PT CAKRA MINERAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
(Dahulu PT Citra Kebun Raya Agri Tbk)
Laporan Keuangan Interim
Per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014
Dan Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Maret 2015 dan 2014
Daftar Isi
Halaman Surat Pernyataan Direksi
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ... i-ii Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian ... iii Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian ... iv Laporan Arus Kas Konsolidasian ... v Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian ... 6-49
Catatan 31 Maret 2015 31 Desember 2014 ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 4,31,32 3.654.896.406 1.722.151.810
Piutang usaha pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 1.457.719.077 (31 Maret 2015 dan
31 Desember 2014) 5,31,32 15.754.539.054 13.371.835.913
Piutang lain-lain
Pihak berelasi 6,30,31,32 1.216.780.370 75.615.015
Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 2.069.025.609
(31 Desember 2014: Rp 263.192.271) 6,31,32 214.994.661.983 215.482.737.060
Persediaan - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 582.328.777
(31 Desember 2014: Rp 582.328.777 ) 7 20.777.804.364 19.564.953.783
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 8 13.344.211.011 12.031.199.614
Jumlah Aset Lancar 269.742.893.188 262.248.493.195
ASET TIDAK LANCAR
Uang muka proyek 9 354.645.000.000 354.645.000.000
Investasi pada entitas asosiasi 10 105.967.671.779 105.967.671.779
Aset pajak tangguhan 28 423.478.616 423.478.616
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 19.199.067.868 (31 Desember 2014: Rp 18.241.870.283
1 Januari 2013/31 Desember 2012: Rp 4.862.160.620) 11 16.675.162.556 17.587.587.344
Properti pertambangan
setelah dikurangi akumulasi amortisasi dan kerugian penurunan nilai sebesar
Rp 45.895.501.932 12 203.626.110.394 203.942.995.073
Goodwill - setelah dikurangi akumulasi
penurunan nilai sebesar Rp 453.063.737.578
(31 Desember 2014: 453.063.737.578) 13 89.429.256.680 89.429.256.680
Aset lain-lain 14 206.967.074 206.967.074
Jumlah Aset Tidak Lancar 770.973.647.099 772.202.956.566
JUMLAH ASET 1.040.716.540.286 1.034.451.449.761
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Catatan 31 Maret 2015 31 Desember 2014 LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang lain-lain
Pihak berelasi 15,30,31,32 2.748.139.244 1.719.443.861
Pihak ketiga 15,31,32 7.574.800.044 7.797.345.949
Utang pajak 28 3.803.167.288 3.833.220.483
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
-Uang muka penjualan 16 2.003.721.116 983.161.842
Beban akrual 17,31,32 629.299.105 793.620.773
Utang sewa pembiayaan bagian jatuh tempo
dalam satu tahun 18 338.367.471 390.903.629
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 17.097.494.268 15.517.696.537
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang lain-lain - pihak berelasi 30,31,32 22.792.152 22.792.152
Utang sewa pembiayaan setelah dikurangi
bagian jatuh tempo dalam satu tahun 18 326.093.935 376.724.459
Liabilitas imbalan kerja 19 74.709.002 74.709.002
Provisi kewajiban lingkungan 20 697.600.635 697.600.635
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 1.121.195.724 1.171.826.248
Jumlah Liabilitas 18.218.689.992 16.689.522.785
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham Seri A dan Rp 125 per saham Seri B
Modal dasar - 19.703.000 saham Seri A dan 594.000.000 saham Seri B
Modal ditempatkan dan disetor penuh - 31 Desember 2014 dan 2013 5.097.621.090 saham Seri A 8.400.000 saham Seri B 1 Januari 2013/31 Desember 2012 5.048.400.000 saham Seri A 8.400.000 saham Seri B 21 1.275.455.272.500 1.275.455.272.500
Biaya emisi saham 22 (61.054.486.729) (61.054.486.729)
Saldo laba (defisit)
Ditentukan penggunaannya 100.000.000 100.000.000
Belum ditentukan penggunaannya (297.648.279.290) (299.670.516.033)
Ekuitas yang dapat diatribusikan langsung kepada
pemilik entitas induk 916.852.506.481 914.830.269.738
Kepentingan nonpengendali 23 105.645.343.814 102.931.657.238
Jumlah Ekuitas 1.022.497.850.295 1.017.761.926.976
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.040.716.540.286 1.034.451.449.761
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2015 2014
Catatan Tidak Diaudit Tidak Diaudit
PENJUALAN BERSIH 24 15.934.795.871 7.906.069.583
BEBAN POKOK PENJUALAN 25 8.540.312.743 7.217.584.569
LABA BRUTO 7.394.483.128 688.485.014
BEBAN USAHA
Beban penjualan 26 (15.700.000) -Beban umum dan administrasi 26 (2.205.345.227) (3.004.342.460) Kapasitas menganggur (229.857.551) (844.734.970) Penghasilan (beban) lainnya 27 (65.404.531) 489.074.843
RUGI USAHA 4.878.175.818 (2.671.517.573)
Pendapatan keuangan 172.403.615 25.603.910
Beban keuangan (314.656.114) (1.071.922.019)
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 4.735.923.320 (3.717.835.682)
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Pajak kini - -Pajak tangguhan - -Jumlah Pajak Penghasilan -
-LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN 4.735.923.320 (3.717.835.682)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -
-JUMLAH LABA (RUGI) BERSIH KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN 4.735.923.320 (3.717.835.682)
LABA (RUGI) BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 2.022.236.744 (4.268.788.353) Kepentingan nonpengendali 2.713.686.576 550.952.671
JUMLAH 4.735.923.320 (3.717.835.682)
LABA (RUGI) KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 2.022.236.744 (4.268.788.353) Kepentingan nonpengendali 2.713.686.576 550.952.671
JUMLAH 4.735.923.320 (3.717.835.682)
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 0,40 (0,840)
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 0,40 (0,840)
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian
Selisih Nilai Transaksi
Restrukturisasi Biaya Ditentukan Belum ditentukan Kepentingan
Catatan Modal saham Entitas Sepengendali emisi saham penggunaannya penggunaannya Jumlah nonpengendali Jumlah ekuitas
Saldo per 31 Desember 2013 1.275.455.272.500 - (61.054.486.729) 100.000.000 (31.469.823.503) 1.183.030.962.268 3.197.765.039 1.186.228.727.307 Selisih nilai transaksi restrukrisasi
entitas sepengendali (607.862.380) - - - (607.862.380) - (607.862.380) Kepentingan nonpengendali
entitas anak yang diakuisisi - - - - (497.341.951) (497.341.951)
Setoran modal entitas anak oleh
kepentingan nonpengendali - - - - - - 14.850.000.000 14.850.000.000 Jumlah laba (rugi) komprehensif
periode berjalan - - - - (4.268.788.353) (4.268.788.353) 550.952.671 (3.717.835.682) Saldo per 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) 1.275.455.272.500 (607.862.380) (61.054.486.729) 100.000.000 (35.738.611.856) 1.178.154.311.535 18.101.375.759 1.196.255.687.294 Saldo per 31 Desember 2014 (Diaudit) 1.275.455.272.500 - (61.054.486.729) 100.000.000 (299.670.516.033) 914.830.269.738 102.931.657.238 1.017.761.926.976 Jumlah laba (rugi) komprehensif
periode berjalan - - - - 2.022.236.744 2.022.236.744 2.713.686.576 4.735.923.320 Saldo per 31 Maret 2015 1.275.455.272.500 - (61.054.486.729) 100.000.000 916.852.506.482(297.648.279.289) 105.645.343.814 1.022.497.850.296
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Cakra Mineral Tbk ("Perusahaan") didirikan berdasarkan akta No. 435 tanggal 19 September 1990 dari Siti Pertiwi Henny Shidki, SH., Notaris di Jakarta dengan nama PT Ciptojaya Kontrindoreksa dan telah diubah menjadi PT Citra Kebun Raya Agri sesuai akta No. 300 tanggal 31 Desember 1992, dari notaris yang sama. Akta pendirian Perusahaan dan perubahannya telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannnya No. C2-9.936.HT.01.01-TH.95 tanggal 11 Agustus 1995, serta diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 92 tanggal 17 Nopember 1995, Tambahan No. 9501. Perusahaan mengubah nama Perusahaan menjadi PT Cakra Mineral Tbk dengan Akta No. 8
tanggal 8 April 2013 dari lndah Khaerunnisa SH., M.Kn, Notaris di Jakarta, Akta perubahan tersebut telah disahkan dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-21976.AH.01.02 tahun 2013 tanggal 24 April 2013. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 03 tanggal 20 Juni 2014 dari Indah Khaerunnisa SH., M.Kn, Notaris di Jakarta mengenai pengangkatan direktur independen Perusahaan. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-19027.40.22 tanggal 11 Juli 2014.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah bergerak dalam bidang pertambangan mineral, perdagangan, perindustrian, perhubungan dan penanaman modal.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat berlokasi di Komplek Perkantoran Red Top E 7,8,9 Jl. Raya Pecenongan No. 72, Kebon Kelapa, Jakarta Pusat, 10120.
Perusahaan mulai kegiatan operasionalnya pada bulan Maret 1996. Kegiatan usaha utama Perusahaan saat ini adalah hanya melakukan penyertaan pada entitas anak yang bergerak dalam
bidang pertambangan biji besi dan zircon.
b. Entitas Induk Terakhir
Aspire Horizon Ltd adalah entitas induk terakhir Perusahaan.
c. Susunan Pengurus dan Karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 sebagai berikut:
2015 dan 2014 Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : Alwijaya AW
Komisaris Independen : Avi Yasa Dwipayana
Johanes Siegfried
Dewan Direksi:
Direktur Utama : Boelio Muliadi
Direktur : Argo Trinandityo
Dexter Syarif Putra
Komite Audit:
Ketua : Avi Yasa Dwipayana
Anggota : Hermawan Raharjo
1. UMUM (lanjutan)
c. Susunan Pengurus dan Karyawan (lanjutan)
Personel manajemen kunci Perusahaan meliputi seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Manajemen kunci tersebut memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perusahaan.
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Perusahaan dan Entitas Anak (secara bersama-sama disebut “Grup”) memiliki karyawan tetap masing-masing sebanyak 35 dan 5 orang karyawan
(tidak diaudit).
d. Penawaran Umum Saham Perusahaan dan Tindakan yang Mempengaruhi Saham yang Diterbitkan Lainnya
Pada tanggal 5 Mei 1999, Perusahaan memperoleh Surat Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. S-656/PM/1999 untuk melakukan Penawaran Umum atas 63.600.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan harga nominal Rp 250 per saham dengan harga penawaran sebesar Rp 250 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya sebanyak 168.000.000 saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 19 Mei 1999.
Pada tanggal 15 Juni 2001, Perusahaan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 8.400.000 saham Seri B dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 125 per saham.
Pada tanggal 28 Desember 2007, Perusahaan memperoleh Surat Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. S-6571/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 834.960.000 saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 250 per saham dimana melekat sejumlah 58.800.000 Waran Seri I. Setiap pemegang 15 saham, berhak atas 71 HMETD, dimana 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru dan atas setiap 71 saham baru melekat 5 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma. Waran Seri I merupakan efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 250 per saham. Periode pelaksanaan Waran mulai tanggal 28 Juli 2008 sampai dengan 28 Januari 2013. Waran kadaluarsa, apabila waran tidak dilaksanakan sampai dengan masa berlaku. Saham Perusahaan tersebut telah dicatatkan pada BEI pada tanggal 17 Januari 2008.
Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan memperoleh Surat Pernyataan Efektif dari Ketua Bapepam-LK No. S-4214/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008 untuk melakukan PUT II kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan HMETD sebanyak 4.045.440.000 saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 250 per saham. Saham Perusahaan tersebut telah dicatatkan pada BEI pada tanggal 14 Juli 2008.
Ringkasan penawaran umum saham Perusahaan dan tindakan yang mempengaruhi saham yang diterbitkan lainnya sampai tanggal 31 Desember 2014 sebagai berikut:
Jumlah Saham Tanggal
Saham Seri A
Penawaran umum perdana 63.600.000 19 Mei 1999
HMETD
PUT I 834.960.000 28 Desember 2007
PUT II 4.045.440.000 14 Juli 2008
Saham Seri B 8.400.000 15 Juni 2011
1. UMUM (lanjutan)
e. Entitas Anak yang Dikonsolidasikan
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, informasi mengenai Entitas Anak yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perusahaan sebagai berikut:
Tahun Operasi
Domisili Kegiatan Usaha Komersial 2015 2014 2015 2014
PT Persada Indo Tambang Jakarta Pertambangan 2006 88 88 18.937.646.456 19.454.822.641 Dunestone Development S.A British Virgin Island Perdagangan 2012 100 100 37.258.770.320 37.258.770.320 PT Murui Jaya perdana Kapuas, Kalimantan Tengah Perdagangan dan
pertambangan
2006 55 55 8.393.741.847 7.665.893.303 PT Cakra Smelter Indonesia Jakarta Pabrik smelter Dalam pengembangan 100 100 183.601.800.000 183.601.800.000 PT Cakra Baoli Ferronickel Jakarta Pabrik smelter Dalam pengembangan 50,10 50,10 172.859.398.000 172.859.398.000 PT Takaras Inti Lestari Palangka Raya, Kalimantan Tengah Pertambangan 2006 55 55 44.416.518.270 40.389.314.518 Twin Pine Management British Virgin Island Pertambangan Dalam pengembangan 100 100 105.967.671.780 105.967.671.780
Entitas Anak
Persentase
Kepemilikan (%) Jumlah Aset
PT Persada Indo Tambang (PIT)
PIT didirikan berdasarkan akta No. 14 tanggal 3 Agustus 2006 dari Halim Alrasyid Kanggara, S.H., Notaris di Medan. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. W2-00209HT.01.01.TH.2006 tanggal 1 Desember 2006. Perusahaan memiliki kepemilikan saham PIT sebesar 88%.
PIT bergerak di bidang pertambangan, dan kegiatan utama PIT saat ini adalah pertambangan bijih besi. Lokasi pertambangan berada di Nagari Sungai Kunyit, Sumatera Barat.
Dunestone Development S.A (DD)
Pada tanggal 12 Desember 2013, Perusahaan melakukan pembelian saham DD dari Rami Sadek M Kuwalty (Rami) sebanyak 1 saham (100% kepemilikan) dengan harga pembelian keseluruhan sebesar USD 50.000.000 atau setara dengan Rp 579.000.000.000 yang didanai oleh rekening escrow dari Best Astute Investment Limited (Best). Dari traksaksi pembelian tersebut, Perusahaan
mencatat Goodwill sebesar Rp 544.219.065.000.
DD didirikan di the British Virgin Islands sebagai BVI Business Company, yang dinyatakan dalam
Certificate of Incorporation (Section 7) tanggal 1 Oktober 2012 dengan registrasi perusahaan No. 1736235. Kegiatan usaha DD adalah di bidang investasi dan perdagangan barang tambang,
khususnya bijih mineral. DD berdomisili di Akara Building, 24 De Castro Street, Wickhams Cay I,
Road Town, Tortola, British Virgin Islands.
PT Takaras Inti Lestari (TIL)
TIL didirikan berdasarkan akta No. 06 tanggal 3 Mei 2005 dari Syilvia Fransiska Tan, S.H., Notaris di Kota Pontianak. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-19613 HT.01.01.TH.2006 tanggal 5 Juli 2006.
TIL bergerak dibidang pertambangan, dan kegiatan utama TIL saat ini dalam bidang pengolahan
zircon.
Pada tanggal 28 Maret 2014, Perusahaan mengakuisisi 55% saham TIL melalui pengambilan
saham dalam portepel TIL sebanyak 18.150 saham atau sebesar Rp 18.150.000.000. Penilaian
atas nilai wajar aset TIL yang diperoleh pada saat akuisisi telah dilakukan oleh KJPP Ihot Dollar & Raymond, penilai independen dalam laporannya tanggal 20 April 2014.
1. UMUM (lanjutan)
e. Entitas Anak yang Dikonsolidasikan (lanjutan) PT Takaras Inti Lestari (TIL) (lanjutan)
Transaksi ini dicatat sesuai PSAK 22 (Revisi 2010) – Kombinasi Bisnis dengan metode pembelian sebagai berikut:
Nilai wajar imbalan dialihkan - piutang 18.150.000.000
Nilai wajar aset neto yang diperoleh (48.103.866.173)
Keuntungan dari pembelian dengan diskon (29.953.866.173)
Rincian nilai wajar aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi sebagai berikut:
Nilai wajar pada tanggal akuisisi Aset
Kas dan bank 145.527.008
Piutang usaha 2.840.875.077
Piutang lain-lain 99.500.000
Persediaan 10.336.006.234
Biaya dibayar dimuka 15.000.000
Aset tetap 14.859.608.499 Properti pertambangan 63.901.994.988 Jumlah Aset 92.198.511.806 Liabilitas Utang usaha 1.302.387.713 Utang lain-lain Pihak ketiga 2.467.964.122 Pihak berelasi 760.570.111 Beban akrual 206.015.000 Jumlah Liabilitas 4.736.936.946
Aset neto pada tanggal akuisisi 87.461.574.860
Kepentingan non-pengendali - entitas anak (39.357.708.687)
Keuntungan pembelian dengan diskon (29.953.866.173)
Nilai wajar imbalan dialihkan - piutang 18.150.000.000
PT Cakra Baoli Ferronickel (CBF)
Berdasarkan akta No. 09 tanggal 20 Juni 2014 dari Indah Khaerunnisa, SH., M.Kn, Notaris di Jakarta, Perusahaan dan Zhejiang Baoli Minning Co. Ltd mendirikan CBF dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 50,10% dan 49,90%.
1. UMUM (lanjutan)
e. Entitas Anak yang Dikonsolidasikan (lanjutan) PT Murui Jaya Perdana (MJP)
MJP didirikan berdasarkan akta No. 49 tanggal 30 Juni 2006 dari Agustri Paruna, S.H., Notaris di Palangka Raya. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-25170 HT.01.01.TH.2006 tanggal 29 Agustus 2009.
MJP bergerak dibidang pertambangan, dan kegiatan utama MJP saat ini dalam bidang
pertambangan zircon.
Pada tanggal 22 Agustus 2014, Perusahaan mengakuisisi 55% saham MJP melalui pengambilan
saham dalam portepel MJP sebanyak 63.250 saham atau sebesar Rp 6.325.000.000. Penilaian
atas nilai wajar aset MJP yang diperoleh pada saat akuisisi telah dilakukan oleh KJPP Ihot Dollar & Raymond, penilai independen dalam laporannya tanggal 20 April 2014.
Transaksi ini dicatat sesuai PSAK 22 (Revisi 2010) – Kombinasi Bisnis dengan metode pembelian sebagai berikut:
Nilai wajar imbalan dialihkan - piutang 6.325.000.000
Nilai wajar aset neto yang diperoleh 90.187.565.516
Keuntungan dari pembelian dengan diskon (83.862.565.516)
Rincian nilai wajar aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi sebagai berikut:
Nilai wajar pada tanggal akuisisi Aset
Kas dan bank 198.290.593
Piutang lain-lain 9.850.000
Uang muka 1.745.734.801
Persediaan 3.776.246.460
Pajak dibayar dimuka 241.563
Aset tetap - bersih 4.507.292
Properti pertambangan 161.216.545.091 Jumlah Aset 166.951.415.800 Liabilitas Utang pajak 1.241.563 Beban akrual 96.256.829 Utang lain-lain Pihak berelasi 2.225.682.595 Pihak ketiga 1.000.000
Uang muka penjualan 649.842.966
Jumlah Liabilitas 2.974.023.953
Aset neto pada tanggal akuisisi 163.977.391.847
Kepentingan non-pengendali - entitas anak (73.789.826.331)
Keuntungan pembelian dengan diskon (83.862.565.516)
1. UMUM (lanjutan)
e. Entitas Anak yang Dikonsolidasikan (lanjutan) PT Cakra Smelter Indonesia (CSI)
Berdasarkan akta No. 06 tanggal 15 September 2014 dari Indah Khaerunnisa, SH., M.Kn, Notaris di Jakarta, Perusahaan dan Ryan Tayipto mendirikan CSI dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 99,99% dan 0,001%.
Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-25254.40.10.2014 tanggal 18 Desember 2014. CIS bergerak dibidang perdagangan dan perindustrian, dan CSI saat ini dalam pra operasi.
Twin Pine Management (TPM)
TPM merupakan bagian dari BVI (British Virgin Islands) Business Company yang telah dinyatakan
dalam Certificate of Incorporation (Section 7) tanggal 9 Agustus 2012 dengan No. 1727675.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dibidang investasi dan saat ini investasi terutama pada Perusahaan pertambangan.
Pada tanggal 8 Desember 2014, Perusahaan mengakuisisi 100% saham TPM melalui pembelian
satu lembar saham TPM milik Rami Sadek M Kuwatly dengan biaya perolehan sebesar
USD 200.000. Penilaian atas nilai wajar aset TPM yang diperoleh pada saat akuisisi telah dilakukan oleh KJPP Ihot Dollar & Raymond, penilai independen dalam laporannya tanggal 20 April 2015.
Rincian nilai wajar aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi sebagai berikut:
Nilai wajar pada tanggal akuisisi Aset
Investasi pada entitas asosiasi 105.967.671.780
Liabilitas
-Aset neto pada tanggal akuisisi 105.967.671.780
Keuntungan pembelian dengan diskon (103.467.671.780)
Nilai wajar imbalan dialihkan - Kas 2.500.000.000
f. Izin Usaha Pertambangan
Pada tanggal 31 Desember 2014, Grup memiliki izin usaha pertambangan sebagai berikut (tidak diaudit):
Jangka Waktu
No No Tanggal Oleh Jenis Pemegang (Tahun) Lokasi
1 540/12/IUP/ESDM/Bup-2010* 27 April 2010 Bupati Solok Selatan IUPOP PIT 5 Kabupaten Solok Selatan,
Sumatera Barat
2 127 Tahun 2010 1 Juni 2010 Walikota Palangka Raya IUPOP TIL 10 Kota Palangka Raya,
Kalimantan Tengah
3 480/DISTAMBEN TAHUN 2009 31 Desember 2009 Bupati Kapuas IUPOP MJP 10 Kabupaten Kapuas,
Kalimantan Tengah IUPOP : Izin Usaha Pertambangan Operasi dan Produksi
IUPE : Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi
* IUPOP PIT saat ini sedang dalam proses perpanjangan berdasarkan surat permohonan perpanjangan dari PIT kepada Bupati Solok Selatan tanggal 21 Januari 2015.
Surat Keputusan Izin
g. Tanggung Jawab Manajemen dan Persetujuan Laporan Keuangan Konsolidasian
Penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian Grup merupakan tanggung jawab manajemen dan telah diotorisasi untuk diterbitkan oleh Dewan Direksi pada tanggal 30 April 2015.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK), meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) serta Peraturan No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012, tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan metode akrual, kecuali laporan arus kas dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan sumber dan penggunaan kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Kebijakan akuntansi telah diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan SAK, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
penerapan kebijakan akuntansi;
jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas
kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian;
jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama tahun pelaporan.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.
Secara khusus, informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian dijelaskan dalam Catatan 3.
Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam mata uang Rupiah (Rp) yang merupakan mata uang fungsional bagi Perusahaan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
c. Perubahan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi atas Standar Akuntansi Keuangan
DSAK-IAI telah menerbitkan beberapa standar baru, revisi dan interpretasi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2014 sebagai berikut:
- ISAK 27 – Pengalihan Aset dari Pelanggan
- ISAK 28 – Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas - PSAK 102 (Revisi 2013) – Akuntansi Murabahah
Standar baru, revisi dan interpretasi ini tidak mengubah kebijakan akuntansi Grup dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan pada periode berjalan atau sebelumnya.
Interpretasi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2014 yang berdampak terhadap laporan keuangan konsolidasi Grup adalah ISAK 29, "Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi pada Tambang Terbuka".
Interpretasi ini mengatur biaya pemindahan material yang timbul dalam aktivitas penambangan terbuka selama tahap produksi.
Interpretasi ini mengharuskan Grup untuk mengakui aset aktivitas pengupasan lapisan tanah, jika dan hanya jika, seluruh kriteria berikut terpenuhi:
(i) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomis masa depan (peningkatan akses menuju
lapisan bijih besi dan zircon) yang terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah akan
mengalir kepada entitas;
(ii) entitas dapat mengidentifikasi komponen lapisan zircon yang aksesnya telah ditingkatkan;
dan
(iii) biaya aktivitas pengupasan lapisan tanah yang terkait dengan komponen tersebut dapat diukur secara andal.
Karena itu, interpretasi ini mengharuskan entitas pertambangan untuk menghapus aset aktivitas pengupasan lapisan tanah yang ada ke saldo awal laba pada permulaan periode sajian terawal, jika aset tersebut tidak dapat dikaitkan dengan komponen lapisan cadangan teridentifikasi. Interpretasi tersebut juga mungkin mengharuskan entitas yang saat ini mengalokasikan biaya pengupasan lapisan tanah mereka sebagai biaya produksi untuk meninjau kembali pendekatan mereka dan mengkapitalisasi sebagian dari biaya mereka.
ISAK 29 hanya relevan untuk area tambang terbuka yang dimiliki oleh Grup yang meliputi tambang
terbuka bijih besi dan zircon. Pada tanggal 1 Januari 2014, Grup tidak memiliki biaya pengupasan
tanah tangguhan yang dicatat di laporan keuangan. ISAK 29 juga tidak mempengaruhi kebijakan akuntansi untuk pencatatan biaya pengupasan tanah tahun berjalan.
Atas berlakunya ISAK 29, PSAK 33 (Revisi 2011), "Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum" dinyatakan dicabut.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Prinsip Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung oleh Perusahaan. Pengendalian ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasi perusahaan tersebut sehingga memperoleh manfaat dari aktivitas perusahaan tersebut. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Dalam kondisi tertentu, pengendalian juga ada ketika terdapat:
kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan
anggaran dasar atau perjanjian;
kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi atau dewan
komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau
kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi dan dewan komisaris
atau organisasi pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi dan dewan komisaris atau organisasi tersebut.
Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antar entitas di dalam Grup yang material telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada kepentingan nonpengendali (KNP) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan dan/atau entitas anak:
menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap Goodwill ) dan liabilitas entitas anak;
menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam
komponen laba rugi; dan
mereklasifikasi bagian entitas induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai
pendapatan komprehensif lain ke komponen laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas-entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Transaksi dengan KNP yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dialihkan dengan bagian relatif atas nilai tercatat aset bersih entitas anak yang diakuisisi dicatat di ekuitas. Laba atau rugi dari pelepasan kepada KNP juga dicatat di ekuitas. Di ekuitas, dampak tersebut disajikan sebagai transaksi dengan KNP.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) e. Kombinasi Bisnis
Akuisisi entitas anak dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya
kombinasi bisnis adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.
Dalam penerapannya, imbalan untuk akuisisi termasuk setiap aset atau liabilitas yang dihasilkan dari suatu kesepakatan imbalan kontinjen diukur terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar disesuaikan dengan biaya akuisisi ketika memenuhi syarat sebagai penyesuaian pengukuran periode. Semua perubahan selanjutnya dalam nilai wajar dari imbalan kontinjensi diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi. Perubahan dalam nilai wajar dari imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak dicatat.
Pada tanggal akuisisi, Goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih
lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah yang diakui untuk kepentingan nonpengendali atas aset bersih teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat tersebut lebih kecil dari nilai wajar aset neto entitas anak diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam komponen laba rugi.
Setelah pengakuan awal, Goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian
penurunan nilai. Untuk tujuan uji nilai penurunan nilai, Goodwill yang diperoleh dari suatu nilai
kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas dari Perusahaan dan/atau entitas yang diharapkan akan menerima manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan ke Unit Penghasil Kas tersebut.
f. Penjabaran Mata Uang Asing
Mata Uang Fungsional dan Pelaporan
Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan setiap entitas dalam Grup diukur menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsional).
Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional dan mata uang penyajian Perusahaan.
Transaksi dan Saldo
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan kedalam mata uang fungsional menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dan dari penjabaran pada kurs akhir tahun atas aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Aset nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal nilai wajar ditentukan. Selisih penjabaran akun ekuitas dan akun nonmoneter serupa yang diukur pada nilai wajar diakui dalam komponen laba rugi, kecuali selisih penjabaran atas aset keuangan nonmoneter tersedia untuk dijual seperti saham, yang diakui dalam komponen ekuitas.
Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia, masing-masing sebesar Rp 13.084 dan Rp 12.440 per Dolar AS (USD) 1.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) f. Penjabaran Mata Uang Asing (lanjutan)
Grup
Hasil usaha dan posisi keuangan dari Grup yang memiliki mata uang fungsional berbeda dengan mata uang pelaporan, dijabarkan pada mata uang pelaporan sebagai berikut:
a. aset dan liabilitas dari setiap laporan posisi keuangan yang disajikan, dijabarkan pada kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan;
b. penghasilan dan beban untuk setiap laporan laba rugi dijabarkan menggunakan kurs rata-rata; dan
c. seluruh selisih kurs yang timbul diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
Mata uang fungsional DD dan TP adalah Dolar Amerika Serikat. Pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, laporan keuangan entitas anak tersebut dijabarkan kedalam mata uang pelaporan menggunakan kurs berikut ini (Rupiah penuh):
2015 2014
Akun laporan posisi keuangan 13.084 12.440
Akun laporan laba rugi 12.800 11.817
Selisih kurs yang timbul dari penjabaran investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri disajikan dalam ekuitas. Jika kegiatan usaha luar negeri tersebut dilepaskan, maka selisih kurs yang berasal dari penjabaran investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri tersebut, yang sebelumnya disajikan dalam ekuitas, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai bagian dari laba atau rugi penjualan.
Goodwill dan penyesuaian nilai wajar yang timbul dari akuisisi kegiatan usaha luar negeri diperlakukan sebagai aset dan liabilitas kegiatan usaha luar negeri dan dijabarkan menggunakan kurs penutup.
g. Transaksi Pihak-Pihak Berelasi
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Grup jika:
1. langsung atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama dengan Grup; (ii) memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Grup;
2. suatu pihak merupakan asosiasi dengan Grup;
3. suatu pihak adalah ventura bersama dimana Grup sebagai venturer;
4. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup atau induk;
5. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4);
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) g. Transaksi Pihak-Pihak Berelasi (lanjutan)
6. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5); atau
7. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Grup atau entitas yang terkait dengan Grup.
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratannya mungkin tidak sama jika transaksi tersebut dilakukan dengan pihak ketiga.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
h. Aset dan Liabilitas Keuangan
Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan kas yang dibatasi penggunaannya.
Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang lain-lain, beban akrual dan utang sewa pembiayaan.
Klasifikasi
Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam pinjaman yang diberikan dan piutang pada saat pengakuan awal.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non - derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Grup tidak berniat untuk menjual segera atau dalam waktu dekat.
Grup mengklasifikasikan liabilitas keuangannya dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
(1) diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki dua sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang diklasifikasi dalam kelompok diperdagangkan.
(2) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan perolehan aset dan liabilitas keuangan.
Aset dan liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai lancar jika diharapkan akan diselesaikan dalam waktu 12 bulan, jika tidak, aset tersebut diklasifikasikan sebagai tidak lancar.
Pengakuan dan Pengukuran
Grup pada awalnya mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Grup menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontraktual instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang lazim diakui pada tanggal perdagangan dimana Grup memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) h. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan)
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajarnya (untuk pos-pos yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi setelah pengakuan awal) ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan.
Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Liabilitas keuangan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada pengakuan awal liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.
Penghentian Pengakuan
Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
b. Grup tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau
c. Grup telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Grup.
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) h. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
Saling Hapus
Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Grup saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.
Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi
Biaya perolehan diamortisasi dari aset dan liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.
Pengukuran Nilai Wajar
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah berdasarkan harga kuotasi pasar atau harga kuotasi
penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan
biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi
terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasi, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini, dan perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Grup menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.
Suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai, jika dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih kejadian yang timbul setelah pengukuran awal dari suatu aset (suatu kejadian yang merugikan) dan kejadian kerugian tersebut telah mempengaruhi estimasi arus kas masa depan dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi dengan andal. Bukti mengenai penurunan nilai meliputi indikasi bahwa peminjam atau kelompok peminjam mengalami kesulitan keuangan secara signifikan, gagal dalam melakukan pembayaran bunga atau pokok, kemungkinan akan mengalami kebangkrutan atau reorganisasi keuangan lainnya dan terdapat hasil observasi data yang mengindikasikan terdapat penurunan nilai pada estimasi arus kas masa depan, seperti perubahan kondisi ekonomi yang berhubungan dengan gagal bayar.
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Grup pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) h. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)
Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada biaya diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
i. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari uang kas, uang yang ada di bank serta deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas utang serta tidak dibatasi penggunaannya.
j. Piutang Usaha dan Piutang Non-usaha
Piutang usaha merupakan jumlah yang terutang dari pelanggan atas penjualan barang dagangan atau jasa dalam kegiatan usaha normal. Jika piutang diperkirakan dapat ditagilh dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam sikius operasi normal jika lebih panjang), piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagai aset tidak lancar.
Piutang usaha dan piutang non-usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif, apabila dampak pendiskontoan signifikan, dikurangi provisi atas penurunan nilai.
Kolektibilitas piutang usaha dan piutang non-usaha ditinjau secara berkala. Piutang yang diketahui tidak tertagih, dihapuskan dengan secara langsung mengurangi nilai tercatatnya. Akun cadangan digunakan ketika terdapat bukti yang objektif bahwa Grup tidak dapat menagih seluruh nilai terutang sesuai dengan persyaratan awal piutang. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami debitur, kemungkinan debitur dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan dan gagal bayar atau menunggak pembayaran merupakan indikator yang dianggap dapat menunjukkan adanya penurunan nilai piutang. Jumlah penurunan nilai adalah sebesar selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan pada tingkat suku bunga efektif awal. Arus kas terkait dengan piutang jangka pendek tidak didiskontokan apabila efek diskonto tidak material.
Jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan disajikan dalam beban penurunan nilai. Ketika piutang usaha dan piutang non-usaha yang rugi penurunan nilainya telah diakui, tidak dapat ditagih pada periode selanjutnya, maka piutang tersebut dihapusbukukan dengan mengurangi akun cadangan. Jumlah yang selanjutnya dapat ditagih kembali atas piutang yang sebelumnya telah dihapusbukukan, dikreditkan terhadap beban penurunan nilai pada laporan laba rugi.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) k. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan persediaan meliputi seluruh biaya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini dimana ditentukan dengan metode rata-rata bergerak. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.
Ketika persediaan dijual, nilai tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada tahun di mana pendapatan terkait diakui.
Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan untuk mencerminkan nilai realisasi neto pada akhir tahun. Penyisihan penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode penurunan nilai atau kerugian terjadi.
l. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
m. Investasi pada Entitas Asosiasi
Entitas asosiasi adalah seluruh entitas dimana Grup memiliki pengaruh yang signifikan namun tidak mengendalikan, dan Grup memiliki 20% atau lebih hak suara, tetapi tidak melebihi 50% hak suara. Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dikurangi rugi penurunan nilai, jika ada.
Investasi pada entitas asosiasi diakui sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diserahkan, instrumen ekuitas yang diterbitkan atau liabilitas yang timbul atau diambil alih pada tanggal akuisisi, ditambah biaya yang berhubungan langsung
dengan akuisisi. Goodwill pada entitas asosiasi merupakan selisih lebih yang terkait dengan biaya
perolehan investasi pada entitas asosiasi dengan bagian Grup atas nilai wajar neto aset teridentifikasi dari entitas asosiasi dan dimasukkan dalam jumlah tercatat investasi.
Keuntungan yang belum direalisasi atas transaksi antara Grup dengan entitas asosiasi dieliminasi sebesar bagian Grup dalam entitas asosiasi tersebut. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali transaksi tersebut memberikan bukti penurunan nilai atas aset yang ditransfer. Kebijakan akuntansi entitas asosiasi akan disesuaikan, apabila diperlukan, agar konsisten dengan kebijakan akuntansi Grup. Dividen yang akan diterima dari entitas asosiasi diakui sebagai pengurang jumlah tercatat investasi.
Pada setiap tanggal pelaporan, Grup menentukan apakah terdapat bukti objektif bahwa telah terjadi penurunan nilai pada investasi pada entitas asosiasi. Jika demikian, maka Grup menghitung besarnya penurunan nilai sebagai selisih antara jumlah yang terpulihkan dan nilai tercatat atas investasi pada entitas asosiasi dan mengakui selisih tersebut pada laba rugi.
Investasi pada entitas asosiasi dihentikan pengakuannya apabila Grup tidak lagi memiliki pengaruh signifikan. Grup mengukur investasi yang tersisa sebesar nilai wajar. Selisih antara jumlah tercatat investasi yang tersisa pada tanggal hilangnya pengaruh signifikan nilai wajarnya diakui dalam laba rugi.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari pelepasan sebagian atau dilusi yang timbul pada investasi asosiasi dimana pengaruh signifikan masih dipertahankan diakui dalam laba rugi dan hanya suatu bagian proporsional atas jumlah yang telah diakui sebelumnya pada pendapatan komprehensif lainnya yang direklasifikasi ke laba rugi.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) n. Aset Tetap
Grup menggunakan model biaya (cost model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset
tetapnya.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan
dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying value”) aset tetap sebagai
suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:
Tahun
Bangunan
Peralatan tambang
4 - 20 4
Sarana dan prasarana 4
Kendaraan 4
Peralatan dan perabot kantor 4 - 5
Mesin 8
Instalasi internet 4
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan diriviu setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
o. Goodwill
Goodwill timbul dari akuisisi entitas anak dan merupakan selisih imbalan yang ditransfer terhadap kepemilikan dalam nilai wajar neto atas aset, liabilitas, dan liabilitas kontinjensi teridentifikasi dan nilai wajar kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi.
Untuk pengujian penurunan nilai, Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis dialokasikan
pada setiap unit penghasil kas, atau kelompok unit penghasil kas, yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut. Setiap unit atau kelompok unit yang
memperoleh alokasi Goodwill menunjukkan tingkat terendah dalam entitas yang Goodwill -nya
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) p. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan
Aset yang memiliki masa manfaat yang tidak terbatas, misalnya Goodwill atau aset tak berwujud
yang belum siap untuk digunakan, tidak diamortisasi namun diuji penurunan nilainya setiap tahun, atau lebih sering apabila terdapat peristiwa atau perubahan pada kondisi yang mengindikasikan kemungkinan penurunan nilai. Aset yang tidak diamortisasi diuji ketika terdapat indikasi bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. Penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai aset. Dalam menentukan penurunan nilai, aset dikelompokkan pada tingkat yang paling rendah dimana terdapat arus kas yang dapat diidentifikasi.
Jumlah terpulihkan suatu aset adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya, dan dihitung untuk setiap aset kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar dari nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk dijual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia, jika tidak terdapat transaksi tersebut, digunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset, perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laba rugi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset
yang diturunkan nilainya. Pemulihan rugi penurunan nilai, untuk aset selain Goodwill diakui jika,
dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan jumlah terpulihkan aset sejak pengujian penurunan nilai terakhir kali. Pembalikan rugi penurunan nilai tersebut diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset yang disajikan pada jumlah revaluasian
sesuai dengan PSAK lain. Rugi penurunan nilai yang diakui atas Goodwill tidak dibalik lagi.
q. Aset Eksplorasi dan Evaluasi
Aktivitas eksplorasi dan evaluasi meliputi pencarian sumber daya mineral setelah Grup memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu, penentuan kelayakan teknis, dan penilaian komersial atas sumber daya mineral spesifik.
Pengeluaran eksplorasi dan evaluasi meliputi biaya yang berhubungan langsung dengan:
- perolehan hak untuk eksplorasi;
- kajian topografi, geologi, geokimia, dan geofisika;
- pengeboran eksplorasi;
- pemaritan dan pengambilan contoh; dan
- aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan komersial atas penambangan
sumber daya mineral.
Biaya eksplorasi dan evaluasi yang berhubungan dengan suatu area of interest dibebankan pada
saat terjadinya kecuali biaya tersebut dikapitalisasi dan ditangguhkan, berdasarkan area of
interest, apabila memenuhi salah satu dari ketentuan berikut ini:
(i) terdapat hak untuk mengeksplorasi dan mengevaluasi suatu area dan biaya tersebut
diharapkan dapat diperoleh kembali melalui keberhasilan pengembangan dan ekploitasi di
area of interest tersebut atau melalui penjualan atas area of interest tersebut; atau
(ii) kegiatan ekplorasi dalam area of interest tersebut belum mencapai tahap yang
memungkinkan penentuan adanya cadangan terbukti yang secara ekonomis dapat diperoleh,
serta kegiatan yang aktif dan signifikan dalam atau berhubungan dengan area of interest
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) q. Aset Eksplorasi dan Evaluasi (lanjutan)
Biaya yang dikapitalisasi mencakup biaya-biaya yang berkaitan langsung dengan aktivitas
eksplorasi dan evaluasi pada area of interest yang relevan, tidak termasuk aset berwujud yang
dicatat sebagai aset tetap. Biaya umum dan administrasi dialokasikan sebagai aset eksplorasi atau evaluasi hanya jika biaya tersebut berkaitan langsung dengan aktivitas operasional pada
area of interest yang relevan.
Pengeluaran eksplorasi dan evaluasi yang dikapitalisasi dihapusbukukan ketika kondisi tersebut di atas tidak lagi terpenuhi.
Aset eksplorasi dan evaluasi teridentifikasi yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis pada awalnya diakui sebagai aset pada nilai wajar pada saat akusisi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan dikurangi kerugian penurunan nilai. Pengeluaran eksplorasi dan evaluasi yang terjadi setelah perolehan aset eksplorasi dalam suatu kombinasi bisnis dicatat dengan mengacu pada kebijakan akuntansi di atas.
Oleh karena aset eksplorasi dan evaluasi tidak tersedia untuk digunakan, maka aset tersebut tidak disusutkan.
Aset eksplorasi dan evaluasi diuji penurunan nilainya ketika fakta dan kondisi mengindikasikan adanya penurunan nilai. Aset eksplorasi dan evaluasi juga diuji penurunan nilainya ketika terjadi penemuan cadangan komersial, sebelum aset tersebut ditransfer ke “properti pertambangan - tambang dalam pengembangan”.
Pengeluaran yang terjadi sebelum entitas memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu area spesifik dibiayakan pada saat terjadinya.
r. Properti Pertambangan
Biaya pengembangan yang dikeluarkan oleh atau atas nama Grup diakumulasikan secara
terpisah untuk setiap area of interest pada saat cadangan terpulihkan yang secara ekonomis
dapat diidentifikasi. Biaya tersebut termasuk biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada konstruksi tambang dan infrastruktur terkait, tidak termasuk biaya aset berwujud dan hak atas tanah (seperti hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai) yang dicatat sebagai aset tetap. Ketika keputusan pengembangan telah diambil, jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi pada
area of interest tertentu dipindahkan sebagai “tambang dalam pengembangan” pada akun properti pertambangan dan digabung dengan pengeluaran biaya pengembangan selanjutnya.
“Tambang dalam pengembangan” direklasifikasi ke “tambang yang berproduksi” pada akun properti pertambangan pada akhir tahap komisioning, ketika tambang tersebut dapat beroperasi sesuai dengan maksud manajemen.
“Tambang dalam pengembangan” tidak diamortisasi sampai direklasifikasi menjadi “tambang yang berproduksi”.
Ketika timbul biaya pengembangan lebih lanjut atas properti pertambangan setelah dimulainya produksi, maka biaya tersebut akan dicatat sebagai bagian dari “pertambangan yang berproduksi” apabila terdapat kemungkinan besar tambahan manfaat ekonomi masa depan sehubungan dengan biaya tersebut akan mengalir ke Grup. Apabila tidak, biaya tersebut dibebankan sebagai biaya produksi.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) r. Properti Pertambangan (lanjutan)
“Tambang yang berproduksi” (termasuk biaya eksplorasi, evaluasi dan pengembangan, serta pembayaran untuk memperoleh hak penambangan dan sewa) diamortisasi dengan menggunakan
metode garis lurus, dengan perhitungan terpisah yang dibuat untuk setiap area of interest.
“Tambang yang berproduksi” dideplesi mengunakan metode garis lurus.
Properti pertambangan teridentifikasi yang diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis pada awalnya diakui sebagai aset sebesar nilai wajarnya. Pengeluaran pengembangan yang terjadi setelah akuisisi properti pertambangan dicatat berdasarkan kebijakan akuntansi yang dijelaskan di atas. “Tambang dalam pengembangan” dan “tambang yang berproduksi” diuji penurunan nilainya dengan mengacu pada kebijakan akuntansi pada Catatan 2p.
s. Transaksi Sewa
Penentuan apakah suatu kontrak merupakan atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi:
a) terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbaharui atau memperpanjang perjanjian yang ada;
b) opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa;
c) terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau
d) terdapat perubahan substansial atas aset yang disewa.
Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c, atau d dan pada tanggal pembaruan atau perpanjangan sewa pada skenario b.
Sewa Pembiayaan - sebagai lesse
Sewa pembiayaan yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Grup, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi tahun berjalan.
Aset sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaatnya, kecuali apabila tidak terdapat keyakinan memadai bahwa Grup akan memperoleh hak kepemilikan atas aset tersebut pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaat atau masa sewa, mana yang lebih pendek.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) s. Transaksi Sewa (lanjutan)
Sewa Operasi - sebagai lessor
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Sewa Operasi - sebagai lesse
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan
dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
t. Imbalan Kerja
Grup memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Grup sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Grup telah memilih metode koridor untuk pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
u. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir kepada Grup dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau piutang.
Pendapatan dari penjualan diakui pada saat barang dikirimkan kepada pelanggan dan beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).
v. Provisi
(i) Provisi pengelolaan, reklamasi lingkungan dan penutupan tambang
Pemulihan, rehabilitasi dan biaya lingkungan yang berkaitan dengan pemulihan atas area yang terganggu selama tahap produksi dibebankan pada beban pokok penjualan pada saat kewajiban dari pemulihan atas area yang terganggu tersebut timbul selama penambangan. Kewajiban ini diakui sebagai liabilitas pada saat timbulnya kewajiban hukum atas konstruktif yang berasal dari aktivitas yang telah dilaksanakan. Kewajiban ini diukur pada saat dan setelah pengakuan sebesar nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak, yang mencerminkan penilaian pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko yang terkait dengan kewajiban tersebut. Perubahan pada pengukuran kewajiban yang timbul selama tahap produksi juga dibebankan ke beban pokok penjualan, sementara peningkatan kewajban yang berhubungan dengan berlalunya waktu diakui sebagai biaya keuangan.