• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 5, Pengelolaan Ternak Secara Berkelanjutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modul 5, Pengelolaan Ternak Secara Berkelanjutan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PELATI HAN 5

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

DI SUSUN OLEH :

I r. Nani Yunizar

Drh. Siti I stiana

KERJASAMA ANTARA :

BPTP DAN I OM

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BADAN

PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN

(2)

Modul 5

BUDI DAYA TERNAK RUMI NANSI A

TERNAK

SAPI

Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja

dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55% ) kebutuhan daging di

dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili Bovidae.

seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa.

Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan berasal dari

Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Menjelang

akhir abad ke-19, sapi Ongole dari I ndia dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu

pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole murni. Secara garis besar,

bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang

berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan

tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di

daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus. Berdasarkan produk akhir yang

dihasilkan, ternak sapi dibagi menjadi dua yaitu sapi potong yang menghasilkan daging

dan sapi perah yang menghasilkan susu.

Usaha peternakan sapi potong di I ndonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar

usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu

diperhatikan beberapa hal yang menyangkut manajemen pemeliharaan ternak sapi

potong, antara lain:

1. Seleksi Bibit

Pemilihan bibit sapi merupakan langkah awal yang menentukan keberhasilan

usaha peternakan sapi. Pemilihan bibit harus dilakukan dengan tepat dan sesuai

dengan tujuan produksi yang ingin dicapai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan

(3)

Modul 5

a. Pejantan, seleksi menyangkut :

- kesehatan fisik : mata bersih dan bersinar, bulu bersih, halus dan mengkilap, tidak ada leleran pada hidung, mulut bau rumput, bentuk kaki simetris dan

konsistensi feses normal.

- kualitas semen baik, dapat dilihat dari keturunannya atau diperiksa langsung dengan mikroskop

- kapasitas servis yaitu kemampuan untuk dapat mengawini induk betina, idealnya 1 ekor pejantan mampu mengawini 10 ekor betina.

b. Betina : Seleksi menyangkut kondisi fisik dan kesehatan, kemiringan vulva tidak

terlalu keatas, mempunyai puting 4 buah, bentuk ambing relatif besar dengan

bentuk yang simetris.

Adapun cara menentukan umur sapi berdasarkan susunan gigi disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Penentuan Umur Sapi Berdasarkan Susunan Gigi

No. Umur Keadaan Gigi

Semua gigi seri sulung sudah ada

Gigi seri sulung mulai tergesek

Semua gigi seri sulung sudak tergesek

Gigi seri sulung dalam (I1) berganti dengan gigi seri tetap

Gigi seri sulung tengah dalam (I2) berganti dengan gigi seri tetap

Gigi seri sulung tengah luar (I3) berganti dengan gigi seri tetap

Gigi seri sulung luar (I4) berganti dengan gigi seri tetap

Semua gigi seri tetap sudah tergesek

Tepi dalam (bidang lidah) semua gigi seri tetap tergesek hampir dekat

dengan gusi bagian dalam

2. Pakan

Dalam pemberian pakan perlu diperhatikan bebrapa

faktor yaitu : palatabilitas pakan, kandungan gizi, harga,

tidak beracun dan tersedia setiap saat. Pakan memegang

peranan yang penting bagi ternak sapi karena berfungsi

memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan,

(4)

Modul 5

Pakan untuk ternak sapi dapat berupa hijauan (rumput, kacang-kacangan

dan limbah pertanian), konsentrat (dedak padi, onggok, ampas tahu) dan makanan

tambahan (vitamin, mineral dan urea).

Secara umum jumlah makanan yang diberikan untuk seekor sapi setiap hari adalah

sebagai berikut :

- Hijauan diberikan sebanyak 10% dari berat badan sapi atau kira-kira 30 - 50

Kg/ ekor/ hari untuk ternak dewasa atau bervariasi menurut berat dan besar

badan. Pada keeadaan biasa ternak diberikan pakan hijauan 2 x sehari yaitu

pada pagi dan sore hari, sedangkan apabila dipekerjakan diberikan 3 x sehari

yaitu pagi hari sebelum dipekerjakan, siang hari setelah dipekerjakan dan sore

hari.

- Konsentrat : 2 - 5 kg/ ekor

- Pakan tambahan diberikan bersama dengan konsentrat yaitu sebanyak 30 - 50

gram/ ekor/ hari atau disesuaikan dengan tujuan produksi

- Pemberian air minum sebaiknya disediakan setiap saat (ad libitum) dengan

syarat air harus bersih dan tidak tercemar

3. Kandang

Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari

jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan

pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda

penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling

bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjaga agar ternak nyaman

sehingga dapat mencapai produksi yang optimal, yaitu :

(5)

Modul 5

- Persyaratan secara umum :

a. Ada sumber air atau sumur yang cukup

b. Ada gudang makanan atau rumput atau hijauan

c. Letak kandang terpisah dari rumah dan jauh dari daerah hunian masyarakat d.

Terdapat lahan untuk bangunan dengan luas yang memadai dan berventilasi e.

Bahan kandang dari kayu/ bambu serta kuat, sedangkan lantai dari

semen/ tanah yang dipadatkan dan harus dibuat lebih tinggi dari tanah

sekitarnya.

f. Ventilasi dan drainase di dalam dan luar kandang harus baik.

- Persyaratan secara khusus :

a. Ukuran kandang :

sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m atau 2,5 x 2 m

sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m

anak sapi cukup 1,5 x 1 m per ekor, dengan tinggi atas ± 2-2,5 m dari

tanah.

b. Bentuk kandang

Tipe tunggal, terdiri dari satu baris kandang

Tipe ganda, terdiri dari dua baris kandang

c. Ukuran bak pakan : panjang x lebar = bersih 60 x 50 cm

d. Ukuran bak minum : panjang x lebar = bersih 40 x 50 cm

e. Tinggi bak pakan dan minum bagian dalam 40 cm (tidak melebihi tinggi

persendian siku sapi) dan bagian luar 80 cm

f. Tinggi penghalang kepala sapi 100 cm dari lantai kandang

g. Lantai jangan terlalu licin dan terlalu kasar serta dibuat miring (bedakan ± 3

cm). Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah

timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen,

dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami

kering sebagai alas kandang yang hangat.

h. Selokan bagian dalam kandang untuk pembuangan kotoran, air kencing dan

air bekas mandi sapi : Lebar (L) x Dalam selokan (D) = 35 x 15 cm

i. Selokan bagian luar kandang untuk pembuangan bekas air cucian bak pakan

(6)

Modul 5

j. Tinggi tiang kandang sekurang-kurangnya 200 cm dari lantai kandang

k. Atap kandang dibuat dari genteng

l. Letak kandang diusahakan lebih rendah dari sumber air dan lebih tinggi dari

lokasi tanaman rumput. (Hasanudin, 1988). Lokasi pemeliharaan dapat

dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500

m). Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C)

dan kelembaban 75%.

m. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci

hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan

bahan-bahan lainnya.

4. Sistem Perkaw inan

Sistem perkawinan pada sapi adalah sebagai berikut :

1. Hand Mating :

- Kawin alam yang diatur, dimana sapi betina birahi dibawa ke tempat pejantan untuk dikawinkan sesuai dengan tujuan pemeliharaan

- Kawin suntik atai Inseminasi Buatan (IB), dimana ternak betina dikawinkan dengan cara inseminasi yaitu spermatozoa ternak jantan yang telah diawetkan

disuntikkan ke dalam alat kelamin betina oleh inseminator

(7)

Modul 5

2. Pasture Mating yaitu perkawinan antara ternak jantan dan betina di padang

pengembalaan secara alami tanpa ada peran manusia.

Yang perlu diketahui sebelum mengawinkan sapi adalah:

Mengetahui Tanda Birahi tanda-tanda birahi yaitu ; selalu gelisah, mencoba

menaiki sapi lain, vulva membesar dan kemerahan serta keluar cairan lendir,

nafsu makan menurun.

Mengetahui tanda-tanda melahirkan diantaranya :

- urat daging sekitar vulva mengendor, bengkak, berwarna kemerahan, keluar cairan bening (lendir) dan bila diraba terasa hangat.

- di kiri kanan pangkal ekor kelihatan legok - ambing membesar dan tampak tegang

- sapi selalu gelisah, ribut dan menaiki sapi yang lain - nafsu makan menurun.

Rencana perkawinan diatur dengan tujuan agar sapi dara tidak terlalu cepat atau

terlalu lama dikawinkan pertama kali dan perkawinan ulang setelah melahirkan tidak

terlalu cepat atau terlalu lambat, sebagai pedoman data reproduksi sapi dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Data Reproduksi Sapi

No. Tahap Reproduksi Umur / Lama Wakt u

1.

10-12 jam sampai saat birahi berakhir

Umur 2-2,5 tahun

280-285 hari

3 bulan

5-8 minggu setelah melahirkan

2-3 bulan setelah melahirkan

Waktu yang baik untuk mengawinkan sapi yang sudah terlihat birahi dapat dilihat

(8)

Modul 5

Tabel 3. W aktu yang Baik untuk Mengaw inkan Ternak

No. Tanda birahi terlihat

pada jam

W aktu yang tepat untuk

mengaw inkan

Siang hari sesudah jam 12.00

Sore sesudah jam 17.00

Pagi keesokan harinya

Hari berikutnya

Hari berikutnya

Sesudah jam 15.00

Untuk dapat mencapai hasil produksi yang optimal maka harus diperhatikan

beberapa hal sebagai berikut :

- Mengawinkan ulang sebaiknya jangan terlalu cepat, paling baik adalah 2-3 bulan setelah melahirkan

- Pada akhir bunting dan awal laktasi berikan pakan yang berkualitas baik

- Hindari perlakuan kasar dan sebaiknya jangan pekerjakan sapi yang sedang bunting muda, bunting tua maupun yang baru melahirkan

- Segera berikan pertolongan apabila proses kelahiran tidak normal

- Pada umur 8 tahun ke atas sebaiknya di-culling/ dikeluarkan karena sudah tidak/kurang produktif lagi.

- Agar dapat memperoleh keturunan yang baik maka pejantan paling muda berumur 1,5 tahun dan jangan gunakan pejantan yang terlalu sering menjadi

pemacek, yang ideal seekor pejantan untuk 10 ekor betina.

5. Kesehatan Hew an

Tindak pencegahan :

1. Hindari kontak dengan ternak sakit

2. Segera pisahkan / isolasi ternak yang sakit atau diduga sakit agar tidak cepat

menular ke ternak lain

3. Kandang selalu bersih dan kering

4. Mengadakan tes kesehatan, khususnya penyakit Brucellosis dan Tuberculosis.

5. Desinfektan kandang dan peralatan secara teratur

6. Vaksinasi dan obat cacing teratur

(9)

Modul 5

6. Tatalaksana dan Manajemen Pemeliharaan

Tatalaksana pemeliharaan dapat dibagi 3 sesuai tujuan pemeliharaan :

1. Tujuan untuk menghasilkan anak : I nduk dan anak dipelihara bersama sampai

anak disapih umur 6- 8 bulan dan kemudian anak dijual.

2. Tujuan untuk menambah dan memperbaiki kualitas daging: Penggemukan dapat

dilakukan di kandang atau padang rumput. Lama penggemukan tergantung

umur sapi. Bila umur 1-2 tahun dibutuhkan waktu 6 bulan. Bila umur sapi

dewasa 2-3 tahun dibutuhkan waktu 4 bulan.

3. Tujuan untuk bibit : Dipelihara sapi-sapi jantan dan betina dari jenis unggul.

7. Pemasaran

Pemasaran hasil ternak dapat dikoordinasikan dengan kelompok tani atau koperasi,

dengan demikian biaya dapat ditanggung bersama-sama. Produk dapat dipasarkan

berupa daging atau ternak hidup, dan sebaiknya memilih standar harga per kg berat

(10)

Modul 5

TERNAK KERBAU

Kerbau merupakan ternak yang sudah lama dikenal masyarakat I ndonesia..

Ternak kerbau pada umumnya dipelihara di daerah-daerah dimana lahan yang tidak

dimanfaatkan untuk usaha pertanian masih luas, dan/ atau daerah yang memang sulit

untuk ditanami tanaman sebagaimana umumnya petani bercocok tanam. Kemampuan

mencerna pakan hijauan relatif lebih baik daripada sapi sehingga tidak terlalu memilih

jenis rumput yang ada, namun ada kesan bahwa produktivitas kerbau lebih rendah dari

sapi.

Kondisi tersebut disebabkan karena perhatian kepada kerbau masih sangat

minim dibanding sapi. Misalnya, dilihat dari perkembangan kerbau dan sapi di Indonesia

pada awal abad 1900-an dimana populasi sapi dan kerbau didominasi populasi kerbau

70% dan sapi hanya 30%; tetapi sejak tahun 1980-an perbandingannya berubah

menjadi 20% kerbau dan 80% sapi dan ratio ini masih berlangsung sampai hari ini.

Kelihatannya nilai keseimbangan tercapai antara populasi kerbau dan sapi. Hal ini

memberikan pemahaman bahwa ada wilayah-wilayah tertentu yang lebih cocok untuk

kerbau dan ada wilayah-wilayah tertentu yang lebih cocok untuk sapi. Akan tetapi data

terakhir menunjukkan bahwa kerbau sudah mendapatkan wilayah baru yang cocok bagi

habitatnya yang lebih menyukai kawasan banyak air dari pada sapi yaitu di Sumatera

dan Kalimantan yang sekarang jumlah ternak kerbaunya telah lebih dari 54% dari

populasi yang ada di Indonesia.

Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya

maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut manajemen pemeliharaan

(11)

Modul 5

1. JENI S KERBAU

Ada dua bangsa kerbau yang diternakkan di dunia yaitu

kerbau lumpur (swamp buffalo dan kerbau sungai

(riverbuffalo). Kerbau lumpur memiliki 48 pasang dan kerbau sungai memiliki 50 pasang kromosom, walaupun

berbeda dalam jumlah kromosom tetapi perkawinan

keduanya menurunkan keturunan yang juga fertil baik

pada ternak jantan maupun betina, hanya diduga bahwa

daya reproduksi crossbred tersebut lebih rendah dari masing-masing tetuanya. Adapun jenis bibit kerbau diantaranya :

- Kerbau Murrah ( asal I ndia, warna hitam / kelabu kehitaman) - Kerbau Nilli / Ravi ( asal I ndia, warna hitam / coklat tua) - Kerbau Surti ( asal I ndia, warna hitam / coklat)

- Kerbau Belang / Tedong Bonga (asal Sulawesi Selatan / Toraja, Produksi susu ± 3 liter/ hari).

- Kerbau Lokal (warna abu-abu, asal Sumba, Bali, Kalimantan, Sumatera, Produksi susu ± 2 liter/ hari).

2. PAKAN

Jenis pakan pada umumnya sama dengan sapi, namun ada ada komposisi tertentu

yang sebaiknya diberikan pada kerbau sebagai berikut:

- Hijauan = 35 - 50 Kg (terdiri dari 70% rumput-rumputan dan 30% kacang-kacangan)

- Konsentrat = 2- 5 Kg/ hr/ekor (terdiri dari dedak halus, bungkil-bungkilan)

Untuk pakan alternatif dapat digunakan berbagai jenis limbah pertanian dengan jenis

dan pengolahan yang sama dengan pakan untuk sapi.

3. KANDANG

Meskipun kerbau dikenal sebagai ternak yang senang berkubang di sungai maupun

lumpur tetapi juga harus dikandangkan, terutama pada malam hari. Dalam kandang

(12)

Modul 5

Ukuran kandang kerbau :

- Dewasa = 1,5 m X 2 m / ekor

- Anak = 1 m X 0,8 m/ ekor

- Kandang jepit = 1,2 m X 0,55 m X 1,5 m / ekor

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang antara lain kandang tidak

boleh dekat dengan rumah tempat tinggal, mudah dibersihkan dan sebaiknya dibuat

(13)

Modul 5

TERNAK KAMBI NG

Kambing termasuk salah satu jenis ternak yang akrab dengan sistem usaha

tani di pedesaan. Hampir setiap rumah tangga memelihara kambing, baik digunakan

sebagai penghasilan utama keluarga maupun sebagai hasil sampingan. Semakin

banyaknya peternak kambing yang muncul disebabkan oleh permintaan daging dan

susu kambing yang terus meningkat. Menurut Sumoprastowo (1980) bahwa terdapat

beberapa sifat yang menguntungkan dari usaha kambing yaitu perkembang biakannya

cukup pesat, modal usaha relatif kecil, pemeliharaannya sederhana, dapat

memanfaatkan lahan kosong dan dapat berfungsi sebagai tabungan keluarga. Untuk

keberhasilan beternak kambing, disamping faktor bibit dan perkembangbiakannya

(reproduksi), perlu mendapat perhatian pula faktor tata laksana pemeliharaan, pakan,

kesehatan serta pencegahan dan pemberantasan penyakit.

1. BI BI T

Tujuan pemeliharaan kambing adalah untuk menghasilkan daging dan susu,

meskipun dapat juga mengahsilkan bulu, kulit, pupuk serta hasil lainnya. Untuk

mencapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan yang baik, termasuk dalam

pemilihan/ seleksi bibit/ calon induk.

I nduk yang baik merupakan kunci utama pemeliharaan kambing. Berikut

kriteria pemilihan calon induk, baik jantan maupun betina :

a. Asal usul : dibeli/ berasal langsung dari peternak, berasal dari keturunan yang baik

b. Kesehatan : mata bersinar, lincah, aktif, bulu halus dan mengkilap

c. Tanda exterior tubuh : bentuk tubuh bagus, kepala, leher, badan dan kaki

seimbang, tidak cacat, testis pejantan cukup besar dan lengkap, ambing induk

betina besar, simetris, puting susu besar dan lengkap, sedangkan cara penentuan

(14)

Modul 5

Tabel 4. Penentuan Umur Kambing Berdasarkan Susunan Gigi Seri Umur Gigi Seri yang Berganti

1-1,5 tahun

1,5 – 2,5 tahun

2,5 – 3 tahun

3 - 4 tahun

Gigi seri dalam (I1)

Gigi seri tengah dalam (I2)

Gigi seri luar dalam (I3)

Gigi seri luar (I6)

2.

KANDANG

Sebelum memulai beternak kambing yang pertama kali dipersiapkan adalah

kandang. Kandang merupakan tempat istirahat dan berteduh bagi kambing sekaligus

pelindung dari hewan pengganggu lainnya. Konstruksi kandang diusahakan

sedemikian rupa sehingga mudah dalam perawatan serta pembersihannya agar

kotoran ternak mudah dibersihkan dan dapat dikumpulkan untuk selanjutnya

dimanfaatkan sebagai pupuk.

Berikut syarat-syarat pendirian kandang bagi kambing :

a. Terpisah dari rumah lebih dari 5-10 m

b. Lokasi kandang tidak lembab, kering dan bersih, sebaiknya dibuatkan saluran

pembuangan air sehingga bila ada air cepat meresap

c. Bahan kandang kuat dan mudah didapat/ murah

d. Sirkulasi udara baik dan dibuat menghadap ke timur agar cukup mendapat sinar

matahari secara langsung.

e. Ukuran Kandang :

- Anak : 1 X 1,2 m / 2 ekor (lepas sapih) - Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor - Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m / ekor - I nduk dan anak 1,5 X 1,5 m/ induk + 2 anak

(15)

Modul 5

Tempat Tempat

Tempat penampung faeces

150

Tempat penampung faeces

Gambar 4. Contoh Bangunan Kandang Kambing

3. PAKAN

Syarat utama yang harus dipenuhi dalam pemeliharaan kambing adalah harus

tersedia sumber hijauan pakan dasar ternak yang cukup karena pakan merupakan

faktor utama yang menentukan produktivitas ternak, di samping potensi genetik,

kesehatan dan lingkungan. Tersedianya pakan yang cukup baik jumlah maupun

kualitasnya secara berkesinambungan merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan usaha pengembangan kambing (Mathius et al, 1991).

Meskipun ternak kambing termasuk golongan ruminansia namun pol

pemberian hiajauan pakannya berbeda dengan jenis ruminansia lainnya. Ternak

kambing lebih membutuhkan jenis hijauan dedaunan daripada rumput, dimana setiap

harinya butuh sekitar 10-15% dari berat badan (Mathius et al, 1989). Namun

pemberian hijauan saja tidak cukup memenuhi gizi yang diperlukan ternak kambing

untuk tumbuh, oleh karena itu diperlukan tambahan pakan tambahan yang dapat

tersusun dari leguminosa, dedak, ampas tahu maupun bungkil lainnya. Untuk

(16)

Modul 5

dapur. Jumlah pakan yang diberikan juga tergantung pada kondisi ternak, dimana

ternak muda/ sedang tumbuh dan ternak bunting maupun sedang laktasi

membutuhkan pakan lebih banyak. Adapun jumlah komposisi kebutuhan pakan pada

tiap fase kehidupan ternak disajikan pada tabel 4.

Tabel 5. Komposisi Pemberian Pakan Hijauan pada Kambing

Kondisi Rumput Daunan

Namun saat ini lahan hijauan pakan semakin lama semakin sempit

dikarenakan adanya persaingan dengan lahan untuk kebutuhan pangan. Sementara

itu masih banyak limbah dari tanaman perkebunan maupun pertanian yang terbuang

padahal limbah tersebut cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak,

seperti misalnya limbah kopi, kakao, kelapa sawit, jagung dan lain-lain. Akan tetapi

limbah tersebut perlu pengolahan lebih lanjut agar daya kecernaannya meningkat.

Pada bagian tips dan trik akan dijelaskan mengenai pengolahan limbah kopi dan

tongkol jagung yang terbukti cukup baik dimanfaatkan sebagai pakan alternatif bagi

ternak kambing.

4. PEMELI HARAAN DAN PERAW ATAN

a. Pemeliharaan induk bunting - Harus selalu cukup pakan

- Sebaiknya diberi pakan penguat sebanyak

0,5 – 1 kg per hari per ekor dicampur mineral 1-2% dari jumlah pakan penguat,

tetapi dihentikan beberapa hari sebelum masa kelahiran - Hindarkan perlakuan kasar dan jaga jangan sampai terjatuh b. Pemeliharaan kambing pejantan

(17)

Modul 5

- Sebaiknya kuku kambing yang panjang dipotong dan dirapikan agar tidak mengganggu jalannya kambing

- Tanduk yang terlalu panjang sebaiknya dirapikan agar tidak membahayakan kambing lain maupun peternak kambing itu sendiri

c. Pemeliharaan anak kambing

- Harus dimulai sejak masih dalam kandungan yaitu dengan memberikan perlakuan khusus terhadap induk bunting

- Setelah lahir diusahakan memperoleh susu kolostrum dari induk dan dibiarkan menyusu sampai umur 2-3 bulan

- Dilatih belajar makan hiajauan bersama induk mulai umur 3 minggu dan dapat pula ditambah dengan pakan penguat sedikit demi sedikit.

5. Produk Kambing

Daging

Produk utama kambing tentu saja adalah daging yang dapat diolah menjadi berbagai

macam masakan yang cukup digemari masyarakat. Daging kambing mempunyai

kandungan gizi yang cukup baik dan banyak masyarakat yang meyakini bahwa

daging kambing dapat menambah vitalitas para pria, selain itu kambing merupakan

ternak dapat digunakan sebagai ternak qurban yang tiap tahun permintaannya

semakin meningkat.

Susu

Selain menghasilkan daging, kambing juga dapat

menghasilkan susu yang gizinya tidak kalah

dengan susu sapi, bahkan saat ini telah ditetapkan

bahwa susu kambing merupakan susu terbaik dari

hewn ruminansia. Susu kambing mempunyai

kandungan fluorine 10 sampai 100 kali lebih besar

dari susu sapi.

Kandungan fluorine ini bermanfaat sebagai antiseptik alami dan dapat membantu

menekan pembiakan bakteri di dalam tubuh. Bisa membantu pencernaan dan

(18)

Modul 5

napas dan pencernaan. Di samping itu, susu kambing mengandung kadar protein

yang cukup tinggi serta kadar laktosa yang lebih rendah daripada susu sapi sehingga

dapat dikonsumsi oleh masyarakat yang alergi terhadap susu sapi (lactose

intolerance).

Pupuk

Kotoran kambing yang dihasilkan dapat diolah menjadi pupuk kandang yang cukup

baik guna meningkatkan produktivitas tanaman. I tu sebabnya sangat dianjurkan

untuk menkombinasikan ternak kambing dengan sistem pertanian lainnya misalnya

dengan kebun kakao, kebun kopi, padi dan tanaman lainnya sehingga nantinya dapat

meningkatkan pendapatan petani.

Tenaga Kerja untuk Pembersihan Lahan

Dengan melaksanakan teknik integrasi dengan tanaman lainnya misalnya kakao,

kambing dapat pula dimanfaatkan sebagai tenaga kerja karena dapat dimanfaatkan

untuk membersihan lahan dari gulma atau tanaman penaung lainnya sehingga petani

(19)

Modul 5

BUDI DAYA TERNAK UNGGAS

AYAM PEDAGI NG

1. DEFI NI SI

Berdasarkan produk akhir yang dihasilkan, ternak ayam dibagi menjadi dua

yaitu ternak ayam pedaging yang produk akhirnya adalah daging beserta olahannya

dan ternak ayam petelur yang menghasilkan telur beserta olahannya. Pada modul

ini hanya akan dijelaskan mengenai budidaya ayam pedaging yang dapat dilakukan

sebagai usaha komersial maupun sambilan.

Ayam pedaging yaitu ayam jantan dan betina muda yang berumur di bawah

8 minggu ketika dijual/ dipanen dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai

pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan

daging yang baik dan banyak. Dengan mempertimbangkan pertumbuhan ayam,

maka terpilihlah ayam broiler sebagai ayam pedaging karena pertumbuhannya

cukup mengejutkan sejak usia 1 minggu hingga 5 minggu, pada saat berusia 3

minggu saja tubuhnya sudah sangat gempal dan padat. Sementara itu ayam

kampung yang berumur 8 minggu masih sangat kecil, tidak lebih dari kepalan jari

orang dewasa, sedangkan ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama

besarnya dengan ayam kampung dewasa dan apabila dipelihara hingga berumur 8

bulan, bobotnya dapat mencapai 2 kg. Kelebihan inilah yang mengakibatkan

terpilihnya ayam broiler sebagai jenis ayam pedaging terbaik saat ini, meskipun

tidak menutup kemungkinan di masa yang akan dating tercipta jenis ayam

(20)

Modul 5

2. SEJARAH SI NGKAT

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang

merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari

bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya

produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi

daging ayam.

Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di I ndonesia sejak tahun 1980-an

dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging

ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam

broiler telah dikenal masyarakat I ndonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya

5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat

dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang

bermunculan diberbagai wilayah I ndonesia.

3. PERSYARATAN LOKASI

a. Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/ perumahan penduduk.

b. Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.

c. Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh

keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.

4. PEDOMAN TEKNI S BUDI DAYA

Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3

(tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding

(pembibitan) dan feeding (makanan ternak/ pakan)

4.1. Manajemen ( Penyiapan Sarana dan Peralatan)

1. Perkandangan

Sistem perkandangan

Masyarakat yang memelihara ayam sebagai sambilan biasanya dibiarkan

berkeliaran dan tidur di pepohonan atau di semak-semak. Cara seperti ini mudah

karena hanya memerlukan sedikit perawatan, tetapi beberapa masalah mungkin

terjadi, misalnya gangguan hewan-hewan lain seperti anjing, kucing, tikus, dan

(21)

Modul 5

susah dikumpulkan karena ayam-ayam ini akan bertelur dimana mereka mau.

Kotoran ayam, yang merupakan pupuk berharga juga akan susah dikumpulkan

dan penyakit akan dengan mudah menyebar dari ayam satu ke ayam lainnya,

terlebih lagi untuk penyebaran virus flu burung yang cukup cepat beberapa

waktu lalu dikarenakan pemeliharaan ayam secara lepas oleh masyarakat. Untuk

itu meskipun hanya dimanfaatkan sebagai usaha sambilan tetapi sebaiknya

ayam-ayam tersebut dimasukkan dalam kandang.

Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:

persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat Celcius, kelembaban

berkisar antara 60-70% , penerangan/ pemanasan kandang sesuai dengan aturan

yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak

melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur

ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box,

untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box

yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun

kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang

mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.

Pemeliharaan Kandang

Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada

areal peternakan merupakan usaha

pencegahan penyakit yang paling murah, hanya

dibutuhkan tenaga yang ulet/ terampil saja.

Tindakan preventif dengan memberikan vaksin

pada ternak dengan merek dan dosis sesuai

catatan pada label yang dari poultry shop.

Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang

perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/ dicek

apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/ diperbaiki kembali. Dengan

demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan

(22)

Modul 5

2. Peralatan

a. Litter (alas lantai)

Alas lantai/ litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor

dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi

10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/ sekam dengan sedikit

kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–

5 cm untuk pengganti kulit padi/ sekam.

b. Indukan atau brooder

Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m

dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang

menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.

c. Tempat bertengger (bila perlu)

Tempat bertengger untuk tempat istirahat/ tidur, dibuat dekat dinding dan

diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat

tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat

bertelur.

d. Tempat makan, minum dan tempat grit

Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu,

almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk

tempat grit dengan kotak khusus

e. Alat-alat rutin

Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting

operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.

(23)

Modul 5

4.2. Pembibitan ( Breeding)

Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya

b) pertumbuhan dan perkembangannya normal

c) ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.

d) tidak ada lekatan tinja di duburnya.

- Pemilihan Bibit

Gambar 6. Contoh DOC yang sehat

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/ DOC (Day Old Chicken)/ayam

umur sehari:

a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat dan dari pembibit yang

berpengalaman, terlihat aktif, mata cerah dan lincah.

b. Bulu DOC tampak cerah, halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .

c. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.

d. DOC mempunyak nafsu makan yang baik.

e. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram (> 37 gram).

f. Tidak ada letakan tinja didubur/ anusnya.

g. Mempunyai ukuran kaki yang besar dan basah seperti berminyak.

h. Keadaan tubuh DOC normal/ tidak cacat.

- Cara Memilih Pembibit

a. Lokasi pembibitan jauh dari lingkungan masyarakat dan peternakan lainnya

b. Pembibit (breeder) secara legal terdaftar di instansi pemerintahan

c. Melaksanakan program biosecurity yang ketat dan program vaksinasi yang

tepat sehingga DOC yang dihasilkan bebas dari penyakit (free diseases)

d. Strain yang diproduksi merupakan strain terbaik dan telah teruji di lapangan.

e. Memberikan informasi lengkap mengenai data performa strain yang

(24)

Modul 5

f. Pembibit tidak semata-mata menjual produk, tetapi memberikan pelayanan

terbaik pascajual untuk konsumen

g. DOC yang dihasilkan berkualitas baik dan bisa menyuplai peternak sepanjang

tahun

4.3. Pakan ( Feeding)

1. Pemberian Pakan

Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur

0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).

a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:

- kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak

2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME

2800-3500 Kcal

- kuantitas pakan terbagi/ digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu

minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/ hari/ ekor, minggu kedua (umur

8-14 hari) 43 gram/ hari/ ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66

gram/ hari/ ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/ hari/ ekor. Jadi

jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu

sebesar 1.520 gram

b. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:

- kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2% ;

lemak 2,5% , serat kasar 4,5% , kalsium (Ca) 1% , Phospor (P) 0,7-0,9% dan

energi (ME) 2900-3400 Kcal.

- kuantitas pakan terbagi/ digolongkan dalam empat golongan umur yaitu:

minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/ hari/ ekor, minggu ke-6 (umur

37-43 hari) 129 gram/ hari/ ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146

gram/ hari/ ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/ hari/ ekor. Jadi

total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

2. Pemberian Minum

Pemberian minum disesuaikan dengan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2

(25)

Modul 5

a. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada

masing-masing minggu, yaitu :

- minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/ hari/ 100 ekor

- minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/ hari/ 100 ekor

- minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/ hari/ 100 ekor

- minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/ hari/ ekor.

Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah

sebanyak 122,6 liter/ 100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama

hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.

Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/ liter air.

b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu

yaitu :

- minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/ hari/ 100 ekor

- minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/ hari/ 100 ekor

- minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/ hari/ 100 ekor

- minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/ hari/ ekor.

Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/ hari/ ekor.

5. P A N E N

Produk Utama

Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam

yang dapat dijual dalam bentuk ayam hidup maupun daging potong.

Produk Tambahan

Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah :

- tinja atau kotoran kandang : dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik

- bulu ayam : dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan

- tenaga Kerja

Untuk peternak yang hanya mampu beternak ayam dalam skala kecil

dapat memanfaatkan ayam agar dapat membantu pekerjaannya dalam hal

(26)

Modul 5

yaitu kandang ayam dapat dipindahkan dari satu bedeng ke bedeng kebun

lainnya.

Ayam dapat berfungsi sebagai sebuah traktor bila ditempatkan dalam

sebuah sangkar tanpa alas yang mudah dipindahpindahkan. Dalam sangkar

biasanya diberikan 6-20 ekor ayam, tergantung dari ukuran sangkar, misalnya 2

m x 1 m untuk 6 ekor ayam. Cara ini akan mempekerjakan ayam untuk

mengais-ngais dan memupuk tanah sebelum ditanami, mengeluarkan hama dan serangga

dari tanah, dan menghabiskan gulma. Traktor ini juga baik untuk menjaga induk

ayam dan anak-anaknya. Traktor dapat dibuat dari bahan-bahan yang ringan

seperti bambu agar mudah dipindah-pindahkan. Untuk pemakaian yang efektif,

pindahkan kandang antar bedeng setiap bulan sekali. Bentuk traktor ayam dapat

dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Bentuk Traktor Ayam Sistem Tunggal

6. Teknik I ntegrasi Ayam dengan Sistem Pertanian Lainnya

Pemeliharaan ayam baik secara komersial maupun sambilan dapat

diintegrasikan dengan sistem pertanian lainnya, cara ini dilakukan agar keuntungan

yang didapat lebih tinggi. Teknik integrasi yang umum dilakukan adalah dengan

mengkombinasikan dengan sayuran maupun pohon buah-buahan. Langkah pertama

adalah membagi kebun menjadi beberapa bagian, misal tiap-tiap bagian berulkuran

5 m x 5 m, sebaiknya tiap-tiap bagian tersebut dibuatkan pagar yang cukup tinggi

mengelilinginya, atau cara-cara lainnya untuk mencegah ayam kabur.

Tempatkan ayam dalam satu bagian kebun sementara bagian kebun

lainnya ditanami sayuran. Setiap sehabis panen, giringlah ayam-ayam itu untuk

masuk dan memakan sisa batang, gulma, dan serangga. Di samping itu, ayam akan

terus memberi pupuk pada setiap bagian kebun yang mereka tempati dan

(27)

Modul 5

memberikan tambahan pupuk pada tanaman, ayam-ayam tersebut akan berguna

dalam pembersihan gulma dan pembongkaran tanah. Hal ini dapat dilakukan

selama 1-2 bulan.

Untuk integrasi dengan pohon buah-buahan dilakukan dengan

menempatkan sekitar 50 ekor ayam untuk luas lahan 50 m x 50 m yang berguna

untuk membantu petani dalam membersihkan gulma dan memupuki lahan disekitar

pepohonan. Sistem ini sebaiknya digunakan untuk pohon-pohon yang berumur di

atas 1 tahun. Selanjutnya dibuat lingkaran dari batu di sekeliling tiap pohon, 1-2 m

dari pangkal pohon dan tetap berikan banyak kompos dan mulsa di dalam lingkaran

tersebut. Ayam-ayam akan mengais-ngais tanah, tapi batu-batu akan menjaga

kompos dan mulsa tetap berada di dekat pohon. Sebaiknya tanam juga

pepohonan/ tanaman leguminosa sebagai pagar hidup di antara pepohonan

buah-buahan yang nantinya dapat digunakan sebagai pakan ayam, sekaligus

menyediakan nitrogen bagi pohon buah-buahan.

(28)

Modul 5

BUDI DAYA BEBEK

1. DEFI NI SI

Secara umum bebek merupakan salah satu ternak unggas air atau bersifat

aquatik yaitu menyukai air, ditunjang dengan bulu-bulu yang tumbuh di sekitar

tubuhnya. Kondisi bulu-bulu yang tebal dan berminyak dapat menghalangi air yang

masuk ke dalam tubuhnya ketika berenang dan bermain air. Bebek juga bersifat

omnivora yaitu pemakan segala macam makanan, dari biji-bijian, rumput-rumputan,

umbi-umbian, hingga hewan-hewan atau binatang kecil. Sifat khas lain dari bebek

ini adalah bentuk kakinya lebih pendek dibandingkan tubuhnya dan di antara

jari-jarinya terdapat selaput renang. Pemeliharaan bebek termasuk cukup mudah

karena mempunyai sifat penurut tetapi dapat menghasilkan keuntungan yang luar

biasa apabila dikelola dengan baik meskipun kualitas pakan yang diberikan rendah.

Selainitu tingkat kematian bebek relatif kecil dibandingkan unggas lain karena bebek

lebih tahan terhadap hampir semua penyakit daripada ternak unggas yang lain. Usia

empat minggu pertama kehidupan bebek adalah bagian yang terpenting. Dengan

pakan yang baik dan air yang cukup saat usia ini, akan membantu bebek-bebek ini

tumbuh lebih cepat, lebih besar, dan tahan penyakit. Masa-masa ini juga

merupakan masa dimana bebek-bebek muda perlu dilindungi dari hewan

pemangsa. Sedikit lebih banyak pekerjaan selama masa ini akan menghasilkan

manfaat yang lebih besar di kemudian hari.

2. TEKNI K PEMELI HARAAN

Air

Bebek memerlukan pasokan air yang terus-menerus, untuk itu sebaiknya sediakan

wadah atau lubang yang diisi dengan air yang dapat dijadikan tempat minum ketika

(29)

Modul 5

makanan mereka. Bebek juga menyukai kolam untuk berenang dan mencari

makanan dalam air. I ni t idak harus, namun bila memungkinkan, tersedianya kolam

akan sangat baik bagi kesehatan bebek, selain itu kolam akan menjadi sumber

pupuk yang baik. Bebek juga dapat diintegrasikan dengan tanaman air jika

kolamnya cukup besar.

Pakan

Bebek menyukai campuran serangga, cacing,

rumput segar, daun segar, dan biji-bijian

(gabah/ beras, jagung, dan millet). Bebek akan

berburu serangga dan cacing dalam tanah, di

pinggiran kolam, dan di bawah mulsa atau

dedaunan. Akan jauh lebih mudah bagi bebek

untuk menemukan serangga dan cacing jika

tanahnya basah.

Berikanlah biji-bijian atau kacang-kacangan pada bebek setiap harinya. Untuk lebih

meningkatkan kualitas biji-bijian, rendam biji-bijian selama semalam dan biarkan

tumbuh selama 1-2 hari lalu berikan ke ternak sebanyak segenggam penuh bijian

untuk 5 ekor bebek.

Kandang

Kandang merupakan tempat untuk bertelur, berteduh, dan berlindung bagi bebek,

khususnya bebek yang masih kecil, dari hewan predator, seperti anjing, kucing,

ular, dan tikus. Luas kandang yang dibutuhkan adalah 2 m x 2 m untuk 10-15 ekor

bebek. Sebaiknya selalu tempatkan lapisan potongan rumput pada lantai kandang

dan ganti rumput itu setiap 1-2 bulan sekali. Rumput kering berikut kotoran bebek

ini merupakan bahan kompos yang sangat baik dan kuat. Bebek juga akan

memanfaatkan rerumputan itu untuk membuat sarang bagi telurnya. Sebuah wadah

air di dalam kandang juga penting untuk disediakan. Selain itu di sekitar kandang

(30)

Modul 5

3. KESEHATAN

Gambar 9. Contoh Bentuk Kandang Bebek

Meskipun bebek merulakan unggas yang tahan penyakit tetapi sebaiknya juga

dilakukan usaha-usaha guna mencegah terjadinya penyakit, salah satunya adalah

dengan memberikan biji pepaya atau daun murbei secara teratur untuk mencegah

bebek terserang penyakit cacing. Segera pisahkan bebek yang terlihat sakit agar

tidak menular ke bebek yang lain dan baru dikumpulkan lagi apabila telah

benar-benar sembuh.

4. PRODUK TERNAK

Produk bebek tidak jauh dengan produk ayam yaitu daging, telur dan kotoran

sebagai pupuk. Daging bebek dapat diolah dan dikonsumsi dengan cara yang sama

seperti daging ayam dan rasanya sangat lezat dan bergizi tinggi. Telur bebek

ukurannya lebih besar daripada telur ayam dan sangat sehat. Telur bebek juga baik

untuk bahan membuat kue atau roti. Selain itu, daging atau telur bebek mudah

diperdagangkan atau dijual. Kotoran bebek sangat baik digunakan sebagai pupuk,

tapi kotoran bebek ini sangat kuat sehingga harus dicampur dalam kompos atau

pupuk cair terlebih dahulu sebelum digunakan.

5. TEKNI K I NTEGRASI DENGAN SI STEM PERTANI AN LAI NNYA

I ntegrasi Ternak Bebek dengan Tanaman Sayuran

Kandang yang dibuat dekat dengan rumah akan mempermudah

pengawasan. Sebaiknya kandang juga dibuat dekat dengan sumber air. Bebek

memerlukan kandang di malam hari namun mereka harus dibiarkan bebas

berkeliaran di areal terbuka selama tengah hari. Sistem ini sangat minim perawatan,

(31)

Modul 5

bibit sayuran dan sayuran berdaun hijau, dan dapat menghabiskannya dalam waktu

singkat.

Bebek dapat dimasukkan ke sistem ini terutama saat selesai pemanenan. Bebek

akan memakan gulma dan serangga, sekaligus memberikan pupuk pada tanah

untuk tanaman berikutnya. I ngatlah untuk selalu menyediakan naungan di siang

hari. Berilah pengawasan ekstra untuk bagian lahan yang telah ditanami sayuran,

atau bebek-bebek akan menghabiskannya

Gambar 10. I ntegrasi Bebek dengan Tanaman Sayuran

I ntegrasi Ternak Bebek dengan Pohon Buah- buahan

Suatu pekarangan untuk bebek jauh lebih mudah

dibuat dan dirawat daripada untuk ayam. Pagar

yang diperlukan hanyalah pagar kecil dan pendek

karena bebek tak dapat terbang. Dalam sistem ini,

bebek hanya akan mengendalikan gulma sekitar

tanaman buah-buahan, memakan beberapa

serangga, sekaligus memberikan pupuk pada

pepohonan. Bebek sangat senang duduk di tempat

teduh dan akan membuang kotoran dimana mereka

duduk.

Tanaman jeruk dan bebek merupakan kombinasi yang sangat baik karena tanaman

jeruk menyukai pupuk yang sangat kuat dan tanaman ini memiliki perakaran yang

(32)

Modul 5

I ntegrasi Bebek dengan Padi

Bebek juga dapat dikombinasikan dengan tanaman padi karena bebek

dapat dimanfaatkan untuk memakan gulma dan memberikan pupuk pada tanaman

padi setelah panen. Unt uk memudahkan pengawasan, sebaiknya dbuat pagar kecil

yang bisa dipindah-pindahkan untuk menjaga bebek tetap berada pada sawah padi

dan digiring ke tempat-tempat lain sesuai keinginan. Akan lebih baik untuk segera

memindahkan mereka kembali ke kandang setiap malamnya agar terlindung mereka

dari predator dan lebih mudah dalam mengumpulkan telurnya.

Di samping itu bebek juga dapat dipelihara di dalam kolam air irigasi

sehingga air kolam akan penuh dengan unsur hara yang baik digunakan sebagai

bahan kompos dan pupuk cair untuk tanaman. Pada musim hujan, dapat pula

(33)

Modul 5

CARA MENI NGKATKAN NI LAI TAMBAH PRODUK TERNAK

Daging ayam maupun daging sapi yang dihasilkan dari pemotongan ternak dapat

diolah menjadi berbagai bentuk olahan daging, misalnya sosis, nugget, fillet dan

lain-lain. Berikut dijelaskan cara pengolahan daging ayam menjadi nugget ayam yang saat

ini banyak digemari konsumen di pasaran.

NUGGET

Salah satu bentuk makanan beku yang

saat ini sangat digemari masyarakat luas

adalah nugget. Umumnya berbentuk

pipih, bulat, kotak, atau bentuk lain

yang menarik perhatian anak-anak

(seperti huruf atau hewan). Produk

tersebut tersedia di supermarket atau

outlet dalam berbagai merek dagang,

kemasan, cita rasa, tekstur, dan harga jualnya pun cukup tinggi.

Meskipun nugget tergolong bahan makanan yang mudah dan cepat dimasak,

daging ayam yang diberi bumbu dan pelapis ini sangat kaya protein. Terdapat juga

asam amino, lemak, karbohidrat, beberapa jenis vitamin dan mineral. Nugget bersifat

ready to cook (siap untuk dimasak) dan ready to eat (siap untuk dimakan). Ready to

cook artinya hanya membutuhkan sedikit waktu untuk menyiapkan dan

menghidangkannya. Contoh paling populer dari makanan ready to cook adalah makanan

instan, yang umumnya membutuhkan waktu pemasakan 1–3 menit.

Belakangan ini di pasaran juga tersedia makanan ready to cook dalam bentuk

beku. Makanan dalam bentuk beku memiliki banyak keunggulan, khususnya terkait

dengan upaya penyelamatan nilai gizi dan cita rasa. Zat gizi umumnya mudah rusak

selama masa penyimpanan dan distribusi yang dilakukan pada suhu kamar. Teknik

pembekuan yang dilakukan pada suhu yang tepat, sangat berguna untuk

memperpanjang masa simpan produk dan manfaat zat gizi yang terkandung di

(34)

Modul 5

Rasa nugget jauh lebih gurih dibandingkan daging ayam atau ikan goreng biasa.

Hal tersebut disebabkan pengaruh bumbu yang dicampurkan ke dalam adonan sebelum

digoreng. Rasa nugget sangat bervariasi, tergantung dari komposisi bahan dan jenis

bumbu yang digunakan.

Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan nugget diantaranya: - 250 gram daging ayam giling

- 1 lembar roti tawar - 2 butir telur

- 1% lada halus, 2% bawang putih halus dari berat ikan dan garam secukupnya - 1 biji pala dihaluskan

- 2 buah putih telur - 0,5 kg tepung roti/ panir - minyak goring secukupnya

Sedangkan cara pengolahan nugget ayam adalah sebagai berikut: - daging ikan digiling, roti dan telur diblender/ mixer

- ditambah bumbu berupa garam, pala, lada, bawang putih dan diaduk sampai rata kurang lebih 5-10 menit

- adonan yang sudah jadi dimasukkan kecetakan/ loyang (loyang sudah diolesi dengan minyak sayur dan dilandasi kertas roti)

- setelah adonan dituangkan ke dalam loyang, selanjutnya dikukus kurang lebih 30 menit dari saat air dalam dandang mendidih

- tanda adonan matang, apabila adonan ditusuk dengan lidi maka terasa kalis dan tidak lengket

- selesai pengukuran adonan dalam cetakan diangkat dan didinginkan

- setelah dingin adonan nugget diambil dari dalam cetakan dan dipotong seperti jari (menurut selera)

- potong kecil nugget dan diberi panir, kemudian dicelupkan kedalam putih telur dan diberi panir lagi

(35)

Modul 5

YOGURT

Yogurt merupakan salah satu olahan susu yang

diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan

kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri

asam laktat. Di pasaran yogurt terbagi dalam dua jenis,

yang pertama adalah yogurt plain yaitu yogurt tanpa rasa

tambahan dan yang kedua adalah drink yogurt yaitu yogurt

plain yang telah ditambahkan perasa tambahan

buah-buahan seperti rasa stroberi, jeruk ataupun leci oleh

produsen.

Bila di nilai dari kandungan gizi, yogurt tidaklah kalah dengan kandungan susu

pada umumnya. Hal ini karena bahan dasar yogurt adalah susu, bahkan ada beberapa

kelebihan yogurt yang tidak dimiliki oleh susu murni yaitu : (1) Sangat cocok dikonsumsi

oleh orang yang sensitif dengan susu (lactose intolerance) yang ditandai dengan diare

karena laktosa yang terkandung pada susu biasa sudah disederhanakan dalam proses

fermentasi pembuatan yogurt, (2) Bila dikonsumsi secara rutin bahkan mampu

menghambat kadar kolestrol dalam darah karena yogurt mengandung lactobacilus.

Laktobasilus berfungsi menghambat pembentukan kolestrol dalam darah kita yang

berasal dari makanan yang kita makan seperti jeroan atau daging dan (3) Berguna

untuk meningkatkan daya tubuh kita karena yogurt mengandung banyak bakteri baik

sehingga secara otomatis dapat menyeimbangkan bakteri jahat yang terdapat dalam

susu kita.

Walaupun kelihatan sulit, pembuatan yogurt sebenarnya sangat sederhana.

Alat-alat yang kita butuhkan tidaklah terlalu rumit yaitu :

- panci berukuran kira-kira 40 cm

- sendok pengaduk

- toples kaca dengan tutup

Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan yogurt hanyalah susu. Susu

ini dapat berupa susu cair langsung tetapi yang perlu diperhatikan susu yang digunakan

(36)

Modul 5

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Siapkan susu segar

2. Masak dengan api kecil sambil diaduk terus selama 30 menit tetapi jangan sampai

mendidih yaitu sampi suhu sekitar 40 derajat celcius. Proses ini hanya untuk

menguapkan air saja yang nantinya akan terbentuk gumpalan atau solid yogurt.

3. Kalau sudah solid yogurt lalu angkat dan didinginkan kira-kira sampai hangat-hangat

kuku baru kemudian ditambahkan bibit (starter) yogurt sebanyak 2 - 5% dari jumlah

yogurt yang sudah mengental tadi. Bibit yogurt memang tidak dijual di pasaran

secara bebas tetapi dapat anda peroleh disalah satu toko. Atau secara sederhananya

kita dapat menggunakan yogurt yang plain (tanpa rasa tambahan), tanpa gula dan

tanpa aroma sebagai bibit yogurt.

4. Lalu diamkan selama 24 jam dalam wadah tertutup untuk menghasilkan rasa asam

dan bentuk yang kental.

5. Makin tinggi total solidnya maka cairannya bening yang tersisa semakin sedikit, maka

yogurt tersebut semakin bagus. Solid yogurt yang belum diberikan tambahan rasa ini

dapat juga dijadikan bibit yogurt untuk pembuatan selanjutnya.

6. Setelah berbentuk yogurt dapat ditambahkan sirup atau gula bagi yang tidak kuat

asamnya, bahkan bisa ditambahkan dengan perasa tambahan makanan seperti rasa

jeruk, strawberry dan leci yang dapat kita peroleh di took bahan makanan.

7. Yogurt yang sudah jadi dapat ditempatkan di wadah plastik ataupun kaca. Kalaupun

kita ingin menggunakan wadah plastik sebaiknya yang agak tebal, akan tetapi bila

ingin menyimpan yogurt untuk waktu yang lebih lama sebaiknya menggunakan

wadah kaca. Yogurt dapat disajikan tidak hanya sebagai minuman, tetapi juga dapat

disajikan bersama salad buah sebagai sausnya ataupun sebagai bahan campuran es

buah. yogurt.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan dan penyimpanan yogurt ini

yang paling utama adalah masalah kebersihan yang merupakan hal yang harus

diperhatikan, sehingga sebaiknya semua alat yang digunakan direbus terlebih dahulu

dalam air mendidih selama 5-10 menit. Karena bila kebersihan tidak dijaga dapat

mengakibatkan yogurt tidak jadi, ciri-cirinya tidak berasam walaupun berbentuk solid, di

permukaan solid ditumbuhi jamur yang berbentuk bintik-bintik hitam dan berbau asam

(37)

Modul 5

sebaiknya selama 1 minggu. Selain masalah kebersihan yang perlu diperhatikan juga

masalah penyimpanan. Ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu :

- Yogurt tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.

- Tidak boleh ditaruh dalam suhu ruangan, harus disimpan dalam suhu dingin/ kulkas

tetapi juga tidak boleh diletakkan dalam freezer. Yogurt tidak boleh disimpan dalam

freezer karena bahan dasar yogurt yang berupa susu dapat pecah dan justru itu akan

merusak yogurt.

Tips Memilih Yogurt

Bila anda tidak sempat membuat dan ingin membeli yogurt di pasaran maka ada

beberapa hal yang harus diperhatikan :

- Pilihlah yogurt yang kental.

- Pilihlah yogurt yang disimpan di suhu dingin jangan yang di luar karena biasanya

sudah disteril lagi sehingga mikroorganismenya sudah tidak ada.

- Perhatikan dan cermati labelnya yang plain yogurt atau yang drink yogurt disesuaikan

dengan kebutuhan kita.

- Perhatikan dan cermati tanggal kadaluarsanya

(38)

Modul 5

TEKNI K I NTEGRASI TANAMAN- TERNAK

Eksploitasi terhadap sumber daya alam yang dicirikan oleh penggunaan pupuk

anorganik secara terus menerus dalam upaya meningkatkan produksi pertanian nasional

telah menyebabkan banyak lahan pertanian di I ndonesia berada pada kondisi ” sakit”

(Kariyasa dan Pasandaran, 2004). Di sisi lain usaha ternak ruminansia baik sapi, kerbau

maupun kambing di pedesaan masih bersifat tradisional dan hanya sebagai usaha

sambilan dan kendala utama yang dihadapi adalah permasalahan keterbatasan lahan

hijauan pakan ternak, terutama pada musim kemarau. Konsekuensinya banyak petani

yang kemudian menjual ternaknya walaupun dengan harga yang relatif murah (I lham et

al, 2001). Kondisi tersebut mendorong terciptanya suatu sistem pengkombinasian

tanaman-ternak dalam satu kawasan yang disebut dengan Sistem I ntegrasi

Tanaman-Ternak (Crop-Livestock System).

Ciri utama Sistem I ntegrasi Tanaman-Ternak adalah adanya sinergisme atau

keterkaitan yang saling menguntungkan antara tanaman dan ternak. Petani dapat

memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk organik untuk tanamannya sedangkan

limbah tanaman dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang bergizi tinggi (Reinjess

et al dalam I smail dan Andi Djayanegara, 2004).

Pada model integrasi tanaman ternak, petani mengatasi permasalahan

keterbatasan pakan dengan memanfaatkan limbah tanaman pertanian maupun

perkebunan seperti jerami padi, jerami jagung, limbah kacang-kacangan, limbah kakao,

limbah kopi dan masih banyak lagi. Limbah – limbah tersebut mampu menyediakan

pakan berkisar 33,33 persen dari total rumput yang diberikan (Kariyasa, 2003).

Keuntungan lain sistem ini adalah lebih menghemat tenaga kerja dalam hal pengambilan

rumput sehingga memberi peluang bagi petani untuk dapat lebih meningkatkan skala

pemeliharaan ternak.

Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik selian dapat menghemt

pemakaian pupuk anorganik juga dapat memperbaiki unsur hara tanah yang semakin

lama semakin menurun kualitasnya, dampaknya akan terlihat peningkatan produktivitas

yang cukup tinggi. Pada beberapa penelitian telah membuktikan bahwa sistem integrasi

(39)

Modul 5

dapat meningkatkan pendapatan petani secara keseluruhan. Hasil kajian adnyana et al

(2003) menunjukkan bahwa dengan pelaksanaan integrasi sapi dan padi di beberapa

daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur terbukti mampu mengurangi penggunaan

pupuk anorganik sebesar 25-35 persen dan meningkatkan produktivitas padi sebesar

20-29 persen. Sementara itu menurut Bulu et al (2004), penerapan sist em integrasi di

Provinsi NTB mampu meningkatkan pendapatan petani sebesar 8,4 persen, sedangkan

di Bali petani mampu meningkatkan pendapatannya sebesar 41,4 persen.

Dari segi biaya, usahatani yang dipadukan dengan ternak sapi mampu

menghemat biaya pembelian pupuk sebesar 18,14-19,49 persen atau sekitar 8,8 persen

terhadap total biaya, sedangkan usaha ternak yang dipadukan dengan usaha tani padi

mampu menghemat biaya tenaga kerja berkisar 35,44-44,22 persen atau berkisar

5,26-6,38 persen terhadap total biaya usaha ternak. Dari aspek permintaan, konsumen saat

ini lebih cenderung memilih produk-produk pertanian organik sekalipun dengan harga

yang jauh lebih tinggi dikarenakan pertimbangan kesehatan dan dampak yang terjadi

pada tubuh konsumen. Melihat manfaat dan keuntungan yang akan didapat oleh petani,

sangat disarankan pengaplikasian sistem integrasi tanaman ternak ini yang dampaknya

(40)

Modul 5

ANALI SI S BI AYA DAN KEUNTUNGAN TERNAK YANG DI I NTEGRASI KAN DENGAN TANAMAN KOPI

A. PENGOLAHAN LI MBAH KOPI a. Asumsi

- Harga beli limbah kopi : Rp. 50,-/ kg

- Dalam sehari 8 jam kerja, sedangkan dalam sebulan 20 hari kerja - Dalam sehari jumlah bahan baku yang diolah sebanyak 2 ton/ hari

- Kapasitas produksi alat penepung adalah 100 kg tepung limbah kopi per jam - Perbandingan bahan baku dan tepung yang dihasilkan adalah 10:1, yang

artinya 1000 kg bahan baku mengahasilkan 100 kg tepung limbah kopi. Jadi dalam sehari bisa menghasilkan 200 kg tepung limbah kopi

- Tenaga kerja sebanyak 2 orang dengan upah Rp. 110,-/kg tepung/ orang atau setara dengan Rp. 22.000,-/ orang/ hari

b. Biaya produksi

ü Biaya Tetap untuk Satu Bulan Produksi

-Alat penepung @ Rp. 6.000.000 = Rp. 138.000,-Untuk 115 jam (umur alat 5000 jam)

-Gembor 2 buah = Rp.

12.000,-Total Biaya Tetap

Rp.150.000,-ü Biaya Variabel

-Pembelian bahan baku = Rp.

2.000.000,--I nokulan = Rp.

1.000.000,--Bahan nutrisi (gula merah, dedak) = Rp.

300.000,--Tenaga kerja = Rp.

880.000,--Biaya eksploitasi alat penepung = Rp.

738.249,-Total Biaya Variabel Rp.

4.618.249,-Total Biaya Produksi

= Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel = Rp. 150.000,- + Rp.

4.618.249,-= Rp. 4.768.249,-c. Pendapatan

- Dalam sehari dihasilkan 200 kg tepung limbah kopi atau 4.000 kg/ bulan - Harga jual tepung limbah kopi Rp. 2.000,-/ kg

(41)

10.000.000,-Modul 5

d. Keuntungan

Keuntungan = Pendapatan – Total Biaya Produksi

= Rp. 10.000.000 – Rp. 4.618.249

= Rp. 5.381751

e. Analisis kelayakan usaha

ü Break Event Point ( BEP) Volume Produksi

BEP Volume Produksi

= Total Biaya : Harga Satuan = Rp. 4.618.249,- : Rp. 2.500,-/ kg = 1847,30 kg

= 1847 kg

Artinya, titik impas diperoleh ketika jumlah produksi tepung limbah kopi

mencapai 1847 kg

ü Break Event Point ( BEP) Harga

BEP Harga = Total Biaya : Jumlah Produksi = Rp. 4.618.249.000,- : 4000 kg = Rp.

1.154,-Artinya, titik impas diperoleh ketika harga jual tepung limbah kopi mencapai Rp. 1.154,-/ kg.

f. Revenue Cost Ratio ( R/ C)

R/ C = Pendapatan : Total Biaya

= Rp. 10.000.000,- : Rp. 4.618.249,-= 2,17

Artinya, setiap modal Rp. 100,- yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan

sebesar Rp 200,-.

B. ANALI SI S USAHA PEMELI HARAAN TERNAK DENGAN PAKAN DARI LI MBAH KOPI

a. Usaha Ternak Ruminansia ( Kambing)

ü Asumsi

- Berat anak kambing peranakan etawa 10 kg seharga Rp. 700.000,-- Pemeliharaan berlangsung selama 20 minggu atau 5 bulan

- Harga hijauan Rp. 50,- per kg

(42)

Modul 5

Total Biaya Produksi Rp. 742.300,-B. Pendapatan

Hasil penjualan kambing

20,72 kg @ Rp. 80.000,- Rp.

1.657.600,-C. Keuntungan Rp. 915.300,-D. BEP Volume Produksi 9,3 kg

E. BEP Harga Rp. 35.825,-F. R/ C Ratio 2,23

- Pertambahan berat badan untuk ternak yang diberi limbah kopi 200-300 gram/ ekor/ hari sebesar 98/ ekor/ hari

- Harga jual kambing Rp. 80.000,-/kg

ü Analisis

b. Usaha Ternak Ayam Broiler

- Pembelian DOC 100 ekor @ Rp. 5.000,-- Pemeliharaan berlangsung selama 60 hari

- Harga pakan starter Rp. 4000,- per kg sebanyak 50 kg

- Harga ayam berdasarkan berat badan tanpa memperhatikan performa ternak

- Harga jual ayam Rp. 35.000,-/ kg

(43)

Modul 5

-Tenaga kerja -Jumlah

Output

-Ayam panen -Bobot/ ekor -Penjualan ayam -Keuntungan -Keuntungan/ ekor -B/ C Ratio

85 0,971

83 35.000

100.000 1.595.939

2.905.000 1.309.061 13.091

(44)

Modul 5

PAKAN TERNAK BERBASI S ORGANI K

PEMBUATAN PAKAN DARI LI MBAH KOPI DAN TONGKOL JAGUNG

Saat ini telah bayak dikembangkan berbagai penelitian tentang pakan tambahan

alternatif yang berasal dari limbah pertanian/ perkebunan diantaranya limbah kopi,

tongkol jagung, limbah kakao, limbah mete dan masih banyak lagi. Dalam modul ini

akan dijelaskan mengenai pengolahan limbah kopi dan tongkol jagung sebagai pakan

ternak.

a. Limbah kopi

Limbah kopi yang dimaksud adalah limbah kulit yang diperoleh dari proses

pengolahan kopi dari biji utuh menjadi kopi bubuk. Pakan limbah kopi mulai

dikembangkan sejak tahun 2002 di Bali. Saat ini sekitar 300 petani di tempat itu

mengolah sendiri limbah tersebut untuk pakan ternak. Dengan kepemilikan lahan

sekitar satu hektar untuk tiap petani, dapat dihasilkan sekitar tiga ton limbah kopi.

Setelah diolah menjadi pakan, limbah ini bisa dimanfaatkan untuk lebih dari 20

kambing dalam setahun, dengan konsumsi pakan sebanyak 200 gram untuk tiap

kambing per hari.

Saat ini telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa limbah kopi baik

digunakan sebagai pakan ternak, tetapi terlebih dahulu limbah harus difermentasi

terlebih dahulu guna meningkatkan kecernaan sekaligus agar dapat disimpan lebih

lama. Berikut bahan-bahan yang dibutuhkan dalam fermentasi limbah kopi

diantaranya :

- Limbah kopi 300 kg

- Starter 1 liter

- Dedak 10 kg

- Molasses 1 kg

- Plastik penutup 5 meter

- Timbangan 1 buah

(45)

Modul 5

Adapun proses pembuatan tepung limbah kopi adalah sebagai berikut:

- Limbah kopi dicampur dengan starter, dedak dan molasses

- Aduk-aduk dan campur rata

- Perciki dengan air kelapa

- Tutup dengan plastic sampai rapat

- Biarkan 6-7 hari

- Buka dan jemur hingga kering selama 2-3 hari

- Giling hingga halus dan menjadi tepung

b. Tongkol jagung

Limbah tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan unt uk pakan, tetapi hanya unt uk

ternak ruminansia karena tingginya kandungan serat. Jerami jagung merupakan bahan

pakan penting untuk sapi pada saat rumput sulit diperoleh, terutama pada musim kemarau.

Jerami jagung yang diawetkan dengan pengeringan matahari menghasilkan hay dan

disimpan oleh petani untuk persediaan pakan sapi pada musim kemarau. Dengan

berkembangnya usaha penggemukan sapi impor atau berkembangnya industri sapi perah,

seluruh tanaman jagung dapat dimanfaatkan sebagai pakan.

Ada beberapa macam limbah tanaman jagung dan produk samping industry

berbasis jagung dan salah satunya adalah tongkol / janggel jagung yaitu bagian dari buah

jagung setelah biji dipipil. Tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang biasanya

hanya dibuang, namun dengan sedikit sentuhan teknologi bahan yang semula

hanya dianggap sampah itu dapat diubah menjadi pakan ternak yang bergizi tinggi,

bahkan dapat mengatasi kelangkaan pakan pada musim kemarau. Permasalahan

utama penggunaan tongkol jagung sebagai pakan ternak adalah tingginya

kandungan serat kasar yang mengakibatkan kecernaannya rendah dan

konsumsinyapun terbatas. Untuk dapat meningkatkan pemanfaatan tongkol jagung

sebagai pakan ternak maka diperlukan pengolahan terlebih dahulu, dapat berupa

fermentasi maupun silage. Pada modul ini akan dijelaskan mengenai pengolahan

secara silage. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan adalah :

- Tongkol jagung 300 kg

- Starter buatan 1 liter

- Silo/ wadah plastik/ plastik hitam 10 meter

- Timbangan 1 buah

(46)

Modul 5

Cara pembuatan silage jagung adalah sebagai berikut :

a) Pemotongan atau Pencacahan Bahan Baku

Ukuran pemotongan sebaiknya sekitar 5 cm. Pemotongan dan pencacahan perlu

di lakukan agar mudah di masukan dalam silo/wadah plastik dan mengurangi

terperangkapnya ruang udara di dalam silo serta memudahkan pemadatan.

b) Tambahkan starter berselingan dengan potongan tongkol jagung. Aduk rata dan

masukan campuran tersebut kedalam silo secara bertahap, lapis demi lapis.

c) Saat memasukan bahan baku kedalam silo secara bertahap, lakukan penekanan

atau pengepresan untuk setiap lapisan agar padat. Kenapa harus di padatkan,

karena oksigen harus sebanyak mungkin di kurangi atau di hilangkan sama

sekali dari ruang silo.

d) Lakukan penutupan dengan serapat mungkin sehingga tidak ada udara yang

bisa masuk kedalam silo.

e) Biarkan silo tertutup rapat serta di letakan pada ruang yang tidak terkena

matahari atau kena hujan secara langsung selama tiga minggu

f) Setelah tiga minggu maka silase sudah siap di sajikan sebagai pakan ternak.

g) Silo yang tidak di buka dapat terus di simpan sampai jangka waktu yang sangat

lama asalkan tidak kemasukan udara.

h) Pemberian pada ternak yang belum terbiasa makan silase, harus di berikan

sedikit demi sedikit dicampur dengan hijauan yang biasa dimakan. Jika sudah

terbiasa secara bertahap dapat seluruhnya diberi silase sesuai dengan

(47)

Modul 5

No Jenis Ternak Dosis Penggunaan ( Kg) *

Limbah Kopi Tongkol Jagung

1 Kambing dan Domba

- Prasapih (% x berat badan anak/ hari) 1,0—1,5 1,0—1,5

- Pascasapih (% x berat badan/ hari) 1,0—1,5 1,0—1,5

2 Sapi

- Prasapih (% x berat badan anak / hari) * * * *

- Fase penggemukan (% x berat badan) 0,8—1,2 0,8—1,2

3 Ayam Buras

- Ayam buras petelur (% x berat ransum) * * * *

TEKNI K PEMBERI AN PAKAN

Pada ternak ruminansia, limbah perkebunan olahan bisa diberikan sebagai bahan

konsentrat tunggal. Pemberian bisa dilakukan secara langsung, baik dalam bentuk

kering atau pasta. Namun agar hasilnya lebih baik, seyogianya limbah perkebunan

olahan dicampur dengan bahan konsentrat lain yang kandungan energinya tinggi,

seperti dedak padi atau jagung dengan perbandingan yang sama. Dosis pemberian

pakan per hari untuk kambing pada fase menyusui hingga prasapih sebanyak 1.0—1.5%

dari berat badan.

Awalnya, sebagian ternak tidak segera mengonsumsi pakan limbah perkebunan

dengan lahap. Ternak memerlukan waktu untuk beradaptasi. Agar ternak lebih berselera

mengonsumsi pakan pada tahap awal, tambahkan sedikit garam, gula merah, atau tetes

tebu ke dalam tepung limbah. Pemberian pakan limbah perkebunan untuk unggas harus

dicampur dengan bahan-bahan lain. Pada ayam buras fase starter, limbah kopi bisa

diberikan sejumlah 8—10% , sedangkan limbah kakao atau mete sebanyak 12—15% dari

total ransum. Sementara itu, untuk ayam buras pada fase grower dan layer (bertelur),

limbah kopi bisa diberikan sebanyak 15—16%, sedangkan limbah kakao sebanyak 18—

22% dari total ransum.

Tabel 1. Dosis pemberian pakan dari limbah perkebunan pada beberapa jenis ternak

Keterangan:

* Dosis bukan angka maksimum, bisa dicoba dengan dosis yang lebih tinggi.

* * Belum ada data hasil penelitian, tetapi bisa dicoba dengan dosis yang sama

Gambar

Tabel 1. Penentuan Umur Sapi Berdasarkan Susunan Gigi
Gambar 1. Contoh Bangunan Kandang Sapi
Gambar 2. I nseminasi Buatan pada Sapi
Tabel 2. Data Reproduksi Sapi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kotoran ternak diolah dengan cara yang lebih baik akan bernlai ekonomi tinggi seperti pemanfaatan kotoran tersebut sebagai bahan pembuatan biogas, pupuk padat, dan pupuk

pakan ternak yang telah dibuat dapat digunakan untuk mencacah bahan pakan ternak seperti rumput dan jerami baik dalam kondisi basah maupun kering, dengan hasil

Oleh karena itu cara pencampuran bahan yang benar sangat diperlukan dalam pembuatan ransum ternak baik pencampuran dengan cara tradisional yang menggunakan sekop maupun

Dengan jumlah daya dukung bahan kering pakan limbah tanaman pangan sebesar 257.839 ST dihubungkan dengan populasi ternak ruminansia (sapi potong) sebanyak 30.673 ST, maka

Pada pemeliharaan ternak ruminansia sangat dibutuhkan ketersedian pakan yang cukup baik pada musim hujan maupun kering.Guna memenuhi kebutuhan nutrisi pada musim kering maka

Usaha produksi tanaman hortikultura memiliki potensi beragam dalam hal menghasilkan bahan baku pakan bagi ternak ruminansia. Potensi ini ditentukan oleh dua hal yaitu 1)

Dengan mengetahui perkiraan produksi gas metana dari ternak ruminansia yang berasal dari proses pencernaan terhadap bahan organik pakan dapat disimpulkan bahwa faktor kualitas

Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB adalah cara pembuatan obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat dan/atau bahan obat yang dihasilkan sesuai dengan