim pepsin, berfungsi menguraikan protein menjadi pepton.

Jadi, di dalam lambung makanan dicerna menggunakan otot lambung dan enzim sehingga makanan menjadi lembut seperti bubur yang disebut kim (chyme).

Selanjutnya, kim masuk ke duode num melalui bagian pilorus.

d.

Usus Halus (Intestinum)

Usus halus merupakan saluran terpanjang pada sistem pencernaan dengan panjang sekitar Usus Halus (Intestinum) 6-8 meter Di dalam usus halus, makanan dicerna secara kimiawi.

Sebagian nutrien yang ada dalam makanan diserap, lalu diedarkan ke seluruh tubuh. Usus halus dibedakan menjadi tiga yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

159

Sumber: edukasibiologi.com Gambar 4.5 Panampang

usus halus 1) Usus Dua Belas

Jari (Duodenum) Usus dua belas jari merupakan muara dari dua saluran yang berasal dari kantong empedu dan kelenjar pankreas.

Saluran pancreas mengalirkan getah pankreas,

sedangkan saluran empedu

mengalirkan cairan empedu. Di dalam usus dua belas jari terjadi proses pencernaan

kimiawi menggunakan enzim-enzim yang terkandung dalam getah pankreas.

2) Usus Kosong (Jejunum)

Di dalam usus kosong makanan mengalami pencernaan secara kimiawi sehingga makin halus dan cenderung encer. Di dinding usus kosong (jejunum) terdapat kelenjar yang menghasilkan beberapa jenis enzim berikut.

a) Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas.

b) Lipase, berfungsi menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol

c) Sukrase, berfungsi mencerna sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

d) Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.

e) Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa.

f) Erepsin, berfungsi mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino.

g) Disakarase, berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.

h) Peptidase, berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino.

Sumber: gurupendidikan.co.id Gambar 4.6 Panampang usus

besar 3) Usus Penyerapan (ileum)

Di dalam ileum terdapat lipatan atau lekukan yang disebut jonjot usus atau vili. Perhatikan Gambar 4.5. Vili berfungsi untuk memperluas permukaan usus sehingga proses penyerapan zat-zat makanan berlangsung lebih sempurna. Zat makanan berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral, dan air diserap oleh kapiler darah dalam vili. Selanjutnya, zat makanan akan diangkut oleh pembuluh darah menuju hati. Di dalam hati sebagian zat makanan akan diubah menjadi bentuk lain dan sebagian lagi diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah balik hati. Zat makanan berupa asam lemak dan gliserol terdiri atas molekul yang lebih besar sehingga akan diangkut melalui pembuluh kil (pembuluh getah bening atau pembuluh limfe) menuju ke pembuluh balik besar di bawah tulang selangka.

e. Usus Besar (Kolon)

Usus besar dilapisi membran mukosa tanpa vili, kecuali pada bagian rektum, fungsi utamanya menyerap air

sehingga makanan tidak terlalu padat atau terlalu lembek, membentuk massa feses, dan membentuk lendir untuk melumasi permukaan mukosa. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli, yang hidup dari zat makanan yang tidak dapat dicerna manusia, yaitu selulosa. Escherichia coli berperan membusukkan sisa makanan dan mensintesis vitamin K dan B₁₂ yang berguna bagi tubuh.

161

Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1 meter, dimulai dari sekum (usus buntu), kemudian naik yaitu bagian kolon naik (kolon asenden), kolon mendatar (kolon transenden), dan kolon turun (kolon desenden). Pada ujung sekum (usus buntu) terdapat tonjolan kecil yang disebut apendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas. Feses yang terdorong ke rektum akan dikeluarkan lewat anus. Rektum adalah bagian akhir usus besar yang panjangnya sekitar 10 cm, bermuara pada satu lubang yang disebut anus. Lubang anus terdiri atas otot sfingter anus yang berupa otot polos di bagian dalam dan otot lurik di bagian luar. Proses pengeluaran feses disebut proses defekasi. Proses defekasi terjadi jika lambung dan usus halus terisi kembali, sehingga terjadi rangsangan pada usus besar yang disebut dengan refleks gastrokolik yang secara sadar dapat dirasakan. Jika kita melakukan kontraksi, dinding perut dan otot bagian dalam secara refleks mengendur, sehingga mengakibatkan kontraksinya otot usus besar dan rektum sehingga feses terdorong keluar (Campbell et al., 2004).

f.

Anus

Anus terdiri atas dua lapis otot yaitu otot polos dan otot lurik. Kedua jenis otot ini bekerja sama mengeluarkan feses (defekasi). Proses defekasi diawali dengan meregangnya rektum saat rektum telah dipenuhi feses.

Keadaan ini mengakibatkan timbulnya keinginan untuk defekasi. Selanjutnya, otot lurik akan berkontraksi.

Kontraksi otot lurik mengakibatkan otot polos mengendur sehingga feses keluar dari anus.

Kamu telah mempelajari organ-organ utama pecernaan yang berfungsi sebagai saluran pencernaan. Dalam proses pencernaan makanan melibatkan tekanan yang terjadi di saluran pencernaan. Setiap bagian saluran pencernaan memiliki tekanan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Tekanan dalam saluran pencernaan berkisar antara 0,5 hingga 5 kilopascal (kPa).

Sekarang, perhatikan grafik di samping Berapa besarnya tekanan dalam setiap bagian saluran pencernaan? Berdasarkan grafik dapat diketahui bahwa besarnya tekanan pada esofagus sebesar 0,5 kPa, tekanan pada lambung berkisar 0,5-1,5 kPa, tekanan pada usus halus berkisar antara 1,5-1,9 kPa, tekanan pada usus besar berkisar 2,1-2,8 kPa, tekanan pada rektum berkisar3-3,9 kPa, dan tekanan pada anus berkisar 4 kPa. Tekanan akan makin meningkat dari esofagus sampai anus. Peristiwa ini terjadi karena peningkatan massa makanan sehingga daya dorongnya makin kuat. Tekanan yang paling besar terjadi di anus yang

berperan dalam proses defekasi. Dengan tekanan yang besar maka feses dapat dikeluarkan.

2. Organ Pencernaan Tambahan

a.

Hati

Hati terdiri atas 2 belahan (kanan dan kiri), berfungsi sebagai penghasil getah empedu. Getah empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan sebagai berikut:

1. Air, berguna sebagai pelarut utama

2. Musin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus

3. Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali.

Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus.

Dalam proses pencernaan empedu berperan dalam pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak dicerna, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Empedu mengemulsikan lemak dengan cara menurunkan tegangan butiran lemak agar mudah dipecah oleh lipase pankreas menjadi gliserol dan asam lemak sehingga mudah diserap oleh usus halus. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kim, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus. Pigmen empedu yang berasal dari perombakan hemoglobin dari sel darah merah yang rusak disebut bilirubin dan biliverdin. Bilirubin dan biliverdin di usus akan dioksidasi menjadi urobilin yang memberi warna pada feses dan urin.

Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah, dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak.

Selain itu hati juga berfungsi dalam pembentukan darah pada janin, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah, serta pengaturan suhu tubuh.

Hati dan pankreas dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Sumber: Nafiun.com Gambar 4.7 Panampang hati

dan pankreas

163

Sumber: kibrispdr.org Gambar 4.8 Panampang

pankreas

b.

Pankreas

Pankreas berfungsi sebagai penghasil enzim dan penghasil hormon, sehingga disebut dengan kelenjar majemuk, yaitu sebagai kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Sebagai kelenjar eksokrin karena menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim yang disekresikan ke usus halus, dan sebagai kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon (insulin dan glukagon) yang disekresikan ke darah. Sekretin dan kolesistokinin merangsang bagian eksokrin pankreas menghasilkan air, ion, enzim, dan proenzim. Ion hasil sekresi pankreas mengandung bikarbonat yang berfungsi

menetralkan kim sehingga enzim enzim pankreas dapat berfungsi pada pH optimal. Enzim yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas adalah:

1. Amilase, berfungsi memecah amilum menjadi maltosa;

2. Lipase, berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol; dan

3. Tripsinogen yang belum aktif.

Di dalam usus halus, tripsinogen diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin yang aktif, tripsin memecah protein menjadi asam amino.

Pilihlah satu jawaban yang benar dengan cara menyilang (x) huruf a, b. c, atau d!

1. Di antara karakteristik berikut yang bukan merupakan karakteristik cairan empedu adalah . . . .

a. Diproduksi oleh usus halus

b. Cairan dari garam – garam khusus c. Berperan sebagai agen pengemulsi d. Membantu pencernaan lemak oleh lipase

2. Pencernaan kimiawi pada mulut mengakibatkan nasi yang dikunyah akan terasa manis, hal ini disebabkan oleh . . . . a. Perubahan amilum menjadi maltosa karena kerja ptialin b. Adanya gula yang terkandung dalam nasi

c. Perubahan maltosa menjadi amilum karena kerja enzim amilase d. Gerakan geraham dalam proses pencernaan mekanik

3. Getah lambung selain membunuh kuman berfungsi juga untuk . . . . a. Mengubah tripsinogen menjadi tripsin

b. Mengubah pepsin menjadi pepsinogen

c. Menonaktifkan kuman yang masuk bersama makanan d. Melindungi dinding lambung dari aberasi asam lambung 4. Bahan makanan berikut yang mengandung protein adalah . . . .

a. Telur, bayam, ketela pohon, kol

b. Ikan, hati ayam, kacang panjang, tempe c. Pisang, bayam, kol, agar – agar

d. Ketam hitam, mentimun, kacang polong, kedelai

5. Zat makanan dibawah ini yang merupakan penghasil energi utama dan instan bagi tubuh adalah . . . .

a. Asam lemak b. Asam amino c. Gula

d. Vitamin

Tugas Mandiri

Pengetahuan: memahami sistem Nilai pencernaan

165

Praktikum Sederhana

Pengetahuan: memahami sistem pencernaan

Nilai

Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!

Model Penyerapan Usus Halus

Tujuan

Membuat model penyerapan usus halus Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahn berikut ! Kain katun ukuran 25 x 25 cm.

a. Kain handuk ukuran 25 x 25 cm.

b. Wadah tempat menampung air 2. Lakukanlah prosedur kerja berikut!

a. Rendamlah kedua potong kain kedalam mangkuk berisi air selama 30 detik!

b. Ambillah kedua kain dan handuk dari mangkuk, kemudian siram ke dua kain dengan air mengalir selama 1 menit!

c. Peraslah setiap kain ke wadah yang berbeda!

d. Ukurlah jumlah air yang tertampung!

3. Diskusikan mengenai percobaan yang telah kalian lakukan. Buatlah kesimpulannya bersama dengan kelompok kalian, kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas!

C. Proses Pencernaan Makanan

Pelajari tabel berikut ini!

Tabel 4.3 Proses pencernaan pada manusia Sumber: juraganles.com

Gambar 4.9 tempat berlangsung proses pencernaan No. Tempat

Berlangsung

Proses Alat/enzim yang

Berperan

Tempat di Produksi

1. Mulut 1. Pemecahan

makanan dari bentuk kasar menjadi halus 2. Pemecahan

amilum menjadi maltosa, glukosa, atau desktrin

1. Gigi dan lidah

2. Enzim ptialin

1. –

2. Kelenjar ludah

167

No. Tempat Berlangsung

Proses Alat/enzim

yang Berperan

Tempat di Produksi

2. Kerongkongan Mendorong makanan dari mulut masuk ke dalam

lambung

Kontraksi otot (gerak peristaltik)

_

3. Lambung 1. Melanjutkan pemecahan

makanan dari mulut hingga ke bentuk kim (bubur)

2. Menggumpalkan kasein susu 3. Memecahkan

protein menjadi pepton

1. Kontraksi otot dengan gerakan mengaduk

2. Enzim renin 3. Enzim

pepsin

1. –

2. Lambung 3. Lambung

4. Usus halus 1. Memecah amilum menjadi maltosa 2. Memecah lemak

menjadi asam lemak dan gliserol 3. Memecah protein menjadi asam amino

4. Mengaktifkan tripsinogen dan arepsinogen 5. Memecah pepton

menjadi asam amino

6. Memecah sukrosa

1. Enzim amilase 2. Enzim

lipase 3. Enzim tripsinogen 4. Enzim enterokinase 5. Enzim

erepsin 6. Enzim

sukrase 7. Enzim

1. Pankreas 2. Pankreas

3. Pankreas 4. Usus

halus 5. Usus

halus 6. Usus

halus 7. Usus

halus

menjadi glukosa dan ftuktosa 7. Memecah laktosa

menjadi glukosa dan galaktosa 8. Memecah maltosa menjadi 2 molekul

glukosa

laktase 8. Enzim maltase

8. Usus halus

5. Usus besar 1. Penyerapan air 2. Pembusukan

sisa makanan

1. Dinding usus besar

_

No. Tempat Berlangsung

Proses Alat/enzim

yang Berperan

Tempat di Produksi

2. Bakteri Escherichia coli

6. Rektrum Penyimpanan

sementara feses

_ _

169

7. Anus defekasi Kontraksi

otot sfingter anus

_

D. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pencernaan Manusia

Kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan manusia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Obesitas

Tubuh memiliki kandungan lemak pada batas normal. Jika kondisi tubuh yang memiliki kandungan lemak berlebih, maka akan menyebabkan efek negatif bagi kesehatan. Kandungan lemak berlebih tersebut dapat menyebabkan berat badan menjadi melonjak dan berada di atas batas normal. Obesitas dapat meningkatkan risiko terkena berbagai jenis penyakit seperti jantung, diabetes, dan osteoartritis. Obesitas juga dapat disebabkan karena gen atau konsumsi obat tertentu.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menangani masalah obesitas adalah dengan berolahraga dan mengatur pola makan.

Pengurangan porsi makan yang tinggi lemak dan tinggi gula dapat mengatasi obesitas.

b. Karies Gigi

Karies gigi merupakan kerusakan gigi akibat infeksi bakteri yang merusak lapisan gigi. Karies gigi disebut pula sebagai gigi berlubang.

Bakteri normal yang hidup di rongga mulut berperan dalam mengolah gula menjadi asam. Zat asam dapat merusak lapisan gigi. Jika gigi mulai timbul lubang atau keropis, maka dapat menyebabkan karies gigi karena kerusakannya telah mencapai saraf gigi. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menyikat gigi minimal 2 kali sehari, menggunakan obat kumur dan membersihkan lidah dengan pembersih lidah dapat mengurangi populasi bakteri yang merugikan, serta juga menjaga kesegaran mulut. Mengurangi makanan manis, minuman bersoda, dan kopi juga dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut.

c. Maag (grastritis)

Gastritis merupakan kondisi ketika lambung mengalami iritasi, peradangan atau pengikisan. Lambung memiliki sel-sel penghasil asam dan enzim untuk mencerna makanan. Ketika terjadi mag. produksi asam lambung naik yang disebabkan oleh konsumsi makanan, obat, atau infeksi bakteri dan virus. Mag dapat dicegah dengan menerapkan pola makan teratur, makan secukupnya, menjaga kebersihan, misalnya dengan mencuci tangan sebelum makan, mengelola stres dengan baik, menghindari

171

makanan yang memicu asam lambung berlebihan seperti makanan asam, makanan pedas, kopi, dan lain-lain. Jika gastritis yang disebabkan karena infeksi bakteri, maka dapat diatasi dengan antibiotik dengan resep dokter.

d. Hepatitis

Hepatitis adalah kondisi organ hati yang mengalami peradangan akibat infeksi virus atau kondisi lain. Hepatitis dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh terutama yang berkaitan dengan metabolisme. Hepatitis dapat terjadi secara akut atau pun kronis. Seseorang yang mengalami hepatitis akut dapat berkembang menjadi hepatitis kronis yang akibatnya dapat terbentuk kanker hati dan mengalami gagal hati. Penyebab hepatitis disebabkan oleh virus. Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV), hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV), hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV), dan hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV).

Guna mencegah terjadinya hepatitis seseorang perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat, misalnya dengan langkah-langkah berikut.

a. Menjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus hepatitis b. Mencuci bahan makanan yang akan dikonsumsi, terutama

makanan laut dan sayuran, serta buah.

c. Tidak berbagi alat mandi, seperti sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.

d. Tidak menyentuh darah tanpa sarung tangan pelindung.

a. Diare

Diare adalah dimana sistem pencernaan dibagian usus besar tidak apat menyerap air dengan maksimal. Sehingga masih banyak kandungan air pada feses menyebabkann terjadinya diare. Hal ini disebabkan oleh infeksi bakteri dan protozoa seperti Entamoeba coli. Ketika terjadi infeksi, dinding usus besar teriritasi, gerakan peristaltik meningkat, serta air tidak dapat diserap.

Penderita diare dapat mengalami dehidrasi karena air dalam usus terus- menerus dikeluarkan. Penderita juga akan mengalami mulas di perut karena terjadi kontraksi secara terus-menerus di dalam usus besar.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah diare antara lain menjaga kebersihan tangan, menjaga kebersihan makanan, memasak makanan sampai matang, minum air yang telah masak dan higienis.

Penanganan yang dapat dilakukan untuk menangani diare antara lain dengan meminum oralit untuk menghindari dehidrasi, mengonsumsi obat diare, dan

segera ke dokter.

b. Sembelit (konstipasi)

Konstipasi merupakan kondisi feses yang keras dan kering sehingga penderita akan merasa kesakitan saat buang air besar. Konstipasi disebabkan kurangnya konsumsi makanan berserat dan kurang cairan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah konstipasi adalah perbanyak konsumsi makanan berserat seperti sayur, buah, kurangi makanan berlemak dan manis, cukupi kebutuhan air tubuh. Banyak minum dan konsumsi serat mampu membantu pergerakan feses dan membantu feses lebih lunak sehingga menghindari konstipasi.

c. Apendiksitis (infeksi pada umbai cacing)

Merupakan peradangan yang terjadi pada umbai cacing. Umumnya untuk mengatasi penyakit ini dilakukan pengangkatan atau pengambilan dengan jalan operasi.

d. Kolik

Merupakan rasa nyeri pada lambung karena mengkonsumsi makanan yang mengandung zat yang merangsang, misalnya cabai atau lada.

e. Malnutrisi

Merupakan gangguan kesehatan karena kelebihan, kekurangan, atau ketidakseim bangan gizi. Misalnya kwasiorkor (kekurangan kalori-protein) dan marasmus (kekurangan kalori-protein).

f. Gondong (parotitis)

Merupakan peradangan pada selaput parotis (kelenjar ludah) yang disebabkan oleh virus, misalnya infeksi oleh paramiksovirus RNA yang ditularkan melalui percikan air ludah pembawa virus.

g. Hemoroid

Merupakan pembengkakan vena di daerah anus, atau biasa disebut wasir. Hemoroid dapat terjadi pada orang-orang yang sering menderita

173

Tugas Mandiri

Pengetahuan: memahami gangguan sistem Nilai pencernaan

A B

perdarahan di anus.

h. Gejala Kekurangan Vitamin

Seseorang yang mengalami kekurangan vitamin disebut avitaminosis.

Walapun dibutuhkan dalam jumlah yang kecil, peran vitamin sangat penting bagi tubuh. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan gangguan pada tubuh.

Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut dengan benar!

1. Apa yang dimaksud kolik?

Jawab: ...

...

2. Mengapa asam lambung yang naik dapat menyakiti penderita?

Jawab: ...

...

3. Tuliskan gejala – gejala apendisitis!

Jawab: ...

...

4. Tuliskan mengapa minum air putih yang cukup dapat menjaga sistem pencernaan?

Jawab:

...

....

...

5. Mengapa seseorang dapat mengalami diare?

Jawab: ...

...

Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!

Perhatikan dua anak yang menderita kelainan akibat kekurangan salah satu zat makanan sebagai berikut!

Dalam dokumen Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII (Halaman 160-190)

Dokumen terkait