• Tidak ada hasil yang ditemukan

Outer Loading (Model Pengukuran dan Validitas)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3. Analisis Data

4.3.2. Outer Loading (Model Pengukuran dan Validitas)

4.3.2.1. First Order (Model Pengukuran Variabel dengan Dimensi)

Model variabel Ekuitas Merek (X) dengan dimensi dengan bentuk formatif pada dasarnya merupakan hubungan regresi dimensi ke variabel, maka cara menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi tersebut. Jadi dilihat nilai outer weight masing-masing dimensi

Tabel 4.10

Outer Weights (Model Pengukuran Variabel dengan Dimensi)

Dimensi -> Variabel Original Sample Sample Mean Standard Deviation Standard Error T Statistics Kesadaran Merek (X1) -> Ekuitas Merek (X) 0.107 0.105 0.176 0.176 0.609 Kesan Kualitas (X2) -> Ekuitas Merek (X) 0.534 0.498 0.082 0.082 6.532 Asosiasi Merek (X3) -> Ekuitas Merek (X) 0.267 0.252 0.047 0.047 5.706 Loyalitas Merek (X4) -> Ekuitas Merek (X) 0.344 0.332 0.098 0.098 3.507 Sumber : Lampiran 3

Hasil pengujian pada tabel outer weight menunjukkan bahwa tidak seluruh dimensi pada variabel Ekuitas Merek (X) signifikan, karena signifikan apabila nilai T-Statistiknya lebih besar dari 1,645 (pada Z α = 0,10). Dimensi Kesadaran Merek menunjukan nilai dibawah 1,645. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak seluruh dimensi tersebut sebagai pengukur variable Ekuitas Merek (X), namun demikian Dimensi lainnya yaitu Asosiasi Merek, Kesan Kualitas dan Loyalitas merek adalah signifikan karena nilainya lebih bear dari 1,645 (pada Z α = 0,10).

4.3.2.2. Second Order (Model Pengukuran Dimensi dengan Indikator)

Model pengukuran indikator dengan dimensi pada Dimensi Kesadaran Merek (X1), dan Loyalitas merek (X4) adalah bentuk Reflektif, maka untuk

Tabel 4.11

Outer Loading (Model Pengukuran Dimensi dengan Indikator)

Factor Loading Sample Mean Standard Deviation Standard Error T Statistics X1.1 <- Kesadaran Merek (X1) 0.666 0.125 0.631 0.631 1.655 X1.1 <- Ekuitas Merek (X) 0.518 0.122 0.211 0.211 1.661 X1.2 <- Kesadaran Merek (X1) 0.863 0.223 0.708 0.708 1.679 X1.2 <- Ekuitas Merek (X) 0.576 0.174 0.214 0.214 1.819 X1.3 <- Kesadaran Merek (X1) 0.706 0.049 0.724 0.724 1.976 X1.3 <- Ekuitas Merek (X) 0.584 0.084 0.242 0.242 1.647 X2.1 <- Kesan Kualitas (X2) 0.600 0.585 0.153 0.153 1.907 X2.1 <- Ekuitas Merek (X) 0.489 0.473 0.148 0.148 3.297 X2.2 <- Kesan Kualitas (X2) 0.737 0.727 0.137 0.137 5.373 X2.2 <- Ekuitas Merek (X) 0.684 0.665 0.145 0.145 4.727 X2.3 <- Kesan Kualitas (X2) 0.521 0.216 0.196 0.196 1.656 X2.3 <- Ekuitas Merek (X) 0.526 0.206 0.182 0.182 1.682 X2.4 <- Kesan Kualitas (X2) 0.701 0.681 0.126 0.126 5.558 X2.4 <- Ekuitas Merek (X) 0.758 0.707 0.141 0.141 5.378 X2.5 <- Kesan Kualitas (X2) 0.650 0.628 0.118 0.118 5.502 X2.5 <- Ekuitas Merek (X) 0.561 0.521 0.119 0.119 4.696 X3.1 <- Asosiasi Merek (X3) 0.903 0.866 0.164 0.164 5.523 X3.1 <- Ekuitas Merek (X) 0.660 0.641 0.149 0.149 4.444 X3.2 <- Asosiasi Merek (X3) 0.515 -0.009 0.284 0.284 1.654 X3.2 <- Ekuitas Merek (X) 0.566 0.053 0.169 0.169 1.693 X3.3 <- Asosiasi Merek (X3) 0.526 0.456 0.255 0.255 2.059 X3.3 <- Ekuitas Merek (X) 0.532 0.298 0.174 0.174 1.905 X4.1 <- Loyalitas Merek (X4) 0.570 0.208 0.467 0.467 1.793 X4.1 <- Ekuitas Merek (X) 0.545 0.099 0.326 0.326 1.666 X4.2 <- Loyalitas Merek (X4) 0.908 0.844 0.150 0.150 6.040 X4.2 <- Ekuitas Merek (X) 0.764 0.705 0.152 0.152 5.012 X4.3 <- Loyalitas Merek (X4) 0.546 0.409 0.351 0.351 1.676 X4.3 <- Ekuitas Merek (X) 0.533 0.285 0.241 0.241 1.678

Y1 <- Keputusan Pembelian (Y) 0.664 0.596 0.365 0.365 1.818

Validitas Indikator : Nilai Factor Loading lebih besar dari 0,5 dan atau nilai T-Statistic lebih besar dari 1,645 (nilai Z pada α = 0,10). Factor Loading

merupakan korelasi antara indikator dengan variabel, jika lebih besar dari 0,5 maka korelasi disebut valid dan jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,645 maka korelasinya disebut signifikan.

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, maka pada variabel dengan indikator reflektif yaitu dimensi dari variabel Ekuitas Merek (X), menunjukkan seluruh indikator memiliki factor loading (original sample estimate) lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih besar dari nilai Zα = 0,10 (10%) = 1,645), sehingga indikator tersebut adalah menjadi pengukur/indikator variabelnya atau dimensinya. Secara keseluruhan hasil estimasi telah memenuhi

Convergen vailidity dan validitas baik.

Sedangkan Model pengukuran indikator dengan dimensi pada Dimensi Kesan Kualitas (X2), Assosiasi Merek (X3) dan Variabel Keputusan Pembelian

(Y) adalah bentuk Formatif, maka untuk melihat validitas indikatornya dengan melihat pada tabel outer Weights :

Tabel 4.12

Outer Loading (Model Pengukuran Dimensi dengan Indikator)

Factor Loading Sample Mean Standard Deviation Standard Error T Statistics X2.1 -> Kesan Kualitas (X2) 0.577 0.183 0.121 0.121 1.661 X2.2 -> Kesan Kualitas (X2) 0.501 0.378 0.176 0.176 2.283 X2.3 -> Kesan Kualitas (X2) 0.537 0.124 0.142 0.142 1.967 X2.4 -> Kesan Kualitas (X2) 0.585 0.542 0.146 0.146 4.008 X2.5 -> Kesan Kualitas (X2) 0.516 0.186 0.115 0.115 1.888 X3.1 -> Asosiasi Merek (X3) 0.889 0.801 0.242 0.242 3.674 X3.2 -> Asosiasi Merek (X3) 0.209 0.197 0.207 0.207 1.011 X3.3 -> Asosiasi Merek (X3) 0.361 0.331 0.238 0.238 1.517

Y1 -> Keputusan Pembelian (Y) 0.525 0.457 0.365 0.365 1.437

Y2 -> Keputusan Pembelian (Y) 0.778 0.653 0.376 0.376 2.070

Sumber : Lampiran 3

Validitas Indikator : Nilai Factor Loading lebih besar dari 0,5 dan atau nilai T-Statistic lebih besar dari 1,645 (nilai Z pada α = 0,10). Factor Loading

merupakan korelasi antara indikator dengan dimensi atau indikator dengan variabel, jika lebih besar dari 0,5 maka korelasi disebut valid dan jika nilai T- Statistic lebih besar dari 1,645 maka korelasinya disebut signifikan.

Berdasarkan pada tabel outer weights di atas, maka pada variabel dengan indikator formatif f Yaitu dimensi dari Kesan Kualitas dan Assosiasi Merek, serta variabel Keputusan Pembelian, menunjukkan seluruh indikator memiliki factor

loading (original sample estimate) lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih besar dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator tersebut adalah menjadi pengukur/indikator variabelnya atau dimensinya. Secara keseluruhan hasil estimasi telah memenuhi Convergen vailidity dan validitas baik.

Tabel 4.13

Average Variance Extracted (AVE)

Variabel / Dimensi AVE

Asosiasi Merek (X3) -

Ekuitas Merek (X) -

Keputusan Pembelian (Y) -

Kesadaran Merek (X1) 0.560

Kesan Kualitas (X2) -

Loyalitas Merek (X4) 0.419

Sumber : Lampiran 3

Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance Extracted (AVE) , yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 juga menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten. Pada variabelindikator reflektif dapat dilihat dari nilain Avarage variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk (variabel). Dipersyaratkan model yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai AVE untuk konstruk (variabel) Dimensi Kesadaran Merek (X1) dan Loyalitas Merek

(X4) memiliki nilai lebih besar dari 0,5, sehingga valid.

Tabel 4.14 Composite Reliability

Variabel / Dimensi Composite Reliability

Asosiasi Merek (X3) -

Ekuitas Merek (X) -

Keputusan Pembelian (Y) -

Kesadaran Merek (X1) 0.790

Kesan Kualitas (X2) -

Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability,

konstruk reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 maka indikator disebut konsisten dalam mengukur variabel latennya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konstruk (variabel/dimensi) Kesadaran Merek dan Loyalitas Merek memiliki nilai composite reliability lebih besar dari 0,7. Sehingga reliabel. Untuk variabel dengan indikator Formatif yaitu dimensi Asosiasi Merek (X3),

Kesan Kualitas (X2) dan variabel Keputusan Pembelian (Y) tidak memerlukan

ukuran validitas dan reliabilitas.

4.3.3. Uji Inner Model (A Structural Model)

A Structural Model atau juga disebut inner-model menjelaskan hubungan antara variabel laten yang satu dengan yang lainnya dalam konstruksi. Model struktural menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada

substantive theory. Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesa penelitian.

Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R- Square yang merupakan uji goodness-fit model. Pengujian inner model dapat dilihat dari nilai R-square pada persamaan antar variabel latent. Nilai R2

menjelaskan seberapa besar variabel eksogen (independen/bebas) pada model mampu menerangkan variabel endogen (dependen/terikat)

Tabel 4.15 R-Square

Variabel / Dimensi R Square

Asosiasi Merek (X3) -

Ekuitas Merek (X) -

Keputusan Pembelian (Y) 0.175

Kesadaran Merek (X1) -

Kesan Kualitas (X2) -

Loyalitas Merek (X4) -

Sumber : Lampiran 3

Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-Square yang merupakan uji goodness-fit model. Pengujian inner model dapat

dilihat dari nilai R-square pada persamaan antar variabel latent. Nilai R2

menjelaskan seberapa besar variabel eksogen (independent/ bebas) pada model mampu menerangkan variabel endogen (dependent /terikat).

Nilai R2 = 1- (1-0,174619) = 0,825381. Hal ini dapat diinterpretasikan

bahwa model mampu menjelaskan fenomena Keputusan Pembelian sebesar 17,46%. Sedangkan sisanya (82,54 %) dijelaskan oleh variabel lain (selain Ekuitas Merek (X)) yang belum masuk ke dalam model dan error, artinya Keputusan Pembelian (Y) dipengaruhi oleh Ekuitas Merek (X) sebesar 17,46 % sedang sebesar 82,54 % dipengaruhi oleh variabel Ekuitas Merek (X).

Selanjutnya dalat dilihat koefisien path pada inner model. Tabel 4.16.

Results For Inner Weights

Koefisien Path Sample Mean Standard Deviation Standard Error T Statistics Ekuitas Merek (X) ->

Keputusan Pembelian (Y) 0.418 0.406 0.228 0.228 1.832

Sumber : Lampiran 3

Dilihat dari nilai T-Statistic dari masing- masing faktor, maka hipotesis yang menyatakan bahwa :

”Ekuitas Merek (X) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y) dengan koefisien path sebesar 0,417874, dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 1,832 lebih besar dari nilai Zα = 0,10 (10%) = 1,645, maka Signifikan (Positif).”

4.3. Pembahasan

4.4.1. Pengujian Hipotesis Pengaruh Ekuitas Merek (X) Terhadap

Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan tabel 4.16, dapat diketahui bahwa ekuitas merek (X) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y) Sepeda Motor Honda Vario di dealer PT. Calista Alba Surabaya. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa “Ekuitas merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Sepeda Motor Honda Vario Di Surabaya (Studi Di Dealer PT. Calista Alba (HONDA) Surabaya)”, diterima.

Hal ini dapat diartikan bahwa jika ekuitas merek pada Sepeda Motor Honda Vario (yang meliputi: kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek) dapat dilaksanakan dengan baik, maka keputusan pembelian Sepeda Motor Honda Vario akan semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, jika ekuitas merek pada Sepeda Motor Honda Vario tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka keputusan pembelian Sepeda Motor Honda Vario akan semakin rendah.

Hal ini sesuai dengan pendapat Aaker (1997:23) dalam Fadli dan Qomariah (2008: 53) yang menyatakan bahwa ekuitas merek (brand equity)

sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian karena ketiga dimensi yang terdapat dalam ekuitas merek yaitu kesadaran merek (X1), kesan kualitas (X2),

asosiasi merek dan loyalitas merek dapat memberikan nilai kepada konsumen dengan memperkuat informasi rasa percaya diri dalam keputusan pembelian serta pencapaian keputusan tersebut, sehingga terdapat hubungan yang positif antara ketiga dimensi dari ekuitas merek dengan keputusan pembelian konsumen.

Hubungan yang positif antara keempat dimensi dari ekuitas merek dengan keputusan pembelian konsumen adalah sebagai berikut:

Pertama, hubungan positif antara kesadaran merek dengan keputusan pembelian ditunjukkan dengan adanya kecenderungan konsumen membeli suatu merek yang sudah dikenal, karena dengan merek produk yang telah dikenal konsumen akan merasa aman dan terhindar dari berbagai resiko pemakaian dengan catatan merek yang sudah dikenal benar-benar dapat diandalkan.

Kedua, kesan kualitas mempunyai hubungan positif dengan keputusan pembelian konsumen karena persepsi terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan dari suatu produk dapat menentukan nilai penting dari produk tersebut yang berpengaruh secara langsung pada keputusan pembelian konsumen, sehingga kesan kualitas yang positif dapat mendorong keputusan pembelian serta menciptakan loyalitas terhadap merek tersebut

Ketiga, asosiasi merek memiliki hubungan positif terhadap keputusan pembelian. Asosiasi merek berkaitan dengan ingatan konsumen mengenai merek tertentu secara spesifik melalui atribut-atribut dan manfaatnya, dalam hal ini keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyaknya pengalaman konsumen terhadap merek tersebut. Dengan adanya asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi produsen dan konsumen karena sangat membantu proses penyusunan informasi dalam membedakan merek yang satu dengan merek yang lain, sehingga dengan asosiasi merek yang semakin bagus maka tingkat keputusan pembelian konsumen juga akan semakin tinggi.

Keempat, loyalitas merek memiliki hubungan positif terhadap keputusan pembelian karena konsumen yang loyal, pada umumnya akan melakukan pembelian ulang terhadap merek tersebut walaupun dihadapkan pada berbagai alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang mungkin jauh lebih unggul.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulkan sebagai berikut: “Ekuitas merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Sepeda Motor Honda Vario di Dealer PT. Calista Alba Surabaya.”

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang diberikan untuk dijadikan bahan pertimbangan oleh perusahaan antara lain :

1. Diharapkan pihak MPM untuk lebih gencar lai dalam melakukan promosi untuk mengenalkan sepeda motor Honda Vario kepada masyarakat.

2. Diharapkan pihak Honda untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan desain sepeda motor Honda Vario agar lebih bagus dan elegan

3. Diharapkan pada pihak MPM untuk lebih merata dalam melakukan

distribusinya, sehingga konsumen dapat dengan mudah mendapatkan Honda Vario di dealer- dealer honda sekitar tempat tinggal masing- masing.

4. Diharapkan pihak Honda mampu melakukan cara- cara yang lebih baik dalam mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan

5. Penelitian ini kemungkinan besar merupakan salah satu penelitian structural

tentang manajemen pemasaran yang ditinjau dari sudut ekuitas merek dan keputusan pembelian. Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat

mendorong penelitian- penelitian lainnya, baik dalam penelitian sejenis dengan data berlainan atau sampel yang lebih luas, maupun pemanfaatan hasil penelitian ini sebagai pedoman bagi penelitian lainnya.

Aaker, David A, 1996, Building strong Brands, 1st ed, New York : The Free Press.

---, 1997, Membangun Ekuitas Merek, Terjemahan, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta.

Chaudhuri, & Holbrook, Johns, 2001, Marketing dan Perilaku Konsumen, Penerbit PT. Mandar Maju, Bandung.

Engel, Black Well, and Paul, 1997, Perilaku Konsumen, Edisi 6. Jilid 1. Penerbit Binarupa Aksara.

Fadli dan Inneke Qomariah, 2008, dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor- Faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Universitas Sumatera Utara)”

Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Edisi 2, Penerbit BP UNDIP, Semarang.

Http://www.swa.co.id, business opportunity.

Kotler & Amstrong, 2001, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi 2, Jilid 1, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Kurnia dan Widyastuti, 2011, dengan judul “Pengaruh Kesadaran Merek, Kesan Kualitas Dan Asosiasi Merek Terhadap Keyakinan Pelanggan Dalam Membeli Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi Di Desa Sumberagung Bojonegoro)”, Jurnal Bisnis dan Manajemen Universitas Negeri Surabaya, Volume 3 No 2, Februari 2011

Rangkuti, Freddy, 2002, The Power of Brands: Teknik Pengelola Brand Equity dan Srategi Pengembangan Merek Plus Analisis Kasus Dengan spss, Jakarta, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Setiadi, J, Nugroho, 2003, Perilaku Konsumen, Penerbit Prena Media, Jakarta

Timur.

Tandjung, J. Widjaja, 2004, Marketing Management: Pendekatan Pada Nilai-nilai Pelanggan, Penerbit Bayu Media Publishing, Malang.

Dokumen terkait