6.1 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Wilayah Kalimantan
Di wilayah Kalimantan terdapat 1 KEK yaitu KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan yang berstatus operasional bermasalah.
KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan ditetapkan pada tanggal 17 Oktober 2014 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2014 tentang KEK MBTK. KEK MBTK tepatnya berlokasi di wilayah Kecamatan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. KEK MBTK diusulkan oleh PT Maloy Batuta Trans Kalimantan yang telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan diajukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur kepada Dewan Kawasan Nasional KEK. Luas KEK MBTK adalah 557,34 ha. KEK MBTK memiliki 3 (tiga) kegiatan utama yakni Industri Pengolahan Minyak Sawit, Industri Pengolahan Kayu, dan Logistik. Pada tahun 2019 KEK MBTK sudah ditetapkan siap beroperasi namun belum terpenuhi seluruh kelengkapan infrastrukturnya, sumber daya manusia, dan perangkat pengendalian administrasi sesuai pada UU No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.
Gambar 76:
Kawasan Ekonomi Khusus di Wilayah Kalimantan
Sumber: Direktorat Pengembangan Wilayah dan Kawasan, BAPPENAS 2020
KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan
Prov. Kalimantan TImur
06
Gambar 77:
Rencana Pemanfaatan Lahan dalam Palm Oil Industrial Cluster KEK MBTK
Gambar 78: Masterplan KEK MBTK
Sumber pendanaan pembangunan KEK MBTK Berasal dari APBD Kutai Timur, APBD Kalimantan Timur, dan APBN. Jumlah investasi dari APBD berjumlah Rp. 863 miliar, jumlah investasi dari APBN berjumlah Rp. 830 miliar. Total investasi APBN + APBD berjumlah Rp. 1 triliun.
Tabel 64:
Perkembangan Investasi KEK MBTK
NO INVESTOR STATUS / PROGRES RENCANA INVESTASI
1 PT Kilang
Kaltim Continental
• Kunjungan lokasi
• Telah membuat surat keterangan domisili perusahaan • Telah memperoleh izin investasi nomor
44991/1/IP/PMA/2017 dari BKPM Republik Indonesia. • Telah memiliki TDP, NPWP domisili di KEK Maloy • Telah memiliki ijin sementara refinery
• Pendaftaran PKP di Kantor Pajak Pratama Bontang • Surat permohonan sewa gedung paerkantoran
• Surat permohonan sewa lahan seluas 10Ha dari rencana 2 5Ha
• Phase 1: USD 50.000.000 • Phase 2 : USD
NO INVESTOR STATUS / PROGRES RENCANA INVESTASI
• Belum ada SK Bupati tentang penetapan harga sewa tanah
2 PT. Kaltim
Bumi Energi Etam
• PKS tentang pembangunan industri pangan dalam rangka Kalimantan Timur menjadi pusat pengolahan industri minyak goreng nasional
• Tahap penyusunan FS
• Tahap pembuatan draft PKS yang lebih detail terkait dengan pembangunan industri pengolahan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Timur
• Rp510.000.000.000
3 King Shan
Capital (KSC)
King Shan di bulan ini akan membentuk perusahaan konsorsium di Singapura. Setelah terbentuk akan dibuat perusahaan berbadan hukum PMA di Indonesia
• Bisnis Logistik, jasa kepelabuhanan, jasa perdagangan BBM • USD1.000.000.000
Tabel 63:
Calon Investor Potensial Di KEK MBTK
NO INVESTOR STATUS / PROGRESS
1 PT. Banda Alam Raya • Kunjungan lokasi
• PKS tentang kilang pengolahan atau refinery CPO (3 Mei 2019)
2 PT Anugerah Energitama. • Kunjungan lokasi
• Surat kepada gubernur perihal rencana investasi pembelian lahan seluas ± 15 Ha di KIPI Maloy (25 Agustus 2017)
3 Palma Selasih Group • Kunjungan lokasi
Gambar 79:
Realisasi Investasi KEK MBTK
Tabel 66:
Status terakhir KEK MBTK
Status Akhir 2020 Operasional Bermasalah
Status Lahan (Clear and Clean) - Luas lahan yang telah dikuasai sudah mencapai 509,496 ha dan
telah memiliki sertifikasi atau status lahan hak pakai
Dukungan Infrastruktur
dalam Kawasan
• Tersedia jalan akses sepanjang 11,4 km dengan permukaan rigid sepanjang 3,25 km, permukaan tanah 8,9 km.
• Listrik dipasok oleh PLN sebesar 1 MW
• Tersedia Jaringan pipa transmisi air baku Sekerat telah selesai, 200L/dtk
• Untuk penyediaan IPAL sedang dalam proses revisi DED IPAL domestic menjadi IPAL industri.
• Persampahan: DED Persampahan rumah tangga sedang dalam tahap pengubahan menjadi DED persampahan industri
• Pelabuhan Multipurpose Maloy 23 km & Dermaga Sangkulirang. Pelabuhan Maloy Dalam tahap pengembangan segmen 2
Luar Kawasan
• Bandara APT Pranoto di Samarinda +- 276 km
• Bandara Tanjung Bara (bandara khusus) sejauh 108 km, atau menggunakan pesawat charter dari PT Kaltim Prima Coal maupun AirFast Indonesia
• Jalan Nasional : Sedang dalam tahap pembangunan jalan nasional Samarinda – Bontang – Sangatta – Maloy
• Listrik: Pembangunan jaringan transmisi dan Gardu Induk Maloy 30 MW
• Sumber Air Bersih: Pembangunan SPAM sudah selesai namun proses commissioning test belum selesai
Status Akhir 2020 Operasional Bermasalah
Regulasi / Kelembagaan
RTRW/ Regulasi
Sesuai dengan RTRW Kabupaten Kutai Timur, Kecamatan Kaliorang seluas kurang lebih 2.607,59 ha diperuntukkan sebagai kawasan industri dan disebutkan bahwa KEK MBTK termasuk dalam luasan kawasan industri di Kecamatan Kaliorang.
Organisasi/ Badan Pengelola
PT Maloy Batuta Trans Kalimantan (BUMD)
Rekomendasi percepatan realisasi investasi dan pembangunan infrastruktur
Tantangan utama pengembangan KEK MBTK adalah pada ketersediaan infrastruktur pendukung luar kawasan. Di KEK MBTK sudah tersedia pelabuhan namun belum dimanfaatkan, karena KEK nya sendiri belum beroperasi. Dari pengelola dapat mengoperasikan pelabuhan dengan beberapa skema seperti KSP (kerjasama pemanfaatan) dan KPBU. Tetapi syarat utamanya harus berbadan hukum badan usaha pelabuhan. Terkait uji coba sandar kapal saat pandemi Covid-19 ini memang cukup sulit karena harus mengumpulkan tim, dari Kemenhub akan mem-follow up lagi waktu yang tepat untuk uji sandar kapal di Pelabuhan KEK MBTK.
Dari segi pembangunan dalam kawasan, PT KKC selaku anchor investor akan melanjutkan rencana pembangunan refinery migas di Kilang Maloy. Saat ini masih menunggu dari pemerintah daerah mengenai sewa tanah. PT KKC akan melakukan site visit sekali lagi terkait evaluasi site untuk pembangunan tangki dan lainnya, namun masih terkendala Covid-19 (per Juni 2019).
6.2 Pembangunan Daerah Tertinggal
Daerah Tertinggal, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2020 tentang penetapan daerah tertinggal tahun 2020-2024, telah ditetapkan sebanyak 62 daerah (kabupaten). Ada enam kriteria terkait penetapan daerah tertinggal, yaitu: (a) perekonomian masyarakat; (b) sumber daya manusia; (c) sarana dan prasarana; (d) kemampuan keuangan daerah; (e) aksesibilitas; dan (f) karakteristik daerah.
Berdasarkan hasil pembangunan di daerah tertinggal selama periode 2015-2019, telah berhasil mengentaskan sebanyak 60 kabupaten dari 122 kabupaten tertinggal. Di antaranya Sebanyak 12 kabupaten di wilayah Kalimantan yaitu:
NO PROVINSI KABUPATEN NO PROVINSI KABUPATEN
1 Kalimantan Barat Sambas 7 Kalimantan Barat Melawi
2 Kalimantan Barat Bengkayang 8 Kalimantan Barat Kayong Utara
3 Kalimantan Barat Landak 9 Kalimantan Tengah Seruyan
4 Kalimantan Barat Ketapang 10 Kalimantan Selatan Hulu Sungai Utara
5 Kalimantan Barat Sintang 11 Kalimantan Utara Nunukan
6 Kalimantan Barat Kapuas Hulu 12 Kalimantan Timur Mahakam Ulu
Ke-12 kabupaten tersebut di atas merupakan bagian dari 60 kabupaten yang berhasil dientaskan. Dengan demikian, saat ini di wilayah Kalimantan sudah tidak terdapat kabupaten daerah tertinggal.