• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandangan Masyarakat Jepang Terhadap Ramalan

BAB II TINJAUAN UMUM SEJARAH, JENIS, DAN RAMALAN

2.3. Pandangan Masyarakat Jepang Terhadap Ramalan

Menurut Kementerian Pendidikan Jepang, penganut Shinto mencapai 107 juta orang dan Buddha sekitar 89 juta orang dan agama lainnya sekitar 10 juta orang. Hal yang mengejutkan adalah total seluruh penganut agama di Jepang berkisar 290 juta orang, atau dua kali lipat total penduduk Jepang yang hanya 127 juta orang. Hal ini terjadi karena mayoritas masyarakat Jepang adalah Politheis atau menganut lebih dari satu aliran kepercayaan/agama, sehingga mereka dilahirkan dan hidup hingga dewasa sebagai penganut Shinto, kemudian sebagian diantaranya menikah dengan menggunakan upacara secara Kristen, dan meninggal menggunakan upacara pemakaman agama Buddha. Menurut Haryanti (2013:163), di luar agama tradisional tersebut (Shinto dan Buddha), saat ini banyak orang Jepang beralih ke berbagai gerakan keagamaan populer, yang biasa dikelompokkan dengan nama “Agama-agama Baru” (shinshūkyō).

Masyarakat Jepang merasa bahwa agama yang selama ini mereka anut

34

keyakinan yang penuh arti. Maka untuk mencari kebutuhan tersebut mereka melihat di “tempat lain” dan berujung kepada suatu konsep kepercayaan rakyat

(minkan shinkō) yang bersifat takhayul (Reischauer, 1988:213-214).

Banyak masyarakat Jepang yang menaruh perhatian serius terhadap hal-hal seperti hari keberuntungan, hari kesialan, astrologi, dan juga mempercayai ramalan. Hal tersebut dikarenakan tipikal masyarakat Jepang lebih mementingkan sesuatu yang mendukung kebutuhan dalam lingkungan sosial dibandingkan hubungan langsung dengan Tuhan.

Dari sekian banyak jenis ramalan, ramalan golongan darah adalah salah satu ramalan yang paling populer di kawasan Asia Timur (Jepang, Korea). Ramalan golongan darah mulai berkembang pada sekitar Perang Dunia II, pada saat itu Takeji Furukawa, seorang profesor di Sekolah Guru Perempuan membuat penelitan mengenai golongan darah yang dapat membaca karakteristik pemiliknya. Setelah menerbitkan hasil penelitiannya, masyarakat Jepang mulai terpengaruh dan percaya terhadap penelitiannya. Meskipun hasil penelitian tersebut sempat kehilangan kepopulerannya, karena dianggap hasil riset tersebut meragukan, namun seorang jurnalis bernama Masahiko Nomi kembali mengangkat topik mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah sekitar tahun 1970-an, dan menerbitkan beberapa buku best seller mengenai berbagai hal mengenai golongan darah.

Kini, kategorisasi kepribadian berdasarkan golongan darah sudah cukup mengakar di kebudayaan Jepang. Bahkan, masyarakat Jepang sudah punya istilah sendiri untuk hal ini, yaitu ketsuekigata (golongan darah). Survey pada tahun

35

2008 menunjukkan 75% masyarakat Jepang mempercayai konsep ini. Walaupun sekarang sudah banyak pengembangannya pada detil interaksi kehidupan sehari-hari, sebagai gambaran, berikut deskripsi umum kepribadian berdasarkan golongan darah yang banyak dipercaya orang Jepang.

1. Golongan Darah O: Samurai yang Berkemauan Keras (30% populasi Jepang)

Golongan darah O berusaha untuk menjadi pahlawan pada setiap situasi. Golongan darah O adalah pemimpin yang alami dan selalu berusaha menyenangkan hati orang lain. Mereka sangat kompetitif dan pekerja keras.

2. Golongan Darah A: Pekerja Ideal yang Berperilaku Baik (40% populasi Jepang)

Golongan darah A merupakan role model sempurna karena mereka selalu berusaha untuk sukses, kebaikan, dan bersikap sopan. Meskipun gologan darah A bisa mudah stres dan mencemaskan banyak hal, golongan darah A akan mencoba untuk tetap bersama-sama dan melakukan yang terbaik yang mereka bisa demi ketertiban dan demi orang yang mereka cintai selama situasi krisis.

3. Golongan Darah B: Pedagang Bersahaja dan Pemberontak (20% populasi Jepang)

Golongan darah B adalah pemberontak yang tidak bisa dijinakkan (dianggap kurang cocok kerja di perusahaan, lebih baik kerja sendiri sebagai pedagang). Punya semangat dan fokus yang tinggi, golongan darah B sangat ambisius yang punya impian besar. Meskipun mereka bisa kasar,

36

keras kepala, dan sulit untuk bergaul, golongan darah B selalu menjadi dirinya sendiri tidak peduli apa yang dikatakan dunia.

4. Golongan Darah AB: Seniman Sensitif (10% populasi Jepang)

Golongan darah AB dianggap memiliki karakter yang unik. Mereka terkenal dengan kepribadian gandanya, terkadang malu-malu, supel, rasional, irasional, tenang, dan tak terarah. Golongan darah AB adalah bola energi yang tak terduga kepribadiannya. (https://www.zenius.net/blog /8786/golongan-darah-sifat-kepribadian)

Golongan darah telah memasuki berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat Jepang, dari urusan karir hingga asmara. Pada tahun 1990 di Harian

Asahi, surat kabar nasional Jepang, Mitsubishi Electronics mengumumkan bahwa

tim mereka seluruhnya terdiri dari tipe pekerja AB yang telah dipilih karena "kemampuan mereka untuk membuat rencana." Tidak sedikit perusahaan di Jepang yang menanyakan golongan darah pada saat wawancara dengan calon karyawan. Dalam percintaan, banyak biro jodoh yang menawarkan jasa perhitungan kecocokan dengan pasangan berdasarkan golongan darah. Tanpa jasa biro jodoh pun, kaum muda di Jepang juga saling bertukar informasi golongan darah mereka pada kencan pertama. Karena pentingnya untuk mengenali karakter orang lain, masyarakat Jepang sering terkejut jika bertemu warga negara asing yang berlibur atau bekerja di Jepang tidak mengetahui golongan darahnya sendiri ketika ditanya.

Golongan darah bisa juga dikatakan bisnis yang laku di Jepang. Pada tahun 2008, empat dari buku top best seller di Jepang adalah buku pedoman

37

kepribadian berdasarkan golongan darah. Topik ini juga sering terlihat di berbagai

manga atau anime Jepang, siaran televisi sebagai ramalan di pagi hari, artikel

khusus di majalah, buku diet, bahkan dalam beberapa kasus, ada kelas-kelas TK di Jepang kadang dibagi berdasarkan golongan darah sehingga diharapkan teknik pengajaran dan didikan anak dapat disesuaikan dengan kepribadian individunya. Selain itu, muncul pula produk-produk yang berhubungan dengan golongan darah di pasaran, untuk makanan misalnya, teh diet, vitamin, snack, kopi, dan coklat. Produk makanan tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan gizi dari masing-masing golongan darah. Selain itu, ada juga produk kosmetik seperti garam mandi,

body cream, dan lotion yang kandungannya juga dibuat sesuai dengan golongan

darah. Hal yang lebh menarik lagi, di pasaran Jepang juga muncul bulu mata palsu untuk wanita yang dikhususkan menarik perhatian pria bergolongan darah A. Pria golongan darah A yang menjadi incaran banyak wanita di Jepang sehingga membuat produk bulu mata palsu tersebut akhirnya diciptakan dan dipasarkan.

Pada tahun 2006, surat kabar New York Times melaporkan keanehan, hampir semua pemain bisbol Amerika kelahiran Jepang (kecuali untuk Ichiro Suzuki) bergolongan darah O. Budaya Jepang melihat kelompok golongan darah O sebagai tipe "pejuang/samurai pemberani". Mereka percaya apabila ada atlet yang tidak bergolongan darah O, akan sulit “menjual” pemain itu ke penggemar.

Tim softball perempuan yang memenangkan emas untuk Jepang di Olimpiade

Beijing tahun 2008 juga dilaporkan menggunakan golongan darah untuk menyesuaikan pelatihan untuk setiap pemain.

Kepercayaan golongan darah ini bahkan mempengaruhi politik. Salah satu mantan perdana menteri Jepang, Taro Aso, menganggap cukup penting untuk

38

mengungkapkan di profil resminya bahwa dia bergolongan darah A, sementara saingan oposisinya, Ichiro Ozawa, bergolongan darah B. Pada tahun 2011, seorang menteri di Jepang, Ryu Matsumoto, dipaksa mengundurkan diri, ketika pernyataan keras dan kasarnya kepada pejabat lokal ditayangkan di televisi nasional. Dalam pidato pengunduran dirinya, ia menyalahkan sikapnya yang emosional itu pada kenyataan bahwa ia bergolongan darah B. Selain itu, ada banyak laporan bahwa penggunaan golongan darah telah mengakibatkan kasus intimidasi, bullying pada orang dengan golongan darah AB (kelompok minoritas 10% di Jepang) di lingkungan SMA, hilangnya kesempatan berkarir, hingga berakhirnya hubungan asmara yang bahagia hanya karena masalah golongan darah.

Kebiasaan orang Jepang mempercayai ramalan golongan darah dan menerapknnya dalam kehidupan bermasyarakat bukannya tanpa alasan, karena ramalan itu sendiri merupakan salah satu bentuk ajaran dari agama Shinto ataupun

Shinshūkyō (agama-agama baru). Selain itu, masyarakat Jepang merupakan

masyarakat yang homogen yang artinya mereka menjunjung tinggi persamaan. Masyarakat homogen adalah masyarakat yang memilki kesamaan SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan). Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Jepang senang mengkategorikan sesuatu berdasarkan persamaan dan perbedaannya. Meskipun persamaan merupakan hal yang dijunjung tinggi di negara ini, tetapi mereka senang mencari perbedaan kecil diantara persamaan itu untuk mengenali seseorang. Terkadang hal tersebut bisa memancing rasisme terhadap golongan minoritas. Maka dari itu di Jepang dikenal dengan istilah burahara yang artinya pelecehan atau diskrimasi yang disebabkan karena golongan darah.

39 BAB III

PENGARUH RAMALAN GOLONGAN DARAH TERHADAP MASYARAKAT JEPANG

3.1. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Lingkungan Kerja Di Jepang

Ramalan golongan darah pada awalnya hanya dipergunakan untuk kepentingan diri sendiri pada kehidupan masyarakat Jepang, namun setelah perusahaan Mitsubishi Electronics mengumumkan perekrutan karyawan bergolongan darah AB yang dianggap mampu membuat rancangan luar biasa pada Harian Asahi tahun 1990, mulai banyak perusahaan yang menerapkan hal serupa. Dalam sebuah artikel di Harian Asahi tahun 2011 menuliskan bahwa hanya melalui wawancara golongan darah, nasib pekerjaan sesorang bisa berakhir baik ataupun buruk. Menurut sebuah situs forum pelamar kerja, beberapa perusahaan besar Jepang yang menerapkan sistem golongan darah dalam isi wawancaranya antara lain perusahaan LG Electronics dan Umbrella Corporation. Perusahaan yang menerapkan sistem wawancara golongan darah ini biasanya merupakan perusahaan swasta. Pihak perusahaan menanyakan golongan darah pelamarnya secara resmi (tertulis dalam formulir) ataupun secara langsung pada saat proses wawancara sebagai bahan pertimbangan sesuai tenaga yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut. Banyak perusahaan besar merekrut dan memposisikan karyawan sesuai dengan golongan darahnya. Menurut Roesma (2009:13), pernah suatu perusahaan besar memasang iklan untuk mencari seorang manajer dengan

40

persyaratan bergolongan darah B, dan untuk pekerjaan team work (kerjasama) bergolongan darah A.

Pada tabel berikut menggambarkan seberapa banyak presentase pekerjaan atau profesi terhadap golongan darah di Jepang.

Area Jumlah O A B AB Keterangan

Perdana Menteri berturut-turut di Jepang

20 60.0% 25.0% 10.0% 5.0% Pemimpin partai adalah orang

bergolongan darah O yang memerintah Pembawa acara yang

terkenal 124 21.0% 33.9% 32.3% 12.9%

Golongan darah B memiliki kemampuan berbicara di depan umum tanpa persiapan

Yokozuna berturut-turut juara utama dari

sumo)

30 16.7% 53.3% 23.3% 6.7% Golongan darah A memilki daya tahan

yang lebih

Istri pesumo 44 40.9% 27.3% 25.0% 7.3% Golongan darah O mendukung secara

luar biasa Representatif penulis

Science Fiction 21 42.9% 9.5% 28.6% 19.0% Pemikiran golongan darah B yang luas dan tidak terbatas

Representatif penulis

cerita misteri 22 54.5% 36.3% 9.1% 0% Golongan darah A mampu membuat alibi sempurna

Pemain triple jump 47 53.2% 25.5% 14.9% 6.4% Kekuatan melompat golongan darah O

unggul dibanding yang lain Pegolf pria

profesional 109 33.0% 29.4% 18.3% 19.3% Golongan darah AB mampu membaca lapangan dari berbagai sudut pandang

Wanita yang memenangkan hadiah

pachinko (dalam 10

tahun terakhir

10.0% 80.0% 10.0% 0%

Golongan darah A stabil dalam melakukan penyerangan hingga ke tingkat yang lebih tinggi Pasangan komedian

papan atas 53 34.0% 24.5% 15.1% 26.4% Golongan darah AB memilki humor

yang spontan Pendongeng komedi

papan atas 53 35.8% 30.2% 26.4% 7.5% Sikap membuat cerita semakin menarik my pace golongan darah B

Perancang mode

papan atas 38 42.1% 31.6% 18.4% 7.9% Golongan darah O ahli dalam

pengaturan individu Joki pacuan kuda

yang selalu

memenangkan hadiah uang

40 42.5% 40.0% 12.5% 5.0% Golongan darah O berani menghadapi

banyak tantangan Pembalap perahu

yang selalu

memenangkan hadiah uang

35 28.6% 48.6% 14.2% 8.6% Golongan darah A memilki

keberuntungan besar dalam bertaruh Partisipan kontes

kecantikan 43 25.6% 34.9% 30.2% 9.3% Umumnya golongan darah B memilki pesona tersendiri

Pembalap F1 dunia 37 35.1% 40.5% 21.6% 2.7% Golongan darah O memilki tingkat

persaingan yang tinggi 30.7% 38.1% 21.8% 9.4%

41

Tabel tersebut diolah berdasarkan perhitungan jumlah rata-rata dari masing-masing golongan darah, mengingat jumlah golongan darah A dan O yang mayoritas di Jepang, sehingga ada beberapa jumlah golongan darah A atau O yang lebih besar, namun golongan darah B atau AB yang dianggap lebih dominan pada pekerjaan itu. Data tabel merupakan hasil survey secara acak. Dari tabel tersebut bisa dilihat ada beberapa pekerjaan yang mencerminkan kepribadian masing-masing golongan darah menurut masyarakat Jepang.

Dalam perkembangannya di Jepang, golongan darah juga bisa menjadi pedoman atau acuan dalam menentukan pilihan pekerjaan yang sesuai dinilai dari karakteristik masing-masing golongan darah.

1. Golongan darah O

Golongan darah O yang kompetitif, ambisius, terbuka, serta kuat dianggap cocok dengan pekerjaan seperti pimpinan, tentara, akuntan, politisi, pengusaha, menteri dan terapis.

2. Golongan darah A

Golongan darah A yang konsisten, sesuai aturan, gigih, dapat diandalkan, teliti, detail dan teratur, namun sulit untuk mengeluarkan ide kreatif dianggap cocok dengan pekerjaan seperti akuntan, jaksa, ekonom, sekretaris, bagian administrasi, pegawai perpustakaan dan penulis.

3. Golongan darah B

Golongan darah B yang bebas, kreatif, jujur, serta pekerja keras, namun kurang bisa diandalkan untuk diplomasi resmi dan menjadi pimpinan dalam sistem organisasi konvensional dianggap cocok dengan pekerjaan seperti jurnalis/wartawan, detektif, psikiater, artis, seniman dan pemikir.

42 4. Golongan darah AB

Golongan darah AB yang kritis, kreatif, sensitif, mampu mengerjakan banyak hal, terorganisir, tenang, namun kurang inovatif dianggap cocok dengan pekerjaan seperti pejabat, humas (hubungan masyarakat), manajer, guru, jaksa, penulis dan teknisi (Zizousari dan Yuna Chan, 2014:87-93).

Ramalan golongan darah dalam lingkungan pekerjaan di Jepang menjadikan hal yang menguntungkan bagi beberapa pemilik golongan darah tertentu seperti golongan darah A dan O (Nomi, 2009:125). Golongan darah A (mayoritas di Jepang) adalah tipe yang taat peraturan dan teratur adalah bentuk ideal untuk direkrut dalam sebuah perusahaan. Orang bergolongan darah A sangat menaruh perhatian terhadap kerjasama tim, terlebih dari itu, mempunyai rasa tanggung jawab, mempunyai rasa memiliki terhadap tempat bekerja maupun organisasi manapun . Bagi orang bergolongan darah A, penyelesaian dari manajemen perusahaan itu adalah hal yang wajib bagi mereka. Orang bergolongan darah A yang telah menjadikan sosialisasi sebagai pedoman hidupnya akan banyak dipercaya oleh para pebisnis dan lebih mudah dipekerjakan. Sedangkan pada orang bergolongan darah O secara alamiah memiliki kemampuan mengekspresikan diri yang sangat kuat. Dalam dunia politik, keuangan, maupun

entertaiment, orang-orang bergolongan darah O selalu menempaati posisi yang

paling banyak, sehingga banyak dari mereka yang dipekerjakan meskipun kurang superior dibandingkan golongan darah yang lain pada saat ujian masuk perusahaan. Golongan darah O yang dikenal ambisius dikenal juga gigih dalam memperoleh sesuatu, bahkan dalam wawancara pekerjaan pun mereka terlihat meyakinkan dan mampu merebut hati dari pewawancara. Meskipun cara mereka

43

memperoleh yang mereka inginkan seperti “memaksa”, orang golongan darah O ini tidak merasa malu terhadap yang mereka lakukan.

Dalam tabel berikut juga menunjukkan bahwa jumlah golongan darah A dan O menempati urutan terbanyak dalam pemerintahan Jepang yang dalam hal ini sebagai Perdana Menteri dari tahun 1945 sampai 2014.

(Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Masahiko_Nomi)

Bagi orang yang bergolongan darah A ataupun O mendapatkan keuntungan di Jepang, namun lain halnya dengan orang bergolongan darah B. Banyak kesulitan yang dialami oleh orang bergolongan darah B ketika melamar pekerjaan di perusahaan, terutama pada saat tes wawancara. Kejadian penolakan terhadap golongan darah B pernah dipaparkan dalam situs Harian Asahi online, dituliskan bahwa seorang mahasiswi bergolongan darah B merasa bingung ketika

44

ditanya mengenai golongan darahnya pada saat tes wawancara ketika dia akan melamar di sebuah perusahaan. Setelah mahasiswi menjawab dengan jujur mengenai golongan darahnya, pihak perusahaan pun memberikan penolakan terhadap hasilnya. Mahasiswi tersebut tidak percaya, dia merasa yakin terhadap hasil ujian tertulisnya, hanya dengan golongan darahnya dia bisa ditolak pada saat melamar pekerjaan. Kesan masyarakat Jepang terhadap golongan darah B yang memiliki sifat semaunya sendiri (my pace), menjadi kekhawatiran terhadap perusahaan yang memiliki aturan yang ketat ataupun perusahaan-perusahaan yang menuntut banyak sekali kerjasama tim (team work) dalam proses bekerjanya. Sedangkan bagi perusahaan yang memilki kelonggaran dalam aturan ataupun sedikit tuntutan dalam kerjasama tim, golongan darah B dianggap sebagai individu yang kreatif. Golongan darah B memiliki ide-ide yang kreatif dan dapat membangun kinerja tempat mereka bekerja, hanya saja golongan darah B yang tidak suka diikat peraturan dan lemah terhadap kerjasama tim, lebih suka bekerja secara individu dan dengan metodenya sendiri. Bagi beberapa perusahaan, individu seperti ini dianggap menyusahkan. Karena begitu banyaknya penolakan terhadap golongan darah B pada perusahaan-perusahaan yang regulasinya ketat, banyak golongan darah B memilih pekerjaan yang dianggap fleksibel untuk karakteristik mereka.

Golongan darah AB cukup diuntungkan dalam lingkungan pekerjaan. Sekalipun orang bergolongan darah AB tidak sampai 10% dari total penduduk Jepang, dalam bidang apa pun mereka cukup kompeten dan berpartisipasi secara aktif. Mereka memiliki kemampuan berbisnis yang tinggi, terutama dalam hal menangani hubungan antarmanusia (Nomi, 2009:127). Orang bergolongan darah

45

AB dapat bekerjasama tim dengan baik, dalam membuat perencanaan, golongan darah AB juga dianggap di atas rata-rata. Meskipun begitu, ada kurang lebih 20% golongan darah AB yang secara ekstrim bersikap sangat apatis untuk beradaptasi dengan masyarakat, hanya saja hal ini dianggap tidak terlalu menyusahkan karena pada dasarnya orang bergolongan darah AB adalah individu yang bisa mempertahankan keharmonisan lingkungannya.

3.2. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Hubungan Pertemanan Dalam hubungan antar manusia dalam hal ini adalah pertemanan, ada beberapa faktor yang dapat menentukan kecocokannya. Hal umum yang biasanya menjadi faktor tersebut adalah gender, usia dan lingkungan, namun pada masyarakat Jepang, mereka juga menentukan kecocokan pertemanan berdasarkan golongan darah (Nomi, 2004:93). Kebiasaan masyarakat Jepang yang mempercayai ramalan membuat mereka sering mengaitkan apa pun dengan ramalan. Karakter dari masing-masing golongan darah pun dianggap berpengaruh dalam hubungan pertemanan, ada karakter yang dianggap cocok satu sama lainnya, adapula yang dianggap bertentangan sehingga bisa menimbulkan sedikit konflik. Terkadang, orang asing yang datang ke Jepang untuk bekerja atau tinggal di waktu yang agak lama dibuat heran oleh orang Jepang yang menanyakan golongan darah mereka, namun bagi orang asing yang hanya berkunjung untuk wisata, orang-orang Jepang tidak akan menanyai tentang golongan darah mereka, karena dianggap pertemuan antara orang asing dan orang Jepang tersebut hanya sebatas pertemuan singkat dan tidak terlalu berpengaruh bagi keduanya.

46

Hubungan pertemanan yang mengaitkan golongan darah terjadi di berbagai aspek, seperti pertemanan dalam lingkungan bertetangga, lingkungan kerja, maupun lingkungan sekolah. Meskipun tidak semua orang Jepang menerapkan sistem golongan darah dalam hubungan pertemanan mereka, namun orang yang percaya dan menerapkannya tidak sedikit pula jumlahnya. Mereka biasanya memiliki tabel kecenderungan kecocokan karakter seseorang terhadap yang lain berdasarkan golongan darah sebagai acuannya. Secara umum, tabel tersebut akan tampak seperti di bawah ini.

Golongan Darah O A B AB O Ya Tidak Tidak Ya A Tidak Ya Tidak Ya B Tidak Tidak Ya Ya AB Ya Ya Ya Ya

(Sumber: Zizousari dan Yuna Chan, 2014:128)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa seluruh golongan darah dianggap cocok dengan golongan darah AB, hal ini disebabkan karena orang bergolongan AB yang memiliki karakter campuran dari golongan darah A dan B, sehingga mereka bisa menyesuaikan diri menurut kehendak mereka. Pada sesama golongan darah pun (O dengan O, A dengan A, B dengan B, AB dengan AB) dianggap cocok karena memiki hubungan dengan karakter yang serupa dan mudah untuk saling mengerti satu sama lain, sehingga tidak memerlukan penyesuaian yang begitu rumit. Sedangkan ketidakcocokan golongan darah pada tabel (O dengan A, O dengan B, A dengan B) disebabkan oleh karakter dari masing-masing golongan

47

darah yang berbeda membuat mereka sedikit kesulitan dalam penyesuaian satu sama lainnya.

Kecenderungan suatu golongan darah yang lebih dominan dan memegang kendali (lead) golongan darah lain pun bisa diprediksi. Apabila diamati dengan seksama hubungannya dengan golongan darah, dapat terlihat adanya suatu arah pada hubungan tersebut. Arah hubungan manusia berdasarkan golongan darah bisa dilihat pada grafik di bawah ini.

(Sumber: Nomi, 2004:93)

Kombinasi di atas disebut lead arah hubungan. Arah pada konteks tersebut menunjukkan bahwa golongan darah pertama cenderung yang memegang kendali (lead) terhadap golongan darah kedua dimana tanda panah tertuju.

1. Golongan darah O → golongan darah B

Orang bergolongan darah O dianggap mengerti terhadap hal-hal yang dapat membahagiakan orang bergolongan darah B. Bila perasaannya sudah bebas, orang bergolongan darah B dapat mengeluarkan seluruh kemampuannya. Dengan membawa sikap berani untuk bebas dan perasaan yang baik, orang bergolongan darah B dapat dengan mudah membangun

48

hubungan yang menyenangkan dengan orang bergolongan darah O. Namun, orang bergolongan darah O akan membatasi kemauan orang bergolongan darah B apabila telalu kelewat batas akan kebebasannya, hal ini yang akan muncul ketidakharmonisan antara keduanya.

2. Golongan darah B → golongan darah AB

Orang bergolongan darah B adalah orang yang fleksibel dan penuh pengertian, sehingga dapat dengan mudah diterima oleh orang bergolongan darah AB yang sensitif dan tidak stabil. Kerasionalan orang bergolongan darah AB dapat menutupi kekurangan dari orang bergolongan darah B yang sering tidak fokus. Keduanya dapat saling memahami dan simpati yang diterimanya pun besar. Hanya saja bila solidaritas di antara keduanya tidak kuat, maka akan ada kemungkinan saling diam.

3. Golongan darah AB → golongan darah A

Kerapian dan kemahiran orang bergolongan darah AB dalam melakukan sesuatu bagi orang bergolongan darah A yang selalu berpikir detil, membuat keduanya nyaman dan percaya diri. Apabila keduanya berkonsentrasi terhadap hubungan keduanya, akan terjadi hal yang baik. Sebaliknya, bila ada satu pihak yang terlalu keras, maka hal yang buruk terjadi. Hubungan keduanya pun menjadi tidak nyaman, berantakan, dan apa pun yang dilakukan menjadi tidak baik.

4. Golongan darah A → golongan darah O

Keakuratan golongan darah A mengikuti ciri umum orang begolongan darah O. Keduanya bisa terbuka satu sama lain dengan sikap familiar dan kesederhanaannya. Orang bergolongan darah O merasa nyaman dengan

49

kelembutan hati dari orang bergolongan darah A. Namun, kritik yang

Dokumen terkait