• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 1

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI

PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

(Pada Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Magister Kesehatan

Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan

OLEH :

FITRIANI S540809310

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user 2

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI

PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

(Pada Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi)

Disusun oleh : Fitriani S540809310

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing : Dewan pembimbing :

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Pembimbing I

Prof. Dr.Didik .G. Tamtomo,dr. MM, M.Kes, PAK ... ...

NIP. 19480313 197610 1 001

Pembimbing II

Dr. Nunuk Suryani, M,Pd ... ... NIP. 19661108 1990032001

Mengetahui,

Ketua Program Kedokteran Keluarga

Prof. Dr.Didik .G. Tamtomo,dr. MM, M.Kes, PAK

(3)

commit to user 3

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (Pada Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan An – Nur Purwodadi) Disusun oleh :

Fitriani S540809310

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim penguji Tesis Pada tanggal : 18 Januari 2011

Dewan penguji :

Jabatan Nama Tanda Tangan

Tanggal

Ketua Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr., Sp.PA(K) ... ... NIP. 194903171976091001

Sekretaris Ir. Ruben Dharmawan, dr.,M.Sc.,Ph.D ... ... NIP. 195111201986011001

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi

Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D Prof. Dr. Didik G Tamtomo, dr. PAK., MM. M.Kes

(4)

commit to user 4

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul ”HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI D III KEPERAWATAN STIKES AN NUR PURWODADI.”Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S2, Minat Utama Kedokteran Keluarga, Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan , Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr. Sp.KJ (K), selaku Rektor Universitas Sebelas Maret beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti pendidikan di Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D, selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk mengikuti pendidikan di program pasca sarjana.

3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM, M.Kes,PAK Selaku Ketua Program Studi

(5)

commit to user 5

Maret Surakarta beserta seluruh staf yang telah memberikan bantuan selama proses pendidikan.

4. Ketua Program Studi, Dosen dan seluruh responden yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

5. Suami dan putriku terkasih, M. Zainal Abidin, SH, Rifda Saqila Reifianza Zain karena keikhlasan doa, dukungan dan segala pengorbanannya kepada penulis.

6. Ayahanda dan Ibunda yang telah mengijinkan dan tidak pernah berhenti mendoakan serta mendukung penulis dalam menjalani pilihan ini

7. Teman – teman seperjuangan angkatan 2009 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.

Semoga segala amal kebaikan yang telah diberikan akan mendapatkan pahala dari Allah SWT dan semoga proposal ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam upaya peningkatan pembelajaran di Diploma Keperawatan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Purwodadi, September 2010

(6)

commit to user 6

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

(7)

commit to user 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Teori motivasi ... 6

2. Teori orientasi pasca lulus... 16

3. Teori belajar... 19

B. Penelitian Relevan... 40

C. Kerangka Berfikir ... 41

D. Hipotesis ... 46

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 47

B. Lokasi Penelitian... 47

C. Populasi dan Subjek Penelitian... 47

D. Besar Sampel... 48

E. Sumber Data Penelitian... 48

F. Instrumen Penelitian... 48

G. Variabel Penelitian... 48

H. Definisi Operasional... 49

I. Uji Validitas Dan Reliabilitas... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 55

B. Uji Persyaratan ... 59

(8)

commit to user 8

D. Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Implikasi ... 72

C. Saran ... 73

(9)

commit to user 9

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

Tabel 3.2. Definisi Operasional ... 48

Tabel 4.1. Penilain Motivasi Belajar ... 54

Tabel 4.2. Penilaian Orientasi Pasca Lulus ... 55

Tabel 4.3. Penilaian Prestasi Mahasiswa ... 56

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas ... 57

Tabel 4.5. Tabel 4.6. Hasil Uji Multikolineritas ... 58

Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi ... 60

Tabel 4.7. Hubungan Motivasi Dengan Prestasi ... 61

Tabel 4.8. Hubungan Orientasi Pasca Lulus Dengan Prestasi ... 62

Tabel 4.9. Hasil Korelasi Ganda ... 63

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Bagan Hirarki Kebutuhan Dasar Menurut Maslow ... 29

Gambar 2.2. Kerangka Berfikir Penelitian ... 44

Gambar 4.1. Diagram Motivasi Belajar Mahasiswa ... 54

Gambar 4.2. Diagram Orientasi Mahasiswa ... 55

(10)

commit to user 10

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 75

Lampiran 2. Kisi – kisi Angket Penelitian ... 76

Lampiran 3. Surat Permohonan Kepada Responden ... 77

Lampiran 4. Angket Penelitian ... 80

(11)

commit to user 11

Lampiran 6. Tabel Motivasi Belajar ... 86

Lampiran 7. Tabel Orientasi Pasca Lulus ... 88

Lampiran 8. Tabel Prestasi Belajar ... 90

Lampiran 9. Uji Korelasi ... 92

ABSTRAK

Fitriani,S540809310. Hubungan Motivasi Belajar Mahasiswa dan Orientasi Pasca Lulus Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi D – III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi. Tesis : Pogram Magister kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tahun 2010.

(12)

commit to user 12

Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2010. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi D – III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi. Sampel diambil dengan tehnik purposive random sampling pada mahasiswa tingkat II yang berjumlah 74 dan tingkat III sejumlah 45 orang. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah motivasi dan orientasi pasca lulus sedangkan variabel independen adalah prestasi belajar. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, kemudian analisa dilakukan dengan menggunakan uji korelasi ganda. Analisa : Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh 1) ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar karena diperoleh r hitung 0,297> r

tabel 0,02 (ρ= 0.000), 2) ada hubungan yang signifikan antara orientasi pasca

lulus dengan prestasi belajar dengan r hitung 0,264 > r tabel 0,02( p = 0.000 ), 3) ada hubungan motivasi dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar dengan nilai F hitung 77,60 > F tabel 3,09.

Hasil : Dengan melihat hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa di tempat penelitian didapatkan bahwa mahasiswa dengan motivasi belajar sedang serta berorientasi untuk melanjutkan memiliki prestasi yang juga. Bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah serta berorientasi untuk bekerja, prestasinya juga rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat mahasiswa untuk belajar tentang teori dikelas. Bagi institusi pendidikan, sebaiknya meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dengan cara memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, melengkapi sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang memadai.

Kata Kunci : Motivasi, Orientasi Pasca Lulus, Prestasi Belajar

ABSTRACT

Fitriani, S540809310. Relations Student Learning Motivation and

Orientation Post-Graduate Students With Learning Achievement Prodi D - III Nursing STIKES An - Nur Purwodadi. Thesis: Family Medicine

Graduate Master Pogram Sebelas Maret University in Surakarta. Year 2010.

Objective : This study aims to determine: 1) the relationship of learning

(13)

post-commit to user 13

graduate students' learning achievement, 3) The existence of the relationship together - collaboration between learning motivation and orientation of post-graduate with academic achievement.

Method : The method used in this research is descriptive and cross sectional correlational design. This experiment was conducted in August until December 2010. The population of this study are students d III study program student nursing colleges of health sciences An - Nur Purwodadi. Samples taken by stratified random sampling technique at second level students which amounted to 74 and level III of 45 people. In this study dependentnya variable is the motivation and orientation of post-graduate while dependentnya variable was academic achievement. Data was collected using questionnaires and documentation, and then analyzed by using multiple correlation test. Analysis : Based on data analysis and discussion conducted by using the significance level of 5% is obtained 1) there is a significant relationship between learning motivation and academic achievement because the count obtained r

0.297> r table 0.02 (ρ = 0.000), 2) there is a significant relationship between post

-graduate orientation and academic achievement with count r 0.264> r Table 0.02 (p = 0.000), 3) there is a relationship of motivation and achievement orientation of post-graduate study with calculated F value 77,60 > F table 3.09. Result : By looking at these results can be concluded that the place was found that students with motivation to learn is well oriented to continue to have achievements as well. For students who have low learning motivation and orientation to work, his performance is also low. This is caused by a lack of student interest in learning about the theory in class. For educational institutions, should enhance students' learning achievements by improving and enhancing the quality of teaching and learning process, complete the facilities, infrastructure and

adequate human resources.

Key Words: Motivation, Post-Graduate Orientation, Academic Achievement

BAB I

(14)

commit to user 14

A. Latar Belakang masalah Penelitian

Garis-garis Besar Haluan Negara (1999:52) menyebutkan bahwa pembangunan nasional merupakan peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.

Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, pendidikan di rasa penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pemanfaatan sumber daya alam agar tercapai kesejahteraan dan kemakmuran kehidupan masyarakat. Seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan agar sesuai dengan tuntutan zaman telah banyak dilakukan karena maju mundurnya kehidupan bangsa dan negara tergantung pada pendidikan yang ada.

(15)

commit to user 15

ataupun melanjutkan pendidikan merupakan faktor intrinsik yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar.

Berdasarkan SK MenDikBud RI No. 239/U/1999 tentang kurikulum nasional untuk D III Keperawatan yang berlaku secara nasional bahwa Tujuan Program Diploma III Keperawatan adalah untuk menghasilkan lulusan yang Mampu melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem pelayanan kesehatan sesuai kebijaksanaanumum pemerintah yang berlandaskan Pancasila, khususnya pelayanan dan/atau asuhan keperawatan kepada individu, keluarga dan komunitas berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan, Mampu menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan, Mampu berperan serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan / asuhan keperawatan, Mampu berperan serta secara aktif dalam mendidik dan melatih pasien, Mampu mengembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatkan kemampuan profesinya. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat diatas, penyelenggara program Diploma III keperawatan berpedoman pada : tujuan pendidikan nasional , kaidah moral dan etika ilmu pengetahuan, kepentingan masyarakat, serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi.

(16)

commit to user 16

sedemikian rupa baik motivasi intrinsik maupun pemberian motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran di kelas. Apabila mahasiswa memiliki motivasi yang kuat untuk mendalaminya secara sungguh-sungguh maka prestasi belajarnyapun akan meningkat.

Dari hasil studi pendahuluan terhadap mahasiswa tingkat II dan III Prodi D III keperawatan STIKes An Nur Purwodadi yang berjumlah total 119, ditemukan bahwa sebagian besar motivasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh orientasi mahasiswa setalah lulus D III keperawatan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauhmana orientasi mahasiswa ini dapat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar pada mahasiswa D III keperawatan STIKes An Nur Purwodadi.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi belajar. Khusus untuk mahasiswa D III keperawatn , mereka terdorong untuk memperoleh prestasi belajar yang optimal karena adanya keinginan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan ataupun untuk memasuki dunia kerja.

Dari uraian diatas maka timbul permasalahan sebagai berikut :

Apakah ada hubungan secara bersama – sama antara Motivasi Belajar Mahasiswa dan Orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa D III Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi ?

C. Tujuan Penelitian

(17)

commit to user 17

Mengetahui hubungan secara bersama – sama antara motivasi dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi

Tujuan Khusus

1.Mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan pada mahasiswa tingkat III Prodi D III Keperawatan

2.Mengetahui hubungan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan pada mahasiswa tingkat III Prodi D III Keperawatan

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Kegunaan teoritis

Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan sosial dan dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian yang sejenis.

2. Kegunaan praktis a. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan penulis dan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah di dapat dari bangku kuliah.

b. Bagi sekolah

(18)

commit to user 18

belajar pada mahasiswa tingkat II dan tingkat III agar prestasi belajarnya meningkat sehingga nantinya sebagai bekal untuk bekerja ataupun melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

E. Ruang lingkup penelitian

(19)

commit to user 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

a. Definisi Motivasi

(20)

commit to user 20

Dari batasan-batasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang menimbulkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar sehingga tujuan yang dikehendaki mahasiswa dapat tercapai.

b. Teori Motivasi

Berdasarkan beberapa pendekatan mengenai motivasi, Swansburg ( 2001), mengklasifikasikan motivasi kedalam teori – teori isi motivasi dan proses motivasi.

Teori – teori isi motivasi berfokus pada faktor – faktor atau kebutuhan dalam diri seseorang untuk menimbulkan semangat, mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan perilaku. Berikut teori isi motivasi :

1) Teori Motivasi Kebutuhan ( Abraham Maslow )

Maslow menyusun suatu teori tentang kebutuan manusia secara hirarki, yang terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok defisiensi dan kelompok pengembangan. Kelompok defisiensi secara hirarki adalah fisiologis, rasa aman, kasih sayang dan penerimaan serta kebutuhan akan harga diri. Mangkunegara ( 2005 ), menjabarkan hirarki Maslow sebagai berikut :

a) Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan akan pemenuhan unsur

biologis. Kebutuhan ini berupa : kebutuhan makan, minum, bernapas, seksual dan sebagainya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling mendasar.

(21)

commit to user 21

c) Kebutuhan akan kasih sayang dan cinta yaitu kebutuhan untuk diterima dalam kelompok, berafuliasi, berinteraksi, dicintai dan mencintai

d) Kebutuhan akan harga diri adalah kebutuhan untuk dihormati dan

dihargai.

e) Kebutuhan akan aktualisasi diri kebutuhan untuk menggunakan kemampuan (skill) dan potensi serta berpendapat dengan mengemukakan penilaian dan kritik terhadap sesuatu

2) Teori ERG ( Alderfer’s ERG Theory )

Teori ERG ( existence, relatedness, growth) dikembangkan oleh Clayton Alerfer. Menurut teori ini komponen existence adalah mempertahankan kebutuhan dasar dan pokok manusia. mempertahankan eksistensi merupakan kebutuhan manusia untuk menjadi terhormat. Hampir sama dengan teori Maslow, kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan fisiologis juga terdapat kebutuhan akan keamanan yang merupakan komponen existence.Relatedness tercemin dari sifat manusia sebagai makhluk sosial yang ingin berafiliasi, dihargai dan diterima oleh lingkungan sosial. Growth lebih menekankan kepada keinginan seseorang untuk tumbuh dan berkembang, mengalami kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan dan kemampuan serta mengaktualisasi diri ( Siagian, 2004 ).

(22)

commit to user 22

Herzberg seorang psikolog yang berusaha mengembangkan kebenaran teorinya melakukan penelitian kepada sejumlah pekerja untuk menemukan jawaban dari : Apakah yang sebenarnya diinginkan seseorang dari pekerjaannya?”timbulnya keinginan Hezberg untuk meneliti adalah karena adanya keyakinan bahwa terdapat hubungan yang mendasar antara seseorang dengan pekerjaannya. Oleh karena itu, sikap seseorang terhadap pekerjaannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalannya ( Siagian, 2004 ).

Dalam teori motivasi terdapat dua faktor yang mendasari motivasi pada kepuasan atau ketidakpuasan kerja dan faktor yang melatarbelakanginya. Pertama faktor pemeliharaan. ( maintenance factors) yang juga disebut

dissatisfire, hygiene factors, job context dan extrinsic factors. Faktor

pemeliharaan meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, hubungan dengan subordinate, kualitas pengawasan, upah, kondisi kerja, dan status. Faktor lainnya adalah faktor pemotivasi (motivational factors) yang disebut pula satisfire, motivator, job content atau intrinsic factor yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan, work it self, kesempatan berkembang dan tanggungjawab ( Mangkunegara, 2005 ). c. Motivasi berprestasi

(23)

commit to user 23

dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan sebagai pembanding. Standar keunggulan dapat berupa tingkat kesempurnaan hasil pelaksanaan tugas. Perbandingan dengan prestasi sendiri sebelumnya dan perbandingan dengan prestasi orang lain. Hal ini dapat dilihat dalam diri siswa yang selalu melakukan kegiatan belajar agar tercapai suatu hasil yang lebih baik dari hasil-hasil yang pernah diperoleh sebelumnya.

d. Perkembangan motivasi berprestasi

Teori kebutuhan yang dikemukakan Mc. Celland dalam Sudjana (2000:169) membagi tiga jenis kebutuhan sebagai berikut :

a) Kebutuhan berprestasi

Kebutuhan ini berkaitan dengan kegiatan atau kehendak seseorang untuk melaksanakan tugas, kegiatan, pekerjaan dengan lebih baik dan lebih efisien baik dalam memecahkan permasalahan maupun dalam melakukan tugas-tugas yang lebih kompleks.

b) Kebutuhan berafiliasi

Untuk memenuhi kebutuhan ini seseorang berkeinginan untuk membina dan memelihara persahabatan dan hubungan akrab serta saling membantu dengan orang lain.

c) Kebutuhan berkuasa

(24)

commit to user 24

mempengaruhi perilaku orang lain dan menunjukkan tanggungjawabnya terhadap orang lain.

Perkembangan motivasi selanjutnya yakni siswa akan lebih giat belajar untuk memperoleh tujuan yang diharapkan. Bagi siswa yang ingin untuk melanjutkan pendidikan akan terus giat belajar agar dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi Sedangkan bagi siswa yang ingin bekerja akan lebih giat belajar agar prestasinya meningkat sehingga memudahkan dalam memperoleh pekerjaan.

e. Jenis-jenis Motivasi

Menurut sifatnya, motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Sardiman 2001:87) yaitu sebagai berikut

a. Motivasi intrinsik

Motivasi adalah motif-motif yang menjadi aktif atau karena dalam dirinya setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, misalnya: kesadaran untuk belajar di rumah, kemauan untuk mengerjakan tugas,menyimak keterangan guru dan berfungsinya aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, kemauan untuk mengemukakan pendapat.

(25)

commit to user 25

f. Fungsi motivasi belajar

Ada beberapa fungsi motivasi menurut Nasution (1999: 76) adalah: 1) Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi disini merupakan motor penggerak dari kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Motivasi disini memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan apa yang harus

dikerjakan, yang serasi dalam mencapai tujuan dengan menyisihkan perubahan-perubahan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. g. Indikator Motivasi

Dalam Sardiman (2001:81), disebutkan bahwa motivasi yang ada pada diri siswa, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) tekun menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan

3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4) lebih senang bekerja mandiri

5) cepat bosan pada tugas-tugas rutin 6) dapat mempertahankan pendapatnya

7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya. 8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

(26)

commit to user 26

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar (Max Darsono dkk 2000:34) antara lain:

1) Cita-cita atau aspirasi

Cita-cita atau apirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.

2) Kemampuan

Dalam belajar dibutuhkan kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan, perhatian dan daya pikir fantasi.

3) Kondisi siswa

Kondisi siswa meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik karena jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologisnya.

4) Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan siswa meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga unsur lingkungan tersebut di atas dapat mendukung dan menghambat motivasi belajar.

5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar

(27)

commit to user 27

kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional misalnya emosi siswa, gairah belajar, situasi belajar, situasi dalam keluarga.

6) Upaya guru membelajarkan siswa

Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar siswa. Bila upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentiangan siswa maka diharapkan upaya tersebut menimbulkan motivasi belajar siswa.

i. Cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah

Pentingnya menjaga motivasi belajar dan kebutuhan minat serta keinginannya pada proses belajar tak dapat dipungkiri, karena dengan menggerakkan motivasi yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat belajar. Siswa yang bekerja dengan motivasi yang kuat, ia tak akan merasa lelah dan tidak cepat bosan. Oleh karena itu, guru perlu memelihara motivasi pelajar dan semua yang berkaitan dengan motivasi seperti kebutuhan, keinginan.Metode dan cara mengajar yang digunakan harus mampu menimbulkan sikap positif belajar dan gemar membaca. Akibatnya timbul keinginan yang besar untuk menuntut ilmu di kalangan para siswa. Menurut Nasution (2000:78) ada beberapa cara menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu :

(28)

commit to user 28

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Dalam proses belajar-mengajar perolehan nilai yang berupa angka bagi siswa sangat penting artinya sebagai alat motivasi untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya.

2) Hadiah

Hadiah memang dapat membangkitkan motivasi bila motivasi setiap orang mempunyai harapan untuk memperolehnya. Bagi siswa, hadiah tidak selalu merupakan motivasi karena hadiah juga dapat merusak sebab dapat menyimpangkan pikiran siswa dari tujuan belajar sesungguhnya.

3) Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan baik individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4) Memberi ulangan

Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan, oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

5) Mengetahui hasil,

(29)

commit to user 29

perolehan nilai yang diraihnya. Ini penting sebagai upaya untuk terus memacu prestasi belajar siswa.

6) Pujian

Apabila ada siswa yang sukses berhasil menyelesaikan tugas dengan baik perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu agar pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat.

7) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar diartikan ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa itu memang ada motivasi untuk belajar sehingga diharapkan hasil belajarnya akan lebih baik.

8) Minat

Motivasi muncul disebabkan adanya minat. Sehingga minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai minat.

2. Orientasi pasca lulus

(30)

commit to user 30

Menurut White dalam Moekijat (2002:55) mengemukakan bahwa pekerjaan adalah suatu gelanggang perlombaan dimana seseorang dihadapkan pada kemampuan dan ketrampilan terhadap lingkungan pekerjaan yang penuh dengan tantangan. Implikasi motivasi atas pekerjaan adalah keinginan untuk mendapatkan penghasilan, memproduksi barang dan jasa, berinteraksi dengan orang lain dan sebagai simbol status sosial.

Motivasi untuk bekerja pada siswa D – III Keperawatan diartikan sebagai dorongan yang kuat dari dalam mahasiswa guna meningkatkan hasil belajar agar tujuan untuk memperoleh pekerjaan dapat tercapai. Bagi siswa yang memiliki prestasi akademik yang tinggi mudah diterima sebagai tenaga kerja yang baru di perusahaan tersebut. Karena prestasi merupakan hasil belajar siswa yang menunjukkan bahwa ia telah menguasai seluruh mata pelajaran yang diajarkan di sekolah baik teori maupun praktek.

(31)

commit to user 31

pekerjaan setelah lulus dari bangku kuliah untuk dapat sedikit membantu ekonomi keluarga.

b) Orientasi untuk melanjutkan pendidikan

(32)

commit to user 32

nantinya dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Peranan guru disini juga tidak kalah pentingnya yakni dengan pemberian motivasi ekstrinsik sebagai rangsangan dari luar untuk terus menggerakkan belajar siswa baik itu melalui pemberian motivasi, pujian, kompetisi dan lain-lain.

3. Belajar

a. Pengertian belajar

Sudjana (2000:5) mengemukakan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999:7) menyatakan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya di alami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan siswa.

(33)

commit to user 33

lingkungannya. Sesuai dengan pendapat tersebut, belajar merupakan aktivitas individu untuk mengubah dan mengembangkan perilaku atau membentuk perilaku baru.

The Liang Gie ( 1983 ) berpendapat bahwa belajar adalah segenap kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, penambahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya sedikitbanyak permanen. Pada pendapat ini juga menekankan adanya perubahan dari diri individu didalam belajar. menurut pendapat ini berarti perubahan – perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit atau pengaruh obat – obatan tidak termasuk pada proses belajar.

Secara umum belajar dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antar diri manusia ( 1d – ego – superego )dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari suatu kedalam diri pebelajar dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.

Nasution (1999:32) mengemukakan bahwa :

1) Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf

(34)

commit to user 34

2) Belajar adalah penambahan pengetahuan

3) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan

latihan

Jadi, belajar diartikan sebagai suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak maupun penyesuaian diri.

b. Proses belajar

(35)

commit to user 35

dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk semakin mandiri (Dimyati dan Mudjiono 1999:42).

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat, seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Keterlibatan siswa dalam belajar juga berkaitan dengan sifat-sifat murid, baik yang bersifat-sifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.

c. Jenis-jenis Belajar

Menurut Nasution (2000:57) menyebutkan ada beberapa jenis belajar yang berhubungan dengan hal yang harus di pelajari antara lain :

1) Belajar berdasarkan pengamatan

Pengamatan sangat penting sebagai dasar untuk memperoleh pengertian dan tanggapan yang jelas tentang sesuatu misalnya tanggapan visual dalam ilmu hayat, ilmu alam, kimia, geografi dan sebagainya yang banyak memerlukan pengamatan langsung.

2) Belajar berdasarkan gerak

(36)

commit to user 36

pelaksanaan yang tepat pada taraf kecakapan itu dan latihan untuk mempertinggi kecepatan.

3) Belajar berdasarkan menghafal

Belajar yang bersifat hafalan ini yang paling banyak digunakan di sekolah, baik di sekolah dasar maupun di sekolah yang lebih tinggi sebab belajar adalah menempuh ujian dan untuk itu di perlukan penguasaan sejumlah pengetahuan.

4) Belajar berdasarkan pemecahan masalah

Metode pemecahan masalah dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dalam berbagai mata pelajaran seperti matematika,fisika,sejarah,biologi dan sebagainya. Selain itu, metode pemecahan masalah ini diperlukan juga untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

5) Belajar berdasarkan emosi

Segi-segi pribadi seperti ketekunan, ketabahan menghadapi masalah, ketelitian, kebersihan, kecakapan dalam bergaul dengan orang lain dan sering dipelajari dalam setiap pelajaran sebab selalu tersimpul didalamnya, akan tetapi belajar berdasarkan emosi ini sangat kurang mendapat perhatian pendidik karena belajar jenis ini sukar sifatnya dan pelaksanaan yang tidak mudah.

(37)

commit to user 37

Ada beberapa prinsip belajar yang berlaku umum yang dipakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya (Dimyati dan Mudjiono 1999:42), prinsip-prinsip itu antara lain :

1) Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

2) Keaktifan

Belajar hanya mungkin terjadi apabila siswa aktif mengalami sendiri. John Dewey misalnya mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa itu sendiri, guru sekadar pembimbing dan pengarah (John Dewey, 1916 dalam Davies, 1973:31) 3) Keterlibatan langsung atau pengalaman

(38)

commit to user 38

4) Tantangan

Agar pada siswa timbul motif yang kuat mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi prinsip-prinsip tersebut.

5) Balikan dan penguatan

Siswa akan belajar lebih semangat apabila mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik pada usaha belajar selanjutnya.

Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan merupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode ini akan membuat siswa terdorong untuk lebih giat dan bersemangat.

6) Perbedaan individual

(39)

commit to user 39

dan sifat-sifatnya. Karenanya, perbedaaan individual perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.

e. Tujuan Belajar

Dalam Sardiman (2001:26), di sebutkan ada tiga jenis tujuan belajar yakni 1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir diperlukan bahan pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol.

2) Penanaman konsep dan ketrampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu ketrampilan. Ketrampilan di sini diartikan ketrampilan jasmani dan rohani. Ketrampilan jasmani menitikberatkan pada ketrampilan gerak dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar sedangkan ketrampilan rohani menyangkut persoalan penghayatan, ketrampilan berpikir dan kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

3) Pembentukan sikap

(40)

commit to user 40

tudak sekedar “pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.

f. Teori Belajar

Menurut Max Darsono, dkk (2000:5) disebutkan bahwa teori-teori belajar dalam pendidikan antara lain :

1) Teori Belajar Behavioris

Diantara tokoh yang mencetuskan teori behavioris adalah Thorndike, Pavlov dan Skinner yang berasumsi bahwa manusia adalah makhluk pasif, tidak mempunyai potensi psikologis yang berhubungan dengan kegiatan belajar antara lain pikiran, persepsi, motivasi dan emosi. Dengan asumsi seperti ini, manusia dapat direkayasa sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Yang penting dalam belajar adalah pemberian stimulus yang berakibat terjadinya tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur.

2) Teori Belajar Sosial

Teori ini dipelopori oleh Bandura yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia tidak hanya didorong oleh kekuatan dari dalam dirinya melainkan oleh interaksi yang kontinu dan timbal balik antara pribadi dan lingkungan. Dalam teori ini mengandung dua konsep utama yaitu : (1) Pemodelan

(41)

commit to user 41

(2) Fase belajar

Untuk mencapai tujuan belajar, akan dilalui beberapa fase yaitu: (a) Perhatian

Perhatian merupakan awal dari peniruan. Model tidak akan ditiru tanpa dilihat atau di observasi.

(b) Retensi

Belajar melibatkan dua kejadian yaitu :memperhatikan penampila dan memperhatikan penyajian simbolik dari penampilan tersebut.Agar model mudah di ingat, model itu harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas tertangkap oleh orang yang meniru.

(c) Reproduksi

Reproduksi adalah proses memunculkan kembali sesuatu yang sudah tersimpan dalam ingatan.

(d) Motivasi

Motivasi diartikan sebagai keinginan melakukan sesuatu yang sama dengan model kareana dengan demikian ia akan merasa memperoleh reinforcement.

3) Teori Belajar Kognitif

(42)

commit to user 42

4) Teori Belajar Gestalt

Peletak dasar aliran ini adalah Wax Wertheimer yang menyatakan bahwa belajar diperlukan kemampuan mengorganisir obyek yang dipersepsi sehingga menjadi suatu bentuk yang bermakna dan mudah dipahami.

5) Teori Belajar humanis

Teori ini menyatakan bahwa manusia dianggap sebagai individu yang unik dan bisa mewujudkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Tokoh dalam aliran ini antara lain Abraham H. Maslow yang menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan untuk tumbuh dan kekuatan yang menghalangi pertumbuhan. Dalam hal ini Maslow mencetuskan teorinya tentang motivasi yakni teori hirarki kebutuhan yang artinya bahwa kebutuhan manusia bersifat hirarkis dimana suatu kebutuhan mulai dipikirkan apabila kebutuhan di bawahnya /mendahului sudah terpenuhi.

Gambar 2.1. Hirarki Kebutuhan menurut Maslow

estetis mengerti

aktualisasi diri harga diri Memiliki & mencintai

keamanan jasmaniah

(43)

commit to user 43

a. Deficiency need adalah kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini meliputi : kebutuhan jasmaniah, kemanan, memiliki dan mencintai, haraga diri

b. Growth need adalah kebutuhan untuk tumbuh. Pemenuhan kebutuhan ini tidak tergantung pada orang lain. Peranan kemampuan diri sendiri akan

menentukan berhasil tidaknya seseorang memenuhi ketiga kebutuhan ini.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru (KBBI 1995:787). Sedangkan Sudrajat (1994:60) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol-simbol sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut Thomas F. Staton, hasil-hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebaiknya seimbang (Sutadi 1996:29). Tingkah laku baru disebut sebagai hasil belajar harus memenuhi syarat-syarat, bahwa hasil belajar merupakan :

a. Pencapaian tujuan belajar b. Hasil dari proses yang disadari

c. Hasil latihan atau ujicoba yang disengaja

(44)

commit to user 44

e. Fungsi operasional dan potensial yaitu merupakan tindak-tanduk itu sendiri dan tindak-tanduk lainnya (Sutadi 1996: 30)

Menurut Abu Ahmadi dan Joko T. Prasetyo (1997:157) ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu :

a. waktu yang tersedia untuk menyelesaikan bahan

b. usaha yang dilakukan oleh individu untuk menguasai bahan tersebut c. bakat seseorang yang sifatnya individual

d. kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajaran

e. kemampuan siswa untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari

keseluruhan proses belajar mengajar yang dihadapi.

Setiap dosen hendaknya menyadari bahwa bakat individu siswa berbeda satu dengan lainnya. Demikian pula dalam kemampuan untuk menangkap pelajaran dan tingkat usahanyabervariasi, maka faktor waktu yang dibutuhkan oleh individu siswa yang berbeda juga akan berbeda untuk menguasai bahan yang sama. Prestasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini mengarah pada prestasi bidang kelompok mata kuliah produktif dimana memuat berbagai mata pelajaran yang memberikan pendidikan dan keahlian bagi mahasiswanya sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja ataupun untuk melanjutkan pendidikan.

(45)

commit to user 45

diberikan oleh setiap guru. Lebih lanjut Sarono ( 1989 ) menjelaskan keberhasilan belajar adalah perubahan kemampuan sebelumnya.

Keberhasilan belajar atau disebut juga prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang yang teah melakukan serangkaian proses belajar mengajar atau penguasaan ketramplilan yang umumnya diwujudkan dalam bentuk nilai test ( Neoleka 1986 ).

4. Alat Pengukur Keberhasilan Belajar

(46)

commit to user 46

Fungsi evaluasi belajar adalah untuk menimbulkan motivasi pada siswa dan memberikan umpan balik bagi bagi siswa, tenaga pengajr, memberi informasi pada orang tua, memperoleh informasi tentang kelulusan, mempertanggungjawabkan suatu program studi.

Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan uji tertulis, lisan, kuis, praktek maupun presentasi hasil dari penugasan. Hasil dari beberapa kegiatan evaluasi berupa nilai dimyatakan dalam Indeks Presatsi ( IP ).

5. Pendidikan Diploma III Keperawatan

Hasil Lokakarya Nasional dalam bidang keperawtan tahun 1983 telah menghasilkan kesepakatan nasional secara konseptual yang mengakui keperawatan di Indonesia sebagai profesi, mencakup pengertian, pelayanan keperawatan sebagai profesional dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi.

(47)

commit to user 47

perkembangan hal – hal khusus pada masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan pengalaman belajar dimasyarakat bagi peserta didik.

a. Tujuan Pendidikan

Berlandaskan pada kernagka konsep ini, diharapkan isi pendidikan dan proses belajar mengajar dapat disusun dan dikembangkan secara lebih terarah sehngga institusi pendidikan tinggi keperawatan mampu melakukan hal – hal sebagai berikut :

1) Menumbuhkan/ membina sikap dan tingkah laku profesional yang sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan

2) Membangun landasan ilmu pengetahuan yang kokoh, baik kelompok ilmu keperawatan maupun berbagai kelompok ilmu dasar dan penunjang yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan profesional yaitu mengembangkan diri pribadi dan mengembangkan ilmu keperawatan.

3) Menumbuhkan/ membina ketrampilan profesional yang mencakup antara lain intelektual, ketrampilan teknikal dan interpersonal yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan profesional yaitu mengembangkan diri pribadi dan mengembangkan ilmu keperawatan.

(48)

commit to user 48

b. Dasar Pendidikan

Dasar falsafah dalam pengembangan Program Pendidikan D – III keperawatan disepakati tentang nilai – nilai dan keyakinan yang berlandaskan pancasila, adalah sebagai berikut :

1) Manusia sebagai makhluk bio- psiko-sosio kultural dan spiritual adalah unik, merupakan satu kesatuan yang utuhjasmani dan rohani dan tidak ada dua individu yang sama seruap.

2) Masyarakat terdiri dari individu, kelompok dan komuniti yang mempunyai tujuan dan nilai – nilai, merupakan suatu organisasi yang terbentuk karena adanya interaksi antara manusi dan budaya dalam lingkungannya serta bersifat dinamis.

3) Sehat adalah suatu keadaan utuh yang dinamik dalam siklus

kehidupan dimana manusia dapat berfungsi dan menyesuaikan diri secara terus – menerus terhadap perubahan yang timbul untuk memenuhi kebutuhan esensial dalam kehidupan sehari – hari. Setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan secara optimal dalam batas – batas kemampuannya.

4) Sakit adalah suatu keadaan dengan gangguan kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan fisik , fisiologik, psikologik dan sosial secara maksimal yang berfungsi secara tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

5) Perawatan adalah bagian integral dari pelayanan esensial dalam

(49)

commit to user 49

Perawatan merupakan suatu proses yang dilakuakan dengan tindakan terarah dan berorientasi pada masalah, serta menggunakan pendekatan ilmiah dan dilandasi etika profesi. 6) Perawat adalah orang yang telah menyelesaikan pendidikan

profesional keperawatan dan diberikan kewenangan untuk melaksanakan peran dan fungsinya.

7) Proses belajar mengajar adalah suatu proses karena interaksi yang

berkesinambungan antara pendidik dan peserta didik dan merupakan suatu proses perubahan perilaku yang berlangsung seumur hidup. Untuk belajar secara efektif diperlukan peran aktif peserta didik yang melibatkan seluruh pribadinya. Mengajar sebagai suatu ilmu dan kiat dalam mengatur informasi dan proses mengajar agar pada peserta didik terjadi proses belajar. Proses belajar merupakan rangkaian kegiatan terarah, terdiri dari antara lain menentukan tujuan pendidikan, menyusun materi mengajar dan belajar, mengorganisasikan materi dan lingkungan belajar, merancang kegiatan belajar, serta mengevaluasi hasil belajar peserta didik.

8) Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi harus

menjamin pengembangan potensi dan kemampuan profesional secara maksimal peserta didik dan dilaksanakan oleh institusi pendidikan tinggi.

(50)

commit to user 50

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan, telah diselenggarakan berbagai upaya yang didukung oleh antara lain sumber daya tenaga kesehatan yang memadai sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Selain itu, tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat seiring dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan. Perubahan dan perkembangan tersebut merupakan tantangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia kesehatan.

(51)

commit to user 51

d. Konsep Penilaian Pencapaian Kompetensi

Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang difokuskan pada kemampuan individu untuk melakukan tugas/ pekerjaan berdasarkan standart kinerja dibidang tertentu. Standar kompetensi adalah rumusan sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas/ pekerjaan/ bidang tertentu yang didasarkan oleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai standar kinerja yang dipersyaratkan. e. Dimensi Kompetensi

Kompetensi terdiri dari spesifikasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta penerapkannya dalam suatu pekerjaannya sesuai dengan standar yang disyaratkan oleh tempat kerja meliputi : 1) Ketrampilan melaksanakan pekerjaan yaitu ketrampilan untuk

melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan standar yang disyaratkan oleh tempat kerja, meliputi standar “Profesional Practice dan Professional Ethic”

2) Ketrampilan mengelola pekerjaan yaitu ketrampilan

menejerial mulai dari membuat perencaan dan mengorganisir tugas – tugas pekerjaannya sampai pada evaluasi dengan efektif dan efisien

(52)

commit to user 52

4) Ketrampilan mengelola lingkungan kerja (Job/ Role

environment Skills) yaitu ketrampilan untuk berperan serta

dan memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan lingkungan yang mendukung kesehatan, keselamatan, keamanan dengan memperdayakan individu, keluarga dan masyarakat.

5) Ketrampilan beradaptasi (Transfer/ Adaptasi Skills ) yaitu

kemampuan untuk menerapkan ketrampilan dan pengetahuannya pada situasi yang baru, termasuk kemampuan kerjasama dan kemampuan berkomunikasi.

B. Penelitian Relevan

(53)

commit to user 53

ada. Sedangkan penentuaresponden dengan system undian atau dengan simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara motivasi belajar siswa dengan orientasi pasca lulus ditinjau dari Secara parsial diperoleh koefisien motivasi belajar akuntansi terhadap prestasi belajar akuntansi sebesar 0,281 sedangkan orientasi bekerja ataupun melanjutkan pendidikan sebesar 0,279 tampak bahwa hubungan motivasi belajar akuntansi lebih tinggi dari orientasi bekerja ataupun melanjutkan pendidikan terhadap prestasi belajar akuntansi. Berdasarkan analisa data bahwa siswa yang berorientasi melanjutkan pendidikan rata-rata prestasi belajarnya sebesar 8,0263 lebih tinggi dari siswa yang berorientasi untuk bekeja yakni sebesar 7,6410.

C. Kerangka Berfikir

(54)

commit to user 54

dikemukakan Maslow menyatkan bahwa suatu kebutuhan baru mulai dipikirkan bila kebutuhan yang mendahuluinya sudah terpenuhi.

Teori lain menyebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan berhasil bila didorong oleh kemauan dari dalam dirinya dan dorongan dari lingkungan sekitar. Kegitan belajar mengajar akan berhasil bila dalam diri mahasiswa ada motivasi untuk belajar.

(55)

commit to user 55

karena pujian merupakan reinforcement yang positif yang mampu menggerakkan motivai belajar mahasiswa.

Motivasi sangatlah penting sebagai pendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dcapai dan menyeleksi perbuatan. Dengan adanya motivasi, mahasiswa akan tergerak untuk belajar dan melakukan berbagai aktivitas yang terencana agar tujuannya tercapai. Tujuan di sini yakni pengharapan akan tingginya prestasi belajar sebagai hasil dari pelaksanaan belajar pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu mahasiswa yang ingin prestasinya tinggi harus pandai memanajemen waktu belajarnya dan menyeleksi perbuatan apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan agar tidak merugikan dirinya.

Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan mahasiswa setelah menyelesaikan proses belajarnya yang ditunjukkan dengan angka-angka atau simbol-simbol tertentu menutut aturan dalam pendiikan. Tinggi rendahnya prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh waktu yang tersedia untuk menyelesaikan bahan belajarnya, usaha mahasiswa untuk menguasai bahan belajar, bakat dan kemampuan mahasiswa serta kualitas pengajaran.

(56)

commit to user 56

oleh karena itu mahasiswa akan berusaha seoptimal mungkin untuk mencapai prestasi belajar yang baik.

Motivasi mahasiswa untuk mempelajari bidang keperawatan haruslah terus dipupuk sedemikian rupa baik motivasi intrinsik maupun pemberian motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran di kelas. Apabila mahasiswa memiliki motivasi yang kuat untuk mendalaminya secara sungguh-sungguh maka prestasi belajarnyapun akan meningkat.

Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai mahasiswa sangat tergantung pada usaha mahasiswa dalam menguasai suatu mata pelajaran yang tergabung dalam keahlian karena merupakan mata pelajaran yang sangat membutuhkan konsentrasi penuh dalam mempelajarinya karena di dalamya memuat pokok bahasan tentang ilmu – ilmu keperawatan.

Dalam proses pembelajaran, mahasiswa dituntut memiliki motivasi yang tinggi untuk mempelajarinya di sini diperlukan perhatian penuh, keaktifan, keterlibatan langcsung dan adanya balikan dan penguatan. Di sini guru juga perlu memahami perbedaan individual dari para siswanya karena pada dasrnya tidak ada dua orang siswa yang sama, masing-masing mahasiswa memiliki IQ, kecerdaasan dan latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini agar tujuan belajar yakni adanya penambahan pengetahuan, ketrampilan dan adanya perubahan tingkah laku pada diri sisa dapat terwujud.

(57)

commit to user 57

dan tingkat III Prodi D III Keperawatan haruslah terus dibangkitkan karena mahasiswa yang sudah berada di tingkat akhir ini sudah mulai memikirkan untuk menentukan masa depannya, akan bekerja ataukah melanjutkan pendidikan.

Bagi siswa yang berkingiann untuk bekerja, harus terus meningkatkan pengetahuannya sebagai bekal pengetahuan agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaannya. Bagi mahasiswa yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan, pengetahuan yang di dapatkan di bangku akademik harus terus dikembangkan sesuai dengan bidnag keahliannya. Usaha pencapaian prestasi belajar yang optimal bagi mahasiswa Prodi D III Keperawatan merupakan suatu yang tidak bisa ditunda lagi. Tingginya prestasi belajar merupakan modal utama bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan ataupun untuk bekerja. Oleh karena itu mahasiswa harus terus belajar dengan menggerakkan motivasi yang terpendam agar nantinya dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Peranan guru disini juga tidak kalah pentingnya yakni dengan pemberian motivasi ekstrinsik sebagai rangsangan dari luar untuk terus menggerakkan belajar mahasiswa baik itu melalui pemberian motivasi, pujian, kompetisi dan lain-lain.

Menurut uraian diatas dapat dijadikan kerangka berfikir sebagai berikut ; Gambar 2.2. Kerangka Berfikir

(58)

commit to user 58

Ket :

= tidak diteliti = diteliti

D. Hipotesis

1. Terdapat hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan pada mahasiswa tingkat III Prodi D III Keperawatan

2. Terdapat hubungan orientasi pasca lulus dengan motivasi belajar mahasiswa yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan pada mahasiswa tingkat III Prodi D III Keperawatan

3. Terdapat hubungan secara bersama – sama antara motivasi belajar dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi

Prestasi Belajar Motivasi Belajar

(59)

commit to user 59

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional karena pengukuran variable bebas dan variable terikat dilakukan secara bersama – sama.

B. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada mahasiswa Prodi D III Keperawatan Stikes An Nur Purwodadi dimulai pada tanggal 6 agustus 2010.

C. Populasi, Sampel dan Teknik pengambilan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto 1998:115). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II dan tingkat III Prodi D III Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi yang berjumlah 119 orang.

(60)

commit to user 60

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti (Arikunto 1998:117).

Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Surakhmad ( 2004 ). Adapun rumus tersebut adalah :

n = N ( N.d2+ 1) n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = presisi yang diharapkan

hasil perhitungan sampel diketahui sebagai berikut : n = 119 = 91,71

( 119 x 0,052+1 )

Sampel yang diperoleh dari hasil perhitungan dibulatkan menjadi 95 mahasiswa. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive random sampling. Tehnik Purposive Random sampling adalah tehnik pengambilan sampel dari populasi dengan cara stratifikasi dari daftar seluruh unit populasi ( zainuddin, 2003 ).

(61)

commit to user 61

Tabel 3.1 Mahasiswa Program studi D – III keperawatan Stikes an – Nur Purwodadi

NO TINGKAT JUMLAH

POPULASI

PROSENTASE JUMLAH SAMPEL

1 II 74 62% 59

2 III 45 38 % 36

Jumlah 119 100% 95

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi dari karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan ( Nursalam, Pariani S, 2001 )

Tabel 3.2.Definisi Operasonal Variabel Penelitian N

O

VARIABEL SKALA PENGUKURAN

1 Motivasi a. Alat ukur : angket

b. Kategori :

1. tinggi = 76 – 100 % dari

nilai tertinggi

2. sedang = 56 - 75 % dari nilai tertinggi

(62)

commit to user 62

c. Skala : ordinal

2 Orientasi pasca lulus a. Alat ukur : angket b. Kategori :

1. bekerja = 0

2. melanjutkan pendidikan = 1 c. skala : nominal

3 Prestasi belajar a. Alat ukur : angket b. Kategori :

1) 1. 3,51 – 4,00 = sangat

baik

2) 2,75 – 3,50 = baik 3) 2,00 – 2, 74 = cukup 4) 1,00 – 1,99 – kurang 5) 0,10 – 0,99 = buruk

skala : ordinal

E. Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan berupa angket yang diberikan kepada responden. Angket memuat semua pertanyaan yang merupakan variable yang akan diukur yaitu variable terikat dan variable bebas.

(63)

commit to user 63

sampel yang selanjutnya akan diuji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan rumus Alfa Cronbach.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto 1998:160). Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, mampu mengungkap data dari variabel yang di teliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Untuk menguji tingkat validitas instrumen, peneliti mengujicobakan (try out) instrumen tersebut diluar sampel penelitian, apabila data yang di dapat dari uji coba ini sudah sesuai dengan seharusnya, maka berarti bahwa instrumennya sudah valid. Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan teknik uji validitas,rumus yang di gunakan adalah korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut :

r

xy : N ( ∑XY ) – ( ∑ XY∑XY)

√{N∑X2 – ( ∑X)2}{N∑Y2- (∑X)2} Dimana :

r

xy = koefisien korelasi

(64)

commit to user 64

X = nilai dari variabel X

Y = nilai dari variabel Y (Arikunto 1998: 162).

Setelah diadakan uji validitas dapat di ketahui dengan pasti butir-butir manakah yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya.

Berdasarkan hasil perhitungan butir-butir soal instrumen yang terdiri atas 16 soal dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan taraf

signifikan α = 5% dan N= 20 menunjukkan bahwa hanya butir soal no.15

dengan nilai r

xy > rtabel maka dinyatakan valid. Dari 1 item butir soal yang tidak

valid, tidak digunakan dalam penelitian. Hal ini dikarenakan pada setiap indikator sudah terwakili oleh butir item yang di anggap valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah suatu taraf kepercayan yag tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau ketepatan hasil tes (Arikunto 1998:170). Dalam penelitian ini akan mengadakan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha yaitu :

Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya mempunyai rentangan nilai 1 sampai 5 bukan 1 sampai 0 (Arikunto 1998: 192). Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha dan di peroleh nilai alpha dari semua item soal dinyatakan reliabel karena nilai alpha > 0,6.

(65)

commit to user 65

Uji hipotesis menggunakan uji korelasi ganda. korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independent secara bersama – sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Untuk menghitung korelasi ganda, maka harus dihitung terlebih dahulu korelasi sederhanya dulu dengan korelasi product moment dari pearson ( sugiyono, 2007 ). Rumus korelasi ganda dua variabel sebagai berikut :

Ry.x1.x2=êƘƼ212 +ƘƼ222− 2ƘƼ21ƘƼ22Ƙ2122

1- rx1x22

Keterangan :

Ry.x1.x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama – sama

dengan Y

ryx1 = Korelasi product moment antara X1 dengan Y

ryx2 = Korelasi product moment antara X2 dengan Y

rx1x2 = Korelasi product moment antara X1 dengan X2

pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dapat menggunakan uji F dengan rumus :

Fh = R2 / k

( 1- R2)/( n – k – 1 ) Keterangan :

(66)

commit to user 66

Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Apabila F hitung lebih besar dari F tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antara motivasi belajar dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Motivasi Belajar

(67)

commit to user 67

tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif menjadi aktif pada saat tertentu terutama bila ada kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar (X1) Motivasi belajar (X1) dalam penelitian ini diartikan suatu dorongan yang menimbulkan mahasiswa untuk mempelajari mata kuliah keperawatan sehingga mahasiswa dapat mencapai tujuan yang diinginkan . Tujuan di sini diartikan pencapaian prestasi belajar yang optimal sehingga keinginan mahasiswa untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan dapat terwujud.

Dari instrumen penelitian, kriteria tinggi rendahnya motivasi belajar mahasiswa D – III keperawatan dapat dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Penilaian motivasi mahasiswa

Penilaian Motivasi Jumlah Prosentase Tinggi

Dalam penelitian ini, dari sampel sejumlah 95 mahasiswa,15 mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi dan 77 mahasiswa memiliki motivasi yang sedang sedangkan 3 mahasiswa memiliki motivasi rendah.

(68)

commit to user 68

2. Orientasi pasca lulus

Sedangkan untuk orientasi pasca lulus mahasiswa ( X2 ) dapat dikategorikan menjadi mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah diberi angka 0 dan mahasiswa yang bekerja dengan angka 1.

Tabel 4.2 Orientasi mahasiswa pasca lulus

Orientasi Jumlah Prosentase

Bekerja

Melanjutkan kuliah

46 49

48,42% 51,57%

Gambar 4.2. orientasi pasca lulus 3%

81% 16%

motivasi

rendah

sedang

(69)

commit to user 69

3. Prestasi Belajar

Menurut Sudrajat dalam Hariyanto(2002:35) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar yang dinyatakan dengan angka-angka atau symbol sesuai dengan tujuan pendidikan. Prestasi belajar belajar pada mahasiswa program studi D III keperawatan biasanya ditunjukkan oleh nilai indeks prestasi persmester yaitu semester 1 – 5 pada mahasiswa tingkat 3 dan semester 1 – 3 pada mahasiswa tingkat 2.

Tabel 4.3. Penilaian indeks prestasi mahasiswa

Penilaian indeks prestasi Jumlah Prosentase Amat Baik

Baik Cukup

2 63 30

2,11 % 66,31% 31,57 % 48%

52%

orientasi pasca lulus

bekerja

Gambar

tabel 0,02 (ρ= 0.000), 2) ada hubungan yang signifikan antara orientasi pasca
Gambar 2.1. Hirarki Kebutuhan menurut Maslow
Gambar 2.2. Kerangka Berfikir
Tabel 3.1 Mahasiswa Program studi D – III keperawatan Stikes an
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data Envelopment Analysis (DEA) adalah suatu metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang

Implementasi merupakan tampilan hasil dari sebuah perancangan aplikasi pembelajaran membaca huruf hijaiyah yang telah dibuat. Sebelum melihat huruf hijaiyah bisa

Kerja Praktek (KP) merupakan salah suatu kegiatan akademik yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi S1 di Fakultas Informatika, kegiatan KP dilaksanakan dengan

(2) Penyaluran Dana Desa tahap II untuk BLT Desa bulan kedelapan sampai dengan bulan kedua belas sebagaimana dimaksud pada pasal 10 ayat (1) huruf b masing-masing bulan

Dari gambar grafik perbandingan respon perpindahan, kecepatan, percepatan pada seperempat kendaraan mobil dengan suspensi yang menggunakan shock absorber hidrolis

Cadangan devisa berpengaruh postif terhadap volume impor, karena dengan adanya cadangan devisa yang didapat oleh Indonesia dari perdagangan ekspor, adanya tenaga

Namun apabila petugas klaim yang tidak jujur menolaknya dengan melakukan kecurangan (meminta revisi atau koreksi terhadap dokumen klaim yang diajukan pemegang

Untuk laju pertumbuhan riil yang diperoleh dari PDRB kelompok sektor atas dasar harga konstan 2000 maka tingkat pertumbuhan terbesar berdasarkan kelompok sektor pada tahun