• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peneliti melakukan penelusuran di internet untuk mengetahui kemungkinan duplikasi judul yang tidak disengaja dengan penelitian-penelitian lainnya. Penelusuran ini dilakukan dengan menggunakan mesin pencari google122. Hasilnya; tidak ada satupun judul, topik atau nama apapun yang mendekati judul penelitian ini. Berikut ini beberapa hasil pencariannya.

Tabel 7. Keaslian Judul Penelitian

No. Penulis & Judul Tulisan Kesimpulan

1 Penulis:

Muhammad Amin Suma Judul:

Kedudukan Dan Peran Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional Saat Ini Dan Arah Kecenderungannya Di Masa Datang

1. Kedudukan hukum Islam dalam sistem hukum nasionallndonesia memiliki tempat atau posisi yang tidak saja jelas, akan tetapi juga

konstitusional dan bahkan legal formal. Sistem hukum Islam tidak saja menempati posisi sebagai bahan baku bagi sumber hukum positif yang berlaku atau hendak diberlakukan, sistem hukum Islam juga bisa dijadikan hukum positif secara langsung. Dengan kalimat lain, positifisasi hukum Islam ke dalam sistem hukum nasionallndonesia, bisa secara langsung maupun tidak langsung. 2. Senafas dengan kedudukannya yang

konstitusional, sistem hukum Islam kini memiliki peranan yang sang at penting dan nyata bagi penerapan hukum positif Indonesia. Termasuk dalam penyempurnaan dan bahkan mengisi kekosongan hukum yang belum diisi dengan sistem hukum nasional, seperti dalam bidang hukum keluarga dan di dalam hukum ekonomi dan keuangan syariah.

3. Memperhatikan fenomena sosial dan

kecenderungan masyarakathukum Indonesia yang mendambakan sistem hukum yang terasalebih adil dan lebih merata, maka sistem hukum nasional Indonesiadi masa-masa yang akan datang tampak akan lebihcenderung kepada sistem hukum Islam dibandingkan dengankecenderungannya ke arah hukum lain, misalnya sistem hukumadat dan bahkan sistem hukum konvensional yang berasal dariBarat sekalipun. Alasannya, selain

kecenderungan yang telahdikemukakan di atas, terutama dihubungkan dengan sumber

122

Penelusuran dilakukan pada hari Senin tanggal 8 Februari 2016 antara jam 20.00-21.00 WIB.

Perbedaan: Judul dan kesimpulan sangat berbeda. Kesimpulan ke-1: Sistem hukum Islam dapat dijadikan hukum positif.Menurut Peneliti:Hukum positif dapat dijadikan hukum Islam positif. Kesimpulan ke-2: Hukum Islam mengisi kekosongan hukum, diantaranya hukum ekonomi.

Menurut Peneliti:Hukum Islam positif menjadi hukum alternatif, bagian dari pembangunan hukum. Kesimpulan ke-3: Sistem hukum Indonesia kedepan akan cenderung kepada sistem hukum Islam.Menurut Peneliti:Sistem hukum Islam sekarang didorong kepada sistem hukum Islam

hukumIslam itu sendiri (ai-Quran dan ai-Hadits) yang sama sekali tidakpernah menipis apalagi kering dalam memberikan kontribusiterhadap norma-norma hukum dan keadilan yang didambakanmasyarakat hukum. Lebih-lebih masyarakat hukum Indonesia yangmayoritas memang memeluk Islam.

2 Penulis: A. Kumedi Ja’far Judul: TEORI-TEORI PEMBERLAKUAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA

1. Pada masa Hindia Belanda, mereka (Belanda) masih mengakui dan menghormati hukum Islam sehingga muncullah teori Receptio A Complexu, yakni penerimaan hukum Islam sepenuhnya. 2. Penasehat Pemerintah Hindia Belanda Christian

Snouck dengan teorinya "Receptio", bertujuan menguatkan penjajahan Belanda dengan melalui pendekatan kebudayaan dan menentang serta memberhentikan teori Receptio In Complexu. Semua ini bertujuan untuk menjauhkan umat Islam dari hukum Islam.

3. Setelah Indonesia merdeka sangat dirasakan, bahwa teori Receptio sangat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 oleh karena itu, teori Receptio haras tetap exist dalam pembentukan hukum baru Indonesia, sebab hukum Islam menjadi faktor utama dalam pembangunan hukum baru Indonesia yang berupa hukum nasional Indonesia.

4. Munculnya teori Receptio A Contrario berarti bahwa bagi umat Islam berlaku hukum Islam, sedangkan hukum adat dapat berlaku apabila tidak bertentangan dengan hukum Islam.

5. Dalam pembangunan hukum nasional Indonesia, hukum agama (Hukum Islam) menjadi dasar yang paling dominan, dimana hukum Islam sangat berperan dalam membentuk prilaku manusia Indonesia. Oleh karenanya hukum Islam menjadi unsur mutlak bagi pembangunan hukum nasional Indonesia.

Perbedaan: Judul dan kesimpulan sangat berbeda. Kesimpulan ke-1:

Penerimaan hukum Islam sepenuhnya pada masa Hindia Belanda.Menurut Peneliti:Tidak membahas hukum Islam pada masa Hindia Belanda. Kesimpulan ke-2: Pendekatan kebudayaan terhadap hukum Islam. Menurut

Peneliti:Pendekatan Hukum Islam terhadap hukum positif.

Kesimpulan ke-3: Hukum Islam menjadi faktor utama pembangunan hukum. Menurut Peneliti:Hukum Islam bagian integral pembangunan hukum. Kesimpulan ke-4: Bagi orang Islam berlaku hukum Islam.Menurut Peneliti: Dalam bidang

perekonomian, hukum Islam adalah pilihan hukum orang Islam dan pemeluk agama lainnya.

Kesimpulan ke-5: Hukum Islam menjadi unsur mutlak bagi pembangunan hukum nasional Indonesia.Menurut Peneliti:Hukum Islam bagian integral pembangunan hukum nasional Indonesia

3 Penulis: Rahmawati Pardjaman Judul: TRANSFORMASI NILAI-NILAI SYARIAH KE DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL (SEBUAH PENDEKATAN HERMENEUTIKA)

Penerapan hukum Islam yang masuk ke dalam tata hukum negara Indonesia merupakan suatu keniscayaan karena selain karena mayoritas warga masyarakat beragama Islam, akar historis sejarah menyebutkan hukum Islam sudah dapat diterima dan dijalankan dengan penuh kesadaran oleh masyarakat ketika itu. Keberadaan hukum sesungguhnya adalah untuk memberikan kepastian dalam melakukan aktifitas sosial, mana yang harus dilakukan dan mana yang seharusnya ditinggalkan. Hukum Islam substansinya lebih mendalam dari hanya sekedar melakukan dan tidak melakukan suatu perbuatan sosial karena pelaksanaan hukum Islam akan membuahkan hasil yang diyakini oleh umat Islam berpahala dan akan mendapatkan balasan kebaikan (surga) di yaumil akhir kelak. 4 Penulis: Nugraha Pranadita Judul: PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN IMPLEMENTASINYA PADA NEGARA KESEJAHTERAAN

1. Terkait dengan identifikasi masalah yang pertama:

a. Adanya kesesuaian dalam hal perlindungan antara perlindungan HKI berdasarkan persetujuan TRIPs, sistem hukum Indonesia, dan fatwa MUI.

b. Kesesuaian yang dimaksud pada huruf a diatas disebabkan karena persetujuan TRIPs menjadi dasar pembentukan undang-undang perlindungan HKI dalam sistem hukum Indonesia, selanjutnya undang-undang tersebut dijadikan dasar bagi dikeluarkannya fatwa MUI yang dimaksud.

2. Terkait dengan identifikasi masalah yang kedua: Perlindungan HKI berdasarkan prinsip syariah dapat diimplementasikan dalam perdagangan internasional (yang Perbedaan: Judul dan

kesimpulan sangat berbeda.

Menurut Peneliti: Meskipun judul dan tema bahasan berbeda, tetapi kesimpulan dalam kadar tertentu mempunyai kesamaan, yaitu; keniscayaan masuknya hukum Islam ke dalam tata hukum Indonesia dan substansi hukum Islam yang berdimensi ibadah.

Perbedaan: Judul dan kesimpulan sangat berbeda.

tidak bertentangan dengan syariah). Implementasinya dilakukan melalui akad-akad bisnis syariah sebagaimana diatur dalam KHES.

3. Terkait dengan identifikasi masalah yang ketiga: Konsep sistem HKI syariah merupakan pelaksanaan tujuan negara kesejahteraan (Indonesia) yaitu mensejahterakan masyarakatnya melalui fungsi, tugas, kewajiban dan tanggungjawab lembaga negara bidang kehakiman yang dalam hal ini adalah Pengadilan Agama.

Berdasarkan hasil penelusuran tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada judul tulisan yang mendekati judul penelitian ini. Dengan demikian penelitian

dengan judul “Resepsi Dan Harmonisasi Kaidah Syariah Islam Dalam Undang-Undang Tentang Hak Cipta Pada Sistem Hukum Indonesia” ini layak dilakukan

karena terhindar dari kemungkinan duplikasi judul yang tidak disengaja. Penelitian ini adalah

penelitian lanjutan. Pada pokoknya penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa HKI berdasarkan prinsip syariah dapat diimplementasikan. Penelitian ini akan membuktikan bagaimana HKI syariah, khususnya terkait hak cipta syariah di

implementasikan di dalam sistem hukum Indonesia.