A. Langkah-langkah manajemen kebidanan
1. Langkah I ( pertama ) : pengumpulan data dasar
Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang klien/ orang yang meminta asuhan. Memilih informasi data yang tepat diperlukan analisa suatu situasi yang menyangkut manusia yang rumit karena sifat manusia yang komplek (Mufdlilah, 2012; 110).
a. Data subyektif 1) Identitas pasien
a) Nama bayi
Dikaji untuk mengetahui nama lengkap pasien b) Umur/ tanggal lahir
Dikaji untuk mengetahui apakah pasien dalam usia neonatal yaitu bayi baru lahir berusia 0-7 hari.
c) Jenis kelamin
2) Identitas penanggung jawab a) Nama
Dikaji untuk mengetahui nama lengkap mengkaji nama pasien untuk mengetahui identitas pasien dan nama suami sebagai orang yang bertanggung jawab atas pasien.
b) Umur
Dikaji untuk mengetahui usia dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun maka alat reproduksinya belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
c) Jenis kelamin
Dikaji untuk mengetahui apakah jenis kelamin. d) Suku/ Bangsa
Dikaji untuk mengetahui adat-istiadat yang mungkin mempengaruhi status kesehatan bayi dan perawatan pada bayi baru lahir
d) Agama
Dikaji untuk megetahui keyakinan dan kepercayaan keluarga untuk memepermudah memberikan dukungan psikologi pada keluarga sesuai dengan keyakinan keluarga.
e) Pendidikan
Dikaji untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu bayi sehingga bidan dapat memberikan konseling bayi baru lahir dengan atresia ani sesuai dengan tingkat pengetahuan ibu pasien.
f) Pekerjaan
Dikaji untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi keluarga, karena hal ini berpengaruh dalam status gizi bayi.
g) Alamat
Dikaji untuk mengetahui jarak rumah pasien ke tempat pelayanan kesehatan terdekat dan untuk mempermudah kunjungan rumah, bila diperlukan.
3) Keluhan utama pada bayi
Dikaji untuk mengetahui keluhan yang dialami oleh pasien pada saat datang ke tempat pelayanan kesehatan. Pada bayi dengan atresia ani biasanya pada 24-48 jam pertama ditandai dengan bayi tidak mengeluarkan mekonium dan perut kembung.
4) Riwayat kehamilan, a) Riwayat Antenatal
(1) Riwayat obsetri (ibu) :G...P...A... (2) Keluhan yang dialami ibu
(a) TM I : Dikaji untuk mengetahui pada kehamilan TM 1 ibu ada keluhan apa tidak dan
mual.
(b) TM II : Dikaji untuk mengetahui pada kehamilan TM II ibu ada keluhan apa tidak.
(c) TM III : Dikaji untuk mengetahui pada kehamilan TM III ibu ada keluhan apa tidak.
(3) Kejadian waktu hamil : Dikaji untuk mengetahui apakah pada kehamilannya ibu mengalami kejadian yang mengganggu kehamilannya apa tidak. (4) Riwayat Penyakit : Dikaji untuk mengetahui
apakah ibu mempunyai riwayat penyakit menular atau penyakit keturunan apa tidak.
b) Kebiasaan waktu hamil
(1) Makan : Dikaji untuk mengetahui pola makan ibu supaya kita mendapatkan gambaran bagaimana pasien dalam mencukupi asupan gizinya secara kualitas dan kuantitas.
selama kehamilan ibu mengkonsumsi obat-obatan selain yang dianjurkan atau tidak dan jika ibu mengkonsumsi obat-obatan maka akan berdampak pada bayinya yaitu dapat menyebabkan perkembangan janin dalam rahim terhambat dan terjadi kelainan kongenital.
(3) Merokok : Dikaji untuk mengetahui
apakah ibu selama kehamilnnya ibu mengkonsumsi rokok atau tidak dan jika ibu mengkonsumsi rokok maka akan berdampak pada bayinya yaitu dapat menyebabkan kelainan kongenital pada bayi.
5) Riwayat persalinan a) Ketuban
Dikaji untuk mengetahui apakah selama proses persalinan ketuban sudah pecah sebelum pembukaan lengkap, dikaji ketuban pecah jam berapa, warna jernih atau dengan mekonium, jumlah berapa, bagaiman proses kelahiran normal atau dengan tindakan
medis dan ditolong oleh tenaga kesehatan atau ditolong oleh dukun.
6) Riwayat postnatal a) Nilai APGAR
Dikaji untuk mengetahui apakah pada bayi baru lahir,kondisi bayi pada waktu lahir denyut jantungnya normal atau tidak, pernafasannya normal atau tidak, menangis keras, bergerak aktif, dan warna kemerahan.
b) Kelainan bawaan
Dikaji untuk mengetahui apakah bayi baru lahir mengalami kelainan bawaan atau tidak.
c) Pola pemenuhan sehari-hari
(1) Pola Nutrisi : Dikaji untuk mengetahui pola nutrisi bayi apakah bayi minum ASI atau susu formula, dan biasanya bayi dengan atresia ani jika diberikan ASI bayi akan muntah.
(2) Pola Eliminasi : Dikaji untuk mengetahui pola elimainasi biasanya melipuri frekuensi, warna, dan jumlah, apakah bayi sudah BAB atau belum karena pada kasus bayi dengan atresia ani bayi tidak mengeluarkan mekonium pada 24 jam pertama.
b. Data obyektif
1) Pemeriksaan umum a) Keadaan umum
Dikaji untuk mengetahui keadaan umum bayi apakah keadaan umum bayi baik atau tidak, dan biasanya pada atresia ani bayi tampak lemas.
b) Vital Sign
S : Dikaji untuk mengetahui suhu bayi apakah normal atau tidak, biasanya pada kasus atresia ani suhu bayi akan naik karena kekurangan cairan akibat bayi muntah terus. HR : Dikaji untuk mengetahui denyut jantung bayi apakah
normal atau tidak
R : Dikaji untuk mengetahui pernafasan bayi normal atau tidak.
c) Antropometri
Dikaji untuk mengetahui berat badan bayi, panjang badan, LILA, lingkar dada, lingkar kepala.
2) Pemeriksaan fisik a) Kepala
Dikaji untuk mengetahui bentuk kepala mesosepal, kulit kepala bersih dan ubun-ubun tidak tampak UUK dan UUB.
b) Muka
Dikaji untuk mengetahui apakah oedem apa tidak, pucat dan tampak kemerahan.
c) Mata
Dikaji untuk mengetahui apakah konjungtiva anemis atau tidak, dan sklera ikterik atau tidak.
d) Hidung
Dikaji untuk menetukan simetris atau tidak, bersih dan tidak ada skret.
e) Telinga
Dikaji untuk menentukan ada penumpukan serumen atau tidak. f) Mulut
Dikaji untuk mengetahui sianosis atau tidak, terdapat labio palatos kizis atau tidak.
g) Leher
Dikaji untuk mengetahui ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak.
h) Dada
Dikaji utuk mengetahui simetris atau tidak, ada pengeluaran atau tidak, dan bentuk normal atau tidak.
i) Ketiak
Dikaji untuk mengetahui ada pembesaran kelenjaran getah bening atau tidak.
j) Abdomen
Dikaji untuk mengetahui simetris atau tidak, pemeriksaan palpasi terdengar perut kembung, dan biasanya pada kasus atresia ani perut bayi kembung.
k) Genetalia
Dikaji untuk mengetahui labia mayora sudah menutupi labia minora, testis sudah turun atau belum.
l) Ekstremitas
Dikaji untuk mengetahui simetris atau tidak, akral dingin atau tidak.
m) Anus
Dikaji untuk mengetahui terbuka dan melihat pengeluaran feses biasanya pada bayi dengan atresia ani tidak ada lubang pada anus dan tidak mengeluarkan mekonium pada waktu 24-48 jam pertama. Dengan cara memasukkan termometer rektal kedalam anus, biasanya pada kasus atresia ani sewaktu dimasukan termometer rektal ada hambatan seperti ada sekat.
3) Reflek
Rooting : dikaji untuk mengetahui cara mencari puting dan biasanya pada kasus atresia ani reflek rooting baik. Sucking : dikaji untuk mengetahui cara menghisap putting
Morro :dikaji untuk mengetahui reflek memeluk dan biasanyapada atresia ani refleks morro baik.
Tonicnack : dikaji untuk mengetahui reflek menoleh kekanan dan kekiri dan biasanya pada atresia ani refleks tonicnack baik.
Walking : dikaji untuk mengetahui reflek berjalan atau menggerakan kaki dan biasanya pada atresia ani reflek walking baik.
Graping : dikaji untuk mengetahui reflek menggenggam dan bisanya pada atresia ani reflek graping baik.
c. Pemeriksaan penunjang
Pemerikasaan penunjang yang dapat dilakukan pada bayi baru lahir dengan atresia ani yaitu :
1) Pemeriksaan radiologik
Untuk mengetahui letak tinggi rendahnya atresia ani, untuk keperluan dilakukan tindakan kolostomi.
2) Pemeriksaan elektrolit
Untuk mengetahui cairan yang ada dalam tubuh bayi apakah bayi mengalami dehidrasi atau tidak, dengan melakukan pemeriksaan kalium, kalsium, natrium, dan klorida.
2. Langkah II (kedua) : Interpretasi data dasar a. Diagnosa Kebidanan
By Ny. … Umur … Jam...Jenis kelamin... dengan atresia ani. DS :
Keluhan utama :
1) Ibu mengatakan bayinya umur 2 hari.
2) Ibu mengatakan bayinya lemas karena setiap diberikan ASI bayi selalu muntah, dan bayi belum mengeluarkan mekonium pada 24-48 jam pertama.
3) Ibu mengatakan bayinya perutnya membuncit dan kembung. 4) Ibu mengatakan bayinya tidak terdapat lubang pada anus. DO :
1) Pemeriksaan fisik
Perut : buncit dan kembung. Anus : tidak ada lubang. 2) Pemeriksaan penunjang
a) Hasil pemeriksaan radiologik terlihat atresia ani letak tinggi sehingga memerlukan tindakan kolostomi.
b) Pemeriksaan elektrolit. b. Kebutuhan Segera
Tetap memenuhi nutrisi dengan cara lewat infus, tidak dianjurkan memberikan cairan apapun lewat mulut, dan lakukan pencegahan hipotermi.
3. Langkah III ( ketiga): mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial. a. Diagnosa potensial
Fistula.
4. Langkah IV ( keempat): mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.
b. Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan Petugas radioligik untuk mengetahui seberapa tingkatan atresia ani dan kolaborasi dengan dokter anak untuk penanganan atresia ani.
5. Langkah V (kelima) : a. Planning
Tanggal : Jam :
1) Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi.
2) Memberikan informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya saat ini mengalami kelainan yaitu tidak memiliki lubang pada anus.
3) Jelaskan pada ibu bahwa kelainan yang diderita bayinya menyebabkan tidak dapat buang air besar, perut membuncit sehingga bayi menangis dan menjadi rewel, disebabkan penumpukan feses.
4) Beri dukungan emosional dan keyakinan pada ibu. 5) Beritahu ibu agar tidak memberikan apapun lewat mulut.
6) Beritahu penanggung jawab untuk mengisi inform consent sebagai persetujuan untuk tindakan selanjutnya.
7) Beritahu ibu bayinya akan dilakukan rujukan untuk dilakukan pemeriksaan radiologik.
8) Beritahu ibu bahwa bayinya akan dilakukan tindakan pembedahan untuk membuat lubang anus.
9) Baritahu ibu bahwa dokter bedah akan membuat lubang dubur sementara, mengenai tempat tergantung jarak usus yang mampat. 6. Langkah VI (keenam) :
a. Pelaksanaan Tanggal : Jam :
1) Mengobsevasi keadaan umum dan tanada-tanda vital bayi. KU :
RR : S : HR :
2) Memberitahu ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya saat ini bahwa bayinya mengalami kelainan yaitu tidak mempunyai lubang pada anus.
3) Memberitahu ibu tahu bahwa kelainan yang diderita bayinya menyebabkan tidak dapat buang air besar, perut membuncit
sehingga bayi menangis dan rewel, disebabkan penumpukan feses.
4) Memberi dukungan emosional dan keyakinan pada ibu. 5) Memberitahu ibu agar tidak memberikan apapun lewat mulut. 6) Memeritahu penanggung jawab untuk mengisi inform consen
sebagai persetujuan untuk tindakan selanjutnya.
7) Memberitahu ibu bayinya akan dilakukan rujukan untuk dilakukan pemeriksaan radiologik.
8) Memberitahu ibu bahwa bayinya akan dilakukan tindakan pembedahan untuk membuat lubang anus.
9) Membaeritahu ibu bahwa dokter bedah akan membuat lubang dubur sementara, mengenai tempat tergantung jarak usus yang mampat.
7. Langkah VII ( ketujuh) : Evaluasi a. Evaluasi
Tanggal : Jam :
1) Telah dilakukan observasi keadaan dan tanda-tanda vital pada bayi.
2) Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan bayinya saat ini bahwa mengalami kelainan yaitu tidak memiliki lubang pada anus.
3) Ibu sudah tahu bahwa kelainan yang di diderita bayinya menyebabkan tidak dapat buang air besar, perut membuncit sehingga bayi menangis dan rewel, disebabkan penumpukan feses.
4) Ibu sudah diberi dukungan emosional dan keyakinan. 5) Ibu bersedia untuk tidak memberikan apapun lewat mulut.
6) Penanggung jawab bersedia untuk mengisi inform consen sebagai persetujuan tindakan selanjutnya.
7) Ibu sudah mengetahui bahwa bayinya akan dilakukan rujukan untuk dilakukan pemeriksaan radiologik.
8) Ibu sudah mengetahui bahwa bayinya kan dilakukan tindakan pembedahan untuk pembuatan lubang anus.
9) Ibu sudah mengetahui bahwa dokter bedah akan membuat lubang dubur sementara, menganai tempat tergantung jarak usus yang tersumbat.