• Tidak ada hasil yang ditemukan

11. Basa IV Balai Tapan 22.788 720 972 2.700 40.570 67.750

12. Lunang Silaut 71.170 2.268 5.256 1.548 12.708 92.950

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 3

GAMBAR PETA 2.1

TOPOGRAFI KABUPATEN PESISIR SELATAN

2.1.3 KONDISI HIDROLOGI a. Sungai

Kondisi Hidrologi di daerah ini terdiri dari 19 sungai besar dan sungai kecil yang merupakan bagian dari sistem jaringan sungai yang dipengaruhi oleh kondisi topografi dan struktur fisiografi terpapar dari timur ke barat. Seluruh sungai yang berada di daerah ini hulunya berada di Kabupaten Solok Selatan dan kawasan Hutan Suaka Alam Wisata (HSAW) serta Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang debit rata-rata 29,696 M3/dt (tahun 2008) dengan luas 6.232,02 km2. Selain dari sungai sebagai sumber daya air, potensi ketersediaan air tanah cukup memedai yaitu 9.420,44 juta M3. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2.3 Sungai yang Mengalir Ke Pantai Barat Sumatera di bawah ini.

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 4

Tabel 2.2

Sungai-Sungai Yang Mengalir Kepantai Barat Sumatera

No Nama Sungai Kecamatan Yang Dilalui Panjang Sungai (Km) Luas Das (Km2) Debit Rata-Rata (M3/Dt)

1 Batang Lunang Lunang Silaut

93,70

1087,5 3,907

2 Batang Tapan Basa Iv Balai Tapan 711,12 2,55

3 Batang Inderapura Pancung Soal, Basa IV Balai, Linggo Sari Baganti 2,035.89 7,315

4 Batang Air Haji Linggo Sari Baganti 45,85 367,37 1,319

5 Batang Pelangai Ranah Pesisir 51,11 498,86 1,792

6 Batang Kambang Lengayang 45,75 457,14 1,642

7 Batang Surantih Sutera 45,69 297,1 1,067

8 Batang Kapas Batang Kapas 37,12 449,67 1,620

9 Batang Lumpo Iv Jurai 32,71 120,53 0,430

10 Batang Bayang Bayang 43,86 396,17 1,423

11 Batang Tarusan Koto Xi Tarusan 52,47 508,34 1,826

12 Batang Salido IVJurai 18,16 85,1 0,305

13 Batang Painan IV Jurai 13,61 23,36 0,084

14 Batang Amping Parak Sutera 17,41 110,47 0,396

15 Batang Lakitan Lengayang 29,18 117,78 0,423

16 Batang Punggasan Linggo Sari Baganti 20,84 142,07 0,510

17 Batang Bantaian Linggo Sari Baganti 16,06 103,38 0,371

18 Batang Sindang Lunang Silaut 43,47 239,17 0,859

19 Batang Silaut Lunang Silaut 56,43 516,89 1,857

JUMLAH 663,42 6.232,02 29,696

Sumber : Laporan Identifikasi Permasalahan Sungai-sungai yang bermuara ke Pantai Barat Sumatera Dep. PU 2006

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Batang Inderapura merupakan Sungai terpanjang dengan panjang aliran sungai 93,70 km2 dan luas Daerah Aliran Sungai 2.035.89 km2 serta debit aliran sebesar 7,315 M3/dt. Sungai ini melalui tiga kecamatan yaitu kecamatan Pancung soal, Basa IV Balai dan Linggo Sari Baganti, sedangkan yang terpendek adalah Batang Painan dengan panjang aliran sungai 13,61 Km dan luas Daerah Aliran Sungai 23,36 km2 serta debit aliran sebesar 0,084 M3/dt. Menurut hidrologi permukaan, sistem pengaliran terbuka sungai dan anak sungai tersebut dimanfaatkan juga untuk mengaliri sawah penduduk dan keperluan irigasi yang dialirkan melalui bendungan.

Sungai yang mengalir di Pesisir selatan sumber airnya berasal dari Solok Selatan, Kawasan Suaka Alam dan Taman Kerinci Seblat, sebagian besar dari mata air yang cukup membentuk spring belt pada kaki perbukitan. Pemanfaatan air sungai tersebut digunakan sebagai sumber air bersih dan PDAM. Air permukaan tidak hanya berupa sungai tetapi juga berupa rawa seperti yang disajikan pada Tabel 2.3 Daerah Genangan Rawa Kabupaten Pesisir Selatan.

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 5

Tabel 2.3

Darah Genangan Rawa Kabupaten Pesisir Selatan

No Nama Perairan Luas (Ha) Masalah

1 Carocok Ampang Pulai 3,00 Terjadi genangan pada musim hujan

2 Gurun Panjang Kapuh 2,50 Terjadi genangan pada musim hujan

3 Cania Teluk Kabung 3,00 Terjadi genangan pada musim hujan dan muara sering tertutup 4 Laban IV Jurai 1,80 Aliran sungai berbelok terjadi genangan pada musim hujan

5 Koto Ranggo Sungai Putih - Terjadi genangan pada musim hujan

6 Taratak 2,00 Sudah dditangani dengan pengeringan rawa dan dan banjir

7 Amping Parak 3,50 Terjadi genangan pada musim hujan

8 Rimbo Kaling 2,00 Sudah dditangani dengan pengeringan rawa dan dan banjir

9 Seberang Tarok 2,00 Terjadi genangan pada musim hujan

10 Sumedang 2,00 Terjadi genangan pada musim hujan

11 Sungai Tunu 1,50 Terjadi genangan pada musim hujan

12 Pungasan 2,50 Terjadi genangan pada musim hujan

13 Air Haji 4,00 Terjadi genangan pada musim hujan

14 Sungai Kunyung 1,50 Terjadi genangan pada musim hujan

15 Ampang Tulak Tapan 10,00 Terjadi genangan pada musim hujan

16 Lunang 6,00 Terjadi genangan pada musim hujan

17 Silaut V 8,00 Terjadi genangan pada musim hujan

18 Labuhan Tanjak 8,00 Terjadi genangan pada musim hujan

19 Sikabu Koto Rawang 4,00 Terjadi genangan pada musim hujan

20 Sungai Pangatahan 3,50 Terjadi genangan pada musim hujan

21 Parit Merantih 1,50 Terjadi genangan pada musim hujan

22 Pasar Lakitan 1,50 Terjadi genangan pada musim hujan

23 Gurun Pajang 1,75 Terjadi genangan pada musim hujan

24 Padang Cupak 1,50 Terjadi genangan pada musim hujan

25 Talang 2,00 Terjadi genangan pada musim hujan

26 Talang TS 1,50 Terjadi genangan pada musim hujan

27 Kampung Kalik 1,50 Terjadi genangan pada musim hujan

28 Padang Panjang 1,80 Terjadi genangan pada musim hujan

29 Kampung Baru 2,00 Terjadi genangan pada musim hujan

30 Labuhan Tanjak 12,00 Terjadi Genangan pada lahan

31 Lubuk Buaya 9,50 Terjadi genangan air pada lahan terlantar

32 Pungasan 4,50 Terjadi genangan air pada lahan terlantar

33 Lagan 3,50 Terjadi genangan air pada lahan terlantar

34 Sei. Sirah Mudik 3,50 Terjadi genangan air pada lahan terlantar

Jumlah 118,85

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 6

b. Air Tanah

Kondisi air tanah di Kabupaten Pesisir selatan pada umumnya memiliki sistem akuifer berdasarkan letak kedalaman dan satuan litologinya, sebagai berikut:

1. Akuifer Permukaan

Litologi bersifat lepas-lepas yang merupakan hasil pelapukan dan batuan asal dengan kedalaman maksimum 20 meter

2. Akuifer Dasar

Litologi merupakan batuan dasar pada kedalaman di bawah 20 meter. Produktifitas akuifernya mampu menghasilkan debit 5 lt/dt dengan aliran tanah melalui ruang antar butir dan setempat melalui rekahan dengan parameter transmissivity sebesar +600 meter/hari dan ketebalan akuifernya dapat mencapai ketebalan +12 meter.

Pada umumnya air tanah di daerah dataran mempunyai kedalaman antara 0,5 – 3 meter sedangkan di daerah perbukitan kedalamannya + 15 m. Penyebaran air tanah ini terdapat di bagian barat dimana air tanah membentuk mata air di lereng perbukitan. Selain air tanah, Kabupaten Pesisir selatan juga memiliki beberapa sumber air dengan debit yang cukup besar yang bisa dimanfaatkan untuk PDAM. sumber air ini jika diolah dengan baik dapat memenuhi kebutuhan air bersih di Kabupaten Pesisir selatan.

Sumber Air Bersih pada Kabupaten Pesisir selatan berasal dari ledeng/PDAM, sumur, sungai, hujan dan air kemasan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut 2.4 Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Air Minum Yang Digunakan dan Tabel 2.5 Jumlah Pemakai Air Minum Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009.

Tabel 2.4

Persentase Jumlah RT Berdasarkan Sumber Air Minum Yang Digunakan No Sumber Air 2007 (%) 2008 (%) 2009 (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Air Kemasan Bermerk Air Isi Ulang

Ledeng Pompa Sumur Mata Air Sungai Hujan Lainnya 0 0 19,41 1,72 59,18 16,42 2,80 0,15 0,32 0,2 2,9 11,30 0,90 67,30 11,90 5,00 0,00 0,50 0,59 4,80 14,93 3,80 63,02 7,23 2,96 2,51 0,15 100,00 100,00 100,00

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 7

Tabel 2.5

Jumlah Pemakai Air Minum

No Jenis Pemakai Jumlah Pelanggan Pemakaian Air Jumlah (M3) 1 2 3 3 4 5 Sosial Umum Sosial Khusus Rumah Tangga Kantor/Instansi Pemerintah Niaga Kecil Niaga Besar 46 52 7.209 149 186 20 60.126 23.451 1.112.622 69.051 2.899 9.385 7,662 1,277,534

Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, Tahun 2009

c. Klimatologi

Berdasarkan geografisnya, Kabupaten Pesisir Selatan berada pada bagian barat pantai Sumatera, maka daerah ini tergolong beriklim tropis dengan suhu udara dan kelembaban yang tinggi. Ketinggian permukaan daratan sangat bervariasi yakni berada pada dataran rendah kecuali Kecamatan IV Nagari Bayang Utara yang hampir seluruh daerahnya berada di dataran tinggi .

Namum dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim kadang tidak menentu, pada bulan-bulan yang seharusnya musim kemarau terjadi hujan atau sebaliknya.

Kondisi iklim berdasarkan curah hujan tahunan rata-rata 299,6 mm/tahun. Puncak curah hujan maksimum terjadi sekitar bulan Januari dan Desember. Sedangkan curah hujan minimum terjadi pada bulan Mei.

Suhu minimum terjadi antara bulan April sampai dengan Juni dan suhu maksimum terjadi antara bulan Januari dan Oktober dengan temperatur suhu udara berkisar antara 22º C – 28º C dan 23º C – 32º C serta kelembaban rata-rata 80 %. Hujan terjadi hampir sepanjang tahun tanpa ada bulan-bulan kering dengan jumlah hari hujan berkisar antara 13-15 hari perbulan.

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi curah hujan dapat dilihat pada Tabel 2.6 dan Tabel 2.7 Data Suhu Berdasarkan Hujan

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 8

Tabel 2.6

Jumlah Curah Hujan Berdasarkan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des 1. Koto XI Tarusan 56.20 30.10 26.00 17.75 17.00 23.00 23.90 31.09 18.29 33.85 27 49.73

2. Bayang - - - - - - - - - - -

-3. IV Nag. Bayang Utara - - - - - - - - - - -

-4. IV Jurai - - - - - - - - - - -

-5. Batang Kapas - - - - - - - - - - -

-6. Sutera 17.73 29.08 69.00 20.85 7.69 14.10 11.56 23.67 21.22 18.72 15.8 17.67 7. Lengayang - - - - - - - - - - -

-8. Ranah Pesisir - - - - - - - - - - -

-9. Linggo Sari Baganti - - - - - - - - - - -

-10. Pancung Soal - - - - - - - - - - - -11. Basa IV Balai Tapan 23.13 43.80 21.14 18.75 38.00 43.78 27.00 19.42 38.75 69.67 83.67 71.45 12. Lunang Silaut 60.70 44.90 31.00 30.90 16.80 44.80 39.10 27.50 23.40 19.30 14.9 40.4

TOTAL 157.76 147.88 147.14 88.25 79.49 125.68 101.56 101.68 101.66 141.54 99.47 179.25 NO KECAMATAN CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN (mm)

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab.Pesisir Selatan, Tahun 2009

Tabel 2.7

Data Suhu Berdasarkan Hujan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des 1. Koto XI Tarusan 33.21 33.57 32.45 27.28 26.23 27.11 32.15 33.19 32.86 33.21 28.33 26.79 2. Bayang 33.22 31.07 31.53 27.28 26.32 26.18 31.51 33.21 31.16 32.65 27.34 26.27 3. IV Nag. Bayang Utara 33.13 32.27 32.25 27.28 26.23 26.32 32.05 32.21 32.18 31.25 26.54 27.86 4. IV Jurai 33.12 31.33 32.45 27.28 26.23 27.13 31.57 32.31 31.76 32.27 26.18 28.15 5. Batang Kapas 33.15 32.42 31.15 27.28 26.23 26.87 31.89 32.14 32.23 32.12 27.12 28.23 6. Sutera 32.43 33.11 31.73 26.79 26.97 27.16 32.19 33.03 32.45 32.97 32.97 29.13 7. Lengayang 31.51 32.77 31.13 26.29 26.17 26.19 32.24 32.03 32.15 33.17 27.53 26.96 8. Ranah Pesisir 32.42 33.21 31.14 27.13 27.77 26.17 31.56 33.12 31.55 32.24 26.34 26.79 9. Linggo Sari Baganti 33.03 33.13 31.27 26.43 27.21 26.65 31.65 33.24 32.36 31.27 28.54 27.86 10. Pancung Soal 32.13 31.67 32.12 26.77 26.87 26.46 32.34 32.11 31.51 32.67 27.38 28.57 11. Basa IV Balai Tapan 31.53 32.66 31.24 27.17 27.57 27.62 31.14 33.45 32.15 31.13 26.15 27.93 12. Lunang Silaut 32.23 31.32 31.19 26.81 26.88 26.45 32.08 32.23 31.57 33.35 27.17 26.87 TOTAL 391.11 388.53 379.65 323.79 320.68 320.31 382.37 392.27 383.93 388.30 331.59 331.41

NO KECAMATAN SUHU RATA-RATA BULANAN (mm)

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 9

2.2 ADMINISTRATIF

Kabupaten Pesisir Selatan terdapat di Bagian Selatan Provinsi Sumatera Barat yang memiliki Luas daratan ± 5.794,95 km² atau sebesar 13,70 % dari luas wilayah Propinsi Sumatera Barat, termasuk di dalamnya sekitar 25 pulau (kecil), dan luas perairan (laut) ± 84,312 km² dengan panjang pantai ± 234 km yang memiliki 47 pulau-pulau kecil dengan luas ± 1.212,67 km². Kondisi topografi atau ketinggian tanah berkisar antara 0 – 1.000 meter di atas permukaan laut (dpl). Daerah ini merupakan dataran rendah dan berbukit, yang merupakan perpanjangan dari Bukit Barisan. Sedangkan secara administrasi terdiri dari 12 Kecamatan dan 76 Nagari yaitu : Lebih jelasnya mengenai letak dan luas wilayah dapat dilihat pada Tabel 2.8

Tabel 2.8

Luas Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Nagari Kampung

Luas

Wilayah Persentase (km2) (%)

1. Koto XI Tarusan 12 34 425,63 7,40

2. Bayang 4 32 78,00 1,36

3. IV Nagari Bayang Utara 4 15 250,24 4,35

4. IV Jurai 6 30 373,80 6,50

5. Batang Kapas 5 23 359,07 6,24

6. Sutera 4 27 445,65 7,75

7. Lengayang 9 45 590,60 10,27

8. Ranah Pesisir 4 27 564,39 9,82

9. Linggo Sari Baganti 7 40 315,41 5,49

10. Pacung Soal 8 32 740,10 12,87

11. Basa IV Balai Tapan 8 22 677,50 11,78

12. Lunang Silaut 5 36 929,50 16,17

Jumlah 76 363 5.794,95 100,00

Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, Tahun 2009

Dari tabel 2.8 tersebut, diketahui bahwa Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Lunang Silaut (929,50 Km2) dan Kecamatan Pancung Soal (740,10 Km2) serta Kecamatan Basa IV Balai Tapan (677,50 Km2), Sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Bayang dengan luas (78,00 Km2) dan Kecamatan IV Nagari Bayang Utara dengan luas (250,24 Km2).

Dari jumlah nagari dan kampung, Kecamatan Koto XI Tarusan merupakan nagari yang terbanyak yaitu, mempunyai 12 nagari (dua belas) dan 34 kampung. Kecamatan Lengayang merupakan kecamatan yang mempunyai nagari terbanyak kedua setelah kecamatan tarusan yaitu 9 nagari (sembilan) dan 45 kampung, sedangkan Kecamatan Bayang merupakan kecamatan yang memiliki nagari yang terkecil yaitu 4 (empat) Nagari dan 32 kampung.

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 10

GAMBAR PETA 2.2

ADMINISTRASI KABUPATEN PESISIR SELATAN

2.3. KEPENDUDUKAN

Dalam perencanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor yang penting, karena tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk/ masyarakat. Peyebaran penduduk, jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan pola penduduk merupakan faktor pembentuk suatu kegiatan dan pembentuk karakteristik suatu wilayah. Pertumbuhan suatu wilayah banyak dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan kegiatan sosial ekonominya.

Keberadaan penduduk harus direncanakan, baik pola penyebarannya maupun jumlah kepadatannya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung wilayah. Selain itu, hal yang lebih penting adalah masalah kualitas penduduk, dengan kualitas penduduk yang rata-rata baik akan berdampak pada tingkat kesejahteraan penduduk. Kualitas penduduk juga akan menentukan pertumbuhan wilayah terutama dalam pemanfaatan seluruh potensi daerah yang dimiliki untuk pembangunan daerah.

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 11

2.3.1. PERTUMBUHAN PENDUDUK

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2008 jumlah penduduk sekitar 422,257 jiwa, dengan rasio jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dari penduduk perempuan yaitu 218,034 jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 224,223 jiwa terjadi peningkatan sebesar 97,24% dan pada tahun 2009, jumlah penduduk sekitar 448.488 jiwa. Dengan rasio, jumlah penduduk laki-laki lebih rendah dibandingkan perempuan, yaitu sebanyak 221.938 jiwa dan 226.550 jiwa. Jumlah ini mengalami penambahan (peningkatan) sebesar 6.231 jiwa atau 97,96%, jika dilihat pada tahun 2009 jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Lengayang yaitu 53.991 jiwa, sedangkan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan IV Nagari Bayang Utara yaitu 7.590 jiwa.

Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Bayang yaitu 49.425 jiwa/Km² dan terendah terdapat di Kecamatan IV Bayang Utara yaitu 30.27 jiwa/Km². Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi penduduk pertumbuhan jumlah, kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9

Distribusi, Jumlah, Kepadatan Dan Pertambahan Penduduk

PERNAGARI PER KM2 PERNAGARI PER KM2 2008 2009 2008 2009

1 Koto XI Tarusan 425,63 53,266 50,115 12,087 10,667 5,918,44 125,15 5,568,33 117,74 2 Bayang 77,50 44,318 38,304 10,189 8,854 11,079,50 571,85 9,576,00 494,25 3 IV Nagari Bayang Utara 250,74 8,280 7,590 1,901 1,798 2,070,00 33,02 1,897,50 30,27 4 IV Jurai 373,80 43,891 45,250 10,201 10,538 10,972,75 117,42 7,541,67 121,05 5 Batang Kapas 359,07 32,185 32,150 7,569 7,079 10,728,33 89,63 6,430,00 89,54 6 Sutera 445,65 44,516 48,011 9,942 10,123 14,838,67 99,89 12,002,75 107,73 7 Lengayang 590,60 54,411 53,911 11,999 12,554 27,205,50 92,13 5,990,11 91,28 8 Ranah Pesisir 564,39 32,435 31,406 7,784 7,674 16,271,50 57,47 7,851,50 55,65 9 Linggo Sari Baganti 315,41 42,013 44,145 10,079 10,188 21,006,50 133,20 6,306,43 139,96 10 Pancung Soal 740,10 34,287 39,080 6,110 8,396 34,287,00 46,33 4,885,00 52,80 11 Basa IV Balai Tapan 677,50 24,646 26,833 5,548 6,211 24,646,00 36,38 3,354,13 39,61 12 Lunang Silaut 929,50 28,009 31,693 6,627 8,038 14,004,50 30,13 6,338,60 34,10 5,749,89 442,257 448,488 100,036 102,138 11,952,89 76,92 6,143,67 78,00

2009 LUAS

WILAYAH

NO NAMA KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK RUMAH TANGGA

2008

Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, Tahun 2009

Dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk kabupaten Pesisir Selatan tahun 2009 telah mencapai 78 jiwa/km2 mengalami peningkatan 1 jiwa perkilometer di banding tahun 2008. Gambaran menarik yang dapat dilihat adalah semakin ke utara kepadatan penduduk cendrung semakin naik, dalam artian bahwa kecamatan yang berada disebelah selatan kota painan mempunyai kepadatan penduduk yang lebih rendah dari pada kecamatan yang berada di utara kota painan. Hal ini terjadi karena ketiga kecamatan IV Jurai, Bayang, Koto XI Tarusan memiliki luas 12,25% dari wilayah kabupaten pesisir selatan, tetapi dilihat dari sebaran penduduknya

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 12 ketiga kecamatan tersebut memiliki penduduk sepertiga dari penduduk kabupaten pesisir selatan.

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel 2.10 berikut ini : Angka kemiskinan yang relatif tinggi yakni sebanyak 41.414 keluarga pada tahun 2006 telah berhasil ditekan hingga 29.117 KK atau 24.08% pada tahun 2009. Data ini sebenarnya telah menunjukan penurunan yang signifikan dibandingkan tahun 2006. Walaupun demikian Kabupaten Pesisir Selatan masih harus bekerja keras karena angka tersebut masih berada diatas rata-rata kemiskinan propinsi dan nasional. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 2.10

Data Keluarga Miskin Per Kecamatan Kabupaten Pesisir Selatan 2006 – 2009.

No Kecamatan 2006 Jumlah Penduduk Miskin (Kk) 2007 2008 2009 %

1 Koto XI Tarusan 3,783 3,205 3,206 3,046 10.46

2 Bayang 4,248 3,707 3,415 3,244 11.14

3 IV Nagari Bayang Utara 910 992 985 936 3.21

4 IV Jurai 3,024 2,643 3,027 2,876 9.88

5 Batang Kapas 2,314 2,219 2,115 2,009 6.9

6 Sutera 4,877 5,353 2,930 2,784 9.56

7 Lengayang 5,074 4,271 3,781 3,592 12.34

8 Ranah Pesisir 2,782 2,301 2,227 2,116 7.27

9 Linggo Sari Baganti 5,474 4,942 2,499 2,374 8.15

10 Pancung Soal 3,330 4,005 2,636 2,504 8.6

11 Basa Ampek Balai Tapan 2,232 2,160 2,003 1,903 6.54

12 Lunang Silaut 3,366 2,682 1,825 1,734 5.95

Jumlah 41,414 38,480 30,649 29,118 24.08

Sumber : Bappeda Kab.Pesisir Selatan Tahun 2009

2.3.2. PERSEBARAN DAN KEPADATAN

Distribusi atau tingkat persebaran penduduk hingga akhir tahun perencanaan diperkirakan akan masih sama dengan pola perkembangan penduduk eksisting. Di mana jumlah konsentrasi penduduk akan relatif terkonsentrasi pada pusat-pusat aktivitas ekonomi dengan kelengkapan sarana dan infrastruktur yang pada umumnya terletak di kawasan perkotaan (ibukota kecamatan, kabupaten). Selain itu analisis distribusi penduduk akan berpengaruh pula terhadap rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendukung penduduk di kemudian hari.

Oleh karena itu, perkembangan wilayah kota kabupaten dan kecamatan di masa yang akan datang perlu diantisipasi karena dinamika akan terus berlanjut. Hal ini didasari dengan tingkat daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan yang terbatas di mana pada kondisi tertentu terjadi penipisan SDA (nature resource deplation) dan penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation). Di samping itu juga untuk menghindari kemungkinan terjadinya disparitas perkembangan antar wilayah secara horisontal dan perilaku sosial ekonomi sebagai faktor pengikutnya. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan sistem pendistribusian

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 13 penduduk ke semua wilayah secara merata dengan penyediaan dan kelengkapan faktor pengikat (sarana dan prasarana pendukung aktivitas sosial ekonomi termasuk infrastruktur yang lebih baik), sehingga penduduk tidak lagi terkonsentrasi pada wilayah terpadat, terutama pada daerah perkotaan. Selain itu pembangunan usaha ekonomi potensial yang berbasis pada kemampuan dan nilai potensi wilayah yang dapat dikembangkan, sehingga tingkat kesejahteraan penduduk meningkat.

Tabel 2.11

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Perkecamatan Di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009

No Kecamatan Nama

Jenis Kelamin

(Jiwa) Penduduk Rumah Jumlah Tangga

Kepadatan Penduduk Nagari Luas (Jiwa) Nagari Per Km2 Per

1. Koto XI Tarusan 12 425,63 50,115 10,667 5,568,33 117,74

2. Bayang 4 78,00 38,304 8,854 9,576,00 494,25

3. IV Nagari Bayang Utara 4 250,24 7,590 1,798 1,897,50 30,27

4. IV Jurai 6 373,80 45,250 10,538 7,541,67 121,05

5. Batang Kapas 5 359,07 32,150 7,079 6,430,00 89,54

6. Sutera 4 445,65 48,011 10,123 12,002,75 107,73

7. Lengayang 9 590,60 53,911 12,554 5,990,11 91,28

8. Ranah Pesisir 4 564,39 31,406 7,674 7,851,50 55,65

9. Linggo Sari Baganti 7 315,41 44,145 10,188 6,306,43 139,96

10. Pancung Soal 8 740,10 39,080 8,396 4,885,00 52,80

11. Basa IV Balai Tapan 8 677,50 26,833 6,211 3,354,13 39,61

12. Lunang Silaut 5 929,50 31,693 8,038 6,338,60 34,10

76 5.794,95 448,488 102,138 6,143,67 78,00

Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, Tahun 2009

2.3.3. STRUKTUR PENDUDUK

Struktur penduduk diperlukan untuk mengetahui lebih lanjut karakteristik penduduk, terutama dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, baik saat ini maupun masa mendatang.

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk tahun 2009 menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Hal ini ditunjukkan oleh rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 97,97%, dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 221,939 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 226,549 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin ini dapat dilihat pada Tabel 2.12.

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 14

Tabel 2.12

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Nama Kecamatan Jenis Kelamin (Jiwa)

Jumlah

Penduduk Rumah

Tangga Rasio Sek Laki-Laki Perempuan (Jiwa)

1. Koto XI Tarusan 24,844 25,271 50,115 10,667 98,31

2. Bayang 18,404 19,900 38,304 8,854 92,48

3. IV Nagari Bayang Utara 3,619 3,971 7,590 1,798 91,14

4. IV Jurai 22,317 22,933 45,250 10,538 97,31

5. Batang Kapas 15,745 16,405 32,150 7,079 95,98

6. Sutera 23,914 24,097 48,011 10,123 99,24

7. Lengayang 26,336 27,575 53,911 12,554 95,51

8. Ranah Pesisir 15,252 16,154 31,406 7,674 94,42

9. Linggo Sari Baganti 22,043 22,102 44,145 10,188 99,73

10. Pancung Soal 19,849 19,231 39,080 8,396 103,21

11. Basa IV Balai Tapan 13,335 13,498 26,833 6,211 98,79

12. Lunang Silaut 16,281 15,412 31,693 8,038 105,64

221,939 226,549 448,488 102,138 97,97

Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, Tahun 2009 2. Berdasarkan Kelompok Umur

Struktur penduduk berdasarkan kelompok umur tahun 2009 menunjukkan bahwa sebagian besar jumlah penduduk didominasi kelompok umur (usia 10-14 tahun) yaitu sebanyak 51,085 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur terendah yaitu usia 65-69 sebanyak 12,333 jiwa. Sebaran jumlah penduduk menurut kelompok umur yang dirinci berdasarkan jenjang umur masing-masing seperti yang disajikan dalam Tabel 2.13

Tabel 2.13

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur No. Golongan Umur Jenis Kelamin (Jiwa) Total Jumlah Penduduk

Laki-Laki Perempuaan (Jiwa)

1. 0-4 24,547 19,431 43,978 2. 5-9 27,087 20,937 48,025 3. 10-14 26,490 24,595 51,085 4. 15-19 18,192 22,894 41,086 5. 20-24 15,723 13,883 29,605 6. 25-29 15,070 17,039 32,723 7. 30-34 15,191 17,039 32,230 8. 35-39 15,235 14,287 29,522 9. 40-44 12,362 14,062 26,424 10. 45-49 13,964 14,214 28,178 11. 50-54 10,135 14,426 24,562 12. 55-59 8,427 8,557 16,984

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 15

13. 60-64 6,135 7,173 13,308

14. 65-69 6,160 6,172 12,333

15. 70+ 7,219 11,227 18,455

Jumlah 221,938 226,550 448,488

Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, Tahun 2009 3. Berdasarkan Mata Pencaharian

Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian tahun 2007-2009 sebagian besar didominasi oleh pekerja di sektor pertanian (petani). Tahun 2009 tercatat 55,51 persen penduduk bekerja disektor pertanian mengalami penurunan jika di banding tahun 2008 yaitu sebesar 59,59%. Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian yang dirinci berdasarkan sektor / lapangan pekerjaan disajikan dalam Tabel 2.14.

Tabel 2.14

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

N

o Lapangan Usaha

Jumlah

Penduduk Persentase Penduduk Jumlah Persentase Penduduk Jumlah Persentase

(Jiwa) (%) (Jiwa) (%) (Jiwa) (%)

2007 2008 2009

1. Pertanian 95,872 58,72 95.898 59,59 94,668 55,51

2. Industri Pengelolaan 6,780 4,15 6.791 4,22 4,174 2,45

3. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 27,085 16,39 24.783 15,40 34,934 20,48

4. Jasa – Jasa 14,957 9,16 13.518 8,40 19,134 11,22

5. Lainnya 11,38 11,38 19.939 12,39 17,626 10,34

JUMLAH 163,282 100,00 160.929 100,00 170,536 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Pesisir Selatan, Tahun 2009

2.3.4 ANGKATAN KERJA

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) adalah banyaknya penduduk usia kerja yang terserap dalam pasar kerja atau penduduk umur 15 tahun dan lebih yang bekerja. Dalam pengertian ini, kesempatan kerja bukanlah lapangan pekerjaan yang masih terbuka, walaupun komponen yang terakhir ini akan menambah kesempatan kerja yang akan datang. Pada suatu waktu, lapangan pekerjaan yang masih terbuka cukup banyak, sementara jumlah pencari kerja juga banyak. Hal ini dapat terjadi karena kurang baiknya distribusi lapangan pekerjaan yang masih terbuka serta bertalian dengan pola penyebaran penduduk, ataupun karena alasan lain seperti faktor keterampilan keahlian dari pada pencari kerja.

Jumlah angkatan kerja tahun 2008, tercatat sebanyak 176,690 jiwa sedangkan pada tahun 2009 tercatat sebanyak 188,906 jiwa. Bila dilihat dari angkatan kerja jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2008 sebanyak 160,929 jiwa dan pada tahun 2009 sebanyak 170,536 jiwa. Dan jumlah penggangguran pada tahun 2008 sebanyak 15,761 jiwa dan pada tahun 2009 sebanyak 18,370 jiwa.

Perkembangan di sektor ketenagakerjaan ditandai dengan semakin banyaknya jumlah perusahaan yang tentunya membutuhkan tenaga kerja. Hubungan timbal balik antara industri dengan tenaga kerja akan menimbulkan persoalan mengenai hubungan industrial, kesejahteraan

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 16 tenaga kerja dan perlindungan terhadap tenaga kerja dari berbagai resiko kecelakaan kerja. Resiko kecelakaan kerja yang terjadi dapat ditimbulkan oleh pemanfaatkan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi dalam proses produksi guna meningkatkan produktifitas.

Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu prioritas pembangunan bidang ekonomi, yang keterkaitannya sangat kuat dengan sektor lainnya. Menyusun kebijakan sektor ketenagakerjaan adalah identik dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang notabene dibutuhkan oleh sektor pembangunan lainnya. Untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja, maka pemerintah harus bisa mendorong atau memberikan fasilitas. Dengan dibuatnya fasilitas Balai Latihan kerja maupun pelatihan – pelatihan maka akan meningkatkan daya saing kemampuan tenaga kerja. Berikut ini ditampilkan data proyeksi angkatan kerja yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan.

Tabel 2.15

Data Angkatan Kerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2006-2009

2006 2007 2008 2009 ANGKATAN KERJA 197.484 184.916 176.69 188.906 - Bekerja 146.846 163.282 160.929 170.536 - Pencari Kerja 50.638 21.634 15.761 18.37 Terdaftar

BUKAN ANGK. KERJA 230.664 248.265 265.567 259.582

- Sekolah 66.038 25.459 24.67 26.549 - Penddk berusia 15 164.626 222.806 240.897 233.033 th ke bawah dan 60 th ke atas JUMLAH PENDUDUK 428.148 433.181 442.257 448.488

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Pesisir Selatan, 2009

2.4 PENDIDIKAN

Tingkat pendidikan menjadi salah satu tolak ukur kualitas sumberdaya manusia yang akan menjadi pelaku pembangunan di daerah. Keberhasilan pembangunan bidang pendidikan didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, sehingga proses mengajar dan mendidik dapat berlangsung dengan baik. Struktur penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2009, sebagian besar didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan tidak/belum tamat sekolah dasar yaitu berjumlah sekitar 127,192 jiwa (34.42%) dan yang paling rendah adalah penduduk dengan tingkat pendidikan S1/Diploma 11,996 jiwa (3.25%). Untuk lebih jelasnya mengenai Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.16.

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 17

Tabel 2.16

Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Berdasarkan Jenis Kegiatan Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Persentase

1. Tidak / Belum Pernah Sekolah 8,362 2.26

2. Tidak / Belum Tamat SD 127,192 34.42

3. SD 84,606 22.9

4. SMTP 69,561 18.83

5. SMTA 67,759 18.34

6. D 1 / universitas 11,996 3.25

Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, Tahun 2009

Perkembangan akses pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan selama 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang signifikan, ditandai dengan bertambahnya anak usia sekolah yang

Dokumen terkait