• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV STRATEGI PERSAINGAN WIRAUSAHA AKSESORIS

Foto 41 Pak Ojie (Kanan), Sedang Melayani Pembeli (Kiri)

Pak Ojie (kanan), Sedang Melayani Pembeli (kiri)

Sumber: OAM Aksesoris, Pasar UD Pajus Baru Medan

Strategi kedua adalah peka terhadap permintaan pelanggan. Pedagang aksesoris harus mengetahui dan paham akan jenis-jenis aksesoris yang dijualnya. Hal ini menjadi penting karena saat seorang pelanggan datang dan menanyakan benda yang sedang dicarinya, maka pedagang tentu harus mengetahui benda apa yang dimaksud. Pak Muslim sendiri sering kali menghadapi pelanggan yang datang

mencari aksesoris dengan deskripsi yang tidak lengkap. Hal senada juga disampaikan oleh Pak Ojie:

“Ada pelanggan yang datang mencari aksesoris, tapi dia tidak tahu namanya apa. Biasanya orang tersebut cuma menjelaskan dengan gambaran kasarnya saja, misalnya: kalung yang ada namanya. Padahal kalung yang ada namanya ada banyak. Ada lagi pelanggan yang mencari aksesoris bukan hanya tidak tahu namanya, tetapi juga tidak tahu bentuknya seperti apa, misalnya: gelang yang musim sekarang. Kadang saya sendiri juga bingung dengan benda yang dimaksud.”

Situasi yang seperti itu menuntut pedagang aksesoris untuk peka (up to date) terhadap tren terbaru yang sedang berkembang di masyarakat. Pedagang harus bertindak lebih aktif dan tanggap terhadap aksesoris yang dimaksud. Jika pedagang sudah mempunyai gambaran tentang aksesoris tersebut, maka akan dapat lebih mudah untuk mencarinya.

Informasi-informasi tentang tren aksesoris tersebut dapat diketahui dari sejumlah referensi dari internet, koran, majalah, maupun dari hasil wawancara, interaksi dengan sesama pedagang aksesoris dan juga para pengunjung. Menurut Pak Ojie, pelanggan juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam memberi masukan tentang mode atau tren yang sedang berkembang di masyarakat. Hal tersebut sangat membantu beliau dalam memahami keinginan dari pelanggan dan menjadi sumber ide dalam berkreatifitas pada saat membuat aksesoris.

4.3.1. Garansi Barang

Menurut Pak Muslim ada perspektif yang timbul bagi sebagian besar masyarakat Kota Medan, tentang aksesoris yang dijual di pinggir jalan atau tempat terbuka seperti Pasar UD Pajus Baru Medan. Mereka beranggapan bahwa aksesoris

yang dijual di tempat umum dan terbuka, harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan aksesoris yang dijual di dalam toko.

Anggapan itu muncul karena berbagai alasan, seperti: sewa gedung yang harganya lebih tinggi dibandingkan dengan sewa tempat di lingkungan terbuka, sampai anggapan tentang benda-benda aksesoris yang dijual di pasar adalah barang tiruan dan bukan barang asli. Oleh karena itu, tidak jarang ada orang ragu untuk membeli aksesoris dari pasar karena takut kualitas barang tiruan akan cepat rusak.

Menurut Pak Muslim sendiri, aksesoris yang dijual di tempat umum dan terbuka tidak selamanya adalah barang tiruan serta tidak berkualitas. Begitu juga sebaliknya, tidak selamanya aksesoris yang dijual di dalam toko yang terkenal sekali pun aksesoris tersebut adalah barang asli dengan kualitas tinggi. Hal senada juga disampaikan oleh Pak Ojie sebagai pengrajin sekaligus pedagang aksesoris. Menurut Pak Ojie keaslian suatu barang tidak selamanya ditentukan oleh tempat dimana aksesoris itu dijual. Aksesoris yang dibuat sendiri oleh manusia, itulah barang asli yang sesungguhnya, bukan produksi massal yang dibuat oleh mesin.

Oleh karena itu, sebagai pedagang aksesoris yang membuka usaha di tempat umum dan terbuka seperti di Pasar UD Pajus Baru Medan, perspektif masyarakat yang seperti itu sudah mereka anggap sebagai bagian dari tantangan dan resiko yang harus dihadapi. Mereka tidak memilih untuk mundur atau berhenti, melainkan berusaha mencari solusi atas permasalahan yang tengah dihadapi.

Salah satu contoh kasus adalah jenis aksesoris yang terbuat dari besi putih yang dijual oleh Pak Muslim dan Pak Ojie. Tidak jarang pengunjung yang datang merasa ragu untuk membeli aksesoris yang ditawarkan. Mereka khawatir aksesoris tersebut adalah barang tiruan yang mudah rusak dan berkarat. Pak Muslim yang

menyadari adanya keraguan dalam hati pelanggan, berusaha mencari strategi yang dapat digunakan untuk menghilangkan keraguan tersebut.

Strategi yang digunakakan adalah dengan memberikan garansi pada jenis aksesoris tertentu, seperti yang terbuat dari besi putih. Beliau berusaha meyakinkan pelanggan bahwa aksesoris tersebut adalah benar-benar terbuat dari besi putih sehingga tidak akan berkarat dan membuat kulit mereka iritasi. Beliau meyakinkannya dengan cara menggosok aksesoris tersebut dengan kain berserat kasar, untuk membuktikan bahwa aksesoris tersebut tidak luntur dan tidak terjadi pengelupasan pada sisi luarnya. Jika ternyata aksesoris tersebut berkarat, maka pelanggan boleh datang kembali ke tempat tersebut untuk diganti barangnya dengan yang baru atau uang dikembalikan.

Strategi memberikan garansi pada barang tertentu juga dilakukan oleh Pak Ojie. Selain itu beliau juga memberikan beberapa tips perawatan aksesoris. Jika warna aksesoris yang terbuat dari besi putih mulai terlihat kusam akibat terkena keringat karena sering dipakai. Pelanggan tidak perlu merasa cemas, karena hal tersebut bisa diatasi dengan cara merendam aksesoris tersebut ke dalam busa sabun yang biasa digunakan untuk mencuci piring. Kemudian aksesoris disikat dengan menggunakan sikat gigi (baru atau bekas), setelah itu dibersihkan dengan air bersih, lalu dikeringkan dengan kain lap bersih. Jika aksesoris yang terbuat dari batok kelapa yang mulai kusam, maka aksesoris tersebut cukup dilap dan digosok dengan kain saja hingga mengkilat kembali.

Strategi yang dilakukan dengan cara memberikan garansi terhadap aksesoris tertentu ternyata cukup mendapat respon yang positif dari para pengunjung. Mereka yang tadinya merasa ragu, setelah melihat pembuktiannya secara langsung dan diberi

penjelasan tentang jenis aksesoris tersebut akhirnya menjadi yakin dan tidak ragu lagi untuk membelinya.

4.3.2. Pemesanan Barang Konsumen

Pada umumnya setiap toko aksesoris melayani pembeli yang ingin melakukan pemesanan barang dalam jumlah yang banyak. Namun di sini pemesanan barang yang dimaksud tidak hanya berupa pemesanan barang dari segi kuantitas saja. Akan tetapi pembeli juga dapat memesan aksesoris yang ada dalam pikirannya.

Hal ini merupakan salah satu strategi dan menjadi daya tarik dari OAM aksesoris. Aksesoris dapat dipesan sesuai dengan permintaan pembeli. Selain dapat membeli barang yang sudah siap pakai (dalam artian aksesoris tersebut adalah hasil dari pemikiran pengrajin saja), pembeli juga dapat menuangkan ide-ide yang dimilikinya untuk diaplikasikan pada aksesoris yang akan dibeli. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama yang baik diantara pembeli dengan pedagang.

Pada kondisi seperti ini pembeli berperan lebih aktif dalam menjelaskan ide yang dipikirkannya. Sedangkan Pak Ojie sebagai pedagang yang juga berperan sebagai pengrajin lebih banyak untuk mendengarkan. Setelah itu beliau mencoba untuk memahami maksudnya, kemudian menganalisis ide tersebut dan menggambarkannya dalam media kertas. Gambar yang terlihat pada kertas kemudian diperlihatkan pada pembeli. Jika ada bentuk yang salah maka dapat diperbaiki kembali sampai gambaran tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembeli.

Jangka waktu pembuatan aksesoris yang dipesan itu beragam, tergantung pada tingkat kesulitan dalam proses pembuatannya dan jumlah pesanan. Pak Ojie

dengan kondisi tubuh yang fit dapat membuat aksesoris kurang lebih 15 buah dalam sehari. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu buah aksesoris kurang lebih sepuluh menit. Pak Ojie menyadari bahwa pada umumnya seseorang tidak suka jika disuruh menunggu terlalu lama. Oleh karena itu, beliau mencoba memanfaatkan kebiasaan tersebut menjadi sebuah strategi dalam usahanya.

Pak Ojie mencoba menyampaikannya dengan menempatkan papan kecil yang bertuliskan “UKIR NAMA KALUNG, LANGSUNG JADI (-)+ 10 MENIT ”. Pembeli yang ingin namanya diukir atau dibuat simbol pada aksesorisnya, tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan ukiran tersebut. Pembeli cukup membeli aksesoris jenis apa saja (kecuali aksesoris jenis tali, karena tidak bisa diukir) dari OAM aksesoris. Setelah membelinya mereka akan mendapatkan ukiran nama pada aksesoris tersebut secara gratis.

Strategi tersebut ternyata cukup berhasil menarik perhatian pembeli. Pembeli yang tadinya hanya sekedar lewat setelah membaca papan tersebut, akhirnya tertarik untuk mampir dan melihat proses pembuatan aksesoris yang dikerjakan oleh Pak Ojie di tempat itu juga. Seperti yang dikatakan oleh Amelia (18), salah seorang yang memesan aksesoris, bahwa:

“Awalnya ke Pajus cuma mau beli kartu perdana saja. Tapi begitu aku baca ada aksesoris yang siap sepuluh menit aku jadi penasaran aksesorisnya kayak apa. Trus aku lihat abang itu mengukir mata kalung pesanan orang dan hasilnya bagus, jadi aku tertarik buat ikut mesan juga. Udah gitu ukirannya gratis dan gak perlu nunggu lama juga.”

Foto 42

Dokumen terkait