• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rincian aset pajak tangguhan sebagai berikut:

Dikreditkan

Dikreditkan (dibebankan)

ke laporan laba ke laporan laba rugi komprehensif rugi komprehensif

1 Januari 2013 konsolidasian 31 Desember 2013 konsolidasian 31 Desember 2014 Perusahaan Piutang 5.018.141.862 - 5.018.141.862 - 5.018.141.862 Persediaan 145.582.194 - 145.582.194 - 145.582.194 Aset tetap 220.344.037 - 220.344.037 (220.337.084) 6.953 Sewa pembiayaan - - - 10.499.975 10.499.975 Rugi fiskal 3.223.366.908 79.931.576 3.303.298.484 881.368.971 4.184.667.455 Jumlah 8.607.435.001 79.931.576 8.687.366.577 671.531.862 9.358.898.439 Aset pajak tangguhan belum

ditentukan manfaatnya (8.387.090.964) - (8.387.090.964) (671.531.862) (9.058.622.826) Bersih 220.344.037 79.931.576 300.275.613 - 300.275.613 Entitas anak 123.203.003 - 123.203.003 - 123.203.003

Jumlah - bersih 343.547.040 79.931.576 423.478.616 - 423.478.616  

Pada tanggal 31 Desember 2014, entitas anak memiliki aset pajak tangguhan sebesar Rp 7.481.514.504 yang dapat dimanfaatkan dengan laba kena pajak periode mendatang. Berdasarkan proyeksi manajemen entitas anak, laba kena pajak periode mendatang tidak akan tersedia untuk mengkompensasi seluruh aset pajak tangguhan tersebut sehingga hanya mengakui aset pajak tangguhan sebesar Rp 123.203.003.

Administrasi Pajak di Indonesia

Jumlah taksiran rugi fiskal Perusahaan tahun 2013 belum sesuai dengan jumlah yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak penghasilan badan tahun 2013 dan Perusahaan akan melakukan pembetulan SPT, sedangkan jumlah rugi fiskal Perusahaan tahun 2014 didasarkan atas perhitungan sementara, karena Perusahaan belum menyampaikan SPT pajak penghasilan badan.

Berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia, entitas-entitas di dalam Grup yang berdomisili di Indonesia menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang secara individu. Direktur Jenderal Pajak (“DJP”) dapat menetapkan atau mengubah jumlah pajak terutang dalam jangka waktu tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun pajak 2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah lima tahun sejak saat terutangnya pajak.

Surat Ketetapan Pajak

Pada tahun 2010, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk tahun 2008 atas pajak penghasilan (PPh) badan sebesar Rp 16.916.444.367 dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 5.687.964.278 serta Surat Tagihan Pajak (STP) PPN sebesar Rp 799.807.535.

Pada tanggal 25 Oktober 2010, Perusahaan telah mengajukan keberatan atas SKPKB tersebut masing-masing dalam surat No. 096/DIR/CKRNX/2010 dan No. 095/DIR/CKRA/X/2010. Berdasarkan Surat Keputusan DJP No. KEP-2637/VVPJ.07/2011 dan No. KEP 2769/WPJ.07/ 2011 tanggal 7 Nopember 2011, DJP menyatakan menolak atas keberatan Perusahaan.

Pada tanggal 16 Januari 2012, Perusahaan telah mengajukan banding kepada pengadilan pajak atas penolakan keberatan tersebut.

Pada tanggal 12 Januari 2015, Perusahaan telah menerima Surat Pelaksanaan Putusan Banding (SP2B) dari DJP atas putusan No. Put-57650/PP/M.VIIIA/16/2014 tanggal 10 Desember 2014 yang menyatakan bahwa PPN dan PPh badan kurang bayar beserta sanksi administrasi masing-masing sebesar Rp 89.311.530 dan Rp 14.028.748.

29. LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM

Laba (rugi) bersih per saham dasar/dilusian dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa/dilusian yang beredar pada periode bersangkutan sebagai berikut:

2015 2014

Laba (rugi) bersih yang diatribusikan kepada

pemilik entitas induk 2.022.236.744 (4.268.788.353)

Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar (lembar) 5.106.021.090 5.106.021.090

Laba (rugi) bersih per saham dasar 0,40 (0,84)

Rata-rata tertimbang saham dilusian yang beredar (lembar) 5.106.021.090 5.106.021.090

Laba (rugi) bersih per saham dilusian 0,40 (0,84) 30. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI

Pihak Berelasi

Sifat Hubungan Pihak

Berelasi Transaksi

Aspire Horizon Ltd Entitas induk akhir

Perusahaan

Pinjaman tanpa bunga, tanpa jaminan dan dapat dibayar

sewaktu-waktu (repayable on

demand)

Redstone Resources Pte. Ltd Pemegang saham Biaya yang dibayarkan terlebih

dahulu

Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan dianggap sebagai personil manajemen kunci. Remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan sebesar Rp 1.573.788.125 untuk tahun 2014.

31. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan:

Nilai Tercatat Nilai Wajar Nilai Tercatat Nilai Wajar

Aset Keuangan Pinjaman dan piutang:

Kas dan setara kas 3.654.896.406 3.654.896.406 1.722.151.810 1.722.151.810

Piutang usaha pihak ketiga 15.754.539.054 15.754.539.054 13.371.835.913 13.371.835.913

Piutang lain-lain Pihak berelasi 1.216.780.370 1.216.780.370 75.615.015 75.615.015 Pihak ketiga 214.994.661.983 214.994.661.983 215.482.737.060 215.482.737.060 Jaminan reklamasi 206.967.074 206.967.074 206.967.074 206.967.074 Jumlah 235.827.844.886 235.827.844.886 230.859.306.872 230.859.306.872 Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan lain-lain:

Utang lain-lain

Pihak berelasi 2.748.139.244 2.748.139.244 1.719.443.861 1.719.443.861

Pihak ketiga 7.574.800.044 7.574.800.044 7.797.345.949 7.797.345.949

Beban akrual 629.299.105 629.299.105 793.620.773 793.620.773

Utang sewa pembiayaan 664.461.406 664.461.406 767.628.088 767.628.088

Utang lainlain pihak berelasi

-jangka panjang 22.792.152 22.792.152 22.792.152 22.792.152

Jumlah 11.639.491.951 11.639.491.951 11.100.830.823 11.100.830.823 2014

2015

Nilai wajar atas aset keuangan jangka pendek seperti kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain adalah sebesar nilai tercatat karena telah mendekati estimasi nilai wajarnya.

Nilai wajar liabilitas keuangan seperti utang lain-lain dan beban akrual adalah sebesar nilai tercatat karena telah mendekati estimasi nilai wajarnya.

Nilai wajar dari utang sewa pembiayaan dihitung menggunakan arus kas yang didiskontokan berdasarkan suku bunga pasar.

32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN PENGELOLAAN MODAL RISIKO KEUANGAN

Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Grup (termasuk nilai tukar mata uang asing dan risiko harga), risiko kredit dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Grup dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Grup.

Manajemen risiko merupakan tanggung jawab Direksi. Direksi bertugas menentukan prinsip dasar kebijakan manajemen risiko Grup secara keseluruhan serta kebijakan pada area tertentu seperti risiko nilai tukar dan risiko harga, risiko kredit dan risiko likuiditas.

Faktor-faktor Risiko Keuangan a. Risiko Pasar

Risiko Nilai Tukar

Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa depan kontraktual dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan kurs pertukaran mata uang asing. Eksposur Grup terhadap risiko nilai tukar terutama berkaitan dengan kas dan setara kas dan piutang lain-lain dalam mata uang asing.

Risiko nilai tukar mata uang asing Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah minimum.

Risiko Harga

Grup terekspos terhadap perubahan harga bijih besi dan zircon. Hal ini belum diatasi dengan

melakukan kontrak lindung nilai terhadap penjualan bijih besi dan zircon. Operasi dan kinerja

keuangan Grup dapat dipengaruhi harga bijih besi dan zircon, yang pada dasarnya juga

tergantung pada permintaan dan penawaran bijih besi dan zircon di dunia dan faktor-faktor lainnya.

Grup secara aktif mengatur risiko-risiko ini dan melakukan penjualan di masa depan pada tingkat harga tertentu.

b. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak yang gagal memenuhi liabilitas kontrak finalnya. Risiko kredit terutama melekat pada kas di bank, piutang usaha dan piutang lain-lain. Kualitas kredit dari piutang usaha dan piutang lain-lain tidak mengalami penurunan nilai dapat diperkirakan dengan mengacu pada data terkait tingkat gagal bayar penerbit aset keuangan masing-masing sebesar Rp 13.371.835.913 dan Rp 215.482.737.060. Grup mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan hanya berurusan dengan pihak yang diakui dan layak kredit, menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk pelanggan individu, menetapkan kebijakan internal atas verifikasi dan otorisasi kredit, dan secara teratur memonitor kolektibilitas piutang untuk mengurangi risiko kredit macet.

Jumlah Bruto Jumlah Neto

Kas dan setara kas 3.654.896.406 1.722.151.810

Piutang usaha - pihak ketiga 15.754.539.054 13.371.835.913

Piutang lain-lain Pihak berelasi 1.216.780.370 75.615.015 Pihak ketiga 214.994.661.983 215.482.737.060 Jaminan reklamasi 206.967.074 206.967.074 Jumlah 235.827.844.886 230.859.306.872 2015 c. Risiko Likuiditas 

Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul ketika posisi arus kas Grup tidak cukup untuk menutup liabilitas yang jatuh tempo. Grup mengelola profil likuiditasnya secara berhati-hati untuk dapat menjaga keseimbangan antara kesinambungan pendanaan dari utang kepada pihak berelasi dengan jumlah kas dan setara kas yang cukup untuk menanggung aktivitas usaha dengan waktu yang tepat.

Grup juga memantau likuiditasnya dengan menganalisis profil aset dan liabilitas yang akan jatuh tempo.

Berikut adalah profil liabilitas Grup pada tanggal 31 Desember 2014 berdasarkan periode jatuh tempo:

Tidak mempunyai

jatuh tempo Kurang dari 1 - 3 3 - 6 6 - 12 Lebih dari Nilai tercatat kontraktual 1 bulan bulan bulan bulan 12 bulan

Aset Keuangan Pinjaman dan piutang:

Kas dan setara kas 3.654.896.406 - 613.060.935 1.109.090.875 - -

-Piutang usaha 15.754.539.054 - - - - 15.754.539.054

-Piutang lain-lain Pihak berelasi 1.216.780.370 - - - - 1.216.780.370

-Pihak ketiga 214.994.661.983 - - - - 214.994.661.983

-Jaminan reklamasi 206.967.074 - - - - 206.967.074

-Jumlah Aset Keuangan 235.827.844.886 - 613.060.935 1.109.090.875 - 232.172.948.481

-Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan lain-lain: Beban akrual 629.299.105 - 629.299.105 - - -

-Utang lain-lain Pihak berelasi 2.748.139.244 - - - - 1.719.443.861

-Pihak ketiga 7.574.800.044 - - - - 7.574.800.044 -Utang sewa pembiayaan 664.461.406 - - 338.367.471 326.093.935 Utang lainlain pihak berelasi

-jangka panjang 22.792.152 - - - - - 22.792.152

Jumlah Liabilitas Keuangan 11.639.491.951 - 629.299.105 - - 9.632.611.376 326.093.935 2014

Periode jatuh tempo

PENGELOLAAN MODAL

Tujuan utama pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan terpeliharanya rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.

Kebijakan pengelolaan modal Grup adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.

Grup mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Grup dapat menyesuaikan jumlah besaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses selama periode penyajian.

33. INFORMASI SEGMEN

Grup mengklasifikasikan aktivitas usahanya menjadi empat segmen usaha yang terdiri atas pertambangan, perdagangan, investasi dan pabrik smelter.

Manajemen memantau hasil operasi dari unit usahanya secara terpisah guna keperluan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Kinerja segmen dievaluasi berdasarkan laba atau rugi operasi dan diukur secara konsisten dengan laba atau rugi operasi pada laporan keuangan konsolidasian. Namun, pendanaan (termasuk biaya pendanaan dan pendapatan pendanaan) dan pajak penghasilan Grup dikelola secara grup dan tidak dialokasikan kepada segmen operasi.

Informasi mengenai segmen usaha dan geografis Grup sebagai berikut:

Pertambangan Perdagangan Pabrik Smelter Investasi Eliminasi Jumlah

a. Laba (rugi) usaha segmen Pendapatan usaha

Penjualan 30.592.100.041 9.781.139.964 - - (9.781.068.058) 30.592.171.947

Hasil segmen (12.446.194.093) (12.844.152.389) - - - (25.290.346.482) Lain-lain - bersih (9.550.213.522) (138.295.052) (48.824.000) (266.990.897.878) 22.552.868.226 (254.175.362.226) Rugi sebelum pajak penghasilan (21.996.407.615) (12.982.447.441) (48.824.000) (266.990.897.878) 22.552.868.226 (279.465.708.708) Beban pajak - - -

-(21.996.407.615)

(12.982.447.441) (48.824.000) (266.990.897.878) 22.552.868.226 (279.465.708.708) Informasi segmen lainnya

Pengeluaran modal 1.924.981.810 - 354.645.000.000 - - 356.569.981.810 Penyusutan dan amortisasi 15.176.660.685 11.337.547.600 - 239.069.750 - 26.753.278.035

b. Aset dan liabilitas segmen

Aset segmen 59.844.137.160 44.924.663.623 356.461.198.000 1.054.521.477.104 (479.100.399.485) 1.036.651.076.402 Liabilitas segmen 13.323.769.920 3.501.816.864 15.022.000 32.513.740.935 (32.664.826.934) 16.689.522.785 c. Informasi geografis Penjualan bersih Indonesia 17.971.025.291 9.781.139.964 - - (9.781.068.058) 17.971.097.197 Negara-negara asing 12.621.074.750 - - - - 12.621.074.750 Jumlah penjualan sesuai laporan

laba rugi komprehensif konsolidasian

30.592.100.041 9.781.139.964 - - - 30.592.171.947 2014

34. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING

Saat ini entitas anak Dunestones Developments S.S. (DD) melakukan kontrak kerjasama dengan beberapa perusahaan pertambangan sebagai berikut:

 Zhongrui Mining Industry (HK) Co. Limited ("ZMI"), dalam Perjanjian Jual Beli Pasir Besi

No. 011/ZR-DDNI/2013 tanggal 17 Juni 2013. DD menyetujui untuk membeli pasir besi dari ZMI, dengan jumlah minimum sebanyak 50.000 MT/bulan dan/atau 600.000 MT/tahun. Jangka waktu untuk memulai transaksi jual beli adalah Januari 2014. Jika ZMI tidak memenuhi jumlah minimum kuantitas, ZMI akan dikenakan penalti sebesar selisih kekurangan kuantitas dikali USD 3. DD dan ZMI sepakat bahwa harga jual pasir besi dengan kadar Fe 55% (tidak lebih rendah dari 53%) yaitu sebesar USD 48/MT. Setiap perubahan +/- 1 Fe akan mempengaruhi harga sebesar +/- USD 3. Harga ini akan disesuaikan berdasarkan harga pasir besi di mysteel.com secara CFR dan akan ditinjau per tiga bulan. Harga ini hanya dapat dijalankan jika harga impor pasir besi di mysteel.com tidak lebih rendah dari USD 120/MT. ZMI tidak dapat menjual pasir besi miliknya ke pihak lain, jika

DD menyerahkan uang muka pembelian minimal sebesar USD 715.000 paling lambat 6 bulan sejak ditandatangani perjanjian ini. Pada tanggal 15 Juli 2013, DD telah menyerahkan uang muka sebesar USD 715.000 kepada ZMI.

 PT Katingan Surya Harapan ("KSH"), dalam Perjanjian Jual Beli Bijih Besi No.

012/KSH-DD/V1/2013 tanggal 17 Juni 2013. DD menyetujui untuk membeli bijih besi yang dihasilkan KSH, dengan jumlah minimum sebanyak 20.000 MT/bulan dan/atau 240.000 MT/tahun. Jika KSH tidak memenuhi jumlah minimum kuantitas, KSH akan dikenakan penalti sebesar selisih kekurangan kuantitas dikali USD 5. DD dan KSH sepakat bahwa harga jual bijih besi dengan kadar Fe 55% (tidak lebih rendah dari 53%) yaitu sebesar USD 55/MT. Setiap perubahan +/1 Fe akan mempengaruhi harga sebesar +/- USD 3. Harga ini akan disesuaikan berdasarkan harga bijih besi di mysteel.com secara CFR dan akan ditinjau per tiga bulan. Harga ini hanya dapat dijalankan jika harga impor bijih besi di mysteel.com tidak lebih rendah dari USD 120/MT. KSH tidak dapat menjual hasil tambangnya ke pihak lain, jika DD menyerahkan uang muka pembelian minimal sebesar USD 25.000 paling lambat 6 bulan sejak ditandatangani perjanjian ini. Jangka waktu untuk memulai transaksi jual beli paling lambat 24 bulan sejak ditandatangani perjanjian ini. Jika KSH dalam jangka waktu yang ditentukan tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka KSH wajib mengembalikan uang muka pembelian yang diterima dari DD. Pada tanggal 15 Juli 2013, DD telah menyerahkan uang muka sebesar USD 40.000 kepada KSH.

 PT United Mineral Kalimantan ("UMK"), dalam Perjanjian Jual Beli Bijih Nikel No.

013/UMK-DD/V1/2013 tanggal 17 Juni 2013. DD menyetujui untuk membeli bijih nikel yang dihasilkan UMK, dengan jumlah minimum sebanyak 50.000 MT/bulan dan/atau 600.000 MT/tahun. Jika UMK tidak memenuhi jumlah minimum kuantitas, UMK akan dikenakan penalti sebesar selisih kekurangan kuantitas dikali USD 2. DD dan UMK sepakat bahwa harga jual bijih nikel dengan kadar Ni 1,8% (tidak lebih rendah dari 1,7%) yaitu sebesar USD 33/MT. Setiap perubahan +/0,01 Ni akan mempengaruhi harga sebesar +/- USD 0,5. Harga ini hanya dapat dijalankan jika harga resmi nikel pada London Metal Exchange tidak lebih rendah dari USD 14.000/MT. UMK tidak dapat menjual hasil tambangnya ke pihak lain, jika DD menyerahkan uang muka pembelian minimal sebesar USD 25.000 paling lambat 6 bulan sejak ditandatangani perjanjian ini. Jangka waktu untuk memulai transaksi jual beli paling lambat 24 bulan sejak ditandatangani perjanjian ini. Jika UMK dalam jangka waktu yang ditentukan tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka UMK wajib mengembalikan uang muka pembelian yang diterima dari DD. Pada tanggal 15 Juli 2013, DD telah menyerahkan uang muka sebesar USD 40.000 kepada UMK.

DD berhak melakukan penyertaan pada ZMI, KSH dan UMK masing-masing sebanyak-banyaknya 55% dari modal ditempatkan dan disetor ZMI, KSH dan UMK, yang dapat dilakukan dengan mengkonversi saldo uang muka atau penyetoran dana secara langsung sebesar nilai nominal.

Total uang muka yang dibayarkan kepada ZMI, KSH dan UMK adalah sebesar USD 795.000 atau setara Rp 9.889.800.000 (2013: Rp 9.690.225.000) yang dicatat sebagai bagian dari akun uang muka dan biaya dibayar dimuka.

Selama tahun 2014, tidak terdapat transaksi antara DD dengan ZMI, KSH dan UMK dan tidak ada

penalty atau denda yang dikenakan akibat keadaan Force Majure. Force Majure disebabkan adanya

peraturan yang dikeluarkan Menteri ESDM (“Permen”) No. 1 tahun 2014 yang menggantikan Permen No. 7 tahun 2012. Berdasarkan Permen No. 1 tahun 2014, pasir besi dan bijih besi yang akan dijual harus diolah di dalam negeri sesuai dengan batasan minimum pengolahan dan nikel termasuk dalam kategori mineral yang tidak boleh diekspor terhitung sejak tanggal 12 Januari 2014.

35. KELANGSUNGAN USAHA

Laporan keuangan konsolidasian terlampir disusun dengan asumsi Grup dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada tanggal 6 Pebruari 2012, Pemerintah Republik Indonesia

mengeluarkan Peraturan Menteri dan Daya Mineral Republik Indonesia No. 7 Tahun 2012 tentang "Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral" yang pada garis besarnya menyatakan bahwa setiap pemilik IUP Operasi diwajibkan untuk meningkatan nilai atas mineral yang ditambang dengan mengolah barang hasil tambang tersebut menjadi produk yang memenuhi batas minimum yang dipersyaratkan untuk dapat dijual ke luar negeri (ekspor). Pada tanggal 6 Mei 2012, peraturan tersebut telah diubah berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No. 11 tahun 2012, dengan menyisipkan persyaratan yang harus dipenuhi dalam memperoleh rekomendasi dari Menteri untuk melakukan aktivitas penjualan ekspor. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dimasa yang akan datang dan merealisasikan aset serta menyelesaikan pembayaran liabilitas dalam bisnis normal dan pada nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasian sangat tergantung pada situasi ekonomi makro saat ini dan keberhasilan manajemen Grup untuk menyelesaikan sisa utangnya serta kemampuan untuk menghasilkan arus kas yang cukup dari kegiatan usaha dimasa yang akan datang. Laporan keuangan konsolidasian tidak mencakup penyesuaian-penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut.

Untuk menghadapi kondisi tersebut di atas, Grup mengambil langkah-langkah berikut:

a. Melakukan penyertaan saham pada beberapa perusahaan yang dapat mendukung tersedianya kegiatan usaha bagi Grup, misalkan pada sektor pertambangan, antara lain pengangkutan dan perdagangan atas hasil pertambangan merupakan suatu prospek usaha yang menjanjikan.

b. Mengupayakan pengajuan IUP Khusus untuk melakukan perdagangan.

c. Memaksimalkan survey di dalam lingkup IUP Eksplorasi dan mencari lahan-lahan baru yang potensial untuk ditambang serta untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

d. Menerapkan perencanaan keuangan yang baik dan segi pengelolaan penerimaan dan pengeluaran seiring dengan peningkatan hasil produksi dan berusaha mencari investor untuk pendanaan modal kerja yang dibutuhkan.

e. Menjajaki berbagai peluang penjualan dalam negeri.

f. Grup akan lebih jauh mengurangi biaya operasi dengan melakukan efisiensi.

36. STANDAR AKUNTANSI BARU

DSAK-IAI telah menerbitkan beberapa standar baru, revisi dan interprestasi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015 sebagai berikut:

 PSAK 1 (Revisi 2013) – Penyajian Laporan Keuangan

 PSAK 4 (Revisi 2013) – Laporan Keuangan Tersendiri

 PSAK 15 (Revisi 2013) – Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama

 PSAK 24 (Revisi 2013) – Imbalan Kerja

 PSAK 46 (Revisi 2014) – Pajak Penghasilan

 PSAK 48 (Revisi 2014) – Penurunan Nilai Aset

 PSAK 50 (Revisi 2014) – Instrumen Keuangan: Penyajian

 PSAK 55 (Revisi 2014) – Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

 PSAK 60 (Revisi 2014) – Instrumen Keuangan: Pengungkapan

 PSAK 67 – Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain

 PSAK 68 – Pengukuran Nilai Wajar

 ISAK 26 (Revisi 2014) – Penilaian Ulang Derivatif Melekat

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar baru, revisi dan interprestasi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian.

37. AKTIVITAS NON-KAS

Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi arus kas sebagai berikut:

2015 2014

Perolehan aset tetap melalui utang sewa pembiayaan - 1.355.950.000 Akuisisi entitas anak melalui konversi piutang menjadi

Dokumen terkait