METODE PENELITIAN
2 Pancur Batu 7 Desa 700.000.000 0,00 3.374 1,80
Jumlah RTS Persentase (%)
1 Pantai Labu 11 Desa 100.000.000 31,42 4.562 17,31
2 Pancur Batu 7 Desa 700.000.000 20,00 3.374 12,80
3 Bangun Purba 7 Desa 700.000.000 20,00 2.182 8,28
4 STM Hulu 4 Desa 400.000.000 11,43 1.238 4,70
5 Hamparan Perak 4 Desa 400.000.000 11,43 8.901 33,78
6 Labuhan Deli 1 Desa 100.000.000 2,86 3.444 13,07
7 STM Hilir 1 Desa 100.000.000 2,86 2.652 10,06
Total 35 Desa 3.500.000.000 100,00 26.353 100,00 Sumber: Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang,
2011
Kecamatan Pancur Batu terdiri dari 25 desa, hanya 7 desa yang menerima dana BLM-PUAP pada tahun 2008, yaitu Desa Pertampilen, Tiang Layar, Bintang Meriah, Namorih, Durian Jangak, Sembahe Baru, dan Salam Tani. Masing-masing Desa PUAP menerima dana BLM-PUAP sebesar Rp 100.000.000.
Tabel 3. Jumlah Petani Anggota Gapoktan yang menerima Pinjaman Dana BLM-PUAP di Desa PUAP Kecamatan Pancur Batu, 2009
Sumber: Kantor Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pancur Batu, 2011 Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa 7 Desa PUAP di Kecamatan Pancur Batu memiliki jumlah anggota Gapoktan penerima dana BLM-PUAP yang berbeda antara satu Desa BLM-PUAP dengan Desa BLM-PUAP lainnya. Ke-7 Desa PUAP yang ada di Kecamatan Pancur Batu, 3 desa sampel yang dipilih
No Desa PUAP Nama Gapoktan Jumlah Petani Penerima Pinjaman
Dana BLM-PUAP (KK) 1 Pertampilen Maju Bersama 88
2 Namorih Bunga Ncole 66
3 Bintang Meriah Simulih Karaben 69
4 Tiang Layar Arih Ersada 54
5 Durin Jangak Tani Mandiri 60
6 Salam Tani Usaha Bersama 71
7 Sembahe Baru Keriahen Baru 56
sebagai daerah penelitian, yaitu: Desa Pertampilen, Tiang Layar, dan Salam Tani. Hal ini dikarenakan ke 3 desa PUAP tersebut dinilai cukup mewakili desa PUAP lainnya yang ada di Kecamatan Pancur Batu. Karena pada tahun pertama pelaksanaan program PUAP, jumlah petani penerima pinjaman dana BLM-PUAP di 3 desa PUAP ini dinilai cukup tinggi bila dibandingkan dengan Desa PUAP lainnya. Jumlah penerima pinjaman dana BLM-PUAP di Desa Pertampilan sebanyak 88 KK, Salam Tani 71 KK, Tiang Layar 54 KK, Bintang Meriah 69 KK, Namorih 66 KK, Durin Jangak 60 KK, dan Sembahe Baru 56. Kecuali Desa Tiang Layar, meskipun hanya 54 KK penerima pinjaman tetapi pengembalian pinjaman sebagian petani dan pertemuan per bulan berjalan cukup lancar bila dibandingkan dengan desa lainnya sejak Bulan Februari 2009 sampai dengan bulan Maret 2011. Penentuan jumlah sampel penelitian ini didasarkan pada pendapat Gay yang menyatakan bahwa ukuran mínimum sampel yang diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan untuk populasi yang relatif kecil yaitu mínimum 20% populasi (Hasan 2002; 60).
Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Gapoktan Maju Bersama (Pertampilen), Arih Ersada (Tiang Layar), dan Gapoktan Usaha Bersama (Salam Tani) yang menerima pinjaman dana BLM-PUAP (Program PUAP tahun 2008), yaitu 213 KK.
Pengambilan sampel secara cluster sampling, dimana penarikan sampel yang dilakukan secara proporsional yakni populasi terlebih dahulu dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan area/cluster, teknik memilih sebuah sampel dari
kelompok unit yang kecil. Populasi dari cluster merupakan subpopulasi dari total populasi dan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 sampel karena menurut pendapat Bailey (Hasan, 2002; 60), ukuran sampel paling minimum adalah 30 sampel dari suatu populasi.
Sampel penelitian dihitung dengan persamaan Soepomo (1997), yaitu:
Spl
Js
N
n
Keterangan: Spl = Sampeln = Jumlah anggota Gapoktan penerima
pinjaman dana BLM-PUAP N = Total populasi
Js = Besar sampel (30 orang)
Tabel 4. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian Di Empat Desa Penerima Dana BLM-PUAP di Kecamatan Pancur Batu, 2008.
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2011
Selain 30 sampel di atas, sumber informasi/data diperoleh juga dari pengurus Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama dan Arih Ersada (Ketua, sekretaris dan bendahara), 3 orang PPL yang bertugas di Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar, dan 1 pegawai dinas BPTP Sumatera Utara, kepala BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Pancur Batu, 2 orang pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang.
No. Desa Nama Gapoktan Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 Pertampilen Maju Bersama 88 12
2 Tiang Layar Arih Ersada 54 8
3 Salam Tani Usaha Bersama 71 10
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari PPL, pengurus Gapoktan dan angggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) penerima pinjaman dana BLM-PUAP di 3 desa PUAP Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan, kebutuhan penelitian dan pengamatan langsung di lapangan.
Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait yaitu kantor Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Sumatera Utara, BPP Kecamatan Pancur Batu, Kepala Desa 3 desa PUAP yakni Desa Pertampilen, Tiang Layar, dan Salam Tani Kecamatan Pancur Batu serta instansi lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh terlebih dahulu ditabulasikan kemudian diolah secara manual, lalu dijabarkan secara deskriptif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat pencatatan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian yang terjadi. Dalam arti ini, penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata dan tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan, uji hipotesis atau mendapatkan makna dan implikasi dari penelitian tersebut (Wirartha 2006; 155).
Untuk mengetahui bagaimana proses dan kriteria penetapan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) penerima BLM-PUAP (Bantuan Langsung Masyarakat-Pengembangan Usaha agribisnis Perdesaan) di daerah penelitian, dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan Pedoman PUAP tahun 2008 (Peraturan Menteri Pertanian No. 16/Permentan/OT.140/2/2008).
Untuk mengetahui apakah sistem penyaluran dana BLM-PUAP kepada petani di daerah penelitian dianalisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan sistem penyaluran dana BLM-PUAP kepada petani dan syarat-syarat pemberian pinjaman dana BLM-PUAP kepada petani sesuai dengan yang telah disepakati bersama.
Untuk mengetahui kualitas pengembalian pinjaman dana BLM-PUAP di daerah penelitian dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan menggunakan tabulasi sederhana antara jumlah pinjaman petani anggota Gapoktan, jumlah pinjaman yang dikembalikan dan jumlah bulan pengembalian serta bentuk persentasenya untuk melihat tingkat penggolongan pengembalian pinjaman.
Untuk mengetahui bagaimana sikap petani terhadap program PUAP di daerah penelitian, dianalisis dengan teknik penskalaan Likert yaitu dengan pemberian skor pada setiap pilihan jawaban. Untuk pernyataan positif: Sangat Setuju (SS) bernilai 5, Setuju (S) bernilai 4, Ragu-ragu (R) bernilai 3, Tidak Setuju (TS) benilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 1. Untuk pernyataan negatif: Sangat Setuju (SS) benilai 1, Setuju (S) benilai 2, Ragu -ragu (R) benilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 4, Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 5, (Nazir, 1983; 397).
Rumus skala Likert: T = 50 + 10
Keterangan: X = Skor responden pada skala yang hendak diubah
menjadi skor T
X = Mean skor kelompok
s = Deviasi standar skor kelompok
Kriteria Uji, apabila: T > 50 = Sikap positif
T < 50 = Sikap negatif
Untuk mengetahui dampak program PUAP terhadap sosial ekonomi (komunikasi antar petani dan kemudahan memperoleh pinjaman) petani di daerah penelitian, dianalisis secara deskriptif.
Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari munculnya kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:
Defenisi
1. Monitoring adalah suatu kegiatan untuk memastikan dan mengendalikan
keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan informasi dengan menggunakan
standar dan seperangkat kriteria untuk menarik kesimpulan dan menyusun pertimbangan.
3. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) adalah bagian
dari pelaksanaan program PNPM Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam menumbuh kembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi desa sasaran.
X – X s s
4. Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri dari 4 subsistem yaitu subsistem distribusi dan penyediaan input produksi, subsistem usaha tani (on farm), subsistem pengolahan hasil pertanian, subsistem pemasaran hasil pertanian dan subsistem lembaga penunjang.
5. Perdesaan adalah kawasan yang secara komparatif memiliki keunggulan
sumber daya alam dan kearifan lokal khususnya pertanian.
6. Desa miskin terjangkau adalah desa yang memiliki infrastruktur transportasi
dan komunikasi yang memungkinkan untuk dilakukan pembinaan berkelanjutan.
7. Gabungan kelompok tani (Gapoktan) PUAP adalah kumpulan beberapa
kelompok tani untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha pertaniannya.
8. Kelompok tani (Poktan) adalah kumpulan petani atau peternak yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usahanya.
9. Tingkat penggolongan kualitas pengembalian pinjaman dana BLM-PUAP
dari anggota Gapoktan penerima pinjaman dana BLM-PUAP kepada Gapoktan sebagai lembaga pengelola program PUAP
1. Lancar: pembayaran tepat waktu, tidak ada tunggakan serta sesuai dengan
persyaratan kredit (pinjaman)
2. Dalam perhatian khusus: terdapat tunggakan pokok/bunga ≤ 90 hari
3. Kurang lancar: terdapat tunggakan pokok/bunga > 90 hari – 180 hari
5. Macet: terdapat tunggakan pokok/bunga ≥ 270 hari
10. Sikap adalah pencerminan dorongan-dorongan yang datang dari dalam diri dan reaksi terhadap stimulus yang menghasilkan pengaruh atau penolakan, penilaian suka atau tidak suka, kepositifan atau kenegatifan terhadap suatu objek.
11. Sikap positif adalah sikap yang cenderung menyukai, mendekati, menerima bahkan mengharapkan kejadian objek tertentu
12. Sikap negatif adalah sikap yang cenderung menjauhi, membenci, menghindar ataupun tidak menyukai keberadaan objek tertentu.
13. Dampak program PUAP adalah dampak sosial dan ekonomi yang dialami petani di daerah penelitian setelah berjalannya program PUAP
14. Komunikasi antar petani (dampak sosial program PUAP) adalah perubahan intensitas komunikasi antar petani setelah berjalannya program PUAP 15. Kemudahan memperoleh pinjaman (dampak ekonomi program PUAP)
adalah kemudahan yang dirasakan oleh petani dalam memperoleh pinjaman dana BLM-PUAP
Batasan Operasional
1. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
2. Sampel penelitian adalah petani yang meminjam dana BLM-PUAP di Desa
Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
3. Waktu penelitian adalah bulan Agustus sampai dengan bulan Okober tahun