• Tidak ada hasil yang ditemukan

Outlet-outlet Bakso Sehat Bakso Atom

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN

BAKSO SEHAT BAKSO ATOM BOGOR

SKRIPSI

M. SYAFRIYANSYAH B. H34070051

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

RINGKASAN

M. SYAFRIYANSYAH B. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR ATMAKUSUMA)

Konsep pendirian Bakso Sehat Bakso Atom berawal dari pemikiran bahwa tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan dan makan tidak hanya kenyang tetapi juga cukup gizi, maka diciptakan Bakso Sehat Bakso Atom (BSBA) dengan tag line “Sehat dimulai dari makanan sehat”. Salah satu outlet yang dijadikan tempat penelitian adalah BSBA Bogor. Berdasarkan data jumlah pengunjung dan jumlah bakso yang terjual, BSBA Bogor sejak beberapa bulan terakhir mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu persaingan dalam bisnis bakso, target jumlah pengunjung yang belum tercapai, dan pemasaran yang kurang optimal. Selama ini Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dalam pemasarannya hanya melalui pemasangan spanduk dan penyebaran brosur di sekitar lokasi Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh BSBA Bogor, menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh BSBA Bogor, dan merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan BSBA Bogor.

Metode Pengolahan dan analisis data terdiri dari data deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks evaluasi faktor internal (matriks IFE), matriks evaluasi faktor eksternal (EFE), matriks IE (Internal- Eksternal), matriks SWOT dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet, sedangkan kelemahan utama adalah kurangnya promosi. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah hubungan baik dengan pewaralaba, sedangkan ancaman utama perusahaan adalah tingkat persaingan restoran tinggi.

Berdasarkan matriks IE, BSBA Bogor menempati posisi sel I. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi growth and build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi

intensive (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk). Berdasarkan analisis SWOT dihasilkan enam strategi, yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi dan pemasaran, meningkatkan kinerja pelayanan, meningkatkan efektifitas promosi, mempertahankan mutu sesuai moto produk, meningkatkan loyalitas konsumen, dan mempertahankan harga jual produk di pasaran. Berdasarkan QSPM, prioritas strategi adalah meningkatkan efektivitas promosi.

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bakso merupakan makanan olahan yang dapat dibuat dari daging sapi, daging ikan, daging ayam, maupun daging babi. Istilah Bakso berasal dari kata

Bak-So, dalam Bahasa Hokkien berarti 'daging giling' yang terbuat dari daging babi, hal ini menunjukkan bahwa bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa Indonesia. Di Indonesia daging babi tidak digunakan dalam pembuatan bakso, daging yang digunakan untuk membuat bakso pada umumnya adalah daging sapi, daging ayam, dan daging ikan, hal itu dikarenakan kebanyakan penduduk Indonesia beragama muslim.

Bakso merupakan salah satu bagian industri makanan dari sekian banyak industri yang sangat menguntungkan. Industri makanan terutama bakso dapat dijumpai hampir di berbagai daerah di Indonesia. Pengelolaan usaha perdagangan bakso sangatlah beragam, mulai dari pengelolaan secara tradisional dalam arti melalui pedagang keliling dengan menggunakan gerobak hingga cara yang modern dengan sistem waralaba (franchise). Pedagang bakso dapat dijumpai dari pinggir jalan sampai di mall dan dinikmati oleh berbagai kalangan dengan tingkat ekonomi dan usia yang beragam.

Bisnis bakso dengan sistem waralaba sudah banyak dijumpai di Indonesia, terutama di kota-kota besar dan salah satunya adalah Kota Bogor. Bogor memiliki lokasi yang sangat dekat dengan ibukota negara. Hal itu merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata. Oleh karena itu, banyak pengusaha bakso yang membuka cabang usahanya di Kota Bogor. Daftar waralaba bakso di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2.

Persaingan dalam bisnis bakso sangatlah tinggi, karena banyaknya waralaba bakso yang berada di wilayah Bogor dan tidak menutup kemungkinan persaingan oleh pebisnis bakso lokal seperti bakso Seseupan, bakso Setan, bakso Favorit, bakso Boboho, dan pedagang-pedagang bakso keliling. Dalam menjalankan bisnis bakso, banyak berita yang beredar tentang bakso yang menggunakan bahan pengawet seperti boraks, formalin, nitrit, dan lain-lain. Hal

2 membahayakan kesehatan konsumen dan bahkan bila dikonsumsi secara berlebih akan menyebabkan kematian. Oleh karena itu banyak masyarakat yang sudah mulai sadar akan kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat. Salah satu waralaba bakso yang memperhatikan pola hidup sehat adalah Bakso Sehat Bakso Atom.

Tabel 1. Daftar Waralaba Bakso di Kota Bogor

No. Nama Alamat Pemilik

1 Bakso Sehat Bakso Atom Bogor

- Jl. Mayjen Ishak Juarsa No. 149 Gunung Batu- Loji - Bantarjati Sabar Basuki 2 My Bakso -Cibinong -Cilebut Bojong -Gunung Putri -Leuwiliang Feri

3 Mr. Baso -Bogor Trade Mall

-Plasa Jambu Dua Marjani

4 Bakso Kota Cak Man

-Bogor Trade Mall -Cibinong

-Kota Wisata -Villa Nusa Indah

H. Abdul Rachman Tukiman

5 Bakso Malang Kota “Cak Eko” -Bogor Henky Eko S

6 Bakso Kaget -Jl. Raya Alternatif

Cibubur, Bogor Johan Halim

7 Bakso Iga Sapi -Bogor Hendy Mustafa

8 Bakso Tips’ Top -Bantar Jati Wahyu Fitriani

Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bogor dan Data Primer, Hasil Observasi (2011)

Lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal sangat mempengaruhi keberlangsungan usaha. Hal itu dikarenakan lingkungan internal perusahaan sangat berhubungan dengan produksi dan operasi, sumber daya manusia, keuangan, sistem informasi manajemen, penelitian dan pengembangan serta pemasaran. Sedangkan lingkungan eksternal berhubungan dengan politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan persaingan dalam industri.

Konsep pendirian Bakso Sehat Bakso Atom berawal dari pemikiran bahwa tingkat kesadaran manusia terhadap kesehatan semakin tinggi dan makan tidak sekedar kenyang tetapi juga cukup gizi, maka diciptakan Bakso Sehat Bakso Atom dengan tag line “Sehat dimulai dari makanan sehat”. Selama ini isu kesehatan makanan sebagai keunggulan produk jarang diperhatikan pebisnis restoran tak terkecuali bakso, padahal makanan sehat dewasa ini sedang trend, dengan tingkat kesadaran kesehatan masyarakat yang semakin tinggi.

Salah satu pebisnis yang menjadikan isu kesehatan sebagai fokus utamanya adalah CV Atom Indonesia (Key Person BR. Prabowo). Dengan memakai brand Bakso Atom, CV Atom Indonesia memiliki produk khas diantaranya bakso keju, bakso sumsum, bakso tahu udang, bakso burger, bakso madu, bakso sutera, bakso telur ayam kampung, bakso buntel, baksomay, dan batagor. Untuk menjamin kepastian dalam hal kesehatan, semua jenis bakso yang ada telah didaftarkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan telah lulus uji laboratorium.

Semakin banyaknya bisnis bakso dengan sistem waralaba menjadi pilihan beberapa kalangan pebisnis. Namun demikian tetap perlu diingat bahwa pengembangan waralaba tak selamanya berujung sukses. Tidak sedikit yang gagal dan berhenti atau berpindah ke bisnis lain. Oleh karena itu pebisnis terutama Bakso Sehat Bakso Atom harus dapat bersaing dan memanfaatkan peluang untuk menarik konsumen dan mendapatkan kepercayaan konsumen. Hal tersebut dimaksudkan untuk menambah jumlah pengunjung, karena peningkatan jumlah pengunjung akan berdampak positif bagi restoran tersebut.

Semua hal itu tidak terlepas dari manajemen strategi, karena strategi sangat penting untuk dilakukan, tetapi biasanya banyak kendala dalam merencanakan atau mengimplementasikan strategi-strategi tersebut. Terlebih lagi dalam hal pemasaran. Sebagaimana kita ketahui bahwa produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun peminatnya. Oleh karena itu, produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya membutuhkan konsumen dalam mengkonsumsi produk atau jasa yang dihasilkannya.

1.2. Perumusan Masalah

Bakso Sehat Bakso Atom dengan tag line “Sehat dimulai dari makanan sehat” merupakan salah satu waralaba yang sadar akan kesehatan dan makan tidak hanya kenyang tetapi cukup gizi bagi pelanggannya. Bakso Sehat Bakso Atom menggunakan isu kesehatan sebagai strategi utamanya untuk menarik konsumen yang mengikuti pola hidup sehat. Bakso Sehat Bakso Atom Bogor merupakan cabang yang belum lama ini baru didirikan yaitu pada tanggal 7 Mei 2010 dan bertempat di Jl. Mayjen Ishak Juarsa No. 149 Gunung Batu, Loji-Bogor. Bakso

4 Sehat Bakso Atom Bogor dapat menjual 17.200 bakso dalam kondisi target jumlah pengunjung tercapai, yaitu 10.000 pengunjung. Target ini adalah target yang ditentukan oleh terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Bakso dalam Kondisi Target Tercapai Jumlah Bakso Rata-rata per Hari Reguler

(Senin-Jumat)

Jumlah Bakso Rata-rata per Hari Weekend

(Sabtu-Minggu)

500 Bakso 900 Bakso

Jumlah Bakso Rata-rata per Bulan (28 Hari) 17.200 Bakso

Sumber : Data Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor (Diolah)

Berdasarkan Tabel 2, jumlah hari perbulan adalah 28 hari. Hal tersebut dikarenakan tidak semua bulan berjumlah 30 maupun 31 hari dan juga dikurangi hari libur. Sejak mulai didirikan sampai sekarang, jumlah pengunjung di restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan Jumlah Pengunjung dan Jumlah Bakso Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor

Bulan Jumlah Pengunjung (Orang) Target (Orang) Pencapaian Target (%) Jumlah Bakso (Buah) Mei 2010 5.000 10.000 50 8.600 Juni 2010 9.000 10.000 90 15.480 Juli 2010 9.500 10.000 95 16.340 Agustus 2010 6.000 10.000 60 10.320 September 2010 10.000 10.000 100 17.200 Oktober 2010 8.500 10.000 85 14.620 November 2010 7.500 10.000 75 12.900 Desember 2010 9.000 10.000 90 15.480 Januari 2011 8.000 10.000 80 13.760 Februari 2011 7.500 10.000 75 12.900

Sumber : Data Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor (Diolah)

Berdasarkan Tabel 3, jumlah pengunjung restoran berfluktuasi dikarenakan persaingan dalam bisnis bakso tinggi, target jumlah pengunjung yang belum tercapai, dan pemasaran yang kurang optimal. Selama ini Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dalam pemasarannya hanya melalui pemasangan spanduk dan penyebaran brosur di sekitar lokasi Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Pewaralaba hanya memberikan fasilitas brosur dan pengadaan tenaga kerja serta perlengkapan makan untuk pelaksanaan acara bazar di luar outlet. Selain itu, persaingan yang

tinggi menyebabkan semakin mengecilnya pangsa pasar. Persaingan ini menyebabkan terbentuknya faktor-faktor kompetisi dalam industri, dimana sebagian besar restoran berusaha untuk menyesuaikan kemudian memenangkan

trend yang ada, sehingga restoran-restoran dalam industri tersebut harus bersaing untuk memperebutkan atau mempertahankan pelanggan.

Menghadapi permasalahan tersebut, dibutuhkan upaya pemasaran untuk meningkatkan penjualan melalui orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai sasaran utama bagi keberhasilan kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang terbaik untuk meningkatkan penjualan pada restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Keberhasilan strategi pemasaran merupakan kunci bagi pengembangan usahanya.

Strategi bauran pemasaran terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi promosi, strategi tempat atau distribusi, strategi proses, strategi orang dan strategi fisik yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam menentukan keberhasilan suatu usaha. Strategi pemasaran yang baik dari suatu restoran dapat membuka peluang untuk terus berkembang sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, perumusan masalah dari penilitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor?

2. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor?

3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor?

1.3. Tujuan Penelitian

Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.

2. Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.

6 3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan

kondisi lingkungan perusahaan Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang akan didapat sebagai berikut :

1. Bagi pihak manajemen Restoran Bakso Sehat Bakso Atom, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan sebagai bahan pertimbangan alternatif terbaik dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat berguna untuk mangaplikasikan konsep-konsep yang telah diterima dan dipelajari selama perkuliahan dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi mengenai strategi pemasaran restoran.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi bauran pemasaran yang sudah dijalankan oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor yang berlokasi di Jl. Mayjen Ishak Juarsa No.149 Gunung Batu, Loji - Bogor, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman serta merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik yang dapat diterapkan di Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Untuk implementasinya diserahkan sepenuhnya kepada manajemen Restoran Bakso Sehat Bakso Atom sebagai pengambil keputusan.

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Restoran

2.1.1. Definisi Restoran

Restoran berasal dari kata dalam bahasa Perancis yaitu restaurer yang memiliki arti tempat yang menyediakan makanan. Makna aslinya restoran berarti menyajikan ragam makanan lengkap mulai pembuka, makanan utama, sampai pencuci mulut. Restoran adalah suatu tempat atau bagian yang diorganisasikan secara komersial untuk menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya dan produknya berupa makanan dan minuman. Restoran ada yang berada dalam suatu hotel, kantor, pabrik dan banyak juga yang berdiri sendiri di luar bangunan itu (Soekresno, 2001 dalam Syavriani, 2009).

Selain itu menurut Torsina dalam Syavriani (2009), usaha restoran meliputi usaha yang terus menerus melibatkan semua bidang pengadaan peralatan dan bahan mentah, quality control untuk bahan dan produksi, standarisasi resep dan proses, berurusan dengan segi-segi hukum, reklame, promosi dan publisitas, mengenai tenaga kerja, keluhan pelanggan, dekorasi, identitas dan ciri restoran, merendahkan kebocoran uang dan barang, menetapkan uang yang seimbang, kalkulasi harga-harga dan tingkat waste (kerusakan makanan), strategi harga, sampai pada penanganan sampah, air, listrik dan lain-lain.

2.1.2. Klasifikasi Restoran

Menurut Marsum (2000), ada tujuh tipe klasifikasi restoran1: 1) A La Carte Restaurant

Adalah restoran dimana konsumen bebas memilih sendiri makanannya yang memiliki harga tersendiri.

2) Table D’hote Restaurant

Adalah restoran yang menjual hidangan pembuka sampai hidangan penutup.

3) Cafetaria atau Café

Adalah restoran yang mengutamakan penjualan kue, roti isi, kopi dan teh.

1

Jiunkpe. 2009. Klasifikasi Restoran. Surabaya. http://digilib.petra.ac.id/viewer.php [diakses 3 Februari 2011]

8 4) Inn Tavern

Adalah restoran dengan harga yang relatif cukup terjangkau, yang dikelola oleh perorangan di tepi kota.

5) Snack Bar atau Milk Bar

Adalah restoran cepat saji (fast food) dan makanan yang tersedia umumnya hamburger, roti isi, kentang goreng, ayam goreng, nasi, dan mie. 6) Specialty Restaurant

Adalah restoran yang menyediakan masakan Eropa, China, Jepang, India dan pelayanan berdasarkan tata cara negara asal makanan spesial tersebut. 7) Family Type Restaurant

Adalah restoran yang disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan dan harganya terjangkau.

Berdasarkan klasifikasi restoran di atas, restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor termasuk dalam klasifikasi Family Type Restaurant. Hal tersebut dikarenakan targeting dari restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah keluarga.

2.2. Waralaba

2.2.1. Definisi Waralaba

Waralaba, jika ditinjau dari sudut tata bahasa merupakan terjemahan Bahasa Indonesia untuk istilah asing franchise. Waralaba terbentuk dari dua kata yaitu, wara yang berarti usaha, dan laba yang berarti keuntungan lebih atau istimewa. Sehingga secara umum waralaba dapat diartikan usaha yang menghasilkan keuntungan lebih atau istimewa.

Banyak istilah asing yang mendefinisikan pengertian waralaba, namun tentu yang paling umum digunakan di seluruh dunia adalah definisi dari International Franchise Association, yang mendefinisikan waralaba (franchise) sebagai sebuah hubungan kontrak antara franchisor (pemberi waralaba) dan franchisee (penerima waralaba) dimana pemberi waralaba menawarkan atau menjamin untuk memelihara keistimewaan yang berkesinambungan pada bisnis penerima waralabanya di area tertentu, dimana penerima waralaba beroperasi dengan memakai nama dagang yang telah ditentukan, format dan atau prosedur yang dimiliki dan dikendalikan oleh pemberi waralaba, yang mana penerima

waralaba harus dan akan menempatkan sejumlah tertentu modal investasi dalam bisnisnya yang bersumber dari kekayaan miliknya2.

Di Indonesia sendiri, definisi waralaba secara yuridis formal tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 tentang waralaba, yang berbunyi :

“Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa.”

Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia, dinilai sangat pesat. Format bisnis waralaba yang mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1980-an, merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan keuntungan yang besar. Sebagian besar waralaba lokal yang saat ini banyak menarik minat investor menengah dan kecil adalah jenis minimarket dan booth jajanan kuliner. Selain besaran fee yang dipungut pemberi waralaba cukup kompetitif dan investasi yang harus dikeluarkan tidak terlalu besar, para investor juga tertarik dengan daya penetrasi pangsa pasar yang sanggup mencapai wilayah pedesaan. Regulasi yang cukup longgar, memberikan keleluasaan bagi para investor untuk mendirikan usaha waralabanya hingga ke tingkat kelurahan/desa. Bahkan untuk jenis jajanan kuliner sampai menembus perkampungan.

2.2.2. Mekanisme Waralaba

Mekanisme waralaba dibuat dengan tujuan agar usaha waralaba yang berlangsung dengan lancar dan tertib. Untuk itulah pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian waralaba harus mengetahui beberapa hal berikut:

2.2.2.1. Perjanjian Waralaba

Perjanjian waralaba adalah suatu dokumen yang secara hukum menentukan hak dan kewajiban dari pihak pemberi dan penerima waralaba. Masa berlaku perjanjian waralaba adalah lama waktu selama penerimaan waralaba

2

10 boleh menggunakan lisensi atau sistem yang diwaralabakan (Mendelson, 1993 dalam Firbani, 2006).

2.2.2.2. Hak dan Kewajiban Pemberi Waralaba (Franchisor)

Pemberi waralaba (franchisor) mempunyai hak untuk mendapatkan uang

franchise (franchise fee) karena telah mewaralabakan bisnisnya. Menurut Mendhelson (1993) dalam Firbani (2006), ada tiga macam cara dalam menentukan franchisefee yaitu:

1) Uang Franchise Awal (Initial Franchise Fee)

Biaya ini terdiri dari biaya recruitmen sebesar biaya pendirian yang dikeluarkan oleh pemberi waralaba (franchisor) untuk kepentingan penerima waralaba (franchisee). Biaya ini ditanggung sepenuhnya oleh penerima waralaba (franchisee).

2) Uang Franchise Terus Menerus (Continuing Franchise Fee)

Uang franchise tersebut merupakan pembayaran atau jasa menerus yang diberikan oleh penerima waralaba (franchisee) atas kegiatan operasional yang dilakukan oleh usaha waralaba tersebut. Uang tersebut dihitung berdasarkan presentase dari pendapatan kotor usaha waralaba tersebut.

3) Kenaikan Harga Produk

Franchisor yang dalam aktivitas usahanya merupakan pemasok produk bagi franchisee, perlu dibuat mekanisme untuk melindungi penerima

franchisee terhadap kenaikan harga yang tidak wajar dan tidak adil. Jika perlindungan tidak dibuat, franchisor bisa menaikan keuntungannya melampaui pengeluaran franchisee yang tentunya akan sangat merugikan pihak franchisee.

Menurut Mendhelson (1993) dalam Firbani (2006), kewajiban franchisor

adalah:

1) Franchisor harus mengetahui dimana suatu outlet didirikan dengan kriteria yang menentukan suatu tempat dan daerah.

2) Franchisor mempersiapkan paket peralatan dan perabotan yang distandarisasikan.

3) Franchisor memberikan saran mengenai dekorasi toko untuk merefleksikan citra nama yang telah terbentuk.

4) Franchisor mempersiapkan petunjuk operasional yang memberikan semua informasi yang diperlukan franchisee agar mampu mengoperasikan bisnis waralabanya secara tepat. Operasional berisi panduan rinci mengenai tugas- tugas yang harus dijalankan oleh staf anggota atau penerima waralaba (franchisee).

5) Franchisor harus menyusun pengaturan bersama dengan pemasok bahan- bahan dasar atau barang-barang yang dibutuhkan oleh bisnis yang diwaralabakan agar franchisee mampu menjual dengan harga yang kompetitif. 6) Franchisor harus menyusun jadwal pelatihan dan mempersiapkan fasilitas

pelatihan untuk para franchisee serta staf mereka.

7) Franchisor perlu mempersiapkan prosedur akunting dan sistem bisnis yang sederhana yang harus dioperasikan franchisee. Franchisor juga harus melatih

franchisee dalam prosedur akunting dan sistem bisnis ini.

Selain kewajiban tersebut, franchisor juga mempunyai beberapa kewajiban yang lain, seperti bantuan teknis yang diberikan pada saat pra pembukaan, pembukaan, dan operasi perusahaan franchisee. Franchisor

menyelenggarakan program pelatihan yang terdiri dari pelatihan awal, pedoman tentang pembukuan dan akuntansi, metode dan sistem pemasaran, promosi dan periklanan, serta suplai bahan dan pemasoknya.

Franchisor juga menyediakan video pelatihan, buku panduan (manual book) atau buku-buku paket petunjuk pelaksanaan setiap kegiatan strategis. Selain itu dilengkapi data atau informasi pasar, hasil riset yang dikerjakan oleh

franchisor secara berkala, inovasi sistem peragaan termasuk perubahan metode promosi dan pemasaran. Data atau informasi hasil riset sangat penting bagi

franchisee agar dapat mengikuti selera pasar dan lebih menarik minat konsumen.

2.2.2.3. Hak dan Kewajiban Penerima Waralaba (Franchisee)

Franchisee menurut Karamoy (1997) dalam Utomo (2010) mempunyai hak untuk mendapatkan bantuan teknis dari franchisor berupa: (1) seleksi lokasi dan survey demografi; (2) program pelatihan awal; (3) bantuan untuk pra pembukaan; (4) bantuan pelaksanaan atau kegiatan operasi (on going operational

Dokumen terkait