• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. General Induction

2. Packing and Vanning Division

Packing and vanning Division adalah divisi yang bertugas untuk

mengemas part untuk diekspor ke berbagai Negara seperti Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Packing and Vanning Division terbagi menjadi dua areal yaitu area assy untuk packing part berukuran kecil dan sedang, dan

welding untuk packing dan vanning part berukuran sedang dan besar.

Kegiatan-kegiatan pada PVD meliputi receiving (penerimaan part

dari pabrik produksi atau supplier), Shortir (memilah part), supply

(mengantar part ke bagian produksi), produksi (pengemasan pada box dan

Pada receiving area, part dari pabrik produksi maupun supplier

diturunkan dari truk pengangkut menggunakan forklift. Part tersebut dikemas dalam palet atau tempat khusus berupa kayu atau besi. Palet yang berisi part tersebut diletakkan di docking area untuk diperiksa kesesuaiannya dengan pesanan yang dilakukan sebelumnya.

Palet yang telah selesai diperiksa kemudian diangkut menggunakan

forklift dan diletakkan di production line (p-line). Di tempat ini, palet

disusun berdasarkan waktu produksi yang telah terjadwal sebelumnya. Terdapat 12 p-line dengan masing-masing memiliki dua baris area untuk meletakkan palet.

Part yang ada di p-line kemudian dipilih (shortasi) untuk diproses selanjutnya. Pada assyline, shortasi dilakukan sepenuhnya secara manual. Operator membaca identitas yang ada pada palet untuk memilih part yang akan diproses selanjutnya. Pada welding line, shortasi dilakukan secara manual untuk part yang berukuran kecil dan sedang, dan menggunakan

forklift untuk part berukuran besar. Shortir untuk part berukuran besar

pada welding line juga sebagai supply untuk proses stacking karena part

besar tersebut langsung diantar ke area stacking.

Pada assy line, part yang telah dipilih ada yang diantar ke area

boxing dan sebagian ke flow rack, yaitu rak untuk menempatkan part

untuk sementara waktu sebelum proses stacking. Pada area boxing, part

yang berukuran kecil dimasukkan ke dalam kotak kardus/karton dengan jenis dan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya. Kardus yang telah berisi part tersebut kemudian diletakkan di flow rack. Pada welding line,

part yang dipilih kemudian diantar ke wiring area untuk diikat menggunakan kawat. Satu ikatan part berisi sepuluh part yang sama. Part

yang telah diikat kemudian diletakkan di flow rack. Pada welding area, terdapat alat bantu untuk mengangkat part berupa hoist yang digerakkan menggunakan tekanan udara. Untuk part berukuran besar, pengikatan dilakukan di area stacking sebelum part dimasukkan ke dalam case.

Part yang ada di flow rack kemudian dipilih lagi oleh operator untuk kemudian di kemas ke kotak besi (stacking). Pengambilan part di

flow rack disebut shoping atau picking. Pengambilan part sesuai dengan daftar part yang akan dimasukkan ke dalam case.

Peralatan manual yang digunakan untuk transportasi part dari mulai proses shortir hingga ke area stacking adalah doly atau kereta dorong. Sebagian part berukuran besar pada welding line dibawa ke area

stacking menggunakan forklift.

Pada area stacking assy line, kardus yang berisi part didiletakkan pada rollconveyor yang mengarah ke case untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam case. Sedangkan pada welding line, part yang telah diambil dari

flowrack diletakkan di doly, dan doly yang berisi part tersebut diletakkan di sekitar area stacking.

Gambar 6. Alur proses pada PVD Sunter 1 Plant

Production

Vanning Shortir & supply supplier Receiving area Assy line, Boxing stacking Welding line, Wiring stacking

a. Assy line

a.1. Receiving Chek

Receiving check, untuk memeriksa part yang baru datang dari

supplier. Part yang baru datang dan masih di dalam kotak atau palet

dari supplier diangkat dari truk menggunakan forklift dan diletakkan di

receiving area untuk diperiksa oleh operator untuk mencocokkan jenis

dan jumlahnya dengan order yang/pemesanan yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan tabel evaluasi resiko dari OSHMS, ergonomic risk point pada receiving chek

adalah sebesar 12. Nilai ini relatif rendah dibanding dengan line

lainnya karena kegiatan manual material handling pada line ini relatif sedikit.

a.2. Supply & Shortir

Supply & shortir, untuk memindahkan part yang akan diproses

berikutnya. Dari receiving area, part kemudian dipisahkan atau shortir

untuk ditempatkan di flow rack dan dari flow rack ke area boxing dan atau stacking. Flow rack adalah rak yang digunakan untuk meletakkan

part yang menunggu untuk proses stacking. Supply dari proses shortir

ke flow rack dan ke area boxing dan stacking dilakukan secara manual

dan pemindahannya menggunakan doly atau kereta dorong. Berdasarkan perhitungan menggunakan tabel evaluasi resiko OSHMS,

ergonomic risk point pada line ini adalah 61 karena pada line ini

banyak dilakukan kegiatan manual material handling, seperti mengangkat dan menurunkan part dari atau ke dalam doly.

a.3. Boxing

Boxing, untuk mengemas part ke dalam kotak karton. Beberapa

jenis part dari supplier masih harus dikemas lagi ke dalam kotak karton sesuai dengan jenis dan jumlah tertentu. Jenis dan jumlah part

yang harus di-boxing sudah ditentukan. Ergonomic risk point pada line

berdiri dan terkadang pekerja melakukan pengambilan part dengan posisi pinggang memutar.

a.4. Stacking

Stacking, adalah proses untuk memasukkan box atau part ke

dalam modul untuk kemudian diekspor ke berbagai negara. Pemasukan

part ke dalam modul dilakukan satu persatu secara manual. Modul diletakkan pada dudukan yang tidak terlalu tinggi sehingga pekerja kadang membungkuk untuk meletakkan part ke dalam modul. Pada

assy line, terdapat 5 line pos stacking. Dua untuk part berukuran kecil

dan tiga untuk part yang lebih besar. Perhitungan poin ergonomi pada

stacking adalah 50.

b. Welding line

b.1. Receiving Chek

Kegiatan pada receiving chek pada welding line sama dengan pada assy line. Perhitungan poin ergonomi pada pos ini adalah sama dengan pada assy line yaitu 12.

b.2. Supply & Shortir

Supply & shortir pada welding line hampir sama dengan supply

pada assy line. Hanya saja sebagian proses pada welding line

dikerjakan menggunakan forklift dan juga terdapat alat bantu berupa

hoist pada supply pada flow rack sehingga ergonomic risk point pada

line ini sedikit lebih rendah dibanding line yang sama pada assy line, yaitu 54 poin.

b.3. Wiring

Proses wiring atau pengikatan part menggunakan kawat dilakukan dengan posisi berdiri. Pekerja terkadang harus mengambil

part yang posisinya berada di bawah sehingga posisi tubuh membungkuk. Perhitungan poin ergonomi pada pos ini adalah 36.

b.4. Stacking

Berat part yang ada pada welding line relatif lebih berat dibanding pada assy line sehingga ditambahkan alat bantu berupa hoist

untuk mengangkat part pada welding line. Terdapat 6 line stacking

pada welding line. Tiga line untuk stacking part berukuran besar seperti bagian body mobil. Ergonomic risk point untuk tiga pos

stacking ini adalah 54.

Tiga pos stacking lainnya adalah untuk part yang ukurannya sangat bervariasi. Stacking 1 dan 2 untuk part yang relatif lebih kecil dibanding pada stacking 3. ergonomic risk point pada stacking 1 adalah 57 dan stacking 2 adalah 51. risk point pada stacking 1 lebih tinggi karena dudukan pada stacking 1 lebih rendah dibanding stacking

2 sehingga posisi membungkuk pekerja menjadi lebih banyak dibanding pada stacking 2. sedangkan ergonomic risk point pada

stacking 3 adalah 65. Risk point pada stacking 3 merupakan yang

paling tinggi dibanding pos lainnya karena part yang ditangani pada pos ini lebih banyak dan tidak terdapat dudukan untuk modul. Sehingga pekerja harus membungkuk untuk meletakkkan part ke dalam modul. Tidak adanya dudukan untuk modul pada pos ini dikarenakan terdapat beberapa ukuran modul yang digunakan. Tidak pada stacking 1 dan 2 yang menggunakan ukuran modul yang sama.

C. Diskusi

Diskusi dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan dan hasil sementara yang diperoleh di lapangan. Diskusi ini dilakukan secara rutin setiap dua minggu sekali dan dihadiri oleh pembimbing lapang dan pihak PVD. Dalam diskusi, banyak ide dan masukan yang diberikan baik dari mahasiswa magang kepada pihak perusahaan maupun sebaliknya.

BAB IV

Dokumen terkait