• Tidak ada hasil yang ditemukan

perolehan nilai yang diraihnya. Ini penting sebagai upaya untuk terus memacu prestasi belajar siswa.

6) Pujian

Apabila ada siswa yang sukses berhasil menyelesaikan tugas dengan baik perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu agar pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat.

7) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar diartikan ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa itu memang ada motivasi untuk belajar sehingga diharapkan hasil belajarnya akan lebih baik.

8) Minat

Motivasi muncul disebabkan adanya minat. Sehingga minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai minat.

2. Orientasi pasca lulus

Orientasi adalah peninjauan atau pandangan untuk menentukan sikap ( arah,tempat dan sebagainya ) dengan arah yang benar, kecenderungan pada pandangan atau menitikberatkan pada pandangan. ( nursalam, 2005 ) Diantara motivasi intrinsik mahasiswa D – III Keperawatan adalah motivasi untuk bekerja dan motivasi untuk melanjutkan pendidikan. a) Orientasi untuk bekerja

commit to user 30

Menurut White dalam Moekijat (2002:55) mengemukakan bahwa pekerjaan adalah suatu gelanggang perlombaan dimana seseorang dihadapkan pada kemampuan dan ketrampilan terhadap lingkungan pekerjaan yang penuh dengan tantangan. Implikasi motivasi atas pekerjaan adalah keinginan untuk mendapatkan penghasilan, memproduksi barang dan jasa, berinteraksi dengan orang lain dan sebagai simbol status sosial.

Motivasi untuk bekerja pada siswa D – III Keperawatan diartikan sebagai dorongan yang kuat dari dalam mahasiswa guna meningkatkan hasil belajar agar tujuan untuk memperoleh pekerjaan dapat tercapai. Bagi siswa yang memiliki prestasi akademik yang tinggi mudah diterima sebagai tenaga kerja yang baru di perusahaan tersebut. Karena prestasi merupakan hasil belajar siswa yang menunjukkan bahwa ia telah menguasai seluruh mata pelajaran yang diajarkan di sekolah baik teori maupun praktek.

Harapan mahasiswa untuk bekerja setelah tamat belajar, merupakan hal yang wajar karena kurikulum D – III Keperawatan sendiri sudah menitikberatkan bahwa tujuan pengajarannya adalah mempersiapkan tamatannya untuk bekerja. Diakui bahwa siswa D III Keperawatan merupakan remaja usia produktif yang pantas diartikan sebagai usia pencari kerja. Realitas dilapangan bahwa siswa D – III Keperawatan merupakan siswa yang berasal dari golongan ekonomi menengah kebawah sehingga sebagian mereka mengharapkan memperoleh

commit to user 31

pekerjaan setelah lulus dari bangku kuliah untuk dapat sedikit membantu ekonomi keluarga.

b) Orientasi untuk melanjutkan pendidikan

Menurut sardiman (2001:63) mengemukakan bahwa pendidikan akademik mendidik siswa untuk memasuki lapangan kerja atau mengikuti pendidikan keahlian pada tingkat yang lebih tinggi. Pendidikan tinggi bertujuan untuk meneruskan, mengembangkan dan melestarikan peradaban, ilmu, teknologi dan seni serta harus ikut dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Mahasiswa biasanya lebih termotivasi untuk meneruskan ke tingkat lebih lanjut dengan berbagai keuntungan yang didapat selain biaya kuliah mudah dijangkau dengan pengajaran yang berkualitas juga banyaknya beasiswa yang ditawarkan oleh PT kepada siswa yang prestasi akademiknya tinggi tetapi dari golongan kurang mampu. Tentunya ini menarik bagi mahasiswa dari kalangan ekonomi menengah ke bawah yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan sehingga nantinya dapat meringankan beban orang tua dalam membiayai pendidikannya. Usaha pencapaian prestasi belajar yang optimal bagi mahasiswa Prodi D – III Keperawatan merupakan suatu yang tidak bisa ditunda lagi. Tingginya prestasi belajar merupakan modal utama bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan ataupun untuk bekerja.Oleh karena itu siswa harus terus belajar dengan menggerakkan motivasi yang terpendam agar

commit to user 32

nantinya dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Peranan guru disini juga tidak kalah pentingnya yakni dengan pemberian motivasi ekstrinsik sebagai rangsangan dari luar untuk terus menggerakkan belajar siswa baik itu melalui pemberian motivasi, pujian, kompetisi dan lain-lain.

3. Belajar

a. Pengertian belajar

Sudjana (2000:5) mengemukakan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999:7) menyatakan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya di alami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan siswa.

Laindgren ( dalam Thulus, 1989 ) mengemukakan belajar adlah menunjukkan beberapa perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil dari latihan atau beberapa jenis pengalaman atau interaksi dengan

commit to user 33

lingkungannya. Sesuai dengan pendapat tersebut, belajar merupakan aktivitas individu untuk mengubah dan mengembangkan perilaku atau membentuk perilaku baru.

The Liang Gie ( 1983 ) berpendapat bahwa belajar adalah segenap kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, penambahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya sedikitbanyak permanen. Pada pendapat ini juga menekankan adanya perubahan dari diri individu didalam belajar. menurut pendapat ini berarti perubahan – perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit atau pengaruh obat – obatan tidak termasuk pada proses belajar.

Secara umum belajar dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antar diri manusia ( 1d – ego – superego )dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari suatu kedalam diri pebelajar dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.

Nasution (1999:32) mengemukakan bahwa :

1) Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf

Belajar adalah pembentukan “S-R bonds” atau hubungan-hubungan tertentu dalam sistem urat syaraf sebagai hasil respon-respon terhadap stimulus. Belajar adalah pembentukan saluran-saluran yang lancar dalam sistem urat syaraf.

commit to user 34

2) Belajar adalah penambahan pengetahuan

3) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan latihan

Jadi, belajar diartikan sebagai suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak maupun penyesuaian diri.

b. Proses belajar

Menurut Uzer Usman (1992:1) proses belajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekadar hubungan antara guru dan siswa tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya motivasi dan keberhasilan belajar menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan

commit to user 35

dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk semakin mandiri (Dimyati dan Mudjiono 1999:42).

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat, seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Keterlibatan siswa dalam belajar juga berkaitan dengan sifat-sifat murid, baik yang bersifat-sifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.

c. Jenis-jenis Belajar

Menurut Nasution (2000:57) menyebutkan ada beberapa jenis belajar yang berhubungan dengan hal yang harus di pelajari antara lain :

1) Belajar berdasarkan pengamatan

Pengamatan sangat penting sebagai dasar untuk memperoleh pengertian dan tanggapan yang jelas tentang sesuatu misalnya tanggapan visual dalam ilmu hayat, ilmu alam, kimia, geografi dan sebagainya yang banyak memerlukan pengamatan langsung.

2) Belajar berdasarkan gerak

Belajar berdasarkan gerak ini membutuhkan gerakan fisik seperti cara menulis, membaca, gerakan olah raga. Oleh karena itu dalam belajar berdasarkan gerak ini ada hal-hal yang perlu diperhatikan siswa yaitu mengetahui tujuan, mempunyai tanggapan yang jelas tentang kecakapaaan,

commit to user 36

pelaksanaan yang tepat pada taraf kecakapan itu dan latihan untuk mempertinggi kecepatan.

3) Belajar berdasarkan menghafal

Belajar yang bersifat hafalan ini yang paling banyak digunakan di sekolah, baik di sekolah dasar maupun di sekolah yang lebih tinggi sebab belajar adalah menempuh ujian dan untuk itu di perlukan penguasaan sejumlah pengetahuan.

4) Belajar berdasarkan pemecahan masalah

Metode pemecahan masalah dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dalam berbagai mata pelajaran seperti matematika,fisika,sejarah,biologi dan sebagainya. Selain itu, metode pemecahan masalah ini diperlukan juga untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

5) Belajar berdasarkan emosi

Segi-segi pribadi seperti ketekunan, ketabahan menghadapi masalah, ketelitian, kebersihan, kecakapan dalam bergaul dengan orang lain dan sering dipelajari dalam setiap pelajaran sebab selalu tersimpul didalamnya, akan tetapi belajar berdasarkan emosi ini sangat kurang mendapat perhatian pendidik karena belajar jenis ini sukar sifatnya dan pelaksanaan yang tidak mudah.

commit to user 37

Ada beberapa prinsip belajar yang berlaku umum yang dipakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya (Dimyati dan Mudjiono 1999:42), prinsip-prinsip itu antara lain :

1) Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

2) Keaktifan

Belajar hanya mungkin terjadi apabila siswa aktif mengalami sendiri. John Dewey misalnya mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa itu sendiri, guru sekadar pembimbing dan pengarah (John Dewey, 1916 dalam Davies, 1973:31) 3) Keterlibatan langsung atau pengalaman

Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan ketrampilan.

commit to user 38

4) Tantangan

Agar pada siswa timbul motif yang kuat mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi prinsip-prinsip tersebut.

5) Balikan dan penguatan

Siswa akan belajar lebih semangat apabila mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik pada usaha belajar selanjutnya.

Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan merupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode ini akan membuat siswa terdorong untuk lebih giat dan bersemangat.

6) Perbedaan individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian

commit to user 39

dan sifat-sifatnya. Karenanya, perbedaaan individual perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.

e. Tujuan Belajar

Dalam Sardiman (2001:26), di sebutkan ada tiga jenis tujuan belajar yakni 1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir diperlukan bahan pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol.

2) Penanaman konsep dan ketrampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu ketrampilan. Ketrampilan di sini diartikan ketrampilan jasmani dan rohani. Ketrampilan jasmani menitikberatkan pada ketrampilan gerak dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar sedangkan ketrampilan rohani menyangkut persoalan penghayatan, ketrampilan berpikir dan kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

3) Pembentukan sikap

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of value. Oleh karena itu, guru

commit to user 40

tudak sekedar “pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.

f. Teori Belajar

Menurut Max Darsono, dkk (2000:5) disebutkan bahwa teori-teori belajar dalam pendidikan antara lain :

1) Teori Belajar Behavioris

Diantara tokoh yang mencetuskan teori behavioris adalah Thorndike, Pavlov dan Skinner yang berasumsi bahwa manusia adalah makhluk pasif, tidak mempunyai potensi psikologis yang berhubungan dengan kegiatan belajar antara lain pikiran, persepsi, motivasi dan emosi. Dengan asumsi seperti ini, manusia dapat direkayasa sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Yang penting dalam belajar adalah pemberian stimulus yang berakibat terjadinya tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur.

2) Teori Belajar Sosial

Teori ini dipelopori oleh Bandura yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia tidak hanya didorong oleh kekuatan dari dalam dirinya melainkan oleh interaksi yang kontinu dan timbal balik antara pribadi dan lingkungan. Dalam teori ini mengandung dua konsep utama yaitu : (1) Pemodelan

Proses belajar siswa dilakukan dengan peniruan terhadap model sehingga dia dapat melakukan respon yang benar sesuai dengan model.

commit to user 41

(2) Fase belajar

Untuk mencapai tujuan belajar, akan dilalui beberapa fase yaitu: (a) Perhatian

Perhatian merupakan awal dari peniruan. Model tidak akan ditiru tanpa dilihat atau di observasi.

(b) Retensi

Belajar melibatkan dua kejadian yaitu :memperhatikan penampila dan memperhatikan penyajian simbolik dari penampilan tersebut.Agar model mudah di ingat, model itu harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas tertangkap oleh orang yang meniru.

(c) Reproduksi

Reproduksi adalah proses memunculkan kembali sesuatu yang sudah tersimpan dalam ingatan.

(d) Motivasi

Motivasi diartikan sebagai keinginan melakukan sesuatu yang sama dengan model kareana dengan demikian ia akan merasa memperoleh reinforcement.

3) Teori Belajar Kognitif

Ahli-ahli yang menganut aliran kognitif berpendapat bahwa belajar adalah peristiwa internal artinya belajar baru dapat terjadi bila ada kemampuan dalam diri orang yang belajar. Kemampuan tersebut ialah kemampuan mengenal yang di sebut dengan istilah kognitif.

commit to user 42

4) Teori Belajar Gestalt

Peletak dasar aliran ini adalah Wax Wertheimer yang menyatakan bahwa belajar diperlukan kemampuan mengorganisir obyek yang dipersepsi sehingga menjadi suatu bentuk yang bermakna dan mudah dipahami.

5) Teori Belajar humanis

Teori ini menyatakan bahwa manusia dianggap sebagai individu yang unik dan bisa mewujudkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Tokoh dalam aliran ini antara lain Abraham H. Maslow yang menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan untuk tumbuh dan kekuatan yang menghalangi pertumbuhan. Dalam hal ini Maslow mencetuskan teorinya tentang motivasi yakni teori hirarki kebutuhan yang artinya bahwa kebutuhan manusia bersifat hirarkis dimana suatu kebutuhan mulai dipikirkan apabila kebutuhan di bawahnya /mendahului sudah terpenuhi.

Gambar 2.1. Hirarki Kebutuhan menurut Maslow

estetis mengerti

aktualisasi diri harga diri Memiliki & mencintai

keamanan jasmaniah

commit to user 43

a. Deficiency need adalah kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini meliputi : kebutuhan jasmaniah, kemanan, memiliki dan mencintai, haraga diri

b. Growth need adalah kebutuhan untuk tumbuh. Pemenuhan kebutuhan ini tidak tergantung pada orang lain. Peranan kemampuan diri sendiri akan

menentukan berhasil tidaknya seseorang memenuhi ketiga kebutuhan ini.

Dokumen terkait