• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

2. Organisasi

a. Pengertian Organisasi

Perkataan organisasi sering kita hubungkan dengan pemerintah, perusahaan negara atau swasta, partai politik, golongan karya, rukun warga, rukun tetangga, OSIS dan sebagainya. Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,

commit to user

terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Dilain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu menjadi anggota dari beberapa macam organisasi, sperti organisasi sekolah, perkumpulan olahraga, kelompok musik, militer ataupun organisasi perusahaan.

Pada prinsipnya organisasi adalah setiap bentuk kerja sama antara manusia yang terikat oleh suatu ketentuan, yang bermaksud untuk mencapai tujuan bersama. Banyak para ahli mengemukakan batasan-batasan mengenai pengertian tentang organisasi.

Menurut Siagian yang dikutip A.P Pandjaitan (1992) mengemukakan bahwa, “organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan” (hlm. 1). Sedangkan menurut Atmosudirjo yang dikutip A.P Pandjaitan (1992) organisasi adalah “Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara teratur untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu” (hlm. 1)

Selanjutnya menurut Barnard yang dikutip oleh Soemarno, Dalimin & Subagio Hartoko (1998) bahwa, “Organisasi adalah suatu sistem dari pada aktivitas kerja yang dilakukan oleh kedua orang atau lebih” (hlm. 9). Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2003) “Organisasi berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien” (hlm. 167).

Dari berbagai pengertian organisasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah satu jenis wadah perlengkapan di masyarakat yang dibikin oleh orang-orang dengan tujuan dapat memperoleh efesiensi kerja tertentu yang sebesar-besarnya.

commit to user

Kata organisasi memiliki dua arti umum, arti yang pertama mengacu pada suatu lembaga atau kelompok fungsional seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perkumpulan olharaga, atau badan pemerintahan. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian yaitu pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga tujuan dapat tercapai dengan efisien.

Dalam setiap kegiatan baik yang individu maupun kelompok tidak akan lepas dari adanya organisasi dan manajemen. Demikian juga dalam kegiatan olahraga dalam suatu organisasi tidak terlepas adanya dana peralatan (fasilitas).

Kalau kita memperhatikan penjelasan di atas tentang pengertian organisasi maka dapatlah di katakan bahwa setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama

Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian tempat di sini dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang

Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

3. Jelas dengan tugas dan kedudukannya masing-masing

Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak yang berhubungan satu dengan yang lain akan dapat terlihat

commit to user

lebih jelas, dengan demikian kesimpulan pekerjaan yang menumpuk dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.

4. Ada tujuan tertentu

Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cendrung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisiasi secara baik akan mendapat keuntungan yaitu pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah : - Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.

- Harus ada orang-orang yang bekerja sama.

- Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas. - Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.

Organisasi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kegiatan olahraga, karena organisasi didalam olahraga adalah merupakan wadah untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah peningkatan prestasi yang maksimal.

b. Jenis Organisasi

Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Jenis organisasi yang dapat dilihat dari aktifitas dan tujuan yang dilakukan, sehingga dengan demikian organisasi tersebut dapat diketahui status organisasinya. Bergerak dalam suatu bidang tertentu dan berjalan dengan baik akan memberi gambaran yang jelas tentang jenis organisasi tersebut.

Tanpa disadari pertama kita memasuki jenjang pendidikan, banyak organisasi-organisasi yang terdapat disekitar kita seperti pramuka, palang merah remaja, OSIS dan lain sebagainya yang terdapat disekolah, sedangkan jenis organisasi-organisasi diluar sekolah itu bermacam-macam, seperti organisasi

commit to user

politik, organisasi sosial, organisasi kampus, organisasi sekolah dan organisasi olahraga.

Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan organisasi pada umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada kegiatan atau aktifitas yang dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari organisasi olahraga tersebut. Organisasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang yang bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu prestasi maksimal.

Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat yang berkedudukan di Jakarta. KONI Pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi olahraga di Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama yang baik antar organisasi olahraga, baik di tingkat daerah maupun pusat. Sehingga tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi maksimal dapat tercapai dengan baik.

Olahraga baseball merupakan salah satu olahraga yang berkembang di Indonesia. Di Indonesia olahraga baseball dijalankan dan dikelola penuh oleh suatu organisasi tersendiri yaitu PERBASASI. Didalam struktur kepengurusan PERBASASI membawahi dan mengawasi PERBASASI di tingkat propinsi dan daerah, selanjutnya PERBASASI daerah membawahi dan mengelola di tingkat cabang kota, dan sruktur selanjutnya PERBASASI cabang kota membawahi mengelola klub-klub atau perkumpulan baseball-softball yang ada diwilayahnya. Keberadaan PERBASASI didalam keoorganisasian olahraga di Indonesia posisinya berada dibawah naungan dan pengawasan KONI Pusat bersama Pengurus Besar (PB) PERBASASI.

c. Struktur dan Bagan Organisasi

Menurut T. Hani Handoko (2003) bahwa “Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelolah” (hlm. 169). Jadi struktur organisasi adalah perencanaan formal guna mencapai pembagian tenaga yang efisien serta efektifitas koordinasi aktivitas-aktivitas para pekerjanya. Struktur Organisasi adalah cara bagaimana tugas dan

commit to user

pekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikoordinasi secara formal. Hakekatnya suatu organisasi harus membentuk struktur organisasi serta menuangkan struktur tersebut kedalam bagan organisasi. Untuk dapat menyusun struktur organisasi yang baik, dimungkinkan apabila senantiasa berpegang teguh dan menerapkan organisasi secara baik dan benar.

Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi berupa kotak-kotak yang disalurkan dengan garis wewenang antara yang satu dengan yang lainnya dan bagan juga disebut dengan gambar rancangan, gambar denah, skema. Dengan melihat bagan organisasi, maka juga dapat dilihat bagaimana kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Kedudukan yang ditempati seseorang dalam sebuah organisasi harus mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan hubungan kerjasama yang baik dengan yang lainnya, sebab apabila tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak ada kerjasama yang baik, maka organisasi tersebut tidak sehat dan tidak lancar.

T. Hani Handoko (2003) menyatakan bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukan individu atau satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tersebut, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.

2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah menunjukan hubungan wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai karyawan terendah dalam organisasi. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas, dimana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga hanya kepada seorang manajer

3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Labek dan deskripsi pada tiap kotak menunjukan pekerjaan organisasional atau bidang tangung jawab yang berbeda.

4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan menunjukan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi)

commit to user

5. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukan manajer dan bawahan tapi juga keseluruhan hirarki manajemen (hlm. 172)

Dalam organisasi menurut Henry G. Hodges yang dikutip T. Hani Handoko (2003) mengemukakan empat bentuk bagan organisasi:

1) Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak di gunakan, karena sederhana, karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti.

2) Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid, yaitu dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.

3) Bentuk horizontal. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali digunakan dalam praktek.

Gambar 2.1. Bentuk-bentuk Bagan Organisasi

Berdasarkan bentuk dan isi bagan organisasi maka akan memudahkan dalam menentukan bentuk badan organisasi yang sesuai dengan organisasi yang

commit to user

dijalankan. Organisasi yang sehat dan baik adalah organisasi yang setiap satuan tertentu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kualitas yang baik pula, sehingga membawa kemajuan organisasi. Setiap bagian tertentu harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja yang efektif dan efisien.

Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan kedudukannya merupakan cermin kerja yang baik. Rangkaian yang harus dilaksanakan, proses kerjasama yang baik, serta pembagian tugas yang tepat, sehingga akan meningkatkan kualitas organisasi.

d. Unsur-unsur dalam Organisasi

Didalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur unit petinggi/pejabat yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan memajukan organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik.

Unsur-unsur organisasi tersebut adalah : 1) Pengurus

Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang memegang kendali jalannya setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari suatu aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak sebagai seorang pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut :

a) Ketua Umum b) Wakil Ketua Umum c) Sekretaris

d) Bendahara e) Seksi-seksi

commit to user

f) Penasehat 2) Anggota

Keterlibatan seorang anggota didalam suatu organisasi sangat diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan keterlibatkan seorang pengurus. Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi adalah mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan, tanpa melibatkan anggota dalam organisasi kegiatan-kegiatan pun akan susah untuk dilakukan.

3) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Anggaran Dasar adalah merupakan landasan pokok dan sebagai dasar pelaksana kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran Rumah Tangga merupakan petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan dalam organisasi. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4) Rencana Kerja

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat adanya rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat berbagai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerja sama yang baik antara unsur-unsur yang terlibat didalam organisasi.

5) Anggaran Belanja

Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun anggaran belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realitis, luwes, dan kontinyu. Anggaran yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan perhitungan yang sudah direncakan.

commit to user

3. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Sampai sekarang ini para ahli manajemen memberikan tentang pengertian manajemen masih berbeda-beda dan belum jelas batasan ruang lingkupnya, karena mendifinisikan manajemen secara tepat merupakan masalah yang sulit, karena definisinya sangat universal.

Manajemen erat hubungannya dengan organisasi. Demikian pula dengan organisasi olahraga yang dalam pelaksanaanya harus sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus dalam keorganisasian harus berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Pengertian manajemen menurut Siagan yang dikutip Soemarno, Dalimin & Subagio Hartoko (1998) adalah “kemampuan kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain” (hlm. 4), menurut Gie yang dikutip Soemarno, Dalimin & Subagio Hartoko (1998) adalah “Sebagai tindakan-tindakan atau proses menggerakan tindakan dalam usaha kerja sama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai” (hlm. 4), dan menurut Terry juga yang dikutip Soemarno, Dalimin & Subagio Hartoko (1998) “Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan kegiatan orang lain (hlm. 4).

Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang, seperti yang dikemukakan oleh Stoner yang dikutip oleh T. Hani Handoko (2003) sebagai berikut: “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya- sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah diterapkan” (hlm. 8).

Berdasarkan dari berbagai pengertian manajemen diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kemampuan untuk bertindak melalui kegiatan orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan dan melalui proses yang terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen yaitu terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pengkoordinasian, dan pengendalian. Suatu

commit to user

manajemen yang tercipta bagus maka didalam pelaksanaannya tentu akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan.

Sebuah organisasi akan berjalan dengan baik dan lancar, jika pengelolaan manajemennya juga baik. Dapat dikatakan, berjalan atau tidaknya sebuah organisasi sangat bergantung dari manajemennya. Oleh karena itu, dalam suatu organisasi peranan manajemen sangat penting dan harus berjalan dengan baik dan benar.

b. Manajemen Olahraga

Di masyarakat luas banyak dibentuk suatu organisasi cabang olahraga yang bertujuan bermacam-macam. Organisasi olahraga di masyarakat meliputi sekelompok orang dari bermacam-macam profesi yang ada di masyarakat untuk membentuk organisasi cabang olahraga sesuai yang diminatinya.

Organisasi olahraga tersebut merupakan wadah bagi anggota masyarakat yang berminat pada cabang olahraga tertentu. Di samping itu kelompok orang yang berprofesi tertentu yang selalu terlibat dengan kegiatan olahraga, membentuk suatu organisasi fungsional. Dengan banyaknya organisasi tersebut banyak diperlukannya pengelolaan manajemen yang baik sehingga tujuan organisasi dapat terwujudkan.

Saat ini manajemen olahraga menjadi hal yang sangat penting didalam dunia olahraga modern, seperti yang dikatakan J.S Husdarta (2009) bahwa :

Organisasi olahraga lebih-lebih pendidikan jasmani dihadapkan dengan kekurangan kronis, berupa ketiadaan infrastruktur , lemahnya dukungan, kecilnya dana yang disediakan, dan kesulitan lain untuk menumbuhkan programnya. Dalam situasi seperti itu, kemampuan manajerial sangat dibutuhkan yang intinya adalah pelaksanaan fung-fungsi manajemen, dan terkait pula dengan kompetensi manjer beserta personalnya (hlm. 42).

Dan menurut Harsuki (2003) menyatakan bahwa “Kesuksesan suatu organisasi sangat tergantung dari kesadaran dari manajer akan : tingkat pekerja, kemampuan SDM, peran serta motivasi dalam pencapaian tujuan organisasi” (hlm. 168-169)

commit to user

Kenyataan ini membuktikan pentingnya manajemen dalam olahraga, kerena pada dasarnya olahraga juga memiliki struktur organisasi, dimana dalam pengelolaan sebuah organisasi olahraga diperlukan kerjasama manajemen masing-masing komponen yang sangat berperan penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Dalam hal ini manajemen dituntut untuk berupaya memenuhi apa saja yang diperlukan dilapangan. Sebuah organisasi dapat menentukan fungsi dari manajemen menurut kebutuhan dari organisasi yang bersangkutan. Namun pada umumnya orang beranggapan bahwa manajemen berfungsi dengan masalah keuangan sebuah organisasi tersebut.

4. Pembinaan

Sumber daya atlet memiliki peran yang sangat strategis dalam pola pembinaan olahraga, karena atlet adalah merupakan objek yang menjadi faktor yang berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu cabang olahraga dapat berprestasi merupakan sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh suatu cabang olahraga, sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal. Untuk mencapai prestasi yang optimal, maka usaha pembinaan harus dilaksanakan dengan menyusun strategi dan perencanaan yang rasional sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas serta mempunyai program yang jelas. Hal ini penting agar program pembinaan dapat mencapai sasaran yang tepat yaitu prestasi yang tinggi, seperti apa yang diinginkan, seperti apa yang ada dalam kamus besar bahasa Indonesia mengungkapkan pengertian pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna memperoleh hasil yang lebih baik.

Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996) menyatakan bahwa “Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi tinggi menuju ketaraf internasional. Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik apabila ditunjang dan ditumbuhkan dengan suatu sistem pembinaan yang mantap, yang diorganisasikan oleh pembinaan olahraga secara terpadu dan berkesinambungan” (hlm. 89)

commit to user

Dalam pembinaan harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan dengan tahap-tahap tertentu, sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat berkembang secara maksimal. Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan kegiatan mudah, dimana upaya mencapai prestasi yang tinggi harus dilakukan pembinaan secara sistematis dan terprogram. Karena semua itu dipengaruhi oleh banyak faktor, memerlukan proses dan waktu yang cukup lama, sumber dana atau biaya yang cukup, prasarana dan sarana yang memadai, dan juga dukungan dari masyarakat maupun pemerintah.

Dalam melakukan pembinaan harus dilakukan melalui tahap-tahap tertentu, dimana tahapan tersebut merupakan salah satu proses untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan pemain pada periode tertentu. Menurut. Djoko Pekik Irianto, Paulus Pasurney, Mansur, Dikdik Zafar Sidik, Nining W. K, Iwan Hermawan, Rina Ambar Dewanti, Sunyoto, M. Yunus (2009) tahap pembinaan atlet menuju puncak prestasi dilakukan berdasarkan piramida pembinaan prestasi olahraga terdiri atas 3 tahapan yaitu “(1) pemasalan (2) pembibitan (3) prestasi” (hlm. 5)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembinaan olahraga prestasi dibutuhkan tahap persiapan meliputi pemassalan, pembibitan, dan pemanduan bakat agar dihasilkan bibit-bibit atlet yang berkualitas sehingga mampu menciptakan prestasi maksimal.

a. Pemassalan Olahraga

Pemassalan merupakan suatu upaya untuk mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dengan sasaran melibatkan semua kelompok umur. Pelaksanaan kegiatan pemassalan harus dilakukan secara terus menerus, sehingga nantinya mampu menciptakan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini seperti dikemukakan Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996) bahwa “Pemassalan olahraga ialah suatu proses dalam upaya mengikutsertakan peserta sebanyak mungkin supaya mau terlibat dalam kegiatan olahraga dalam rangka pencarian bibit-bibit atlet yang berbakat yang dilakukan dengan cara teratur dan terus-menerus” (hlm. 36). Sedangkan menurut Djoko Pekik Irianto, Paulus Pasurney,

commit to user

dkk (2009) “Pemassalan adalah menggerakan anak usia dini untuk berolahraga secara menyeluruh agar diperoleh bibit-bibit olahragawan handal”. (hlm. 6)

Tujuan pemasaalan olahraga yang dilaksanakan antara lain agar

Dokumen terkait