PEMBUATAN PAKAN DARI LI MBAH KOPI DAN TONGKOL JAGUNG
Saat ini telah bayak dikembangkan berbagai penelitian tentang pakan tambahan alternatif yang berasal dari limbah pertanian/ perkebunan diantaranya limbah kopi, tongkol jagung, limbah kakao, limbah mete dan masih banyak lagi. Dalam modul ini akan dijelaskan mengenai pengolahan limbah kopi dan tongkol jagung sebagai pakan ternak.
a. Limbah kopi
Limbah kopi yang dimaksud adalah limbah kulit yang diperoleh dari proses pengolahan kopi dari biji utuh menjadi kopi bubuk. Pakan limbah kopi mulai
dikembangkan sejak tahun 2002 di Bali. Saat ini sekitar 300 petani di tempat itu mengolah sendiri limbah tersebut untuk pakan ternak. Dengan kepemilikan lahan sekitar satu hektar untuk tiap petani, dapat dihasilkan sekitar tiga ton limbah kopi. Setelah diolah menjadi pakan, limbah ini bisa dimanfaatkan untuk lebih dari 20 kambing dalam setahun, dengan konsumsi pakan sebanyak 200 gram untuk tiap kambing per hari.
Saat ini telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa limbah kopi baik digunakan sebagai pakan ternak, tetapi terlebih dahulu limbah harus difermentasi terlebih dahulu guna meningkatkan kecernaan sekaligus agar dapat disimpan lebih lama. Berikut bahan-bahan yang dibutuhkan dalam fermentasi limbah kopi
diantaranya :
- Limbah kopi 300 kg
- Starter 1 liter
- Dedak 10 kg
- Molasses 1 kg
- Plastik penutup 5 meter
- Timbangan 1 buah
Modul 5
Adapun proses pembuatan tepung limbah kopi adalah sebagai berikut:
- Limbah kopi dicampur dengan starter, dedak dan molasses - Aduk-aduk dan campur rata
- Perciki dengan air kelapa
- Tutup dengan plastic sampai rapat - Biarkan 6-7 hari
- Buka dan jemur hingga kering selama 2-3 hari - Giling hingga halus dan menjadi tepung
b. Tongkol jagung
Limbah tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan unt uk pakan, tetapi hanya unt uk ternak ruminansia karena tingginya kandungan serat. Jerami jagung merupakan bahan pakan penting untuk sapi pada saat rumput sulit diperoleh, terutama pada musim kemarau. Jerami jagung yang diawetkan dengan pengeringan matahari menghasilkan hay dan disimpan oleh petani untuk persediaan pakan sapi pada musim kemarau. Dengan berkembangnya usaha penggemukan sapi impor atau berkembangnya industri sapi perah, seluruh tanaman jagung dapat dimanfaatkan sebagai pakan.
Ada beberapa macam limbah tanaman jagung dan produk samping industry berbasis jagung dan salah satunya adalah tongkol / janggel jagung yaitu bagian dari buah jagung setelah biji dipipil. Tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang biasanya hanya dibuang, namun dengan sedikit sentuhan teknologi bahan yang semula hanya dianggap sampah itu dapat diubah menjadi pakan ternak yang bergizi tinggi, bahkan dapat mengatasi kelangkaan pakan pada musim kemarau. Permasalahan utama penggunaan tongkol jagung sebagai pakan ternak adalah tingginya kandungan serat kasar yang mengakibatkan kecernaannya rendah dan konsumsinyapun terbatas. Untuk dapat meningkatkan pemanfaatan tongkol jagung sebagai pakan ternak maka diperlukan pengolahan terlebih dahulu, dapat berupa fermentasi maupun silage. Pada modul ini akan dijelaskan mengenai pengolahan secara silage. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan adalah :
- Tongkol jagung 300 kg
- Starter buatan 1 liter
- Silo/ wadah plastik/ plastik hitam 10 meter
- Timbangan 1 buah
Modul 5
Cara pembuatan silage jagung adalah sebagai berikut : a) Pemotongan atau Pencacahan Bahan Baku
Ukuran pemotongan sebaiknya sekitar 5 cm. Pemotongan dan pencacahan perlu di lakukan agar mudah di masukan dalam silo/wadah plastik dan mengurangi terperangkapnya ruang udara di dalam silo serta memudahkan pemadatan. b) Tambahkan starter berselingan dengan potongan tongkol jagung. Aduk rata dan
masukan campuran tersebut kedalam silo secara bertahap, lapis demi lapis. c) Saat memasukan bahan baku kedalam silo secara bertahap, lakukan penekanan
atau pengepresan untuk setiap lapisan agar padat. Kenapa harus di padatkan, karena oksigen harus sebanyak mungkin di kurangi atau di hilangkan sama sekali dari ruang silo.
d) Lakukan penutupan dengan serapat mungkin sehingga tidak ada udara yang bisa masuk kedalam silo.
e) Biarkan silo tertutup rapat serta di letakan pada ruang yang tidak terkena matahari atau kena hujan secara langsung selama tiga minggu
f) Setelah tiga minggu maka silase sudah siap di sajikan sebagai pakan ternak. g) Silo yang tidak di buka dapat terus di simpan sampai jangka waktu yang sangat
lama asalkan tidak kemasukan udara.
h) Pemberian pada ternak yang belum terbiasa makan silase, harus di berikan sedikit demi sedikit dicampur dengan hijauan yang biasa dimakan. Jika sudah terbiasa secara bertahap dapat seluruhnya diberi silase sesuai dengan kebutuhan.
Modul 5
No Jenis Ternak Dosis Penggunaan ( Kg) * Limbah Kopi Tongkol Jagung 1 Kambing dan Domba
- Prasapih (% x berat badan anak/ hari) 1,0—1,5 1,0—1,5
- Pascasapih (% x berat badan/ hari) 1,0—1,5 1,0—1,5
2 Sapi
- Prasapih (% x berat badan anak / hari) * * * *
- Fase penggemukan (% x berat badan) 0,8—1,2 0,8—1,2
3 Ayam Buras
- Ayam buras petelur (% x berat ransum) * * * *
TEKNI K PEMBERI AN PAKAN
Pada ternak ruminansia, limbah perkebunan olahan bisa diberikan sebagai bahan konsentrat tunggal. Pemberian bisa dilakukan secara langsung, baik dalam bentuk kering atau pasta. Namun agar hasilnya lebih baik, seyogianya limbah perkebunan olahan dicampur dengan bahan konsentrat lain yang kandungan energinya tinggi, seperti dedak padi atau jagung dengan perbandingan yang sama. Dosis pemberian pakan per hari untuk kambing pada fase menyusui hingga prasapih sebanyak 1.0—1.5% dari berat badan.
Awalnya, sebagian ternak tidak segera mengonsumsi pakan limbah perkebunan dengan lahap. Ternak memerlukan waktu untuk beradaptasi. Agar ternak lebih berselera mengonsumsi pakan pada tahap awal, tambahkan sedikit garam, gula merah, atau tetes tebu ke dalam tepung limbah. Pemberian pakan limbah perkebunan untuk unggas harus dicampur dengan bahan-bahan lain. Pada ayam buras fase starter, limbah kopi bisa diberikan sejumlah 8—10% , sedangkan limbah kakao atau mete sebanyak 12—15% dari total ransum. Sementara itu, untuk ayam buras pada fase grower dan layer (bertelur), limbah kopi bisa diberikan sebanyak 15—16%, sedangkan limbah kakao sebanyak 18— 22% dari total ransum.
Tabel 1. Dosis pemberian pakan dari limbah perkebunan pada beberapa jenis ternak
Keterangan:
* Dosis bukan angka maksimum, bisa dicoba dengan dosis yang lebih tinggi. * * Belum ada data hasil penelitian, tetapi bisa dicoba dengan dosis yang sama