• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pagelaran Yogyakarta Board Game

Dalam dokumen BAB III IDENTIFIKASI DATA (Halaman 71-77)

E. User (Pengguna) Board Game Jajaka

1. Pagelaran Yogyakarta Board Game

Pagelaran Yogyakarta Board Game didesain oleh Adhitya W. Purnama, Diah C., Eko H. S., dan Erwin Emji. Board game ini diterbitkan oleh Harian Kompas dan meraih predikat Juara 2 Board Game Challenge 2015. Jumlah pemain dalam permainan ini adalah 2-4 orang dengan durasi waktu permainan selama 40 menit. Kotak permainan ini berdimensi 34 x 26,5 x 5,5 cm dengan bobot 950 gr.

Gambar 3.57 : Banner Pagelaran Yogyakarta Board Game (Sumber: www.boardgame.id diakses 20 Maret 2017)

commit to user

Gambar 3.58 : Bermain menjadi manajer gedung pertunjukan di Pagelaran Yogyakarta

(Sumber: www.boardgame.id diakses 20 Maret 2017)

Di dalam permainan papan Pagelaran Yogyakarta, setiap pemain akan memerankan salah satu dari empat karakter manajer muda berbakat yang mendapat tantangan mengelola sebuah teater di kota Yogyakarta yang berada di ambang kebangkrutan. Pagelaran Yogyakarta mengadopsi mekanisme yang sangat sederhana. Sejatinya setiap pemain harus memilih satu dari tiga pilihan aksi, yaitu mementaskan pertunjukan, melakukan riset pertunjukan (mengambil kartu pertunjukan), atau meminjam uang dari bank. Meski terkesan rumit, namun Pagelaran Yogyakarta termasuk permainan ringan yang sangat tepat dimainkan oleh keluarga.

Saat memilih untuk menggelar pementasan pertunjukan, setiap pemain sangat disarankan mengenal karakter para penonton yang hadir di gedung pertunjukan. Jika para penonton cocok dengan gelaran pertunjukan yang dihelat maka akan berimbas positif kepada nilai (rating) dan memberikan pemasukan lebih besar. Pemain dengan rating tertinggi di akhir permainan akan memenangkan permainan. Sistem score tracking dalam Pagelaran Yogyakarta mengadopsi Kramerleiste yang diperkenalkan oleh Wolfgang Kramer, game designer kenamaan dari Jerman.

Mementaskan pertunjukan gampang, terkadang pemain harus berhadapan dengan tamu VIP seperti Pak Presiden maupun Sri Sultan. Dan bukan itu saja, beberapa pengunjung “nakal” pun dapat menyabotase pertunjukan dengan memutus aliran listrik. Persaingan yang panas dengan manajer lain pun terkadang berimbas pada dinamika perputaran penonton di gedung pertunjukan. Saat ini board game Pagelaran Yogyakarta dapat

commit to user

diperoleh di Toko Buku Gramedia (P. Jawa), Manikmaya Games, atau di Facebook page Pagelaran Yogyakarta dengan harga Rp. 292.000,00.

(www.boardgame.id diakses 20 Maret 2017) 2. Perjuangan Jomblo

Perjuangan Jomblo memenangkan predikat Juara 3 dalam kompetisi

“Board Game Challenge 2015” setelah Waroong Wars di posisi pertama dan Pagelaran Yogyakarta di posisi kedua. Board game ini didesain oleh Vicky Belladino dan Hamzah Alfarabi dan resmi diterbitkan oleh Harian Kompas pada tanggal 1 Februari 2016. Perjuangan Jomblo mengankat tema yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari para remaja, masalah percintaan.

Permainan ini menunjukkan bahwa dalam meraih apapun yang diingankan, termasuk dalam hal mendapatkan pacar dibutuhkan strategi dan perjuangan.

Perjuangan Jombo mengajak para pemain untuk saling bersaing dalam mencari cinta sejati. Permainan ini bisa dimainkan 2 sampai 4 orang pemain, nantinya seiap pemain akan dihadapkan dengan beberapa pilihan calon jodoh (dalam permainan ini disebut dengan “pujaan hati”) dengan kriterianya masing-masing. Untuk bisa PDKT (pendekatan) pemain harus dapat memahami karakter dan selera pujaan hati yang diincar. Misalnya food yang melambangkan ketertarikan target terhadap wisata kuliner, fashion yang berarti perhatiannya pada pilihan berpakaian, flirt yaitu kemampuan menggombal, dan fun yang pada dasarnya menggambarkan seru tidaknya pemain nantinya sebagai pacar.

commit to user

Gambar 3.59 : Tampilan depan kemasan Perjuangan Jomblo (Sumber: www.boardgame.id diakses 20 Maret 2017)

Gambar 3.60 : Komponen game Perjuangan Jomblo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Di dalam permainan, setiap pujaan hati hanya dapat diincar oleh satu pemain, namun pemain lain dapat mengusili pemain yang sedang jadian atau PDKT dengan mengeluarkan kartu-kartu aksi. Hal ini merupakan inti dari permainan Perjuangan Jomblo. Seiring meningkatnya hubungan pemain dengan calon jodohnya, tantangan akan makin meningkat. Permaina berakhir jika salah satu pemain berhasil mencapai level atau lantai 4 atau ketika kartu pujaan hati yang terakhir masuk ke lantai satu kamar paling kiri (jika ini terjadimaka hanya tersisa satu putaran terakhir). Segera setelah putaran

commit to user

tersebut berakhir pemain dengan victory point tertinggi memenangkan permainan. Poin itu sendiri didapat jika pemain berhasil melakukan PDKT. Di awal putaran akan ada satu kartu peristiwa yang dibuka, kartu ini bisa merubah kondisi permainan dan merubah taktik pemain. Permainan berakhir ketika kartu peristiwa yang terakhir telah dijalankan. Pemain akan mendapat poin bila memiliki set kartu tertentu. Namun, set baru dihitung bila jumlahnya lebih dari tiga kartu yang jenisnya sama. Bila dalam satu set hanya terdapat satu atau dua kartu, nilainya tidak dihitung atau dianggap hangus. (www.boardgames.id diakses 11 April 2017)

commit to user G.

Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menganalisis potensi pariwisata Kabupaten Karanganyar sehingga dibuatlah board game sebagai media pendukung promosinya.

SWOT Pariwisata Kabupaten Karanganyar

Strenght - Terdapat begitu banyak objek wisata alam maupun buatan yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten

Karanganyar.

- Biaya masuk ke objek wisata terjangkau.

- Lokasi tempat wisata mudah diakses dengan penanda jalan yang jelas.

Weakness - Kurangnya promosi pariwisata yang ditujukan untuk remaja.

- Media promosi yang dipilih oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga kurang variatif dan kurang efektif.

Opportunity - Wilayah Kabupaten Karanganyar yang berada di lereng Gunung Lawu membuatnya memiliki banyak potensi wisata alam yang terus bertambah dan berkembang jika dikelola dengan baik.

- Munculnya kelompok-kelompok remaja yang saling berbagi informasi mengenai objek wisata terbaru dan lokasinya di media sosial dan membuat objek wisata tersebut semakin dikenal.

Threat - Promosi wisata yang tidak digarap serius.

commit to user

- Munculnya cafe-cafe dengan akses internet gratis dan berubahnya gaya hidup remaja untuk lebih suka

menghabiskan waktu dan uang bermalas-malasan duduk di cafe dibandingkan pergi ke tempat-tempat terbuka dan bersejarah.

Tabel 3.1 : Analisis SWOT

Berdasarkan analisis SWOT di atas, promosi pariwisata yang ada di Karanganyar perlu dilakukan dengan media maupun cara yang baru, kreatif, dan inovatif sehingga menarik minat remaja untuk mengunjungi objek-objek wisata yang ada di Karanganyar.

Dalam dokumen BAB III IDENTIFIKASI DATA (Halaman 71-77)

Dokumen terkait