BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.2. Karakteristik Responden
4.3.2. Otonomi
Berdasarkan hasil analisis jawaban responden pada aspek otonomi, diketahui
bahwa 25 (41.7%) responden mempunyai hak untuk menolak pasien jika pasien yang
dirawat sudah terlalu banyak, 1 (1.6%) bersikap netral dan 34 (56.7%) menyatakan
tidak mempunyai hak untuk menolak pasien, meski pasien yang dirawat sudah terlalu
banyak. Sebanyak 27 (45.0%) responden mempunyai hak untuk meminta
perlengkapan yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaannya, 22 (36.7%)
responden memilih bersikap netral dan 11 (11.83%) responden menyatakan tidak
mempunyai hak untuk meminta perlengkapan yang dibutuhkan dalam menjalankan
pekerjaannya. Terdapat 27 (45.0%) responden yang menyatakan diberi wewenang
oleh atasannya untuk membuat keputusan jika menghadapi pasien yang sulit, 29
(48.3%) responden bersikap netral dan 4 (6.7%) responden menyatakan tidak diberi
wewenang oleh atasannya untuk membuat keputusan jika menghadapi pasien yang
sulit. Secara rinci jawaban responden atas pernyataan di kuesioner pada aspek
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Otonomi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Jawaban
Setuju Netral Tidak
Setuju
Jumlah
No Otonomi
n % n % n % n %
1
Saya mempunyai hak untuk menolak pasien jika pasien yang saya rawat sudah terlalu banyak
25 41.7 1 1.6 34 56.7 60 100.0
2
Saya mempunyai hak untuk meminta perlengkapan yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan saya
27 45.0 22 36.7 11 18.3 60 100.0
3
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan jiwa, prosedur yang ditetapkan atasan adalah sesuai dengan standar profesi ke-perawatan jiwa
27 45.0 29 48.3 4 6.7 60 100.0
4
Atasan saya memberi wewenang kepada saya untuk membuat keputusan jika menghadapi pasien-pasien yang sulit
37 61.7 23 38.3 0 0 60 100.0
Tingkat otonomi perawat pelaksana dalam menjalankan asuhan keperawatan
di rumah sakit jiwa dalam kategori kurang. Hal ini terlihat dari 33 (55.0%) perawat
memiliki tingkat otonomi yang kurang, 27 (45.0%) perawat memiliki tingkat otonomi
yang baik, dan tidak terdapat perawat yang memiliki tingkat otonomi yang cukup
dalam menjalankan asuhan keperawatan di bangsal rawat inap ruang rawat inap
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Otonomi dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
No Uraian Tugas Jumlah Persen Mean Range
1 Baik 27 45.0 9.4 – 12.0
2 Cukup 0 0.0 9.12 7.2 – 9.3
3 Kurang 33 55.0 5.0 – 7.1
Jumlah 60 100.0
4.3.3. Target Kerja
Berdasarkan hasil analisis jawaban responden pada aspek target kerja,
diketahui bahwa bahwa 15 (25.0%) responden menyatakan bahwa mereka melakukan
pekerjaan sesuai dengan target kerja yang ditetapkan oleh pimpinan, 15 (25.0%)
responden bersikap netral dan 30 (50.0%) responden tidak melakukan sesuai dengan
target kerja yang ditetapkan oleh pimpinan. Terdapat 29 (48.3%) responden
menyatakan bahwa pimpinan selalu berdiskusi dalam menentukan target kerja, 16
(26.7%) responden bersikap netral dan hanya 15 (25.0%) responden yang
menyatakan bahwa pimpinan tidak pernah berdiskusi dalam menentukan target kerja.
Sebanyak 29 (48.3%) responden menyatakan bahwa target kerja dapat dicapai apabila
bersedia bekerja secara maksimal, 29 (48.3%) responden bersikap netral dan 2 (3.4%)
responden menyatakan meski sudah bekerja secara maksimal target kerja tetap tidak
dapat dicapai. Sebanyak 40 (66.7%) responden menyatakan bahwa atasan selalu
mengadakan evaluasi dan mencari faktor penghambat dalam mencapai target kerja
yang telah ditentukan, 20 (33.3%) bersikap netral dan tidak ada responden yang
penghambat dalam mencapai target kerja yang telah ditentukan. Secara rinci jawaban
responden atas pernyataan di kuesioner pada aspek target kerja dapat dilihat pada
Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Target Kerja di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Jawaban
Setuju Netral Tidak
Setuju
Jumlah
No Target Kerja
n % n % n % n %
1
Pimpinan menetapkan target kerja yang harus saya lakukan pada waktu tertentu sesuai
15 25.0 15 25.0 30 50.0 60 100.0
2
Target kerja yang ditentukan selalu didiskusikan bersama-sama pimpinan dan bawahan
29 48.3 16 26.7 15 25.0 60 100.0
3
Target kerja yang ditentukan dapat dicapai jika saya bekerja dengan maksimal
29 48.3 29 48.3 2 3.4 60 100.0
4
Atasan saya selalu mengadakan evaluasi dan mencari faktor apa saja yang menghambat untuk mencapai target kerja yang telah ditentukan
40 66.7 20 33.3 - - 60 100.0
Target kerja yang dibuat oleh pihak manajemen rumah sakit dalam
menjalankan asuhan keperawatan di rumah sakit jiwa dalam kategori cukup. Hal ini
terlihat dari mean (rata-rata hitung) sebesar 9.10, yaitu terletak antara range 7.5 – 9.9
(cukup). Lebih rinci dapat dijelaskan bahwa terdapat 29 (48.3%) perawat pelaksana
yang dapat mencapai target kerja dengan baik, 2 (3.4%) dapat mencapai target kerja
dengan cukup, dan 29 (48.3%) kurang dapat mencapai target kerja yang ditentukan
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Target Kerja dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
No Target Kerja Jumlah Persen Mean Range
1 Baik 29 48.3 10.0 – 12.0
2 Cukup 2 3.4 9.10 7.5 – 9.9
3 Kurang 29 48.3 5.0 – 7.4
Jumlah 60 100.0
4.3.4. Komunikasi
Berdasarkan hasil analisis jawaban responden pada aspek komunikasi,
diketahui bahwa bahwa 26 (43.3%) responden menyatakan bahwa dalam
melaksanakan asuhan keperawatan komunikasi dilakukan ketika operan,
preconference dan postconference, 9 (15.0%) responden bersikap netral dan 25
(41.7%) responden menyatakan tidak pernah melakukan komunikasi dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Terdapat 34 (56.7%) responden yang menyatakan
bahwa atasan selalu memberikan informasi, instruksi dan pengarahan dalam
melaksanakan pekerjaannya, 15 (25.0%) responden bersikap netral dan 11 (18.3%)
responden tidak pernah diberi informasi, instruksi maupun pengarahan oleh atasan
dalam melaksanakan pekerjaannya. Sebanyak 34 (56.7%) reponden menyatakan
bahwa keluhan-keluhan perawat dalam melaksanakan pekerjaan selalu didengar oleh
atasan maupun teman sekerjanya, 22 (36.6%) responden bersikap netral dan 4 (6.7%)
responden menyatakan bahwa keluhan-keluhan perawat dalam melaksanakan
pekerjaan tidak pernah didengar oleh atasan maupun teman sekerjanya. Terdapat 40
komunikasi dengan profesi lain, seperti dokter maupun psikiater, 19 (31.7%)
responden bersikap netral dan 1 (1.6%) responden menyatakan bahwa mereka sulit
untuk melakukan komunikasi dengan profesi lain, seperti dokter maupun psikiater.
Secara rinci jawaban responden atas pernyataan di kuesioner pada aspek komunikasi
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
]
Jawaban
Setuju Netral Tidak
Setuju
Jumlah
No Komunikasi
n % n % n % n %
1
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, komunikasi perawat melalui operan, preconference,postconference selalu dilaksanakan
26 43.3 9 15.0 25 41.7 60 100.0
2
Atasan memberi informasi, instruksi, pengarahan dalam melaksanakan pekerjaan saya
34 56.7 15 25.0 11 18.3 60 100.0
3
Keluhan-keluhan saya dalam melaksanakan pekerjaan sering didengar oleh atasan maupun teman sekerja saya
34 56.7 22 36.6 4 6.7 60 100.0
4
Saya merasakan komunikasi dengan profesi lain seperti dokter/ psikiater biasanya tidak mengalami hambatan
40 66.7 19 31.7 1 1.6 40 100.0
Komunikasi antara perawat dengan perawat lain, dengan dokter maupun
dengan pihak manajemen dalam menjalankan asuhan keperawatan di rumah sakit
jiwa pada kategori cukup. Hal ini terlihat dari mean (rata-rata hitung) sebesar 9.55,
yaitu terletak antara range 7.7 – 10.3 (cukup). Lebih rinci dapat dijelaskan bahwa
dapat melakukan komunikasi dengan cukup, dan 23 (38.3%) terdapat perawat kurang
dapat melakukan komunikasi dengan perawat lain dengan dokter maupun dengan
pihak manajemen. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Komunikasi dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
No Komunikasi Jumlah Persen Mean Range
1 Baik 33 54.0 10.4 – 12.0
2 Cukup 4 6.7 9.55 7.7 – 10.3
3 Kurang 23 38.3 5.0 – 7.6
Jumlah 60 100.0
4.3.5. Hubungan Kerja
Berdasarkan hasil analisis jawaban responden pada aspek hubungan kerja,
diketahui bahwa 13 (21.7%) responden menyatakan bahwa atasan percaya dan dapat
menghargai apa yang dikerjakan perawat, 19 (31.7%) responden bersikap netral dan
28 (46.7%) responden menyatakan bahwa atasan tidak percaya dan tidak menghargai
apa yang dikerjakan perawat. Terdapat 23 (38.3%) responden menyatakan bahwa
dalam mengambil keputusan, atasan jarang menyudutkan dan menyalahkan perawat,
22 (36.7%) responden bersikap netral dan 15 (15.0%) responden menyatakan bahwa
dalam mengambil keputusan, atasan selalu menyudutkan dan menyalahkan perawat.
Sebanyak 30 (50.0%) responden menyatakan bahwa jarang terjadi antar perawat
karena mereka bertanggungjawab terhadap pekerjaannya masing-masing, 21 (35.0%)
responden bersikap netral dan 9 (15.0%) responden menyatakan bahwa sering terjadi
konflik antar perawat karena tidak bertanggungjawab terhadap pekerjaannya.
hubungan kerja secara hangat, harmonis dan saling percaya dengan sesama pekerja,
21 (35.0%) responden bersikap netral dan 13 (21.7%) tidak mampu melakukan
hubungan kerja secara hangat, harmonis dan saling percaya dengan sesama pekerja.
Secara rinci jawaban responden atas pernyataan di kuesioner pada aspek hubungan
kerja dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Kerja di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Jawaban
Setuju Netral Tidak
Setuju
Jumlah
No Hubungan Kerja
n % n % n % n %
1
Atasan saya mempercayai dan menghargai apa yang saya kerjakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
13 21.7 19 31.7 28 46.7 60 100.0
2
Pengambilan keputusan oleh atasan saya dalam menghadapi masalah jarang
menyudutkan dan menyalahkan saya
23 38.3 22 36.7 15 25.0 60 100.0
3
Konflik antar perawat jarang terjadi oleh karena perawat melaksanakan pekerjaannya dengan tanggung jawab
30 50.0 21 35.0 9 15.0 60 100.0
4
Hubungan kerja dengan perawat lain, dokter, atasan, atau pegawai rumah sakit biasanya harmonis, hangat dan saling mempercayai
26 43.3 21 35.0 13 21.7 60 100.0
Hubungan kerja yang terjadi antara perawat dengan perawat lain, dengan
dokter dalam menjalankan asuhan keperawatan di rumah sakit jiwa maupun dengan
pihak yang mendapat pelayanan pada kategori cukup. Hal ini terlihat dari mean
dapat dijelaskan bahwa terdapat 24 (40.0%) perawat dapat melakukan hubungan kerja
dengan baik, 7 (11.7%) dapat melakukan hubungan kerja dengan cukup, dan 29
(48.3%) perawat kategori kurang dalam hubungan kerja dengan perawat lain, dengan
dokter maupun dengan pihak manajemen maupun dengan pihak yang mendapatkan
pelayanan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Hubungan Kerja dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
No Hubungan Kerja Jumlah Persen Mean Range
1 Baik 24 40.0 10.6 – 12.0
2 Cukup 7 11.7 8.45 7.8 – 10.5
3 Kurang 29 48.3 5.0 – 7.7
Jumlah 60 100.0
4.3.6. Iklim Kerja
Berdasarkan hasil analisis jawaban responden pada aspek iklim kerja,
diketahui bahwa 23 (38.3%) responden merasa bahwa honor yang diterima sesuai
dengan pekerjaannya, 4 (6.7%) responden bersikap netral dan 33 (55.0%) responden
merasa honor yang diterima tidak sesuai dengan pekerjaannya. Terdapat 26 (48.3%)
responden yang menyatakan bahwa mereka merasakan adanya manfaat jika pasien
yang dilayani terlalu banyak, 18 (30.0%) responden bersikap netral dan 16 (26.7%)
responden merasa tidak adanya manfaat jika pasien yang dilayani terlalu banyak.
Sebanyak 28 (46.7%) responden menyatakan bahwa ingin mempertahankan
pekerjaan walaupun beban kerja terlalu berat, 25 (41.7%) responden bersikap netral
walaupun beban kerja terlalu berat. Terdapat 37 (61.7%) responden merasa bahwa
atasan selalu perhatian dan tanggap terhadap pekerjaannya, 23 (38.3%) responden
bersikap netral dan tidaka ada responden merasa bahwa atasan tidak perhatian dan
tanggap terhadap pekerjaannya. Secara rinci jawaban responden atas pernyataan di
kuesioner pada aspek iklim kerja dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Iklim Kerja di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Jawaban
Setuju Netral Tidak
Setuju
Jumlah
No Iklim Kerja
n % n % n % n %
1
Honor yang saya terima sesuai dengan pekerjaan saya
23 38..3 4 6.7 33 55.0 60 100.0
2
Saya merasakan adanya manfaat pekerjaan saya jika pasien yang saya layani terlalu banyak
26 48.3 18 30.0 16 26.7 60 100.0
3
Saya ingin mem-pertanggung jawabkan pekerjaan saya walaupun beban kerja saya terlalu berat
28 46.7 25 41.7 7 11.6 60 100.0
4
Atasan saya mem-perhatikan dan tanggap terhadap pekerjaan saya
37 61.7 23 38.3 - - 60 100.0
Iklim kerja dalam menjalankan asuhan keperawatan di rumah sakit jiwa di
ruang rawat inap pada kategori cukup. Hal ini terlihat dari mean (rata-rata hitung)
sebesar 8.97, yaitu terletak antara range 7.8 – 10.5 (cukup). Lebih rinci dapat
dijelaskan bahwa terdapat 26 (43.3%) perawat yang mempersepsikan bahwa iklim di
(46.7%) perawat menyatakan bahwa iklim kerja di ruang rawat inap Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera kurang. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Iklim Kerja dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
No Iklim Kerja Jumlah Persen Mean Range
1 Baik 26 43.3 10.6 – 12.0
2 Cukup 6 10.0 8.97 7.8 – 10.5
3 Kurang 28 46.7 5.0 – 7.7
Jumlah 60 100.0
4.3.7. Peluang Berkarier
Berdasarkan hasil analisis jawaban responden pada aspek peluang berkarier,
diketahui bahwa terdapat 13 (21.7%) responden yang menginginkan adanya peluang
untuk meningkatkan karier sesuai hasil kerjanya, 17 (28.3%) responden bersikap
netral dan 30 (50.0%) responden tidak menginginkan adanya peluang untuk
meningkatkan karier sesuai hasil kerjanya. Sebanyak 27 (45.0%) responden merasa
diberi bimbingan dan informasi tentang karier yang ada di rumah sakit, 16 (26.7%)
responden bersikap netral dan 17 (28.3%) responden merasa tidak pernah diberi
bimbingan dan informasi tentang karier yang ada di rumah sakit. Terdapat 40 (66.7%)
responden merasa diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan
yang lebih tinggi untuk menunjang kariernya, 19 (31.7%) responden bersikap netral
dan 1 (1.6%) responden menyatakan tidak diberi kesempatan untuk memperoleh
pendidikan dan keterampilan yang lebih tinggi untuk menunjang kariernya. Sebanyak
atasannya, 10 (16.7%) responden bersikap netral dan 3 (5.0%) responden merasa
bahwa prestasi kerjanya tidak dihargai dan tidak diperhatikan oleh atasannya. Secara
rinci jawaban responden atas pernyataan di kuesioner pada aspek peluang karier dapat
dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Peluang Berkarier di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Jawaban
Setuju Netral Tidak
Setuju
Jumlah No Peluang Berkarier
n % n % n % n %
1
Atasan memberi peluang peningkatan karier sesuai dengan hasil kerja yang saya lakukan
13 21.7 17 28.3 30 50.0 60 100.0
2
Atasan saya memberikan bimbingan dan informasi tentang karier yang ada di rumah sakit ini
27 45.0 16 26.7 17 28.3 60 100.0
3
Saya diberi kesempatan oleh atasan saya untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan yang lebih tinggi untuk menunjang karier saya di rumah sakit ini
40 66.7 19 31.7 1 1.6 60 100.0
4
Atasan saya memperhatikan dan menghargai seluruh prestasi pekerjaan saya sejak saya bekerja di rumah sakit ini
47 78.3 10 16.7 3 5.0 60 100.0
Perawat pelaksana yang bertugas dalam menjalankan asuhan keperawatan di
rumah sakit jiwa di ruang rawat inap memiliki peluang berkarier pada kategori cukup.
Hal ini terlihat dari mean (rata-rata hitung) sebesar 9.27, yaitu terletak antara range
7.7 – 10.3 (cukup). Lebih rinci dapat dijelaskan bahwa terdapat 24 (40.0%) perawat
perawat yang menyatakan cukup, dan 8 (13.3%) perawat yang menyatakan bahwa
peluang kariernya kurang. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Peluang Berkarier dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
No Peluang Berkarier Jumlah Persen Mean Range
1 Baik 24 40.0 10.4 – 12.0
2 Cukup 28 46.7 9.27 7.7 – 10.3
3 Kurang 8 13.3 5.0 – 7.6
Jumlah 60 100.0
4.3.8. Fasilitas Kerja
Berdasarkan hasil analisis jawaban responden pada aspek fasilitas kerja,
diketahui bahwa terdapat 27 (45.0%) responden menyatakan bahwa kondisi
gedung/bangsal rawat inap rumah sakit sangat menunjang kelancaran dalam
melaksanakan asuhan keperawatan, tidak ada responden bersikap netral dan 33
(55.0%) responden merasa bahwa kondisi gedung/bangsal rawat inap rumah sakit
tidak menunjang kelancaran dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Terdapat 27
(45.0%) responden yang menyatakan bahwa prasarana rumah sakit, seperti air dan
listrik sangat menunjang dalam melaksanakan asuhan keperawatan, 30 (50.0%)
responden bersikap netral dan 3 (5.0%) responden merasa bahwa prasarana rumah
sakit, seperti air dan listrik tidak menunjang dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Sebanyak 27 (45.0%) responden menyatakan bahwa kondisi dan jumlah
alat rumah tangga, seperti tempat tidur, kasur, sprei dan sejenisnya sangat menunjang
dalam memberikan asuhan keperawatan, 32 (53.4%) responden bersikap netral dan 1
Secara rinci jawaban responden atas pernyataan di kuesioner pada aspek peluang
karier dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Fasilitas Kerja di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Jawaban
Setuju Netral Tidak
Setuju
Jumlah No Fasilitas Kerja
n % n % n % n %
1
Kondisi gedung rumah sakit ini sangat menunjang kelancaran saya dalam melaksanakan asuhan keperawatan
27 45.0 - - 33 55.0 60 100.0
2
Prasarana seperti air, listrik sangat menunjang kelancaran saya dalam melaksanakan asuhan keperawatan
27 45.0 30 50.0 3 5.0 60 100.0
3
Alat keperawatan seperti tensimeter, stetoskop, thermometer tersedia dan lengkap di bangsal rumah sakit ini
27 45.0 32 53.4 1 1.6 60 100.0
4
Kondisi serta jumlah alat rumah tangga seperti tempat tidur, bantal, seprei, sapu dan lain-lain yang ada di bangsal rumah sakit ini sangat menunjang kelancaran dalam
melaksanakan asuhan keperawatan
31 51.7 29 48.3 - - 60 100.0
Fasilitas kerja yang terdapat di ruang rawat inap dalam menjalankan asuhan
keperawatan di rumah sakit jiwa pada kategori cukup. Hal ini terlihat dari mean
(rata-rata hitung) sebesar 9.25, yaitu terletak antara range 9.6 – 12.0 (cukup). Lebih rinci
dapat dijelaskan bahwa terdapat 27 (45.0%) perawat yang menyatakan bahwa fasilitas
bahwa fasilitas kerja yang terdapat di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara adalah kurang. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Fasilitas Kerja dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
No Fasilitas Kerja Jumlah Persen Mean Range
1 Baik _-
-2 Cukup 27 45.0 9.25 9.6 – 12.0
3 Kurang 33 55.0 7.0 – 9.5
Jumlah 60 100.0
Berdasarkan kriteria penilaian dengan memperhitungkan mean (rata-rata
hitung) dan standard deviasi (lihat kriteria penilaian lingkungan kerja organisasi pada
tabel 3.4). Secara umum dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja organisasi di
Rumah Sakit Jiwa Daerah provinsi Sumatera Utara pada kategori cukup. Hal ini
terlihat dari mean (rata-rata hitung) sebesar 73.5, yaitu terletak antara range 62.5 –
74.9 (kategori cukup). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18. Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan Kerja Organisasi dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
No Lingkungan Kerja Organisasi Jumlah Persen Mean Range 1 Baik 12 20.0 75.0 – 95.0 2 Cukup 35 58.3 73.55 62.5 – 74.9 3 Kurang 13 21.7 50.0 – 62.4 Jumlah 60 100.0
4.4. Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Jiwa