• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN

A. Pajak Penghasilan Pasal 21

1. Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21

1.1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 16 Tahun2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

1.2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (selanjutnya disebut Undang-Undang PPh).

1.3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/KMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan Orang Pribadi.

1.4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubung dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatn Orang Pribadi.

1.5 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.03/2008 tentang Bagian dari Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari pegawai harian dan

1.6 mingguan serta pegawai tetap lainnya yang tidak dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan.

1.7 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.03/2008 tentang besarnya Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pegawai tetap atau pensiunan.

1.8 Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2009 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan berupa Uang pesangon, Uang manfaat pensiun dan Tunjangan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus.

1.9 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010 tentang Pajak Penghasilan bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI, dan para Pensiunan atas Penghasilan yang dibebankan kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah.

1.10 Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Tahun berjalan.

2. Definisi Pajak Penghasilan Pasal 21

Pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterim atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri, wajib dilakukan oleh : 2.1 Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.

27

2.2 Bendaharawan Pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.

2.3 Dana pensiun atau badan lain yang membayar uang pensiun dan pembayaran lain dengan nama apapun dalam rangka pensiun.

2.4 Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas.

2.5 Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan.

3. Wajib Pajak PPh Pasal 21

Peneriama penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah :

3.1 Pegawai adalah setiap orang pribadi yang melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan Negeri atau BUMN atau BUMD.

3.2 Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi :

a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari : pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, dan aktuaris. b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,

peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya.

c. Olahragawan

d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator. e. Pengarang, peneliti, dan penerjemah.

f. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer, dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial.

g. Agen iklan.

h. Pengawas, pengelolah proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan, dan peserta sidang atau rapat.

i. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan. j. Peserta perlombaan.

k. Petugas penjaga barang dagangan. l. Petugas dinas luar asuransi.

m. Peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan bukan pegawai atau bukan sebagai calon pegawai.

n. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direc selling dan kegiatan sejenis lainnya.

3.3 Penerima pensiun adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan di masa lalu,

29

termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima tabungan hari tua atau tunjangan hari tua.

3.4 Peseta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubung dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi :

a. Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olahraga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya.

b. Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan atau kunjungan kerja. c. Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara

kegiatan tertentu.

d. Peserta kegiatan lainnya.

3.5 Pegawai Negeri Sipil (PNS), adalah PNS-Pusat, PNS-Daerah, dan PNS lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah sebagaimana diatur dalam UU No. 8 Tahun 1974.

3.6 Pegawai tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur dan terus-menerus ikut mengelolah kegiatan perusahaan secara langsung.

3.7 Penerima honorarium adalah orang pribadi yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukannya.

3.8 Penerima uang pesangon sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus.

4. Objek Pajak PPh Pasal 21

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah :

4.1 Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur.

4.2 Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya.

4.3 Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, dan pembayaran lain sejenisnya.

4.4 Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa uaph harian, uapah mingguan, uaph satuan, upah borongan, atau upah yang dibayarkan secara bulanan.

4.5 Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan.

31

4.6 Imbalan kepada peserta kegiatan, antar lain berupa uang saku, uang represtasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenisnya dengan nama apapun. 4.7 Penerima dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama

apapun yang diberikan oleh bukan wajib pajak selain pemerintah, atau wajib pajak selain pemerintah, atau wajib pajak yang dikenakan PPh yang bersifat Final dan yang dikenakan PPh berdasarkan norma perhitungan khusus (deemed profit).

5. Penghasilan yang dikecuaikan dari pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21

Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yag dipotong PPh Pasal 21 adalah:

5.1 pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.

5.2 Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh wajib pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat Final dan yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma khusus.

5.3 Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dan iuran Jaminan Hari Tua kepada badan penyelenggara Jamsostek yang dibayarkan oleh pemberi kerja. 5.4 Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau

6. Biaya jabatan dan biaya pensiun

Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang besarnya 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp.6.000.000,- setahun atau Rp.500.000,- sebulan.

Biaya pensiun adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, memelihara uang pensiun yang besarnya 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp.2.400.000,- setahun atau Rp.200.000,- sebulan.

Dokumen terkait