commit to user
STUDI PERKEMBANGAN BASEBALL PERBASASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2012
SKRIPSI
Oleh :
RIFA GALINDRA DELAN K4608068
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
iii
STUDI PERKEMBANGAN BASEBALL PERBASASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTATAHUN 2007-2012
Oleh :
RIFA GALINDRA DELAN NIM : K.4608068
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikkan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
commit to user
vi MOTTO
Bukanlah seberapa besar mimpi Anda, tapi seberapa besar Anda untuk
mimpi Anda. (Andrea Hirata)
Begitu banyak hidup orang berubah lantaran sebuah pertemuan.
Disebabkan hal itu, umat Islam disarankan melihat banyak tempat dan
bertemu dengan banyak orang supaya nasibnya berubah. (Andrea Hirata)
Barang siapa mengenal dirinya sendiri dan musuhnya, ia senantiasa
menang dengan mudah. Barang siapa mengenal langit dan bumi, ia
menang atas segalanya. (Sun Tzu)
Hiduplah untuk memberi yang sebanyak-banyaknya, bukan untuk
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
“Ayah dan Ibu”
Kalian orangtua nomor satu didunia
“Rifa Anggita Sari, Rifa Rizhandion Akbar, Rifa Anggara Sogu”
Adek-adek yang selalu memberikan senyum dan tawa. Kalian semangatku. Aku sayang kalian.
“Teman Seperjuanganku Penjas Angkatan 2008”
Atas masa-masa indah yang diberikan, kalian memang angkatan POK yang paling istimewa.
“Nike Olivia Indriani”
Yang selalu baik dan sudah bersedia menemani dari awal kuliah hingga terselesaikannya skrips ini, dan semoga dengan waktu yang tersisa kita
bisa terus jalan bersama.
commit to user
viii ABSTRAK
Rifa Galindra Delan. STUDI PERKEMBANGAN BASEBALL PERBASASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Kepengurusan organisasi dan manajemen Baseball PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2012. (2) Pembinaan baseball Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2007-2012. (3) Keadaan prasarana dan sarana Baseball Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012. (4) Program latihan Baseball Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2012. (5) Kemampuan fisik atlet Baseball Daerah Istimewa Yogyakarta. (6) Prestasi yang diraih Tim Baseball Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2012.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, dan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang dihasilkan data deskriptif. Sumber data diperoleh dari pengurus, pelatih dan atlet pada Tim Baseball Daerah Istimewa Yogyakarta. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi: pembinaan, pelatihan, organisasi, manajemen, pelatih dan atlet, prasarana dan sarana, serta kemampuan fisik atlet. Teknik pengumpulan data dengan observasi, studi dokumentasi dan wawancara. Validitas data dilakukan menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data dan penarikan kesimpulan.
commit to user
ix
Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) Organisasi Pengprov PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta adalah cukupbaik. (2) Pembinaan yang dilakukan oleh tim baseball Daerah Istimewa Yogyakarta adalah cukup baik. (3) Prasarana dan sarana yang dimiliki dan digunakan Tim Baseball Daerah Istimewa Yogyakarta adalah baik. (4) Program latihan yang dilakukan Tim Baseball Daerah Istimewa Yogyakarta terprogram dengan cukup baik. (5) Kemampuan fisik atlet Tim Baseball Daerah Istimewa Yogyakarta adalah kurang. (6) Prestasi yang diraih Tim Baseball Daerah Istimewa Yogyakarta adalah baik.
commit to user
x ABSTRACT
Rifa Galindra Delan. DEVELOPMENT STUDY OF BASEBALL PERBASASI OF THE SPECIAL DISTRICT OF YOGYAKARTA 2007 – 2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University Surakarta, January 2013.
The purpose of this study is to find out: (1) The organizational leadership and management of PERBASASI Baseball of the Special District of Yogyakarta 2007 – 2012. (2) The development and activities of the Baseball of the Special District of Yogyakarta 2007 – 2012. (3) The condition of the infrastructures and the equipments of the Baseball of the Special District of Yogyakarta 2007 – 2012. (4) The training program of the Baseball of the Special District of Yogyakarta 2007 –2012. (5) The athletes’ physical ability of the Baseball Team of the Special District of Yogyakarta. (6) The achievement achieved by the Baseball Team of the Special District of Yogyakarta on 2007 – 2012.
This study is a case study, and it uses qualitative approach because the data produced is descriptive data. The data sources are from the management, trainers, and athletes in the Baseball Team of the Special District of Yogyakarta. The data sources needed in this study consist of: the development, training, organization, management, trainers, and athletes, infrastructures and equipments,
and the athletes’ physical ability. The data collecting technique are observation,
documentation study, and interviews. The data validity is done by using data triangulation and triangulation method. The data analysis technique used in this study is interactive analysis model, including collecting data, data reduction, and drawing a conclusion.
The result of this study shows that the Organizational leadership of the PERBASASI Provincial Board of the Special District of Yogyakarta had elements of organization, Articles of Association / Bylaws, work plan, and a clear source of funding PERBASASI Provincial Board management of the Special District of Yogyakarta Management system of PERBASASI of the Special Region of Yogyakarta already has planning and regulation in the controls, coordinations, commands, and planning functions. However, the performance is still experiencing some problems, such as the classic problem of funding. The development done by the PERBASASI Baseball Team of the Special District of Yogyakarta, can be seen from the training program given which includes the case of mass participation effort, nurseries, talent scouting, player selection, and the role of coaches and other technical support staff which helpfully could improve
the athletes’ ability and enthusiasm. The infrastructures and equipments the
Baseball Team of the Special District of Yogyakarta has had and used are complete and they can be used appropriately. The training program carried out by PERBASASI Baseball Team of the Special District of Yogyakarta is running, if it is seen from the training materials given that are appropriate to the program made
by the trainers and they can improve the players’ ability, the intimate atmosphere
commit to user
xi
ability of the athletes is low and not appropriate with the expected result. The achievements the PERBASASI Baseball Team has achieved apparently increasing. It can be seen from the achievement results, which are obtained from some national championship followed increases.
The conclusion of this study is: (1) the PERBASASI Provincial Board Organization of the Special District of Yogyakarta is good enough. (2) The development carried out by the Baseball Team of the Special District of Yogyakarta is good enough. (3) The infrastructures and equipments had by the Baseball team of the Special District of Yogyakarta are sufficient. (4) The training program carried out by the Baseball Team of the Special District of Yogyakarta is appropriate. (5) The physical ability of the Baseball Team of the Special District of Yogyakarta Athletes is insufficient. (6) The achievements which have been achieved by the Baseball Team of the Special District of Yogyakarta are sufficient.
commit to user
xii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “STUDI PERKEMBANGAN BASEBALL
PERBASASIDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTATAHUN 2007-2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari
bahwa terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. H. Sunardi, M.Kes., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
5. Drs. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes, selaku Pembimbing II, yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ketua Pengprov PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah
memberi ijin guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Mamak Habibullah, selaku pelatih kepala Tim Baseball Daerah Istimewa
Yogyakarta 2012, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam
penelitian.
8. Seluruh Tim Baseball Yogyakarta angkatan tahun 2012 yang telah bersedia
commit to user
xiii
9. Ibnu, Ilfan, Ino, Dimas, Darpito, Triyono, Dery, Agus N, Herka, Tommy H,
Kencur, Sigit, Ucha, Rama, Ryzza, Feisarino, Anto, Khairunnisa, Okky, Adit,
Indra, Kiki, Rizki, Jarwo, Danar, Ranggi, Epi, Rully, Bias dan seluruh
teman-teman yang saya kenal di perantauan. Kalian yang mengajarkan bagaimana
arti persahabatan, tingkah laku, semangat, perjuangan, dan ilmu kehidupan,
itu sangat berarti buatku
10. GERKATIN Solo, Buffaloes dan Seluruh Komunitas Solo. Terimakasih
sudah memberikan ilmu serta pengalaman bagaimana bisa berguna untuk
orang lain.
11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Januari 2013
commit to user
xiv DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN PENGAJUAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... x
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. LANDASAN TEORI A.Tinjauan Pustaka ... 7
1. Baseball ... 7
a... Peng ertian Baseball ... 7
b. ... Perk embangan Baseball di Yogyakarta ... 8
commit to user
xv
a... Peng
ertian Organisasi ... 8
b. ... Jenis
Organisasi ... 11
c... Stru
ktur dan Bagan Organisasi ... 12
d. ... Uns
ur-Unsur dalam Organisasi ... 15
3. Manajemen ... 17
a.... Peng
ertian Manajemen ... 17
b. ... Man
ajemen Olahraga ... 18
4. Pembinaan ... 19
a.... Pem
assalan Olahraga ... 20
b. ... Pem
bibitan Pemain ... 22
c... Pem
anduan Bakat ... 23
d. ... Pelat
ih ... 25
5. Prasarana dan Sarana ... 28
a... Pras
arana ... 29
b. ... Sara
na ... 30
6. Program Latihan ... 31
a.... Peng
commit to user
xvi
b. ... Peng
ertian Program Latihan ... 33
c... Peri odesasi Latihan ... 34
d. ... Prin sip-Prinsip Latihan ... 35
7. Kemampuan Fisik... 38
8. Prestasi... 39
B.Kerangka Berfikir ... 40
BAB III. METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 42
B.Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 42
C.Data dan Sumber Data ... 43
D.Tenik Pengambilan Sampel ... 44
E. Pengumpulan Data ... 44
F. Validitas Data ... 45
G.Analisis Data ... 45
H.Prosedur Penelitian ... 46
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 47
1.Organisasi dan Manajemen Baseball PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta ... 47
2. Pembinaan Baseball PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta ... 52
3. Prasarana dan Sarana Baseball PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta ... 55
4. Program Latihan Baseball PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta ... 56
commit to user
xvii
b. ... Isi
Materi Latihan ... 59
c... Peri odesasi Latihan ... 59
d. ... Prin sip-prinsip Latihan ... 60
5. Kemampuan Fisik... 61
6. Prestasi... 63
B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 65
1. Organisasi dan Manajemen Baseball PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakartta... 65
a. ... O rganisasi PERBASASI Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ... 65
b.... M anajemen Baseball PERBASASI Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ... 66
2. Pembinaan ... 66
3. Prasarana dan Sarana ... 67
4. Program Latihan ... 67
5. Kemampuan Fisik... 68
6. Prestasi... 68
BAB V.SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 70
B. Implikasi ... 71
C. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
commit to user
xviii
4.2 Hasil Tes Kemampuan Fisik ... 61
4.3 Prestasi yang Diraih Oleh Tim Baseball Daerah Istimewa
Yogyakarta di Tingkat Nasional Tahun 2007-2012 ... 64
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xix
2.1. Bentuk-bentuk Bagan Organisasi ... 14
2.2. Lapangan Baseball ... 30
3.1. Bagan (skema) Penelitian ... 46
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xx
1... I
nstrumen Wawancara untuk Pengumpulan Data Pengurus Pengprov
PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta ... 76
2... I
nstrumen Wawancara untuk Pengumpulan Data Pelatih Tim
Baseball Daerah Istimewa Yogyakarta ... 78
3.... I
nstrumen Wawancara untuk Pengumpulan Data Pemain Tim
Baseball Daerah Istimewa Yogyakarta ... 80
4.... P
etunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Fisik ... 82
5.... D
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dilihat dari prestasi, olahraga di Indonesia masih dalam tahap
perkembangan dibanding dengan negara-negara maju, dimana terlihat di berbagai
ajang internasional, Indonesia masih belum menuai hasil yang memuaskan dalam
perebutan perolehan medali dengan negara maju, dan di negara maju atlet juga
sudah merupakan sebuah profesi. Seperti yang diungkapkan oleh Saifu (2008)
dalam jurnalnya, “prestasi olahraga di Indonesia pada dasawarsa terakhir ini
dirasakan kurang berkembang dan dirasakan semakin menurun. Hasil ini dapat
dilihat dari prestasi atletnya yang berlaga ditingkat internasional dalam cabang
single event maupun multi event” (hlm57). Sehingga untuk peningkatan prestasi, pemerintah berusaha meningkatkan kegiatan olahraga lewat wadah-wadah
pembinaan maupun sekolah-sekolah.. Dari situlah diharapkan lahirnya bibit-bibit
baru atlet yang berbakat. Dengan prestasi yang dicapai akan dapat
membangkitkan rasa kebanggaan nasional bahkan dapat diperhitungkan sebagai
ukuran kemajuan suatu bangsa.
Perkembangan olahraga permainan baseball di Indonesia juga merupakan
wujud dari perkembangan olahraga di daerah-daerah. Walau tim baseball daerah
tidak terlalu banyak tetapi dengan adanya tim baseball dimasing-masing sebagian
daerah di Indonesia telah turut meramaikan olahraga ini untuk dapat dikenal dan
berkembang di masyarakat. Banyaknya event-event pertandingan yang diadakan
sebagai wujud untuk menciptakan prestasi dan untuk memperoleh bibit
pemain-pemain handal serta pada dasarnya untuk meningkatkan agar prestasi baseball di
Indonesia lebih bagus.
Organisasi olahraga adalah suatu wadah yang bergerak dibidang olahraga
bertujuan untuk meraih prestasi maksimal dalam olahraga. Menurut Nurdiansyah
(2008) dalam mengatakan, “tolak ukur utama keberhasilan manajemen olahraga
commit to user
termasuk pengurus dan pelatih berperan sebagai pendukung, pembantu, dan pelayan” (hlm. 34). Artinya setiap cabang olahraga harus mempunyai organisasi olahraga, karena prestasi puncak didapat selain usaha yang keras dari sang atlit
juga pengaruh organisasi yang kuat, dimana terdapat kerjasama antar orang-orang
yang terlibat diorganisasi yang harus terjalin dengan baik dan mempunyai rencana
kerja atau program kerja yang jelas. Dengan melalui organisasi, maka akan lebih
jelas langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuannya.
Hubungan yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja yang baik,
sehingga organisasi dapat berjalan lancar dan tujuan prestasi maksimal dapat
tercapai. Kelangsungan dan kelancaran dari kegiatan organisasi tidak lepas dari
pendanaan, dengan adanya dana yang memadai, maka kegiatan akan berjalan
dengan baik dan prestasi maksimal dapat tercapai. Oleh karena itu suatu
organisasi harus mampu mencarikan atau mendapatkan sumber dana agar
pembinaan dapat berjalan dengan baik. Sumber dana tersebut dapat berasal dari
dalam organisasi maupun luar organisasi
Dalam cabang olahraga baseball itu berada dalam naungan Perserikatan
Baseball & Softball Amatir Seluruh Indonesia yang disingkat PERBASASI
dimana juga merupakan perwujudan perkembangan baseball di Indonesia. Di
Indonesia olahraga baseball belakangan ini mulai berkembang dimana mulai
banyaknya klub-klub baseball-softball yang hadir ditiap daerah dan olahraga ini
mulai banyak dimainkan oleh semua lapisan masyarakat, karena sekarang sudah
diperkenalkan sejak usia dini, mulai kategori SD, SMP, SMA sampai senior.
Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa disebut Yogyakarta yang merupakan kota
pelajar adalah salah satu kota yang turut meramaikan perkembangan baseball di
Indonesia, dimana perkembangan baseball ditanah air awalnya sangat terasa
hanya di daerah Jakarta, Bandung dan Surabaya lalu merambah ke daerah-derah
lain termasuk berkembang di Yogyakarta, dimana terdapat PERBASASI Daerah
Istimewa Yogyakarta yang menaunginya.
Pada awal mulanya ruang gerak tim baseball Yogyakarta ini hanyalah
sebuah perkumpulan komunitas baseball saja, dimana para atlit-atlit baseball di
commit to user
menunjang. Berdasarkan Observasi pra penelitian, beberapa tahun ini olahraga
baseball di Yogyakarta mengalami perkembangan yang cukup baik.
Perkembangan itu terlihat dimana tahun demi tahun olahraga ini mulai
banyak digemari dikalangan pelajar dan mahasiswa sehingga banyak bibit-bibit
atlet baseball Yogyakarta yang berkualitas dimana pernah ada atlet Yogyakarta
yang memperkuat Tim Nasional baseball, dan munculnya Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) yang berada di Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas
Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran
(UPN) serta klub-klub atau perkumpulan baseball yang ada di Yogyakarta seperti
Partha, Blue Strike, Cougart dan juga tim-tim yang berasal dari ektrakurikuler
SMA. Dengan banyaknya klub-klub atau perkumpulan tersebut dapat memberikan
manfaat yang baik dimana banyak menghasilkan bibit-bibit pemain yang
berpotensi dan pelatih yang berkualitas dengan pembinaan yang terarah dan tepat.
Pembinaan yang terencana dan dilaksanakan terus-menerus merupakan langkah
yang harus ditempuh serta merupakan tanggung jawab dari semua pihak yang ikut
berperan aktif dalam kegiatan olahraga baseball tersebut.
Prasarana dan sarana pun harus tersedia karena merupakan aspek
lingkungan dalam faktor penentu pencapaian prestasi, dengan adanya fasilitas
yang memadai dapat membantu dalam hal perkembangan prestasi.
Kemampuan fisik seorang atlet juga harus diperhatikan karena sebagai
tolak ukur dalam menentukan sejauh mana atlet ini dapat berkembang. Dengan
mengetahui kondisi kemampuan fisik para atlet-atletnya, pelatih akan mampu
memperkirakan dimana letak kelebihan dan kekurangan dari sang atlet, sehingga
program latihan yang diberikan ke atlet bisa terarah, terencana dan tepat sasaran.
Tim baseball Yogyakarta yang merupakan salah satu tim daerah yang ada
dalam organisasi PERBASASI yang juga berada dibawah naungan KONI
(Komite Olahraga Nasional Indonesia) daerah Yogyakarta. Bersama dengan
cabang olahraga lainnya, tim baseball Yogyakarta telah turut membawa KONI
daerah Yogyakarta menjadi sebagai sebagai daerah yang diunggulkan dan cukup
disegani prestasinya dalam kancah nasional. Namun dari hasil prestasi yang
commit to user
perkembangan prestasi masing-masing cabang olahraga yang dinaunginya seperti
misalnya tim baseball Yogyakrata. Pengelolaan manajemen dari KONI Daerah
Yogyakarta yang juga ada hubungan dan diperuntukan untuk tiap cabang
olahraga, apakah juga berpengaruh pada masing-masing cabang olahraga
khususnya tim baseball Yogyakarta. Melihat kenyataan tersebut, maka dapat
memicu proses kegiatan di tim baseball Yogyakarta baik itu pengorganisasian dan
kepengurusan, pembinaan yang diberikan bagi para pemainnya, program latihan
yang diterapkan, ataupun dari segi keberadaan fasilitas pendukung atau prasarana
dan sarana yang dimiliki, kemampuan fisik sang atlit serta berbagai prestasi yang
pernah diraih diberbagai kejuaraan yang pernah diikuti. Komponen-komponen
tersebut merupakan kesatuan yang saling berhubungan dan tidak dapat
dipisahkan.
Untuk memperoleh data tersebut maka peneliti ini akan meneliti tim
baseball Yogyakarta dari tahun 2007 sampai tahun 2012, maksud peneliti
mengambil data pada tim baseball Yogyakarta dikarenakan disamping belum
pernah diteliti untuk bidang prestasi dan keorganisasiannya, tim baseball
Yogyakarta juga merupakan tim yang cukup disegani dikancah kejuaraan nasional
dimana atlit baseball Yogyakarta ada yang pernah menjadi atlet Tim Nasional
seperti Rizky Ramadhan. Sedang maksud penelitian mengambil data dari tahun
2007 sampai tahun 2012 adalah bentuk dari kepengurusan 6 tahun terakhir.
Sehubungan dengan hal tersebut, guna mengetahui dan memperoleh hasil yang
sesungguhnya maka penelitian mengambil judul “Studi Perkembangan Baseball
PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2012”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah dan pembatasan masalah yang telah ada, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana organisasi dan manajemen Baseball PERBASASI Daerah
commit to user
2. Pembinaan apakah yang dilakukan Tim Baseball PERBASASI Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2012?
3. Apa saja dan bagaimana keadaan prasarana dan sarana yang ada pada
PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2012?
4. Program latihan apakah yang diterapkan oleh Tim Baseball PERBASASI
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2012?
5. Bagaimana kemampuan fisik yang ada pada atlet Tim Baseball PERBASASI
Daerah Istimewa Yogyakarta?
6. Prestasi apakah yang diraih Tim Baseball PERBASASI Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2007-2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui :
1. Kepengurusan organisasi dan manajemen Tim Baseball PERBASASI Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2012
2. Pembinaan Tim Baseball PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2007-2012
3. Keadaan prasarana dan sarana PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 2007-2012
4. Program latihan Tim Baseball PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 2007-2012
5. Kemampuan fisik atlet Tim Baseball PERBASASI Daerah Istimewa
Yogyakarta
6. Prestasi yang diraih Tim Baseball PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta
commit to user
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya tentang baseball PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Memberikan masukan dan sumbangan kepada pembaca supaya dapat
digunakan sebagai tambahan bacaan dan sumber data dalam bidang olahraga
baseball.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi baseball PERBASASI Daerah Istimewa Yogyakarta dapat sebagai bahan
evaluasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas prestasi
pemainnnya.
b. Dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai kelebihan dan
kekurangan tim sehingga bagi pengurus dan pelatih Baseball PERBASASI
Daerah Istimewa Yogyakarta untuk senantiasa meningkatkan pembinaan yang
dilaksanakan.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kemajuan
commit to user
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Baseball
a. Pengertian Baseball
Baseball adalah olahraga yang dimainkan dua tim yang masing-masing
tim terdiri dari 9 pemain inti. Pelempar (pitcher) dari tim yang melempar berusaha melempar bola yang disebut bola baseball, sedangkan pemain dari tim yang
memukul (batter) berusaha memukul bola dengan menggunakan tongkat pemukul (bat). Tim yang melempar berusaha menangkap bola yang dipukul oleh tim yang memukul agar tim yang memukul berubah menjadi tim yang melempar. Tim yang
memukul mendapat angka dengan cara berlari berlawanan arah dengan jarum jam
untuk pulang ke home plate setelah menyentuh marka di permukaan lapangan baseball yang disebut base. Baseball adalah sebuah permainan yang dimainkan dua regu yang dipimpin seorang manager dan masing-masing terdiri dari sembilan
pemain, dimainkan di lapangan yang jelas pagar sempadannya yang sesuai dengan
aturan yang diatur di buku ini, dan dipertandingkan dalam pengawasan satu atau
lebih wasit (Official Rules of MAJOR LEAGUE BASEBALL, 2008).
Permainan baseball tidak banyak berbeda dengan permainan softball.
Secara garis beras perbedaan antara permainan baseball dengan permainan
softball antara lain: ukuran lapangan, pemukul (bat) bola, cara pitcher melemparkan bola, cara meninggal base, dan jumlah babak (inning) dalam permainan.
Permainan baseball adalah olahraga yang dilakukan secara tim dan
populer di Amerika dan Asia Timur seperti Jepang dan korea. Di Indonesia
permainan baseball hadir sekitar tahun 1960an tetapi belum berkembang secara
luas. Permainan baseball tidak jauh berbeda dengan permainan softball, kemudian
commit to user
berbeda, kedua cabang tersebut dihimpun dalam satu organisasi yaitu
PERBASASI (Perserikatan Baseball & Softball Amatir Seluruh Indonesia).
b. Perkembangan Baseball di Yogyakarta
Olahraga Baseball tampaknya semakin berkembang di kota Yogyakrta.
Hal ini juga diungkapkan oleh Pengurus PERBASASI kota Yogyakarta bahwa
permainan baseball merupakan salah satu permainan yang mulai diminati dan
digemari di kalangan masyarakat kota Yogyakarta baik itu untuk kalangan kelas
kecil, menengah dan juga kelas atas. Dari kesetaraan itu tampaknya baseball juga
dapat dijadikan sarana untuk menghapus strata yang ada di masyarakat dan hal itu
semakin membuat PERBASASI kota Yogyakarta berkeinginan untuk
mengembangkan dan melanjutkan pembinaan yang sudah dilakukan. Dan hasil
yang didapat khususnya untuk kota Yogyakarta, dan Indonesia pada umumnya.
Dimana dilingkungan kampus seperti Universitas Gadjah Mada (UGM)
dan Universitas Negeri Yogyakarat (UNY) telah didirikan lapangan
baseball-softball meskipun notabene tidaklah berukuran standart baseball Internasional.
Kemudian jika ada event baik di Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta, sekolah
menengah atau antar klub dipastikan akan akan ada penonton yang merasa
penasaran dan tertarik dengan olahraga asal Amerika ini, walaupun penontonnya
tidak sebanyak pada pertandingan sepakbola atau basket, sehingga muncul
anggapan bahwa baseball merupakan olahraga yang mulai digemari dikalangan
masyarakat luas.
2. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
Perkataan organisasi sering kita hubungkan dengan pemerintah,
perusahaan negara atau swasta, partai politik, golongan karya, rukun warga, rukun
tetangga, OSIS dan sebagainya. Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai
organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang
berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
commit to user
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Dilain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu menjadi
anggota dari beberapa macam organisasi, sperti organisasi sekolah, perkumpulan
olahraga, kelompok musik, militer ataupun organisasi perusahaan.
Pada prinsipnya organisasi adalah setiap bentuk kerja sama antara manusia
yang terikat oleh suatu ketentuan, yang bermaksud untuk mencapai tujuan
bersama. Banyak para ahli mengemukakan batasan-batasan mengenai pengertian
tentang organisasi.
Menurut Siagian yang dikutip A.P Pandjaitan (1992) mengemukakan
bahwa, “organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih
yang bekerja bersama secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan
yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang
disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan” (hlm. 1).
Sedangkan menurut Atmosudirjo yang dikutip A.P Pandjaitan (1992) organisasi
adalah “Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara teratur untuk
bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu” (hlm. 1)
Selanjutnya menurut Barnard yang dikutip oleh Soemarno, Dalimin &
Subagio Hartoko (1998) bahwa, “Organisasi adalah suatu sistem dari pada
aktivitas kerja yang dilakukan oleh kedua orang atau lebih” (hlm. 9). Sedangkan
menurut T. Hani Handoko (2003) “Organisasi berkenaan dengan proses
pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi
dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien” (hlm. 167).
Dari berbagai pengertian organisasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
organisasi adalah satu jenis wadah perlengkapan di masyarakat yang dibikin oleh
orang-orang dengan tujuan dapat memperoleh efesiensi kerja tertentu yang
commit to user
Kata organisasi memiliki dua arti umum, arti yang pertama mengacu pada
suatu lembaga atau kelompok fungsional seperti organisasi perusahaan, rumah
sakit, perkumpulan olharaga, atau badan pemerintahan. Arti kedua mengacu pada
proses pengorganisasian yaitu pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan
diantara anggota organisasi sehingga tujuan dapat tercapai dengan efisien.
Dalam setiap kegiatan baik yang individu maupun kelompok tidak akan
lepas dari adanya organisasi dan manajemen. Demikian juga dalam kegiatan
olahraga dalam suatu organisasi tidak terlepas adanya dana peralatan (fasilitas).
Kalau kita memperhatikan penjelasan di atas tentang pengertian organisasi
maka dapatlah di katakan bahwa setiap bentuk organisasi akan mempunyai
unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau tempat dimana
orang-orang dapat bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Pengertian tempat di sini dalam arti fungsi yaitu menampung atau
mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan
orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh,
organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.
2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan
proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama
tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih
sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi,
mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti
tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana
hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur
dengan sebaik-baiknya.
3. Jelas dengan tugas dan kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing
commit to user
lebih jelas, dengan demikian kesimpulan pekerjaan yang menumpuk dan
sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik
mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara
yang satu dengan yang lain.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer.
Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cendrung lebih
baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik. Selain
itu dengan cara mengorganisiasi secara baik akan mendapat keuntungan yaitu
pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara
efisien dan efektif.
Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah :
- Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
- Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
- Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
- Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.
Organisasi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kegiatan
olahraga, karena organisasi didalam olahraga adalah merupakan wadah untuk
mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah peningkatan prestasi yang
maksimal.
b. Jenis Organisasi
Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa
macam. Jenis organisasi yang dapat dilihat dari aktifitas dan tujuan yang
dilakukan, sehingga dengan demikian organisasi tersebut dapat diketahui status
organisasinya. Bergerak dalam suatu bidang tertentu dan berjalan dengan baik
akan memberi gambaran yang jelas tentang jenis organisasi tersebut.
Tanpa disadari pertama kita memasuki jenjang pendidikan, banyak
organisasi-organisasi yang terdapat disekitar kita seperti pramuka, palang merah
remaja, OSIS dan lain sebagainya yang terdapat disekolah, sedangkan jenis
commit to user
politik, organisasi sosial, organisasi kampus, organisasi sekolah dan organisasi
olahraga.
Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan organisasi pada umumnya.
Perbedaanya hanya terletak pada kegiatan atau aktifitas yang dijalankan dalam
suatu organisasi dan tujuan dari organisasi olahraga tersebut. Organisasi olahraga
merupakan usaha dari sekelompok orang yang bergerak dalam bidang olahraga
tertentu dan saling kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu
prestasi maksimal.
Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) Pusat yang berkedudukan di Jakarta. KONI Pusat ini
membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi olahraga di
Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama yang baik antar organisasi
olahraga, baik di tingkat daerah maupun pusat. Sehingga tujuan organisasi
olahraga yaitu prestasi maksimal dapat tercapai dengan baik.
Olahraga baseball merupakan salah satu olahraga yang berkembang di
Indonesia. Di Indonesia olahraga baseball dijalankan dan dikelola penuh oleh
suatu organisasi tersendiri yaitu PERBASASI. Didalam struktur kepengurusan
PERBASASI membawahi dan mengawasi PERBASASI di tingkat propinsi dan
daerah, selanjutnya PERBASASI daerah membawahi dan mengelola di tingkat
cabang kota, dan sruktur selanjutnya PERBASASI cabang kota membawahi
mengelola klub-klub atau perkumpulan baseball-softball yang ada diwilayahnya.
Keberadaan PERBASASI didalam keoorganisasian olahraga di Indonesia
posisinya berada dibawah naungan dan pengawasan KONI Pusat bersama
Pengurus Besar (PB) PERBASASI.
c. Struktur dan Bagan Organisasi
Menurut T. Hani Handoko (2003) bahwa “Struktur organisasi dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelolah” (hlm. 169). Jadi struktur organisasi adalah perencanaan formal guna mencapai pembagian tenaga yang efisien serta efektifitas koordinasi
commit to user
pekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikoordinasi secara formal. Hakekatnya
suatu organisasi harus membentuk struktur organisasi serta menuangkan struktur
tersebut kedalam bagan organisasi. Untuk dapat menyusun struktur organisasi
yang baik, dimungkinkan apabila senantiasa berpegang teguh dan menerapkan
organisasi secara baik dan benar.
Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan
departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan organisasi
merupakan gambar dari struktur organisasi berupa kotak-kotak yang disalurkan
dengan garis wewenang antara yang satu dengan yang lainnya dan bagan juga
disebut dengan gambar rancangan, gambar denah, skema. Dengan melihat bagan
organisasi, maka juga dapat dilihat bagaimana kedudukan seseorang dalam sebuah
organisasi. Kedudukan yang ditempati seseorang dalam sebuah organisasi harus
mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan hubungan kerjasama yang baik dengan
yang lainnya, sebab apabila tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak ada
kerjasama yang baik, maka organisasi tersebut tidak sehat dan tidak lancar.
T. Hani Handoko (2003) menyatakan bagan organisasi menggambarkan
lima aspek utama suatu struktur organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukan individu atau satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tersebut, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah menunjukan hubungan wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai karyawan terendah dalam organisasi. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas, dimana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga hanya kepada seorang manajer
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Labek dan deskripsi pada tiap kotak menunjukan pekerjaan organisasional atau bidang tangung jawab yang berbeda.
commit to user
5. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukan manajer dan bawahan tapi juga keseluruhan hirarki manajemen (hlm. 172)
Dalam organisasi menurut Henry G. Hodges yang dikutip T. Hani
Handoko (2003) mengemukakan empat bentuk bagan organisasi:
1) Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak di gunakan, karena
sederhana, karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti.
2) Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid, yaitu
dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan
vertikal berwujud tegak sepenuhnya.
3) Bentuk horizontal. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu
jabatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali
digunakan dalam praktek.
Gambar 2.1. Bentuk-bentuk Bagan Organisasi
Berdasarkan bentuk dan isi bagan organisasi maka akan memudahkan
commit to user
dijalankan. Organisasi yang sehat dan baik adalah organisasi yang setiap satuan
tertentu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kualitas
yang baik pula, sehingga membawa kemajuan organisasi. Setiap bagian tertentu
harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja yang
efektif dan efisien.
Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
kedudukannya merupakan cermin kerja yang baik. Rangkaian yang harus
dilaksanakan, proses kerjasama yang baik, serta pembagian tugas yang tepat,
sehingga akan meningkatkan kualitas organisasi.
d. Unsur-unsur dalam Organisasi
Didalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur unit petinggi/pejabat
yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut
mempunyai tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur
organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan memajukan
organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik.
Unsur-unsur organisasi tersebut adalah :
1) Pengurus
Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
yang cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang memegang
kendali jalannya setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi.
Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari suatu aktivitas para
pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya dipegang oleh seorang
pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak sebagai seorang pengurus dalam
organisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut :
a) Ketua Umum
b) Wakil Ketua Umum
c) Sekretaris
d) Bendahara
commit to user
f) Penasehat
2) Anggota
Keterlibatan seorang anggota didalam suatu organisasi sangat diperlukan,
meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif bila
dibandingkan dengan keterlibatkan seorang pengurus. Kewajiban pokok seorang
anggota dalam organisasi adalah mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan,
tanpa melibatkan anggota dalam organisasi kegiatan-kegiatan pun akan susah
untuk dilakukan.
3) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Dasar adalah merupakan landasan pokok dan sebagai dasar
pelaksana kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan
ketentuan dalam organisasi. Anggaran Rumah Tangga merupakan petunjuk
pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan dalam organisasi. Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk bagi
pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
4) Rencana Kerja
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat adanya rencana
kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat berbagai kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Agar rencana
kerja dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerja sama yang baik antara
unsur-unsur yang terlibat didalam organisasi.
5) Anggaran Belanja
Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana
kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun anggaran belanja
harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran Belanja yang dibuat
hendaknya bersifat realitis, luwes, dan kontinyu. Anggaran yang dibuat harus
mampu mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan dapat berubah
sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak
commit to user
3. Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Sampai sekarang ini para ahli manajemen memberikan tentang pengertian
manajemen masih berbeda-beda dan belum jelas batasan ruang lingkupnya,
karena mendifinisikan manajemen secara tepat merupakan masalah yang sulit,
karena definisinya sangat universal.
Manajemen erat hubungannya dengan organisasi. Demikian pula dengan
organisasi olahraga yang dalam pelaksanaanya harus sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan dan disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus dalam
keorganisasian harus berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Pengertian manajemen menurut Siagan yang dikutip Soemarno, Dalimin
& Subagio Hartoko (1998) adalah “kemampuan kemampuan atau ketrampilan
untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain” (hlm. 4), menurut Gie yang dikutip Soemarno, Dalimin & Subagio Hartoko (1998) adalah “Sebagai tindakan-tindakan atau proses menggerakan
tindakan dalam usaha kerja sama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan
benar-benar tercapai” (hlm. 4), dan menurut Terry juga yang dikutip Soemarno,
Dalimin & Subagio Hartoko (1998) “Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan kegiatan orang lain (hlm. 4).
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak
ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang, seperti yang
dikemukakan oleh Stoner yang dikutip oleh T. Hani Handoko (2003) sebagai berikut: “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya- sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah diterapkan” (hlm. 8).
Berdasarkan dari berbagai pengertian manajemen diatas maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen adalah kemampuan untuk bertindak melalui
kegiatan orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan dan melalui proses yang
terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen yaitu terdiri dari perencanaan,
commit to user
manajemen yang tercipta bagus maka didalam pelaksanaannya tentu akan
menghasilkan sesuatu yang diharapkan.
Sebuah organisasi akan berjalan dengan baik dan lancar, jika pengelolaan
manajemennya juga baik. Dapat dikatakan, berjalan atau tidaknya sebuah
organisasi sangat bergantung dari manajemennya. Oleh karena itu, dalam suatu
organisasi peranan manajemen sangat penting dan harus berjalan dengan baik dan
benar.
b. Manajemen Olahraga
Di masyarakat luas banyak dibentuk suatu organisasi cabang olahraga
yang bertujuan bermacam-macam. Organisasi olahraga di masyarakat meliputi
sekelompok orang dari bermacam-macam profesi yang ada di masyarakat untuk
membentuk organisasi cabang olahraga sesuai yang diminatinya.
Organisasi olahraga tersebut merupakan wadah bagi anggota masyarakat
yang berminat pada cabang olahraga tertentu. Di samping itu kelompok orang
yang berprofesi tertentu yang selalu terlibat dengan kegiatan olahraga,
membentuk suatu organisasi fungsional. Dengan banyaknya organisasi tersebut
banyak diperlukannya pengelolaan manajemen yang baik sehingga tujuan
organisasi dapat terwujudkan.
Saat ini manajemen olahraga menjadi hal yang sangat penting didalam
dunia olahraga modern, seperti yang dikatakan J.S Husdarta (2009) bahwa :
Organisasi olahraga lebih-lebih pendidikan jasmani dihadapkan dengan kekurangan kronis, berupa ketiadaan infrastruktur , lemahnya dukungan, kecilnya dana yang disediakan, dan kesulitan lain untuk menumbuhkan programnya. Dalam situasi seperti itu, kemampuan manajerial sangat dibutuhkan yang intinya adalah pelaksanaan fung-fungsi manajemen, dan terkait pula dengan kompetensi manjer beserta personalnya (hlm. 42).
Dan menurut Harsuki (2003) menyatakan bahwa “Kesuksesan suatu
commit to user
Kenyataan ini membuktikan pentingnya manajemen dalam olahraga,
kerena pada dasarnya olahraga juga memiliki struktur organisasi, dimana dalam
pengelolaan sebuah organisasi olahraga diperlukan kerjasama manajemen
masing-masing komponen yang sangat berperan penting dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Dalam hal ini manajemen dituntut untuk berupaya memenuhi apa saja
yang diperlukan dilapangan. Sebuah organisasi dapat menentukan fungsi dari
manajemen menurut kebutuhan dari organisasi yang bersangkutan. Namun pada
umumnya orang beranggapan bahwa manajemen berfungsi dengan masalah
keuangan sebuah organisasi tersebut.
4. Pembinaan
Sumber daya atlet memiliki peran yang sangat strategis dalam pola
pembinaan olahraga, karena atlet adalah merupakan objek yang menjadi faktor
yang berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu cabang olahraga dapat
berprestasi merupakan sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh suatu cabang
olahraga, sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal. Untuk mencapai
prestasi yang optimal, maka usaha pembinaan harus dilaksanakan dengan
menyusun strategi dan perencanaan yang rasional sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas serta mempunyai program yang jelas. Hal ini penting agar
program pembinaan dapat mencapai sasaran yang tepat yaitu prestasi yang tinggi,
seperti apa yang diinginkan, seperti apa yang ada dalam kamus besar bahasa
Indonesia mengungkapkan pengertian pembinaan adalah usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna memperoleh hasil
yang lebih baik.
Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996) menyatakan bahwa “Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi tinggi menuju ketaraf internasional.
Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik apabila ditunjang dan
ditumbuhkan dengan suatu sistem pembinaan yang mantap, yang diorganisasikan
commit to user
Dalam pembinaan harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan dengan
tahap-tahap tertentu, sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat berkembang
secara maksimal. Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan kegiatan mudah,
dimana upaya mencapai prestasi yang tinggi harus dilakukan pembinaan secara
sistematis dan terprogram. Karena semua itu dipengaruhi oleh banyak faktor,
memerlukan proses dan waktu yang cukup lama, sumber dana atau biaya yang
cukup, prasarana dan sarana yang memadai, dan juga dukungan dari masyarakat
maupun pemerintah.
Dalam melakukan pembinaan harus dilakukan melalui tahap-tahap
tertentu, dimana tahapan tersebut merupakan salah satu proses untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan pemain pada
periode tertentu. Menurut. Djoko Pekik Irianto, Paulus Pasurney, Mansur, Dikdik
Zafar Sidik, Nining W. K, Iwan Hermawan, Rina Ambar Dewanti, Sunyoto, M.
Yunus (2009) tahap pembinaan atlet menuju puncak prestasi dilakukan
berdasarkan piramida pembinaan prestasi olahraga terdiri atas 3 tahapan yaitu “(1)
pemasalan (2) pembibitan (3) prestasi” (hlm. 5)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembinaan
olahraga prestasi dibutuhkan tahap persiapan meliputi pemassalan, pembibitan,
dan pemanduan bakat agar dihasilkan bibit-bibit atlet yang berkualitas sehingga
mampu menciptakan prestasi maksimal.
a. Pemassalan Olahraga
Pemassalan merupakan suatu upaya untuk mengikutsertakan seluruh
lapisan masyarakat dengan sasaran melibatkan semua kelompok umur.
Pelaksanaan kegiatan pemassalan harus dilakukan secara terus menerus, sehingga
nantinya mampu menciptakan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini seperti
dikemukakan Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996) bahwa “Pemassalan
olahraga ialah suatu proses dalam upaya mengikutsertakan peserta sebanyak
mungkin supaya mau terlibat dalam kegiatan olahraga dalam rangka pencarian
commit to user
dkk (2009) “Pemassalan adalah menggerakan anak usia dini untuk berolahraga
secara menyeluruh agar diperoleh bibit-bibit olahragawan handal”. (hlm. 6)
Tujuan pemasaalan olahraga yang dilaksanakan antara lain agar
masyarakat menyadari pentingnya olahraga prestasi, sehingga akan memunculkan
bibit-bibit atlet yang baik. Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996)
mengemukakan bahwa tujuan pemassalan adalah untuk:
a. Membina dan meningkatkan kesegaran jasmani.
b. Meningkatkan kesegaran rohani atau untuk mendapatkan kegembiraan c. Pembentukan watak atau kepribadian.
d. Menanamkan dasar-dasar keterampilan gerak dalam usaha pencapaian prestasi tinggi (hlm. 36)
Dan menurut Suharno H.P (1992) “untuk menemukan bibit-bibit atlit yang
baik dan jumlahnya banyak, perlu pemassalan cabang olahraga yang meluas disegala lapisan mastarakat” (hlm. 78)
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pemassalan olahraga disamping untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik,
juga untuk menyadarkan masyarakat tentang arti pentingnya olahraga terhadap
peningkatan prestasi olahraga.
Agar masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam pemassalan olahraga
prestasi, maka perlu ditempuh langkah-langkah yang baik dan tepat.
Langkah-langkah yang ditempuh tersebut diharapkan mampu mewujutkan tujuan
pemassalan olahraga yang telah dilaksanakan. Menurut Yusuf Hadisasmita dan
Aip Syarifuddin (1996) Strategi pemassalan olahraga antara lain :
1) Meyediakan prasarana dan sarana olahraga yang memadai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Apabila pemassalan olahraga ini akan diterapkan disekolah-sekolah, maka yang perlu disediakan prasarana dan sarana yang sesuai dengan kemampuan masing-masing tingkatannya. 2) Menyediakan penyiapan pengadaan tenaga pengajar atau pelatih
olahraga yang bener-bener memiliki kemampuan untuk menggerakan olahraga anak-anak usia muda disekolah.
3) Mengadakan berbagai bentuk pertandingan cabang olahraga bagi anak-anak sekolah, baik pertandingan antar kelas, sekolah maupun antara perkumpulan.
4) Mengadakan demontrasi pertandingan antar atlet-atlet yang berprestasi. 5) Mengadakan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa.
commit to user
7) Merangsang minat para siswa dengan melalui media masa maupun elektronik (hlm. 39).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemassalan
olahraga dapat dilakukan disekolah-sekolah maupun diluar sekolah. Pemassalan
dapat berjalan dengan baik, apabila didukung prasarana dan sarana yang
memadai, tenaga pengajar atau pelatih, diadakan pertandingan olahraga,
ditambahkan minat berolahraga pada anak, serta adanya kerjasama dengan para
orang tua anak tersebut.
Strategi diatas perlu diperhatikan agar tujuan dalam pemassalan olahraga
dapat tercapai yaitu diperolehnya bibit-bibit atlet yang dapat berprestasi.
Bibit-bibit atlet yang baik tersebut akan menopang dalam pembinaan olahraga
selanjutnya, sehingga potensi yang ada pada dirinya dapat dikembangkan dan
prestasi maksimal dapat diciptakan.
b. Pembibitan Pemain
Pembibitan Pemain harus sangat diperhatikan karena dengan adanya
pembibitan pemain secara dini dapat menghasilkan prestasi yang diharapkan,
karena prestasi maksimal bukan merupakan hal yang mudah untuk dicapai.
Prestasi maksimal dapat dihasilkan melalui proses yang panjang. Latihan sejak
dini atau usia muda dimungkinkan dapat dilakukan dengan pembinaan dalam
rentang waktu yang relatif panjang. Disamping latihan sejak dini, bibit-bibit
pemain yang baik mempunyai pengaruh terhadap pencapai prestasi. Bibit pemain
yang baik dan berbakat, maka akan lebih mudah untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki sampai pada kemampuan maksimal.
Menurut Suharno H.P. (1992), aspek-aspek yang dilihat dalam mencari
bibit atlet antara lain :
1) Segi Anatomis : Tinggi, berat badan, proporsi dan badan macam otot-otot perlu diteliti secara cermat
2) Segi Fisiologis : keadaan jantung, paru-paru, peredaran darah, pencernaan makanan, susunan syaraf dll. Harus diperiksakan dokter. 3) Kemampuan gerak :
commit to user
4) Segi Mental : Kejiwaan, kepribadian, temperament 5) Kesehatan : Kesehatan fisik dan mental
6) Segi social ekonomi : latar belakang social ekonomi (hlm. 78)
Jadi dengan upaya mencari dan menemukan individu-individu yang
memiliki potensi, adalah untuk individu-individu tersebut agar dapat mencapai
prestasi olahraga di kemudian hari, pembibitan pemain juga sebagai langkah atau
tahap lanjutan dari pemassalan olahraga.
c. Pemanduan Bakat
Bakat merupakan salah satu faktor penting didalam mencapai prestasi
yang tinggi pada suatu cabang olahraga. Bakat merupakan potensi dalam diri
pemain yang dapat dikembangkan dan menunjang keberhasilan dalam olahraga.
Tanpa memiliki bakat yang sesuai dengan olahraga yang dipelajari maka prestasi
maksimal akan sulit tercapai. Menurut George Sullivan (1986) bahwa, “Masing
-masing memiliki bakat-bakat alam yang memang sudah diwarisi sejak lahir” (hlm.
5)
Pada setiap individu terdapat semua faktor yang diperlukan dalam
olahraga, hanya saja dengan perbandingan atau porsi yang berlainan. Untuk itu
ciri-ciri yang terdapat dalam individu perlu dikendalikan agar dihasilkan
bibit-bibit pemain yang berkualitas. Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki
bakat dalam cabang olahraga tersebut dibutuhakan sistem yang disebut
pemanduan bakat. Pemanduan bakat ini didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu
yang mengacu pada cabang olahraga yang dipelajarinya. Singgih D. Gunarsa,
Monty P. Satiadarma, & Myrna Hardjolukito R. Soekasah (1996) mengemukakan bahwa “ Tujuan pemanduan bakat itu untuk mengidentifikasikan calon atlet berpotensi, memilih jenis olahraga yang sesuai dengan potensi serta minatnya dan
memperkirakan peluangnya untuk berhasil dala program pembinaan sehingga dapat mencapai prestasi yang diharapkan dalam pertandingan” (hlm. 95).
Faktor bakat mempunyai peranan penting agar atlet menjadi juara begitu
pun dalm pemanduan bakat mempunyai peranan penting untuk mendapatkan bibit
commit to user
probabilitas yang tinggi seberapa besar peluang seseorang untuk mencapai
prestasi maksimalnya dan apakah seorang atlet muda mampu secara sukses
menyelesaikan atau melewati program latihan dasar untuk kemudian ditingkatkan
hasilnya menuju prestasi puncaknya. Pemanduan bakat dapat dilakukan melalui
pengamatan terhadap bibit atlet yang dibinanya. Pengamatan tersebut meliputi
antara lain minat terhadap olahraga, kemampuan fisik dan sebagainya.
Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996) langkah-langkah
pemanduan bakat antara lain :
1) Adakah pengamatan terhadap sikap peserta didik pada kegiatan olahraga, baik di sekolah maupun di luar sekolah atau dilingkungan tempat tinggalnya.
2) Adakah pengamatan terhadap karakteristik dari peserta didiknya, baik mengenai kemampuan fisiknya, bentuk fisiknya, ukuran fisik atau tubuhnya, sifat atau asal usulnya.
3) Adakah pengamatan terhadap perkembangan fisik dari peserta didik tersebut.
4) Setelah mengadakan pengamatan yang dilakukan secara cermat dan penuh ketelitian, kemudian untuk langkah berikutnya coba adakan pemilihan atau penyaringan atau seleksi secara umum atau khusus dengan menggunakan alat yang dipakai untuk mengukur atau instrument dari cabang olahraga yang bersangkutan.
5) Didalam mengadakan seleksi tersebut, hendaknya didasarkan pada karakteristik antropometrik, serta kemampuan dan perkembangan dari fisik peserta didik (hlm 57).
Langkah-langkah pemanduan bakat tersebut mempunyai arti penting untuk
mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini disebabkan pemanduan bakat
merupakan langkah yang tepat, karena melalui proses tertentu atau penyaringan
yang lebih teliti melalui alat ukur atau instrument terhadap cabang olahraga yang
dibinanya. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar bakat yang dimiliki
atlet tersebut, sehingga untuk melaksanakan pembinaan dapat lebih baik. Menurut
Suharno H.P. (1992) “atlit berbakat umur muda dapat ditemukan : di
sekolah-sekolah, dalam perkumpulan-perkumpulan olahraga (club), pada
commit to user
d. Pelatih
Pelatih adalah seorang sosok yang kadang dipuja dan kadang dicaci. Hal
ini sangat tergantung pada keberhasilannya meningkatkan prestasi atletnya,
seperti yang diungkapkan Suharno H.P. (1992) “Profesi pelatih terutama di
Indonesia isinya pengorbanan melulu, apalagi bila atletnya gagal, caci maki dari masyarakat akan melanda dirinya” (hlm. 3)
Pelatih adalah orang yang secara sadar ,berkemauan keras ,terlibat dengan
proses pelatihan untuk menekuni cabang olahraga yang disenanginya. Menjadi
pelatih adalah pekerjaan yang unik, di dalamnya terbentang luas aspek garapan
yang sarat dengan tantangan, persaingan, aspek peningkatan diri, peningkatan
kemampuan, menjaga dan memelihara kewibawaan, terampil berkomunikasi,
cermat mengambil keputusan dan masih banyak lagi aspek pendukung yang
kesemuanya bermuara pada upaya untuk sukses dalam bertugas sebagai pelatih.
Pate, Mc Clenaghan & Rotella (1993) menyatakan bahwa, “pelatih adalah seorang
profesional yang tugasnya membantu olahragawan dan tim dalam memperbaiki penampilan olahraga” (hlm 5).
Pelatih yang berkualitas adalah seorang pelatih disamping memberikan
latihan-latihan fisik dan teknik juga mampu memberikan jalan keluar dari setiap
masalah yang ada pada atlet baik jasmani, mental, emosional, maupun sosial.
Seorang pelatih perlu membekali diri dengan hal-hal yang berhubungan dengan
tugasnya, sehingga didalam melatih tidak akan mengalami kesulitan yang
mengakibatkan gagalnya dalam mencapai tujuan. Nurdiansyah (2008) menyatakan bahwa, “Pelatih harus banyak keterampilan pengetahuan sebagai seorang profesional, meliputi : (1) pelatih sebagai pemimpin, (2) pelatih sebagai
guru, (3) pelatih sebagai orang tua, (4) pelatih sebagai model, (5) pelatih sebagai ahli strategi, dan (6) pelatih sebagai motivator” (hlm. 35-36).
Seorang pelatih yang berkualitas harus sadar akan kenyataan bahwa ia
dapat benar-benar mempengaruhi dan membentuk watak (karakter) dan
kepribadian atlet dalam hal tertentu. Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif
commit to user
dapat berpengaruh relatif tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan atlet
asuhannya.
Harsono (1988) mengemukakan beberapa tugas utama, peran dan
kepribadian pelatih, termasuk kode etik pelatih yang perlu diperhatikan oleh para
pelatih:
18) Berbahasa yang baik dan benar. 19) Jangan mengisyukan orang. 20) Menggunakan wewenang. 21) Siap mental
22) Hubungan baik dengan para asisiten pelatih. (hlm. 5-15).
Jelas bahwa tugas seorang pelatih cukup berat dan komplek. Banyak
kemampuan yang harus dimiliki seorang pelatih yang baik. Disamping itu juga,
seorang pelatih harus mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Mackinney
sebagaimana yang dikutip Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996)
berpendapat bahwa pelatih yang baik mempunyai kemampuaan sebagai berikut :
1) Mempunyai kemampuan untuk membantu atlet dalam mengaktualisasikan potensinya.
2) Bila membentuk tim, didasarkan pada ketrampilan individu yang telah diajarkannya.
3) Mempunyai ketrampilan dan teknis yang seimbang.