• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subjek 1 Deskripsi Subjek

1) Orientasi tugas

Subjek lebih memilih tugas yang memiliki tantangan tersendiri. “saya memilih menjadi pembicara seminar…”

Alasan subjek dalam memilih tugas sebagai pembawa seminar adalah untuk membagikan pengalamannya dan membangun kesadaran teman – teman untuk menjauhi narkoba.

“salah satunya memberikan masukan gitu ya…dari pengalaman yang pernah saya rasakan…atau paling tidak memberikan feed back ke audience..yang mereka secara teori yang betul..”

Penyataan subjek lainnya yang mendukung adalah :

“sebenarnya kalau saya sich pingin mengatakan say no to drug…kemarin kan saya sempat pulang…kebetulan ada satu cerita nech….dua teman saya kena…satu teman saya…yang satu tuh ditembak kakinya…dia melarikan diri..yang satunya ketangkap…dua – duanya drug choicenya ganja..dari pengalaman itu saya ingin kalau family – family saya atau teman – teman saya yang masih terjun di dunia itu..coba untuk perlahan – lahanlah paling tidak punya kesadaran untuk melakukan menyudahi… berkata sudah itu kan gampang…ketika itu apa yang harus dilakukan..atau cara apa yang…harus dilakukan..salah satunya..itu ya rehabilitasi…”

2) Usaha

Subjek merupakan individu yang memiliki keinginan berusaha dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan keepadanya. Hal ini bisa dilihat dari kemampuan subjek dalam memahami tugas yang diberikan kepadanya. Pernyataan ini didukung dengan jawaban subjek:

“itu…sempat kaget juga ya…tapi kan terus dikasih masukan bahwa walking paper itu merupakan sebuah panduan yang harus dihafal oleh residen..entah paham atau tidak itukan sambil jalan…hal positif yang saya rasakan itu adalah mengembalikan pola berpikir yang positif..agar dapat berpikir jernih dan fokus terhadap suatu hal..”

Pernyataan subjek lainnya yang mendukung adalah:

“saya rasa karena awalnya saya sudah menyiapkan mental jadi…saya waktu itu sudah siap dan senang hati..”

Ketika mengalami kesulitan, subjek tetap berusaha supaya tugasnya dapat terselesaikan. Subjek juga mengabaikan perasaan tidak mampu yang dimilikinya. Hal ini didukung dengan pernyataan subjek :

“waktu itu terus terang untuk menghafalkan masih cukup berat di sini…satu karena saya tidak accept di sini atau tidak menerima di sini..yang kedua..kondisi saya masih betul – betul labil..maksudnya sakaw psikisnya masih kenceng..tapi saya tidak menyadari itu..nah itu kemudian…dibarengi dengan tekanan dari teman – teman untuk menghafalkan itu..tidak hanya di tekan tapi teman – teman juga membantu saya untuk menghafalkan itu…dari situ saya coba pelan – pelan untuk menghafalkan…pelan – pelan saya menghafalkan…dalam jangka sekitar satu bulan saya menghafalkan itu…”

Pernyataan subjek lainnya yang mendukung adalah:

“waktu itu memang saya merasa tidak mampu..tapi saya mencoba untuk mengabaikanperasaan tidak mampu saya..dan saya mencoba berpikir untuk..sebisa mungkin saya berpikir untuk wah ini pertama kali tugas saya..saya mencoba menyeimbangi dengan kegiatan – kegiatan family…kemudian saya mencoba berkonsultasi dengan teman – teman mapro waktu itu saya berkonsultasi dengan mbak Rina…waktu itu mbak Rina memberikan solusi yang tepat…jadi saya harus membuat satu target…ketika kamu akan berjalan sejauh tiga kilometer berarti kamu coba buat sekat..buat tiga sekat..yang pertama sekat untuk menjadi chief..sekat kedua..menyelesaikan synopsis..terus yang ketiga kamu harus lulus dari proof…nah waktu itu dibuatkan bagan seperti itu…”

3) Ketekunan

Subjek merupakan individu yang memiliki ketekunan dalam mencapai tujuan. Pernyataan ini didukung dengan jawaban subjek :

“waktu itu terus terang untuk menghafalkan masih cukup berat di sini…satu karena saya tidak accept di sini atau tidak menerima di

sini..yang kedua..kondisi saya masih betul – betul labil..maksudnya sakaw psikisnya masih kenceng..tapi saya tidak menyadari itu..nah itu kemudian…dibarengi dengan tekanan dari teman – teman untuk menghafalkan itu..tidak hanya di tekan tapi teman – teman juga membantu saya untuk menghafalkan itu…dari situ saya coba pelan – pelan untuk menghafalkan…pelan – pelan saya menghafalkan…dalam jangka sekitar satu bulan saya menghafalkan itu…”

Pernyataan lainnya yang menegaskan adalah:

“kalau itu saya masih..melihat dua faktor..internal dan eksternal..internal dari kita betul betul….punya kedisiplinan atau gak…dalam melakukan satu tanggung jawab yang kita terima…apa kita betul – betul disiplin atau tanggung jawab sungguh – sungguh gak…kemudian dari eksternal…ketika kita betul memang sudah mampu betul melakukan suatu sikap…ketika kita masih dalam lingkungan yang katakanlah hal – hal yang negative… kita masih sulit melakukan sebuah filter atau proteksi…sehingga kita cenderung untuk melakukan hal – hal yang tidak sesuai..”

4) Keyakinan

Subjek merasa bahwa subjek tidak dapat mengendalikan faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud oleh subjek adalah komunitas. Subjek menyatakan bahwa untuk lepas dari sebuah komunitas merupakan hal yang sulit. Hal ini didukung dengan pernyataan subjek :

“ya…itu menurut saya ya sangat sulit sekali..artinya sulit itu ya…dari pengalaman sebelum nya yang keluar dari panti rehab itu satu – dua masih ada yang relap..itu suatu fakta..yang kedua..faktor kognitif anak – anak..apa yang didapatkan itu sering kali berbeda…”

Pernyataan subjek lainnya yang menegaskan adalah :

“itu yang jelas itu…menurut saya itu faktor lingkungan itu kental sekali..itu tidak bisa lepas dari faktor lingkungan …kalau dia sudah punya satu komunitas..untuk melakukan tindakan untuk pemakaian atau penyalahgunaan napza itu sudah…disadari atau tidak dia akan sulit untuk lepas dari komunitas tersebut..”

5) Perilaku

Perilaku positif yang ditunjukkan subjek selama menempuh program rehabilitasi adalah meluangkan waktu untuk berolah raga. Menurut subjek, dengan berolah raga dapat membuat subjek selalu berpikir positif. Selain itu, subjek tetap menjalankan masukan – masukan yang diberikan oleh konselor selama proses rehabilitasi. Pernyataan yang mendukung bahwa subjek memiliki inisiatif dalam berperilaku hidup sehat adalah:

“Itu yang pertama..seringkali,Sekalipun di sini nggak olahraga itu saya punya inisiatif sendiri lari-lari”

Selain itu pernyataan yang mendukung bahwa subjek melakukan masukan yang diberikan oleh konselor adalah :

“waktu itu memang saya merasa tidak mampu..tapi saya mencoba untuk mengabaikan perasaan tidak mampu saya..dan saya mencoba berpikir untuk..sebisa mungkin saya berpikir untuk wah ini pertama kali tugas saya..saya mencoba menyeimbangi dengan kegiatan – kegiatan family…kemudian saya mencoba berkonsultasi dengan teman – teman mapro waktu itu saya berkonsultasi dengan mbak Rina…waktu itu mbak Rina memberikan solusi yang tepat…jadi saya harus membuat satu target…ketika kamu akan berjalan sejauh tiga kilometer berarti kamu coba buat sekat..buat tiga sekat..yang pertama sekat untuk menjadi chief..sekat kedua..menyelesaikan synopsis..terus yang ketiga kamu harus lulus dari proof…nah waktu itu dibuatkan bagan seperti itu…”

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri Subjek : 1. Sifat tugas yang dihadapi

Subjek merasa tugas untuk berkomunikasi dengan sesama teman di panti rehabilitasi merupakan tugas yang sulit. Menurut subjek hal ini disebabkan karena perbedaan dari drug choice yang menyebabkan setiap individu memiliki karakter

yang berbeda – beda. Jawaban subjek yang mendukung pernyataan tersebut adalah:

“Itu tidak saya pikirkan tapi saya rasakan. Itu secara langsung secara..secara..udah apa..ya itu,dari beberapa family e..sering kali kan banyak itu ya,banyak,dari situ, karena satu atau dua individu itu sudah sangat berbeda sekali karakternya..nah dari situlah ada kesulitan-kesulitan kemudian tidak ada tenggang rasa,tidak ada ini..nah,dari situ mungkin saya rasakan beban beratnya dari situ.Ketika itu secara apa ya.. secara jelas ada di SOP..artinya,apa ya itu,sebentar,apa itu..tugasnya apa!Secara otomatis tugasnya ini, itu saya bisa melihatnya. Tapi ketika harus berhadapan dengan langsung, nah itu ketika harus berbenturan harus melihat antar-individu itulah yang berat saya rasakan itu.”

2. Insentif eksternal

Menurut subjek adanya hadiah tidak menambah keyakinan terhadap kemampuan yang dimilikinya.

3. Enative Attainment (Pengalaman Pribadi)

Subjek merupakan individu yang tidak mudah menyerah, meskipun pada awal proses pengerjakan sebuah tugas subjek selalu merasa tidak mampu. Subjek mengerahkan segala usaha untuk dapat menyelesaikan tugas. Salah satu usaha yang ditempuh oleh subjek adalah berkonsultasi dengan para staff panti rehabilitasi. Tidak hanya berkonsultasi, subjek juga melaksanakan masukan – masukan yang diberikan oleh para staff. Banyak tugas yang dapat diselesaikan dengan baik oleh subjek yang pada akhirnya menyebabkan subjek merasa dirinya mampu untuk melakukan tugas – tugas selanjutnya yang diberikan kepadanya. Hal ini didukung dengan pernyataan subjek :

“terima kasih..jadi ini betul – betul pengalaman pribadi saya…ketika saya memegang kepala rumah di sini…jadi chief selama tiga bulan..pada tahap pertama memang banyak pertanyaan apakah saya mampu atau tidak…kemudian setelah dua minggu ternyata saya mampu..ya saya

menetapkan bahwa memang saya mampu untuk menjalaninya..kemudian yang kedua ketika saya mempersiapkan…diri untuk membuat synopsis dan proof..itu merupakan tugas berat…ternyata saya mampu melewati kerja berat..”

4. Vicarious Experience (Pengalaman orang lain)

Subjek merasa bahwa berbagi pengalaman dengan sesama residen sangat membantu untuk menambah keyakinan untuk bisa melewati setiap hambatan yang muncul selama proses pemulihan meskipun tidak semua pengalaman dari orang lain dapat berpengaruh terhadap diri subjek. Hal ini didukung dengan pernyataan subjek :

“kadang kadang itu apa ya…normative lah…dia sebatas apa ya…sebatas teori..ketika kamu berhadapan okelah mereka suka membuka konsul semacam itu…tapi kembali ke kesadaran kita…sembari kita melakukan program di sini…nah sampai dimana kita punya kesadaran itu …dan hasil apa yang kita dapat…dan apa yang kamu dapat ketika melakukan program itu…nah kalau tidak sesuai dengan realitas yang kamu hadapi ya akan muntah – muntah terus ketika kamu diberi masukan –masukan itu…”

Pernyataan subjek lainnya yang mendukung adalah :

“seringkali saya ketika sharing dengan teman – teman di sini..gampangannya ya tidak ngefek..sering kali ya antar residen sendiri yang sering kali malah masuk…”

5. Social Persuation

Social persuation pada subjek tiga memiliki pengaruh terhadap efikasi diri yang dimilikinya. Dukungan dari teman maupun staf panti rehabilitasi sangat membantu subjek dalam meningkatkan keyakinan yang dimiliki oleh subjek. Subjek akan disiplin menjalankan masukan yang diberikan kepadanya.

6. Keadaan fisiologis

Selama mengikuti rehabilitasi subjek merasa bahwa keadaan fisiknya sangat mendukung dalam mengerjakan tugas. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan subjek untuk mengisi waktu luangnya dengan berolah raga. Ketika badannya sehat maka subjek merasa dapat mengendalikan hal di sekitarnya sehingga pada akhirnya subjek memiliki kekuatan untuk mengerjakan setiap tugas yang diberikan kepadanya.

Gambaran Efikasi Diri dan Faktor yang Mempengaruhi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa residen dalam penelitian ini memiliki 2 bentuk efikasi diri. Dua dari tiga subjek memiliki komponen orientasi tugas yang rendah. Satu dari tiga subjek memiliki orientasi tugas yang rendah tetapi akan mengalami peningkatan apabila didukung dengan faktor Pengalaman pribadi (enative Attainment) dan social persuation. Inisiatif perilaku pada subjek I dan II adalah negative. Pada subjek I, subjek memilih mengkonsumsi napza kembali pada saat homelive, sedangkan subjek II cenderung menunda-nunda pekerjaan. Perilaku kedua subjek tersebut menjelaskan bahwa kedua subjek ini memiliki efikasi diri yang rendah. Komponen perilaku pada subjek III menunjukkan bahwa subjek memiliki inisiatif untuk memilih perilaku yang positif. Perilaku ini ditunjukkan dengan subjek lebih memilih meluangkan waktu untuk berolah raga. Perilaku positif pada subjek III ini menyebabkan faktor keadaan fisiologis tidak mempengaruhi efikasi diri subjek. Faktor – faktor yang mendukung efikasi diri ketiga subjek adalah faktor pengalaman orang lain

(vicarious experience). Khusus untuk subjek III faktor pengalaman orang lain masih akan dikritisi karena subjek merasa bahwa pengalaman orang lain masih bersifat unik dan belum tentu cocok diaplikasikan dengan dirinya. Secara garis besar, ketiga subjek memiliki usaha dan ketekunan yang baik, yang didukung oleh faktor social persuation.

Kategori hasil penelitian - Efikasi Diri

-No Kategori Subjek I Subjek II Subjek III

1 Orientasi tugas menghindari tugas baru karena merasa tidak percaya diri menghidari tugas baru karena merasa tidak percaya diri menghindari tugas baru karena merasa

ragu dengan kemampuannya.

2 Usaha baik baik baik

3 Ketekunan buruk buruk baik

4 Keyakinan rendah rendah rendah

5 Perilaku Menunda pekerjaan dan berperilaku hidup sehat. Menunda pekerjaan

Baik (berolah raga)

- Faktor Efikasi Diri

No Kategori Subjek I Subjek II Subjek III

1 Sifat tugas yang dihadapi Kesulitan lepas dari komunitas dan berkomunikasi

Kesulitan lepas dari komunitas dan berkomunikasi Kesulitan lepas dari komunitas dan berkomunikasi 2 Insentif eksternal Tidak

berpengaruh Tidak berpengaruh

Tidak berpengaruh 3 Pengalaman pribadi (Enative attainment) Tidak

berpengaruh Tidak berpengaruh

Akan berpengaruh bila didukung dengan social persuation

4 Pengalaman orang lain (Vicarious experience)

berpengaruh berpengaruh Melakukan seleksi

5 Dukungan sosial (Social persuation)

Berpengaruh Berpengaruh berpengaruh

6 Keadaan

fisiologis berpengaruh berpengaruh

Tidak berpengaruh.

C. Pembahasan

Bandura (1986), efikasi diri merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimilikinya bahwa ia mampu berpenampilan memadai dalam situasi tertentu, dengan demikian individu tersebut disebut mampu mempengaruhi kontrol terhadap lingkungannya. Lebih lanjut Bandura mengungkapkan bahwa individu dengan efikasi diri tinggi bersifat positif, berorientasi kesuksesan dan berorientasi tujuan. Selain itu jika mereka membutuhkan bantuan dalam penentuan tujuannya, mereka mencari bantuan nyata dan bukan dukungan emosional atupun penentraman hati. Aspek yang terkandung dalam efikasi diri adalah orientasi tugas, usaha, ketekunan, dan keyakinan. Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi efikasi diri residen adalah faktor sifat tugas yang dihadapi, insentif eksternal, Pengalaman pribadi (enative attainment), pengalaman orang lain (vicarious experience), dukungan sosial (sosial persuation), dan kondisi fisiologis.

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti, peneliti berusaha mengungkap aspek – aspek yang terkandung dalam efikasi diri serta

faktor – faktor yang mempengaruhi efikasi diri pada residen. Hasil koding dari hasil wawancara yang dilakukan dapat dilihat aspek – aspek yang terkandung dari efikasi diri serta faktor – faktor yang mempengaruhi efikasi diri yang dimiliki subjek. Di bawah ini akan diuraikan efikasi diri para residen dan faktor – faktor yang mempengaruhi efikasi diri setiap aspek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa residen dalam penelitian ini memiliki dua bentuk efikasi diri. Orientasi terhadap tugas menurut Eggen dan Kauchak (dalam Widyawati, 2000) berkaitan dengan pemilihan tugas. individu dengan efikasi diri yang tinggi akan mempengaruhi individu untuk memilih tugas yang baru dan memiliki tantangan, sedangkan individu yang memiliki efikasi diri yang rendah akan memilih menghindari tugas yang baru dan memiliki tantangan. Temuan berdasarkan hasil penelitian yaitu latar belakang pendidikan subjek mempengaruhi hal ini. Dua dari tiga subjek memiliki komponen orientasi tugas yang rendah. Subjek I dan subjek II akan cenderung memilih tugas yang biasa dilakukan, dengan alasan merasa tidak mampu dan tidak percaya diri (lih.lampiran hal 71.p. 2 dan hal.73 p.2). Latar belakang pendidikan dari kedua subjek ini adalah subjek I dan subjek II adalah lulusan SMP dan sempat merasakan pendidikan di bangku SMA. Satu dari tiga subjek memiliki orientasi tugas yang rendah tetapi akan mengalami peningkatan apabila didukung dengan faktor pengalaman pribadi (enative Attainment) dan social persuation. Subjek III akan memilih tugas yang baru dan memiliki tantangan setelah subjek mengkonsultasikan dengan pembimbing (lih.lampiran hal 74 p.2). Subjek III ini memiliki latar belakang pendidikan lulusan SMA.

Aspek usaha menurut Eggen dan Kauchak (dalam Widyawati, 2000) berkaitan dengan besarnya usaha yang dilakukan individu ketika berhadapan dengan tugas. individu dengan efikasi diri yang tinggi akan mencurahkan usaha yang tinggi ketika mengerjakan tugas, sedangkan individu yang memiliki efikasi diri yang rendah akan mencurahkan sedikit usaha ketika mengerjakan tugas. Hasil wawancara menunjukkan bahwa ketiga subjek mencurahkan usaha ketika mengerjakan tugas. Dua dari tugas subjek yaitu subjek I dan subjek II akan akan berhenti berusaha ketika mengalami sakit kepala ketika merasa tidak mampu (lih.lampiran hal 72.p. 3 dan hal.73 p.terakhir ). Subjek III tetap akan mencurahkan usaha tanpa terganggu faktor keadaan fisiologis. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan positif subjek yaitu aktif berolah raga untuk mengisi waktu luang (lih. Lampiran hal.74 p.1 b.8)

Aspek ketekunan menurut Eggen dan Kauchak (dalam Widyawati, 2000) berkaitan dengan pandangan individu terhadap kegagalan. Individu dengan efikasi diri yang tinggi memandang bahwa kegagalan disebabkan karena kurangnya usaha, sedangkan individu dengan efikasi diri yang rendah memandang bahwa kegagalan disebabkan karena ketidakmampuan dan kurangnya bakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek I dan subjek II memandang bahwa kegagalan disebabkan karena subjek tidak memiliki kemampuan. Meskipun begitu kedua subjek tersebut tetap mengerjakan tugas ketika mengalami kegagalan. Subjek I dan subjek II akan berkonsultasi dengan pembimbing untuk mengurangi kecemasan yang timbul ketika mengalami kegagalan. Hasil wawancara pada subjek III menunjukkan bahwa ketika subjek mengalami kegagalan subjek akan

mengkonsultasikan dengan pembimbing dan akan menjalankan solusi yang ditawarkan pembimbing (lih.lampiran hal.74 p.1 b.6)

Aspek keyakinan menurut Eggen dan Kauchak (dalam Widyawati, 2000) berkaitan dengan keyakinan subjek tentang kesuksesan dalam mengerjakan tugas. Analisis data wawancara dari ketiga subjek menunjukkan bahwa subjek memiliki keyakinan yang rendah ketika mengerjakan tugas. Tugas yang dianggap sulit untuk dikerjakan berkaitan dengan tugas komunikasi. Ketiga subjek memiliki anggapan bahwa menolak ajakan teman untuk menggunakan kembali napza merupakan hal sulit dilakukan. Ketiga subjek memiliki bayangan kegagalan dan kesulitan ketika pertama kali berhadapan dengan tugas yang baru (lih. Lampiran hal.71 p.terakhir; hal.73 p.1;dan hal.74 p.terakhir). Baggozi & Edward (dalam Schwarzer & Renner, 2000) efikasi diri akan mempengaruhi individu melalui bayangan hasil suatu tugas. Powel (dalam Bandura, 1997) menyatakan bahwa proses kognitif yang negatif terjadi jika individu tersebut memiliki kekurangan ataupun gambaran mengenai bagaimana mereka melakukan kesalahan merupakan cara yang baik untuk mengurangi motivasi dan prestasi yang dimilikinya. Pengaturan motivasi secara kognitif ini dapat mendorong dan menuntun individu pada tindakan antisipasi melalui sebuah pelatihan pemikiran. Pelatihan pemikiran ini melibatkan keyakinan mengenai apa yang dapat mereka lakukan, antisipasi kemungkinan hasil yang negatif dan positif dari berbagai strategi yang berbeda dan perencanaan berbagai tindakan untuk merealisasikan masa depan yang bernilai (Bandura, 1997).

Aspek perilaku inisiatif perilaku pada subjek I dan II adalah negative. Pada subjek I, subjek memilih mengkonsumsi miras kembali pada saat homelive (lih.lampiran hal.71 p.1), sedangkan subjek II cenderung menunda-nunda pekerjaan (lih.lampiran hal 73 p.1) Pada subjek II perilaku menunda pekerjaan ini terlihat ketika subjek tidak dapat memenuhi target waktu yang diberikan oleh pihak panti dalam mengerjakan tugas synopsis. Perilaku kedua subjek tersebut menjelaskan bahwa kedua subjek ini memiliki efikasi diri yang rendah. Menurut Baggozi & Edwar (dalam Schwaezer & Renner, 2000) inisiatif individu untuk mengadopsi perilaku hidup sehat dipengaruhi oleh efikasi diri. Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan segera mengambil inisiatif untuk mengadopsi perilaku hidup sehat. Begitu pula sebaliknya, individu yang memiliki efikasi diri yang rendah akan seringkali menangguhkan adopsi perilaku hidup sehat. Pervin (2005) dan Seydel (dalam Smet, 1994) yang menyatakan bahwa efikasi diri yang dimiliki oleh individu akan menyebabkan individu segera membuat keputusan - keputusan menyelesaikan permasalahan yang dialami misalnya penyalahgunaan narkoba dan menimbulkan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perilaku hidup sehat atau perilaku ketaatan rekomendasi medis. Komponen perilaku pada subjek III menunjukkan bahwa subjek memiliki inisiatif untuk memilih perilaku yang positif. Perilaku ini ditunjukkan dengan subjek lebih memilih meluangkan waktu untuk berolah raga. Perilaku positif pada subjek III ini menyebabkan faktor keadaan fisiologis tidak mempengaruhi efikasi diri subjek.

Menurut Bandura (1986), efikasi diri individu dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: sifat tugas yang dihadapi, insentif eksternal, dan informasi tentang kemampuan diri. Informasi tentang kemampuan diri menurut Bandura (1986) berdasarkan pada Pencapaian hasil yang nyata (enative attainment), Pengalaman yang telah diperoleh orang lain (vicarious experience), Dukungan sosial (sosial persuation), dan keadaan fisiologis (physiological state). Faktor yang menonjol dalam mendukung efikasi diri ketiga subjek adalah faktor pengalaman orang lain (vicarious experience)dan social persuation. Dukungan dari keluarga serta adanya sharing dengan sesama maupun dengan fasilitator yang ada di panti rehabilitasi serta dorongan dan tekanan dari sesama residen membantu residen untuk tetap menjalankan tugas yang diberikan. Penilaian dari setiap fasilitator juga membantu para residen ini menilai perkembangan yang dialami. Khusus untuk subjek III faktor pengalaman orang lain masih akan dikritisi karena subjek merasa bahwa pengalaman orang lain masih bersifat unik dan belum tentu cocok diaplikasikan dengan dirinya.

Keterangan : p. : paragraf ke -…. : b. : baris ke - ….

66 A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa residen memiliki efikasi diri yang rendah. Secara umum, para residen cenderung memilih tugas yang biasa dilakukan dan menghindari tugas yang

Dokumen terkait