ANALISIS PENGARUH RAMALAN GOLONGAN DARAH TERHADAP MASYARAKAT JEPANG
NIHON SHAKAI NI TAISHITE NO KETSUEKIGATA URANAI NO EIKYOU NO BUNSEKI
SKRIPSI
Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang
Oleh:
Chairunnisa Aidha Siregar 110708007
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
berkat dan karunia-Nya telah memberikan kesehatan, kesempatan dan waktu
untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang”.
Dalam skripsi ini, penulis membahas hal-hal yang berhubungan dengan
ramalan golongan darah beserta pengaruhnya dalam masyarakat Jepang. Dalam
penulisan skripsi ini, penulis menyadari adanya keterbatasan sehingga kritik dan
saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan pada penulisan skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang banyak membantu penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Maka sepantasnya penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M. A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum., selaku Ketua Departemen Sastra
Jepang, Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Nandi S., selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar
membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
4. Bapak Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M. A., selaku Dosen Pembimbing II
ii
meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini
5. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Fakultas Ilmu Budaya USU,
khususnya Departemen Sastra Jepang dan Bang Joko.
6. Kedua orangtua penulis, Papa dan Mama (Chairul Husni Siregar dan Mas
Roro Roeshartati) yang telah mendoakan dan mengorbankan segalanya
sehingga penulis bisa sampai di tahap ini, serta ketiga saudara penulis,
Mas Bayu, Dimas dan Ega yang memberikan inspirasi bagi penulis.
7. Teman-teman penulis, Mbak Grace, Sarah, Rasyid, Dea, Tria, Sion, Lora,
Romando, Stevie, Rissa, Sella, Indah, dan seluruh teman-teman Sastra
Jepang Stambuk 2011 yang telah memberikan motivasi.
8. Narasumber Bu Eguchi dan Bu Sachie yang dengan ramah menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari penulis serta Mogi Sensei yang memberikan
semangat.
9. Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Atas semua dukungan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.
Semoga Tuhan YME membalas semua kebaikan yang telah diberikan.
Medan, 21 Oktober 2015
Penulis,
iii ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang”. Tujuannya adalah untuk mengetahui ramalan golongan darah dalam masyarakat Jepang dan pengaruhnya.
Ramalan golongan darah digunakan dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Jepang, misalnya wawancara kerja. Ketika ingin berteman dengan
seseorang, orang Jepang juga sering menentukannya menurut ramalan golongan
darah. Bahkan ketika akan berpacaran, atau berencana untuk menikah dengan
seseorang, orang Jepang lebih sering mencocokkannya dengan ramalan golongan
darah. Mendidik anak pun juga menggunakan ramalan golongan darah.
Berbeda dengan di negara-negara lain, masyarakat Jepang menentukan
kepribadian seseorang menurut golongan darahnya. Orang Jepang berpendapat
bahwa orang bergolongan darah O dianggap kuat, orang bergolongan darah A
dianggap teratur, orang bergolongan darah B dianggap kreatif, dan orang
bergolongan darah AB dianggap cerdas. Selain dari pendapat tersebut, ada juga
pendapat yang tidak baik. Pendapat tidak baik ini yang membuat diskriminasi
pada golongan darah yang disebut burahara.
Burahara terjadi karena orang Jepang percaya kepada ramalan golongan
darah. Orang Jepang mengaitkan semua yang ada di kehidupan mereka dengan
ramalan golongan darah, meskipun hanya kebetulan. Seringnya kebetulan itu
terjadi, membuat orang Jepang semakin percaya bahwa golongan darah yang
buruk tetap buruk. Burahara ini yang membuat beberapa golongan darah tetap
iv 要旨 この論文は、「日本社会に対しての血液型占いの 影 響 えいきょう の分析 ぶんせき 」を 述べる。目標は、日本社会の中で血液型のことと効果 こ う か を探 さが している。 血液型の占いは日本社会の日常生活の中でよく使用される。例えば、 就 職 しゅうしょく の面接 めんせつ である。誰かと友達になりたい場合は日本人もよく血液型の 占いに応じてで決定する。誰かと付き合う時や結婚するつもり時の場合も、 日本人は血液型の占いを応じてよく合わせている。子供たちを 教 育 きょういく する 時も血液型の占いが使用される。 他の国とは異 こと なり、日本社会は、血液型に応 おう じて誰かの個性 こ せ い が決定 けってい
される。日本人は血液型 O の方を持つ人々が強くと主張していたと考え
られている、血液型 A の方は定期的な人々にとして考えられている、血
液型 B の方は創造的な人々に考えられている。血液型 B の方は頭がいい
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 7
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan ... 8
1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 9
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13
1.6. Metode Penelitian ... 14
BAB II TINJAUAN UMUM SEJARAH, JENIS, DAN RAMALAN GOLONGAN DARAH 2.1. Sejarah dan Perkembangan Golongan Darah ... 15
2.2. Jenis – jenis Golongan Darah ... 19
2.2.1 Golongan Darah O ... 20
2.2.2 Golongan Darah A ... 23
2.2.3 Golongan Darah B ... 27
2.2.4 Golongan Darah AB ... 30
vi
BAB III PENGARUH RAMALAN GOLONGAN DARAH TERHADAP MASYARAKAT JEPANG
3.1. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Lingkungan
Kerja Di Jepang ... 39
3.2. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Hubungan
Pertemanan ... 45
3.3. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Hubungan
Percintaan ... 51
3.4. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Mendidik
Anak ... 53
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan ... 59
4.2. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA
iii ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang”. Tujuannya adalah untuk mengetahui ramalan golongan darah dalam masyarakat Jepang dan pengaruhnya.
Ramalan golongan darah digunakan dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Jepang, misalnya wawancara kerja. Ketika ingin berteman dengan
seseorang, orang Jepang juga sering menentukannya menurut ramalan golongan
darah. Bahkan ketika akan berpacaran, atau berencana untuk menikah dengan
seseorang, orang Jepang lebih sering mencocokkannya dengan ramalan golongan
darah. Mendidik anak pun juga menggunakan ramalan golongan darah.
Berbeda dengan di negara-negara lain, masyarakat Jepang menentukan
kepribadian seseorang menurut golongan darahnya. Orang Jepang berpendapat
bahwa orang bergolongan darah O dianggap kuat, orang bergolongan darah A
dianggap teratur, orang bergolongan darah B dianggap kreatif, dan orang
bergolongan darah AB dianggap cerdas. Selain dari pendapat tersebut, ada juga
pendapat yang tidak baik. Pendapat tidak baik ini yang membuat diskriminasi
pada golongan darah yang disebut burahara.
Burahara terjadi karena orang Jepang percaya kepada ramalan golongan
darah. Orang Jepang mengaitkan semua yang ada di kehidupan mereka dengan
ramalan golongan darah, meskipun hanya kebetulan. Seringnya kebetulan itu
terjadi, membuat orang Jepang semakin percaya bahwa golongan darah yang
buruk tetap buruk. Burahara ini yang membuat beberapa golongan darah tetap
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penemuan golongan darah merupakan sebuah kemajuan pesat dalam
perkembangan sistem medis di dunia. Pada tahun 1900-an seorang ilmuwan asal
Austria, Karl Landsteiner memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi
dan Kedokteran untuk jasanya menemukan penggolongan darah yang biasa kita
kenal dengan penggolongan darah ABO. Penggolongan darah ABO membagi
golongan darah manusia menjadi O, A, B dan AB. Penggolongan darah ABO
sangat memudahkan dalam proses pendonoran darah bagi pasien yang
membutuhkan transfusi darah (proses pemindahan darah dari seseorang yang
sehat/donor ke orang sakit/resipien). Semakin berkembang teknologi, ilmuwan
dan peneliti terus mencari hal baru mengenai golongan darah. Sehingga, golongan
darah tidak hanya dikenal di bidang kedokteran saja, namun kini sudah mulai
berkembang di bidang psikologi. (http://rahasia-golongandarah.blogspot.com/
2013/12/penemu-golongan-darah-abo-karl.html)
Teori golongan darah awalnya berasal dari ideologi Nazi, pasukan tentara
Jerman. Jerman di bawah pimpinan diktator Adolf Hitler berusaha membuat etnis
mereka memiliki derajat yang lebih tinggi dari etnis lain, agar mereka bisa
menguasai dunia. Pada saat itu Jerman memiliki rasio golongan darah A dan O
yang tinggi, sehingga dibuatlah pengetahuan semu berupa teori palsu yang
2
1940-an pasukan unit SS (Schutzstaffel; Regu Perlindungan) Jerman memulai
praktik tato golongan darah di bawah ketiak untuk mengidentifikasi golongan
darah dan psikologis dari masing-masing prajuritnya. Konsep dari psikologi
golongan darah adalah mengetahui kepribadian dan watak seseorang melalui
empat jenis golongan darah yaitu O, A, B dan AB. Konsep psikologi golongan
darah akhirnya masuk ke Jepang, pada tahun 1916 seorang dokter berkebangsaan
Jepang bernama Kimata Hara menulis artikel tentang hubungan golongan darah
dan kepribadian (Animoster, 2013, Vol 177:86-87).
Kemudian seorang profesor bernama Takeji Furukawa melakukan
penelitian tentang golongan darah. Takeji Furukawa adalah seorang profesor di
Sekolah Guru Perempuan Tokyo (Tokyo Women’s Teacher’s School) yang
mempublikasikan papernya “The Study of Temperament Through Blood Type”
(Kajian Temperamen berdasarkan Golongan Darah) di jurnal Psychological
Research pada tahun 1927. Ia melakukan observasi terhadap perbedaan
temperamen kepada murid-murid yang belajar di sekolahnya dan mengambil
simpulan bahwa semua manusia dapat dibagi menjadi dua macam kepribadian.
Manusia bergolongan darah A yang intelek dan tenang dengan manusia
bergolongan darah B yang emosional dan mudah marah. Studi tersebut sempat
mendapat kritik karena dianggap tidak ilmiah dan tidak memiliki bukti-bukti yang
kuat. Terinspirasi dari tentara Jerman, konsep golongan darah ini sempat diadopsi
oleh Jepang pada tahun 1930-an untuk membentuk tentara-tentara unggul. Tentara
pada posisi yang lebih penting terdiri dari golongan darah tertentu. Setelah ini,
pemikiran dan teori mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah sempat
3
begitu diminati dan ditentang karena dianggap tidak konkret dan tidak memiliki
dasar yang hanya mengklasifikasikan kepribadian, watak dan kecocokkan dalam
empat kategori saja. Kepribadian berdasarkan golongan darah diangkat kembali
dan menjadi populer ketika seorang jurnalis bernama Masahiko Nomi menuliskan
buku berjudul “Understanding Affinity by Blood Type” (Memahami Persamaan
berdasarkan Golongan Darah) pada tahun 1971. Kesuksesan dari buku tersebut
disusul oleh 10 buku lainnya kemudian. Masahiko Nomi meninggal dunia pada
tahun 1981 dan setelah itu pembahasan mengenai golongan darah dilanjutkan oleh
Toshitaka Nomi, anaknya. Semakin banyaknya penelitian mengenai golongan
darah, semakin sering pula orang membaca, mendengar dan mengetahui tentang
golongan darah, hingga tanpa disadari menjadikan penggolongan darah sebagai
prediksi watak seseorang yang disebut dengan ramalan.
Ramalan adalah prediksi nasib di masa depan
(https://ganieindraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-1/islamic-religion-education/ramalan/). Sejak jaman prasejarah, ramalan sudah digunakan sebagai
petunjuk dan dipercayai akan kebenarannnya. Pada awalnya, ramalan biasanya
dilakukan dengan mengikuti pertanda dari alam seperti letak bintang di langit
untuk mengetahui arah, pergerakan binatang di lereng gunung untuk mengetahui
adanya gempa bumi, dan melihat tumbuhnya lumut di bebatuan untuk mengetahui
sumber air berasal. Namun seiring berkembangnya peradaban, ramalan juga
digunakan untuk memprediksi hal yang lebih spesifik secara individual seperti
prediksi mengenai karir, jodoh, dan kesehatan seseorang. Dewasa ini, ramalan dan
agama dianggap sama kedudukannya sebagai suatu hal yang diyakini dan
4
mempercayai ramalan adalah negara Jepang. Dalam agama Shinto yang mayoritas
dianut oleh masyarakat Jepang, ramalan menjadi salah satu cara untuk memahami
keinginan dari para dewa (Nobutaka,dkk., 2003:8-9).
Di Jepang kepercayaan terhadap ramalan menjadi pedoman hidup bagi
masyarakatnya, apapun yang akan dilakukan oleh masyarakat Jepang selalu
dikaitkan dengan ramalan. Ramalan di Jepang seperti menyatu dengan segala
aspek kehidupan seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Tradisi ramalan di
Jepang memang selalu dilakukan di sepanjang hidup masyarakatnya, misalnya
setiap tahun baru masyarakat Jepang berbondong-bondong datang ke Kuil untuk
bersyukur kepada dewa sekaligus mencari tahu ramalan mengenai kehidupan
mereka selama satu tahun kedepan. Masyarakat Jepang beranggapan hal yang
terjadi di masa depan bisa diramalkan pada masa sekarang, sehingga mereka
sangat percaya terhadap ramalan, bahkan mereka bisa sangat frustasi apabila
mereka mendapatkan ramalan yang dianggap negatif. Kepercayaan terhadap
ramalan sebenarnya tidak hanya diminati di Jepang saja, melainkan populer juga
di negara-negara Asia Timur seperti China dan Korea Selatan, namun di Jepang
ramalan sangat kuat pengaruhnya sehingga tidak bisa dilepaskan begitu saja dari
identitas masyarakatnya. Beraneka ragam jenis ramalan yang menjamur di
tengah-tengah kehidupan masyarakat Jepang antara lain ramalan shio (ramalan karakter
binatang yang disesuaikan dengan tahun kelahiran), ramalan bintang (ramalan
berdasarkan astrologi), ramalan garis tangan, ramalan kartu tarot, dan ramalan
golongan darah. Dibandingkan ramalan-ramalan lainnya, ramalan golongan darah
masih tergolong ramalan baru di Jepang, namun kepopuleran ramalan golongan
5
ribuan tahun. Masyarakat Jepang begitu meyakini ramalan golongan darah,
sehingga mereka berpikir ada golongan darah tertentu yang dianggap buruk.
Akibat dari adanya pengelompokkan berbagai hal berdasarkan golongan darah di
Jepang, muncul pengaruh yang menjurus kepada pendiskriminasian.
Dalam wikipedia dijelaskan bahwa diskriminasi merujuk kepada
pelayanan yang tidak adil terhadap
berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi
merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam
disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Di
Jepang ada istilah untuk pendiskriminasian, yaitu “hara” yang berasal dari kata
dalam bahasa Inggris harassment yang berarti pelecehan. Hara di Jepang sangat
bervariasi misalnya sekuhara (pelecehan seksual) dan pawahara
(pengintimidasian), sedangkan burahara merupakan istilah dari pelecehan
golongan darah. Burahara berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu blood type
(golongan darah) dan harassment (pelecehan) kemudian dalam bahasa Jepang
menjadi 「ブラッドタイプ・ハラスメント」(buraiddotaipu harasumento) dan
disingkat menjadi burahara (wikipedia). Istilah ini muncul sekitar akhir tahun
2000-an karena maraknya orang Jepang yang melakukan diskriminasi berdasarkan
golongan darah. Burahara bahkan membuat seseorang gagal mendapatkan
pekerjaan, dijauhi oleh lingkungan dan menjadi korban intimidasi disebabkan
adanya beberapa golongan darah tertentu yang dianggap buruk bagi masyarakat
6
Dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang, pengelompokkan golongan
darah meliputi hubungan pertemanan, hubungan asmara, pekerjaan dan
pengelompokkan anak-anak di TK (Taman Kanak Kanak) menjadi empat grup
berdasarkan golongan darah sebagai penelitian (Nomi, 2004:127-128). Tidak
hanya kehidupan sosial, banyak karya dan produk yang juga dibuat berdasarkan
pengelompokkan golongan darah seperti film yang berjudul “My Boyfriend is
Type B” (Pacarku Bergolongan Darah B), serial drama empat episode berjudul
“Ketsuekigata Betsu Onna ga Kekkon Suru Houhou” (Cara Menikahi Wanita
Yang Berlainan Golongan Darahnya), Audio CD Story berjudul “Ketsuekigata
Danshi” (Pria Golongan Darah), anime berjudul “Ketsuekigata-kun!” (Si
Golongan Darah), buku serial “Simple Thinking about Blood Type” (Cara Mudah
Memahami Golongan Darah) bahkan akhir tahun 2008, empat buku yang
termasuk dalam sepuluh buku terlaris di Jepang adalah buku yang membahas
tentang tipe golongan darah yang menentukan kepribadian. Menurut penerbit
Bungeisha, mengatakan empat seri buku yang masing-masing membahas
golongan B, O, A, dan AB, terjual lebih dari lima juta jilid. Selain itu, muncul
pula produk-produk berdasarkan empat tipe golongan darah seperti sabun mandi,
garam mandi, kondom, bahkan kuil di Jepang ada yang menjual omikuji (kertas
ramalan) golongan darah (http://asianlifestyledesign.com/2010/04/
japanese-blood-type-character-analysis/). Dengan latar belakang yang telah dijelaskan,
maka penulis akan membahas golongan darah tersebut melalui skripsi yang
berjudul “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap
7 1.2. Perumusan Masalah
Setelah adanya penelitian terhadap psikologi golongan darah dan
berkembang menjadi kepercayaan golongan darah dalam bentuk ramalan di
Jepang, kemudian muncul istilah burahara yang menyudutkan golongan darah
tertentu mengakibatkan burahara benar-benar menjadi hal yang tidak bisa
dianggap sepele lagi. Meskipun awalnya tidak begitu banyak masalah yang
ditimbulkan dari pengelompokkan golongan darah, namun sekarang banyak yang
merasa dirugikan atas penerapan burahara yang berkembang pesat di
tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat Jepang. Burahara yang paling sederhana
dilakukan adalah seringnya orang Jepang menanyakan golongan darah pada saat
berkenalan dengan seseorang, dan langsung mengambil kesimpulan karakter dari
orang tersebut melalui golongan darahnya. Bahkan diskriminasi juga berlaku
untuk perekrutan karyawan baru, tidak sedikit perusahaan yang malah
menggunakan ramalan golongan darah sebagai salah satu cara penyeleksiannya.
Adapula profesi tertentu yang dianggap hanya cocok untuk golongan darah
tertentu saja. diskriminasi golongan darah juga diterapkan oleh masyarakat Jepang
pada saat menjalin pertemanan bahkan hubungan percintaan. Selain itu, Beberapa
sekolah pun menerapkan sistem pengelompokkan anak berdasarkan golongan
darah, dan banyak orangtua yang mendidik anak-anaknya berdasarkan golongan
darah.
Negara Jepang yang dikenal rasional dan canggih malah mempercayai
hal-hal yang tidak masuk akal seperti ramalan. Padahal ramalan sendiri hanyalah
hasil dari memprediksi suatu hal tertentu tanpa adanya dasar yang jelas, maka dari
8
kemajuan peradaban negara Jepang menjadi hal yang sangat kontras dengan
kepercayaan masyarakatnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana ramalan golongan darah dalam masyarakat Jepang?
2. Bagaimana pengaruh dari ramalan golongan darah dalam kehidupan
masyarakat di Jepang?
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan
Untuk memudahkan dalam menganalisa topik permasalahan, penulis
membatasi ruang lingkup pembahasan. Sehingga masalah yang akan dibahas
menjadi lebih terarah.
Di dalam penelitian ini, pembahasan akan terfokus pada dampak ramalan
golongan darah yang menyebabkan pendiskriminasian dalam kehidupan
masyarakat di Jepang, khususnya di lingkungan kerja, sekolah, pertemanan dan
hubungan percintaan. Selain itu, penulis akan menjelaskan lebih mendetail
tentang masing-masing golongan darah dan mengenai kepercayaan ramalan
9
1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1. Tinjauan Pustaka
Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, agama adalah suatu sistem kelakuan
dan perhubungan manusia yang pokok pada perhubungan manusia dengan rahasia
kekuasaan dan kegaiban yang tiada terhingga luasnya, dan dengan demikian
memberi arti kepada hidupnya dan kepada alam semesta yang mengelilinginya
(http://jurnalapapun.blogspot.com / 2014 / 03 / pengertian- dan- definisi-
agama-menurut.html). Sedangkan peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan
keadaan dimasa yang akan datang melalui pengujian keadaan dimasa lalu (Hery
Prasetya dan Fitri Lukiastuti, 2009:43 ). Meskipun ramalan dan agama merupakan
dua hal yang berbeda, namun keduanya memiliki persamaan yaitu tetap berlanjut
dan eksis keberadaannya selama masih ada yang meyakininya. Di Jepang, agama
bukan merupakan hal yang rutin dilakukan setiap hari melainkan adalah hal yang
erat kaitannya dengan setiap aspek kehidupan sosial dan ekonomi (Yamamoto,
1994: 204-205). Ramalan pun dijadikan sebagai hal yang lebih penting ketimbang
agama itu sendiri.
Istilah ramalan dalam bahasa Jepang adalah uranai (占い). Merupakan
istilah yang semata-mata muncul untuk menunjukkan “apa yang berada di
belakang, dan karenanya tidak terlihat” (Blacker, 2010:11). Menurut Noriyuki
Miyake (2011:11) Ramalan begitu populer di kalangan masyarakat Jepang.
Ramalan golongan darah yang memiliki ciri khas (terbagi menjadi empat; O, A, B,
dan AB) muncul pada masa perang dunia II, kini begitu banyak masyarakat
10
Setiap individu diciptakan Tuhan memiliki ciri khas masing-masing.
Dalam hal ini, golongan darah dianggap merupakan salah satu ciri khas yang
dimiliki oleh setiap individu dari lahir. Golongan darah tidak hanya sebagai
penentu jenis darah, melainkan juga dapat menjelaskan karakter seseorang.
Pengetahuan golongan darah dapat digunakan untuk bisa menyingkap berbagai
aspek karakter. Berdasarkan data yang banyak dan hasil observasi, ada bukti-bukti
yang mendukung adanya hubungan antara golongan darah ABO manusia beserta
fenomenanya (Nomi, 2009:6).
Namun, karena pengklasifikasian karakter berdasarkan golongan darah ini
masih baru, masih banyak kesalahpahaman. Kesalahpahaman tersebut akan
menghambat pemahaman terhadap orang lain sehingga memberikan dampak
buruk yang serius bagi pengembangan hubungan antarmanusia. Oleh karena itu,
selain memahami karakteristik masing-masing berdasarkan golongan darah, perlu
disertai juga dengan pemahaman karakter secara keseluruhan. Dengan demikian
kita akan jadi lebih akurat untuk menangkap karakter-karakter orang lain. Selain
itu, poin dan juga arah yang harus kita perhatikan menjadi lebih jelas (Nomi,
2009:8). Karena kesalahpahaman dapat menimbulkan pandangan baru mengenai
ramalan golongan darah yang menuju ke arah yang negatif yang menuju ke
pendiskriminasian. Pendiskriminasian yang muncul dari ramalan golongan darah
yang disebut burahara, membuat masyarakat Jepang meyakini baik buruknya
karakter seseorang dalam aspek kehidupan seperti hubungan kerja, pertemanan,
11 2. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori kepercayaan rakyat
(minkan shinkō) yang berdasarkan pada agama Shinto sebagai salah satu aliran
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Jepang. Menurut Miyake dalam
Situmorang (2013:28), yang dimaksud dengan minkan shinkō (kepercayaan
rakyat) adalah agama alami, yaitu tidak memiliki doktrin, tidak ada sistematika
pengajaran, tidak memiliki struktur lengkap dari pengikut, bersifat magis dan
tidak melembaga serta menunjukkan kelompok kepercayaan terus menerus.
Minkan shinkō adalah kepercayaan dimana orang menerima apa yang
mereka butuhkan dalam kehidupan melalui pengalaman hidup mereka. Hal inilah
yang menyebabkan praktek perdukunan, sihir dan ramalan menjadi bagian ajaran
dari minkan shinkō, karena dianggap hal-hal tersebut merupakan hasil dari
pengalaman dan bersifat magis
(http://www.newstatesman.com/blogs/the-faith-column/2007/06/birth-life-japanese-shinto). Karena dasar inilah ramalan golongan
darah dengan mudahnya masuk ke tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat
Jepang.
Penulis juga menggunakan teori konstruksi sosial untuk menelaah lebih
dalam bagaimana proses kepercayaan golongan darah bisa masuk ke
tengah-tengah kehidupan sosial di Jepang. Dalam teori konstruksi sosial dikatakan,
bahwa manusia yang hidup dalam konteks sosial tertentu melakukan proses
interaksi secara simultan dengan lingkungannya. Masyarakat hidup dalam
dimensi-dimensi dan realitas objektif yang dibentuk melalui momen eksternalisasi
12
Baik momen eksternalisasi, objektivasi maupun internalisasi tersebut akan selalu
berproses secara dialektik dalam masyarakat (Berger & Luckman, 1991:2).
Dengan demikian, yang dimaksud dengan realitas sosial adalah hasil dari sebuah
konstruksi sosial yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Oleh karena itu,
kepercayaan golongan darah masuk dan melahirkan diskriminasi golongan darah
di dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang, yaitu hubungan kerja, pertemanan,
asmara dan mendidik anak.
Selain itu, penulis menggunakan pendekatan fenomenologi, yaitu
pendekatan yang menggunakan pengalaman hidup sebagai alat untuk memahami
secara lebih baik tentang sosial budaya, politik atau konteks sejarah dimana
pengalaman itu terjadi. Wawasan utama fenomenologi adalah “pengertian dan
penjelasan dari suatu realitas harus dibuahkan dari gejala realitas itu sendiri”
(Aminuddin, 1990:108). Penelitian ini akan berdiskusi tentang suatu objek kajian
dengan memahami inti pengalaman dari suatu fenomena. Seperti penjelasan pada
tinjauan pustaka sebelumnya, telah terjadi sebuah fenomena di tengah-tengah
kehidupan masyarakat Jepang, yaitu ramalan golongan darah. Kuatnya keyakinan
terhadap ramalan dan kecilnya kepercayaan terhadap agama membuat masyarakat
Jepang dengan mudahnya membuat sebuah ramalan menjadi pedoman hidup
mereka.
Penulis juga menggunakan pendekatan semiotik. Menurut Syaom Barliana,
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari struktur, jenis, tipologi,serta relasi-relasi
simbol atau tanda dalam penggunaannya di dalam masyarakat. Semiotika
mempelajari relasi diantara komponen-komponen tanda, sertarelasi antar
13
(http://www.academia.edu/1045086/S_E_M_I_O_T_I_K_A_TENTANG_MEMB
ACA_TANDA-TANDA). Dalam penelitian ini terdapat simbol atau tanda pada
penggolongan golongan darah yaitu, O, A, B dan AB atau lebih dikenal sebagai
Golongan Darah ABO. Masyarakat Jepang menyakini, simbol Golongan Darah
ABO tersebut dianggap memiliki keterkaitan dengan watak karakter dari
masing-masing pemiliknya.
1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ramalan golongan darah dalam masyarakat Jepang.
2. Untuk mengetahui pengaruh dari ramalan golongan darah dalam
kehidupan masyarakat di Jepang.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, diharapkan menambah pengetahuan tentang sejarah
munculnya kepercayaan ramalan golongan darah dan
perkembangannya sampai saat ini, dan apa yang menyebabkan
terjadinya serta dampak dari pendiskriminasian golongan darah dalam
kehidupan sosial di Jepang.
2. Bagi pembaca, penulis berharap agar penelitian ini bisa menambah
wawasan pembaca khususnya yang sedang belajar di bidang kajian
14
3. Bagi peneliti lain, penulis berharap agar penelitian ini bisa menambah
refrensi atau informasi yang berhubungan dengan kepercayaan
masyarakat atau ramalan.
1.6. Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukian secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 2003:54). Penulis berusaha menjabarkan
penelitian secara akurat dan berasal dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode kepustakaan. Penulis
memperoleh sumber dari berbagai media cetak seperti buku, majalah, makalah,
jurnal, dan koran. Adapun media pendukung lainnya seperti internet digunakan
15 BAB II
TINJAUAN UMUM SEJARAH, JENIS DAN RAMALAN GOLONGAN DARAH
2.1. Sejarah dan Perkembangan Golongan Darah
Meskipun penemuan golongan darah secara medis baru ditemukan sekitar
tahun 1900-an, namun evolusi golongan darah sudah terjadi berjuta tahun yang
lalu dan masih akan terus berkembang hingga masa yang akan datang. Golongan
darah yang kita ketahui saat ini adalah O, A, B, dan AB. Menurut sejarahnya,
golongan darah tertua dari keempat golongan darah tersebut adalah golongan O
(old). Golongan darah ini diperkirakan ditemukan sekitar 40.000 tahun SM di
Afrika. Hal ini juga diperkuat dengan adanya penelitian bahwa nenek moyang
seluruh penduduk dunia tinggal di Afrika dan hanya bergolongan darah O
(Roesma, 2009:14). Mereka dapat membuat senjata dan peralatan untuk berburu,
tak mengherankan apabila makanan pokoknya adalah daging hasil buruan.
Semakin bertambahnya populasi, perjuangan untuk bertahan hidup pun
semakin ketat, sehingga terjadilah persaingan di antara mereka dalam mencari
makan. Para manusia purba ini kemudian mengembara menuju Eropa dan Asia
guna mencari tempat baru untuk berburu. Di daerah baru ini, mereka mendapatkan
lahan yang subur dan iklim yang lebih sejuk. Hal ini menimbulkan perubahan
dalam hal sumber makanan dan juga struktur anatomi tubuh. Mereka yang pada
awalnya mempunyai struktur tulang sangat kuat dan rambut keriting, menjadi
mempunyai tulang yang lebih halus dan rambut yang lebih lurus. Pola makan pun
tumbuh-16
tumbuhan. Akibatnya, lahirlah golongan darah A (agrarian). Golongan darah ini
lahir sekitar 25.000-15.000 SM di daerah Asia dan Timur Tengah. Pada zaman ini
manusia telah mengenal bercocok tanam dan beternak. Mereka juga memulai
hidup bergotong-royong, sehingga tidak ada lagi kompetisi di antara mereka
untuk mendapatkan makanan.
Golongan darah B (balance) muncul sekitar 15.000-10.000 SM di daerah
pegunungan Himalaya, yang sekarang berada di daerah antara India dan Pakistan.
Golongan darah B muncul dikarenakan perubahan iklim di lingkungan tempat
tinggal mereka. Keadaan lingkungan baru tersebut membuat mereka menciptakan
sistem irigrasi pertanian, perternakan dan teknik bercocok tanam yang lebih
modern.
Sementara itu, dalam perkembangannya, penggabungan antara golongan
darah A dan B melahirkan golongan darah baru yaitu AB (modern). Golongan
darah ini hanya berkisar kurang dari 5% dari populasi dunia (Zizousari dan Yuna
Chan, 2014:16). Dengan menyebarnya manusia ke seluruh pelosok dunia,
berkembanglah berbagai bangsa dengan kulit, rambut, postur tubuh, bahkan kultur
berbeda, namun bersaudara karena persamaan dalam golongan darahnya.
Golongan darah O sebagai golongan darah nenek moyang masih merupakan
golongan darah yang bertahan dan tertinggi jumlahnya.
Sekitar tahun 1900-an ilmuwan asal Austria, Karl Landsteiner menemukan
sistem penggolongan darah O, A, B, dan AB. Sistem penggolongan darah yang
selama ini dilakukan didasarkan pada jenis protein penggumpalan darah. Dengan
17
Berkembangnya ilmu pengetahuan, diketahui pula bahwa komponen darah
rupanya tidak hanya tersusun oleh protein-protein tersebut. Hal ini kemudian
melahirkan sebuah sistem penggolongan darah baru, yang dikenal dengan istilah
rhesus. Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan 32 jenis komponen
darah. Dari sistem ini, kemudian muncul golongan lain seperti A positif (A+) atau
O negatif (O-). Rhesus digunakan untuk menentukan kecocokan darah pada saat
transfusi darah dimana orang yang memiliki golongan darah yang sama belum
tentu bisa menjadi pendonor apabila memiki rhesus yang berbeda. Pada tabel
berikut ini adalah golongan darah yang cocok untuk saling bertransfusi.
Cocok Dengan
Golongan
Darah O- O+ B- B+ A- A+ AB- AB+
AB+
AB-
A+
A-
B+
B-
O+
O-
Keterangan: () Cocok, () Tidak Cocok
(Sumber: Zizousari dan Yuna Chan, 2014:20-21)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa orang dengan golongan
AB+ dapat menerima darah dari setiap orang, sedangkan orang dengan O- hanya
18
Sedangkan dari penyebarannya, golongan darah bisa menentukan suku
atau ras dari si pemilik golongan darah. Biasanya pada suatu populasi (suku atau
ras) ada salah satu golongan darah yang dominan jumlahnya meskipun di populasi
tersebut terdapat keempat jenis golongan darah.
Gol. Darah Kaukasoid
Afrika-Amerika Hispanik Asia
O+ 37% 47% 53% 39%
O- 8% 4% 4% 1%
A+ 33% 24% 29% 27%
A- 7% 2% 2% 0.50%
B+ 9% 18% 9% 25%
B- 2% 1% 1% 0.40%
AB+ 3% 4% 2% 7%
AB- 1% 0.30% 0.20% 0.10%
(Sumber: http://www.bloodcenters.org/blood-donation/blood-types-and-the-population/)
Dari tabel di atas dapat diketahui penyebaran dominan dari masing-masing
golongan darah. Pada ras Kaukasoid yang dikenal juga “Bangsa Kulit Putih”
merupakan pribumi dari dataran Eropa yang menyebar juga di Australia, Selandia
Baru, Amerika, Afrika Utara, Pakistan, Timur Tengah dan India Utara adalah
populasi yang memilki dominan golongan darah O dan A, sedangkan golongan
darah B dan AB hanya ada sebagian kecil saja pada ras tersebut.
Ras Afrika-Amerika yang merupakan “Bangsa Kulit Hitam” adalah
pribumi Afrika yang migrasi ke dataran Amerika dominan memiliki golongan
darah O, hal ini juga sesuai dengan sejarah lahirnya golongan darah O yang
19
darah A. Golongan darah B sedikit lebih banyak diikuti golongan darah AB
dengan jumlah terkecil.
Ras Hispanik adalah berasal dari bangsa Spanyol, dikenal juga sebagai
“Bangsa Latin”. Ras ini mendiami sebagian kecil wilayah di Amerika dan Eropa
lebih dari separuh populasinya bergolongan darah O. Sebagian besar sisa
populasinya bergolongan darah A diikuti sebagian kecil populasi bergolongan
darah B dan AB.
Ras Asia yang merupakan bangsa baru di peradaban, memiliki presentase
yang tinggi juga pada golongan darah O, namun hasilnya tidak begitu mencolok
dengan golongan darah A dan B, hanya golongan darah AB yang memiliki
presentase terkecil. Dibandingkan ras-ras lainnya, populasi golongan darah AB di
ras Asia merupakan jumlah tertinggi.
2.2. Jenis-jenis Golongan Darah
Adanya pembagian golongan darah menjadi empat (4) kelompok yaitu O,
A, B, dan AB membuat setiap golongan darah memilki karakteristiknya
masing-masing. Setiap golongan darah dianggap memiliki kelebihan dan kekurangan baik
itu dari segi kesehatan maupun psikologis. Hal ini dikarenakan komponen
penyusun dari masing-masing darah memilki perbedaan sehingga hal yang
dianggap cocok dengan golongan darah O belum tentu cocok dengan golongan
darah A. Dalam bidang kesehatan, seorang ahli gizi dari Stamford, Connecticut,
Amerika Serikat bernama Dr. Peter J. D’Adamo memperkenalkan hasil dari
risetnya mengenai diet makanan sehat berdasarkan masing-masing golongan
20
best seller dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Selain itu dari bidang
psikologis, tidak sedikit peneliti yang melakukan riset terhadap karakter yang
dapat ditentukan melalui golongan darah, misalnya seorang jurnalis asal Jepang
bernama Masahiko Nomi yang meneliti dan membuat buku mengenai karakter
dan golongan darah. Setelah Masahiko Nomi meninggal, anaknya Toshitaka
Nomi pun meneruskan penelitian ayahnya dan turut menerbitkan buku mengenai
golongan darah. Salah satu buku yang sangat fenomenal yang dibuat oleh Nomi
adalah buku yang berjudul “Touch My Heart”, buku ini membahas mengenai
karakter anak terbentuk dari golongan darahnya sehingga ada perlakuan yang
berbeda dalam mendidik masing-masing anak menurut dengan golongan darahnya,
buku ini pun juga diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi refrensi baru
bagi dunia psikologis.
2.2.1. Golongan Darah O
Dalam hal golongan darah tipe O, memori genetik yang berlaku bagi
semua tipe darah ini adalah memiliki ciri kekuatan, daya tahan tubuh kuat,
mandiri, berani, intuitif, dan cenderung optimistis, serta extrovert. Golongan darah
O zaman dulu mempunyai dorongan kuat untuk bertahan hidup dan percaya diri.
Di antara sekian banyak golongan darah O, ada yang mewarisi sifat
kepemimpinan dari pemimpin generasi nenek moyangnya yaitu keinginan untuk
berhasil, kuat, yakin dan berkuasa (powerful), logis strategik, inovatif, mempunyai
pengikut, optimis serta segar bugar, sehat fisik dan mental. Golongan darah O
memiliki kekebalan yang kuat dan mampu menghilangkan pengaruh negatif stres
21
Di bidang kesehatan, golongan darah O dikenal memilki asam lambung
yang tinggi, penyakit yang sering diderita oleh orang yang bergolongan darah O
pada umumnya adalah maag, stroke, penyakit jantung, peningkatan berat badan
dan alergi. Oleh karena itu orang bergolongan darah O disarankan mengonsumsi
makanan yang tinggi protein dan rendah karbohidrat (Zizousari dan Yuna Chan,
2014:76). Hal ini yang menyebabkan banyaknya menu yang terbuat dari olahan
daging di wilayah Amerika ataupun Afrika dimana mayoritas penduduknya
memilki golongan darah O. Selain itu banyak riset yang menyatakan bahwa
jumlah penderita obesitas tertinggi terdapat di wilayah Amerika.
Orang bergolongan darah O sangat baik melatih fisik secara maksimal
bahkan berolahraga berat. Jika tidak berolahraga, maka berat badannya bertambah
dengan cepat, cenderung kegemukan dan berakibat depresi. Olahraga menjadi
kebutuhan pokok baginya karena olahraga sangat berhubungan dengan sistem
kekebalan tubuh pada orang bergolongan darah O. Olahraga yang dianjurkan
adalah olahraga keras seperti lari, aerobik, karate, atau silat.
Karakter seseorang juga bisa dilihat melalui golongan darahnya. Berikut
ini adalah karakter yang dimiliki dari orang bergolongan darah O.
1. Dengan kepribadiannya, dia (orang bergolongan darah O) memilki
ekspresi diri yang berlebihan.
2. Kalau sudah menentukan sebuah sasaran, dia akan bergerak maju ke
arahnya.
22
4. Orangnya terbuka dan ceria, memilki cara berpikir logis yang sangat
jelas, sedikit straight to the point (langsung ke inti permasalahan),
kadang-kadang bersikap sederhana.
5. Memilki dua sisi, yaitu berpikir berdasarkan realita dan romantis.
6. Keinginan yang kuat untuk bebas, sangat bersemangat dalam
kehidupan.
7. Emosinya besifat stabil, sederhana sehingga apa yang telah terjadi
tidak pernah meningglakn efek yang lama.
8. Menjunjung tinggi norma-norma kehidupan.
9. Mengharapkan untuk dapat memiliki hubungan berdasarkan
kepercayaan yang kuat.
10. Terhadap teman baru bersikap sangat peduli dan perhatian.
11. Terhadap orang yang tidak dikenal akan sangat berhati-hati.
12. Sangat suka mengajar/memberitahu orang lain namun tidak menyukai
apabila mereka diajar/diberi tahu orang lain (Nomi, 2009:40-41)
Orang bergolongan darah O juga dikenal sebagai tipe yang bersikap
ekstrim, baik pada saat melakukan tindakan positif maupun tindakan negatif.
Misalnya, apabila mereka (orang bergolongan darah O) hendak melakukan sebuah
tindakan kejahatan, mereka akan melakukannya secara fokus dan tuntas, hal ini
dibuktikan dengan adanya kasus kejahatan ekstrim di Jepang yang dilakukan oleh
seorang wanita bergolongan darah O bernama Ono Etsuo dari tahun 1968 sampai
1974 di Chiba, Saitama, Tokyo. Dia melakukan tindakan penipuan, perampokan
dan pembunuhan berantai dengan cara membakar korban-korbannya. Beritanya
23
ada beberapa tindak kejahatan ekstrim lainnya yang terjadi di Jepang dan
pelakunya merupakan orang bergolongan darah O. Namun bagi mereka yang
merupakan orang baik-baik, biasanya mereka akan sangat malu apabila
melakukan hal yang dianggap tidak pantas ataupun negatif.
Orang bergolongan darah O yang memiki cita-cita dan tujuan hidup akan
bergerak maju ke arah depan (ambisius), namun bagi mereka yang merasa
tujuannya mustahil untuk dicapai, mereka akan menurunkan standar tujuannya
dan apabila gagal, mereka cenderung menjadi depresi. Hal inilah yang membuat
orang bergolongan darah O memiliki sisi ganda (double feature), yaitu
romantisme dan realisme yang menjadi semboyan hidup mereka.
Romantisme adalah punya impian, sedangkan realisme adalah sifat yang
selalu penuh perhitungan. Kedua aspek yang sangat kontradiksi ini berada dalam
satu tubuh dan pada umumnya orang bergolongan darah O ingin dilihat dari
kedua-duanya. Pada dasarnya orang bergolongan darah O memiliki karakter dasar
yang sama yaitu double feature, namun akan terlihat berbeda tergantung dari sisi
mana yang lebih dominan dari masing-masing individu orang bergolongan darah
O. Hal ini yang membuat orang golongan darah O terlihat sama (dikarenakan
populasi mereka terbanyak di dunia), namun berbeda setelah diamati lebih dalam.
2.2.2. Golongan Darah A
Perubahan ke golongan darah tipe A terjadi karena manusia harus
beradaptasi pada penduduk yang padat. Akibatnnya stres lebih mudah terjadi
dengan eratnya hubungan antar manusia. Golongan darah A yang memiliki sifat
24
mengutarakan pendapatnya dengan jelas, yang dikemukakan sebagai “narrative
intelligence”. Orang bergolongan darah A dapat mengontrol diri (self control) dan
pintar (smart) dalam menghadapi kehidupan yang kompleks (Roesma,
2009:119-120).
Karena golongan darah A merupakan komunitas agrarian dilihat dari
sejarah lahirnya golongan darah A, maka di bidang kesehatan orang bergolongan
darah A dianjurkan mengkonsumsi banyak sayur-sayuran. Golongan darah A
dilarang mengkonsumsi daging dan produk turunannya disebabkan karena
kekebalan tubuh dan asam lambung orang bergolongan A rendah. Masalah medis
yang biasa diderita oleh orang bergolongan darah A adalah kanker, jantung,
komplikasi hati dan empedu, diabetes mellitus, anemia dan depresi (Zizousari dan
Yuna Chan, 2014:72). Menu makanan yang memilki jumlah sayur-sayuran yang
banyak pada saat dihidangkan terlihat pada kuliner di daerah dataran Eropa dan
sebagian wilayah Asia Timur (Jepang, Korea). Kebanyakan kuliner pada wilayah
tersebut lebih banyak menggunakan sayur-sayuran dan hanya sedikit
mengkonsumsi daging.
Kelemahan orang bergolongan darah A adalah jika cemas, stres,
dipendamnya sendiri. Jika stres melampaui ambang batas, akan menumpuk dalam
dirinya, dan suatu waktu meledak. Secara genetik, di setiap golongan darah sudah
terdapat cara meniadakan efek negatif stres. Pada orang bergolongan darah A,
mereka meniadakan efek negatif stres ini dengan cara merasionalkannya secara
intelektual misalnya dengan melakukan yoga, meditasi, atau taichi (fokus dan
25
Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang bergolongan darah A.
1. Luar dan dalam, dua sifat karakter saling bertolak belakang yang
dimiliki oleh orang bergolongan darah A.
2. Mengharapkan perubahan dari keadaan yang sekarang, menginginkan
kehidupan yang stabil dan damai.
3. Sangat perhatian dengan sekitar bahkan hal-hal yang kecil sekalipun.
4. Mempunyai tingkat kerjasama yang tinggi, tidak akan mengganggu
kenyamanan kelompok.
5. Menghargai metode maupun hal-hal yang bersifat ritual, menganggap
penting prinsip, dan senantiasa ingin berjalan sesuai dengan alur/plot
yang sudah umum.
6. Senantiasa berasosiasi dengan sikap konvensional, namun tidak
mudah membuka hati.
7. Berusaha terus-menerus, dapat menahan rasa sakit secara jasmaniah.
8. Selalu melakukan segala sesuatu dengan sangat teliti, sangat
berhati-hati, perfeksionis.
9. Mengontrol ekspresi dirinya, namun di dalamnya ada suatu keinginan
membara.
10. Akan memberikan yang terbaik dan juga mendedikasikan dirinya pada
orang-orang yang bisa mengerti, dan juga menganggap penting akan
dirinya.
11. Pesismis terhadap masa depan (Nomi, 2009:46-47)
Secara umum, orang bergolongan darah A terbagi menjadi dua tipe. Tipe
26
yang agresif, yang ucapan maupun tindakannya berani, keras kepala, sedikit
kurang bersahabat. Orang-orang bergolongan darah A yang sudah matang dalam
sebuah organisasi, rata-rata adalah pelajar yang cerdas (honor student). Kemudian,
karena tingkat kerjasamanya yang baik, mereka benar-benar menjunjung tinggi
hukum di dalam kelompok dan juga urutan tinggi rendahnya posisi atau rangking.
Cara hidup seperti ini benar-benar memerlukan kontrol yang sangat ketat. Mereka
inilah merupakan orang-orang Stoicism (tenang, sabar dan tabah).
Masahiko Nomi, jurnalis asal Jepang yang menerbitkan banyak buku
mengenai riset golongan darah, dalam salah satu bukunya mengatakan bahwa di
Amerika Utara ada sebuah kelompok agama yang memiliki peraturan yang
benar-benar ketat. Di dalam kelompok agama tersebut, orang yang bergolongan darah A
berkisar 60-70% atau lebih dari separuhnya (Nomi, 2009:48). Hal ini seperti
orang bergolongan darah A yang Stoicism ini berkumpul karena menginginkan
kedisiplinan atau diasingkan dari golongan darah lainnya, mengingat kecilnya
presentase jumlah orang bergolongan darah di Amerika. Selain itu, orang
bergolongan darah yang memendam perasaannya sendiri, baik itu perasaan senang
ataupun menyakitkan, membuat orang lain di sekitarnya sulit memprediksi apa
yang disembunyikan dari orang bergolongan darah A ini.
Orang bergolongan darah A yang juga mempunyai prinsip yang sangat
kuat dan selalu bertindak sesuai prosedur membuat mereka terlihat benar-benar
loyal, inilah sisi positif mereka. Namun, karena prinsip mereka yang teguh dan
sulit untuk goyah, terkadang sulit untuk bersikap fleksibel atau terlalu serius yang
terkadang berdampak negatif bagi orang bergolongan darah A ataupun orang yang
27 2.2.3. Golongan Darah B
Secara biologis orang bergolongan darah B lebih fleksibel dari orang
bergolongan darah O, A, ataupun AB. Golongan darah B memiliki elemen syaraf
mental dan sensitifitas dari golongan darah A dan bereaksi secara fisik dan agresif
dari golongan darah O. Respon orang bergolongan darah B terhadap stres adalah
keseimbangan antara sifat yang diperoleh dari golongan darah O dan A (Roesma,
2009:147).
Dari sisi kesehatan, golongan darah B memiliki menu makanan yang lebih
variatif dibandingkan golongan darah lainnya. Golongan darah B dapat
mengkonsumsi segala jenis makanan laut, dianjurkan pula mengkonsumsi daging
kambing, produk turunan sapi (susu dan keju), gandum, kacang-kacangan, teh
hijau dan berbagai jenis buah maupun sayur. Sedangkan masalah medis yang
biasa dijumpai oleh orang bergolongan darah B adalah masalah sistem syaraf atau
kram, sakit kepala, pikun, parkinson dan diabetes mellitus (Zizousari dan Yuna
Chan, 2014:74). Makanan golongan darah B yang variatif dilatarbelakangi pula
dari sejarah munculnya golongan darah B yang harus membuat pertanian dan
perternakan untuk dapat bertahan hidup. Mayoritas golongan darah B tersebar
disekitar Asia Selatan (India, Afghanistan, Pakistan), Asia Tenggara (Thailand,
Vietnam, Kamboja), Timur Tengah (Iran, Irak) dan Cina. Pada kebanyakan
penduduk di wilayah-wilayah tersebut merupakan pengkonsumsi hasil
perternakan (susu dan keju) dan hasil pertanian (gandum dan kacang-kacangan)
28
Untuk mengurangi masalah dalam sistem syaraf pada golongan darah B,
dianjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan, misalnya semangka. Sedangkan
olahraga yang dianggap cocok dengan orang bergolongan darah B adalah renang,
tenis dan jalan kaki.
Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang bergolongan darah B.
1. Tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitar, bersikap semaunya
sendiri (my pace).
2. Mengharapkan banyak kebebasan.
3. Sangat tidak menyukai regulasi maupun ikatan.
4. Tidak terlalu menganggap peraturan dan metode, tidak terpaku pada
bentuk-bentuk adat sehingga membuat mereka terlihat seperti
orang-orang yang tidak konvensional.
5. Tidak menyukai bentuk salam yang hanya basa-basi, terkadang
terlihat kurang ramah, namun terkadang terlihat sangat ramah.
6. Cepat dalam mengambil keputusan, memilki pemikiran yang fleksibel.
7. Mempunyai banyak ide, mudah tertarik terhadap hal baru.
8. Hanya bergerak terhadap apa yang menjadi minatnya.
9. Dalam segala hal kurang memberikan perbedaan.
10. Memiliki sifak kemanusiaan yang melimpah.
11. Memiliki gejolak emosi yang berlimpah, tempramental.
12. Optimis terhadap masa depan (Nomi, 2009:57-58)
Orang bergolongan darah B, baik itu yang bersikap ramah ataupun yang
29
bebas. Meskipun mereka terlihat tidak memilki beban dan cepat beradaptasi
dengan wilayah baru, tapi mereka adalah termasuk orang-orang yang lambat
dalam bersosialisasi dengan orang lain, namun ada sebagian orang bergolongan
darah B yang sangat ramah sehingga mudah berteman dengan orang baru. Orang
bergolongan darah B dikenal juga sebagai individu yang tidak mau menyimpan
terlalu banyak di dalam pikirannya, sehingga mereka cenderung mengutarakan hal
apa pun yang dirasa mengganggu baik itu hal positif ataupun hal negatif. Hal ini
yang menyebabkan banyak orang yang salah paham dan menjadi tersinggung
kepada orang bergolongan darah B karena dianggap tidak peka dengan situasi.
Namun, hal yang paling tidak disukai dari orang dari golongan darah B adalah
sikapnya yang semaunya sendiri. Mendiang seorang penyanyi, Michael Jackson
yang dikenal sebagai The King of Pop memilki golongan darah B, semasa
hidupnya dikenal sebagai sosok yang nyentrik dan semaunya sendiri, dia juga
dianggap terlalu khawatir terhadap sesuatu, mudah teralihkan perhatiannya dan
sinis. Meskipun Michael Jackson terlihat hanya berbuat semaunya, namun ada sisi
kemanusiaan yang tinggi yang dimilikinya. Michael Jackson mendonasikan
sebagian besar kekayaannya untuk kegiatan sosial, dia bahkan mengasuh beberapa
anak dan merawatnya. Namun adapula hal yang dianggap negatif bagi
kebanyakan orang, misalnya pada saat dia berbagi makanan langsung dari wadah
yang sama dengan simpanse peliharaannya, operasi plastik yang dilakukannya
hingga tidak terhitung jumlahnya, dan beberapa hal lainnya yang tidak
konvensional.
Meskipun orang bergolongan darah B dapat mengatur emosinya, pada
30
suka berstrategi. Orang bergolongan darah B juga lebih menggunakan logikanya
dibandingkan perasaannya. Apabila ada orang bergolongan darah B yang
cenderung menuju ke arah kriminal, maka mereka adalah golongan orang yang
memilki kejahatan terencana dan lebih menonjol dibandingkan golongan darah
lainnya. Hal inilah yang menjadikan orang golongan darah B dianggap buruk.
2.2.4. Golongan Darah AB
Golongan darah AB merupakan golongan darah terakhir yang telah
beradaptasi terhadap lingkungan yang lebih modern. Kombinasi tipe A dan B
menyebabkan golongan darah AB lebih spiritual yang dapat memeluk segala
bentuk kehidupan. Jika golongan darah O dan B memilki sistem kekebalan yang
sangat kuat, maka sebaliknya golongan darah AB sistem kekebalannya rapuh
(Roesma, 2009:165).
Terbentuknya golongan darah AB yang merupakan perpaduan antara
golongan darah A dan B, maka dari segi kesehatan, golongan darah AB memilki
asam lambung yang rendah seperti golongan darah A, sehingga golongan darah
AB cocok dengan pola makan vegetarian, namun membutuhkan protein hewani
seperti golongan darah B. Kecocokan pola makanan AB tidak bisa ditentukan
karena masing-masing individu memilki karateristiknya sendiri. Masalah medis
golongan darah AB juga perpaduan dari masalah medis yang sering dialami oleh
golongan darah A dan B seperti kanker, jantung, anemia, depresi, masalah sistem
syaraf, parkinson, alzheimer, komplikasi hati dan empedu (Zizousari dan Yuna
Chan, 2014:79). Jumlah golongan darah AB yang hanya sekitar 5% di seluruh
31
jumlah, golongan darah AB terlihat sedikit lebih banyak di sekitar wilayah Asia
dibandingkan jumlah golongan darah AB di wilayah-wilayah lainnya. Hal ini
disebabkan karena golongan darah B yang menjadi salah satu pembentuk dari
golongan darah AB lebih dominan tersebar di wilayah Asia.
Golongan darah AB yang sering rentan depresi dianjurkan untuk
melakukan olahraga pagi, tetapi mereka juga dapat mengatasi stres mereka secara
spiritual. Mereka juga diajurkan mengonsumsi produk olahan susu setelah
berolahraga.
Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang bergolongan darah
AB.
1. Sangat rasional, mendambakan kehidupan dimana mereka bisa
berguna bagi masyarakat.
2. Melihat sesuatu secara objektif, bersikap kritis, unggul dalam hal
analisis, dan dianggap cocok sebagai komentator.
3. Bersikap biasa saja terhadap keinginannya.
4. Menghidari dan tidak suka terlibat pertengakaran, menyukai kedamain.
5. Bijak, membeci orang yang munafik atau bermuka dua.
6. Mampu hidup rukun, bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungan
sekitar.
7. Bersikap adil dengan pasangan, memperlakukan dengan lembut,
senantiasa memberikan sedikit jarak.
32
9. Suka berimajinasi, memilki hobi yang bersifat fantasi (Nomi,
2009:67-68)
Orang bergolongan darah AB terlihat mempunyai dua kepribadian. Pada
satu sisi orang bergolongan darah AB memiliki perasaan yang sensitif dan lembut.
Individu ini tidak akan bertingkah laku kasar meskipun mereka diperlakukan
secara kasar. Mereka dikenal dengan pribadi yang perhatian dan peduli terhadap
perasaan orang lain, serta senang membantu orang lain tanpa pamrih saat dimintai
bantuan oleh orang lain, sehingga mereka populer dengan kebaikan hatinya. Di
sisi lain, orang golongan darah AB terlihat bersikap keras dengan diri sendiri
maupun dengan orang-orang di sekitarnya., karena mereka memang dikarunia
keterampilan dalam pengendalian diri yang baik. Akibatnya, orang bergolongan
darah AB dinilai sebagai individu yang dingin dan tidak peduli pada urusan di
luar urusannya sendiri jika tidak ada orang lain yang meminta bantuannya secara
langsung. Golongan darah AB cenderung memilki pemikiran yang kritis, rasional
dan mendalam saat menghadapi suatu masalah. Akibatnya individu ini
membutuhkan waktu untuk menyendiri dalam memikirkan masalah yang dihadapi.
Golongan darah AB juga dianggap kelompok yang paling berpikir sehat
(rasional) diantara golongan darah lainnya. Mereka hidup dengan pandangan
mereka yang objektif, sehingga hal ini membuat kebanyakan dari orang
bergolongan darah AB enggan melakukan tindakan kejahatan. Menurut hasil
survei yang dilakukan oleh Nomi (2009:70), pada saat melakukan penelitian di
rumah tahanan daerah Nigata, tahanan yang bergolongan darah AB sedikit sekali
jumlahnya. Jumlah ini sudah melalui tahap perhitungan dengan jumlah total
33
perhitungan golongan darah lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai akurasi
yang tinggi, mengingat jumlah golongan darah AB yang minoritas. Golongan
darah AB yang melakukan tindakan kejahatan atau negatif biasanya
melakukannya tanpa sengaja atau tanpa disadari oleh mereka, namun sebagian
kecil dari mereka memang melakukan tindakan negatif secara sengaja karena
untuk kepentingannya sendiri. Hal inilah yang cukup membingungkan dari orang
bergolongan darah AB yang membuat mereka terkadang mendapat respon negatif
dari orang di sekitarnya.
2.3. Pandangan Masyarakat Jepang Terhadap Ramalan Golongan Darah
Menurut Kementerian Pendidikan Jepang, penganut Shinto mencapai 107
juta orang dan Buddha sekitar 89 juta orang dan agama lainnya sekitar 10 juta
orang. Hal yang mengejutkan adalah total seluruh penganut agama di Jepang
berkisar 290 juta orang, atau dua kali lipat total penduduk Jepang yang hanya 127
juta orang. Hal ini terjadi karena mayoritas masyarakat Jepang adalah Politheis
atau menganut lebih dari satu aliran kepercayaan/agama, sehingga mereka
dilahirkan dan hidup hingga dewasa sebagai penganut Shinto, kemudian sebagian
diantaranya menikah dengan menggunakan upacara secara Kristen, dan meninggal
menggunakan upacara pemakaman agama Buddha. Menurut Haryanti (2013:163),
di luar agama tradisional tersebut (Shinto dan Buddha), saat ini banyak orang
Jepang beralih ke berbagai gerakan keagamaan populer, yang biasa
dikelompokkan dengan nama “Agama-agama Baru” (shinshūkyō).
Masyarakat Jepang merasa bahwa agama yang selama ini mereka anut
34
keyakinan yang penuh arti. Maka untuk mencari kebutuhan tersebut mereka
melihat di “tempat lain” dan berujung kepada suatu konsep kepercayaan rakyat
(minkan shinkō) yang bersifat takhayul (Reischauer, 1988:213-214).
Banyak masyarakat Jepang yang menaruh perhatian serius terhadap
hal-hal seperti hari keberuntungan, hari kesialan, astrologi, dan juga mempercayai
ramalan. Hal tersebut dikarenakan tipikal masyarakat Jepang lebih mementingkan
sesuatu yang mendukung kebutuhan dalam lingkungan sosial dibandingkan
hubungan langsung dengan Tuhan.
Dari sekian banyak jenis ramalan, ramalan golongan darah adalah salah
satu ramalan yang paling populer di kawasan Asia Timur (Jepang, Korea).
Ramalan golongan darah mulai berkembang pada sekitar Perang Dunia II, pada
saat itu Takeji Furukawa, seorang profesor di Sekolah Guru Perempuan membuat
penelitan mengenai golongan darah yang dapat membaca karakteristik pemiliknya.
Setelah menerbitkan hasil penelitiannya, masyarakat Jepang mulai terpengaruh
dan percaya terhadap penelitiannya. Meskipun hasil penelitian tersebut sempat
kehilangan kepopulerannya, karena dianggap hasil riset tersebut meragukan,
namun seorang jurnalis bernama Masahiko Nomi kembali mengangkat topik
mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah sekitar tahun 1970-an, dan
menerbitkan beberapa buku best seller mengenai berbagai hal mengenai golongan
darah.
Kini, kategorisasi kepribadian berdasarkan golongan darah sudah cukup
mengakar di kebudayaan Jepang. Bahkan, masyarakat Jepang sudah punya istilah
35
2008 menunjukkan 75% masyarakat Jepang mempercayai konsep ini. Walaupun
sekarang sudah banyak pengembangannya pada detil interaksi kehidupan
sehari-hari, sebagai gambaran, berikut deskripsi umum kepribadian berdasarkan
golongan darah yang banyak dipercaya orang Jepang.
1. Golongan Darah O: Samurai yang Berkemauan Keras (30% populasi Jepang)
Golongan darah O berusaha untuk menjadi pahlawan pada setiap situasi.
Golongan darah O adalah pemimpin yang alami dan selalu berusaha
menyenangkan hati orang lain. Mereka sangat kompetitif dan pekerja
keras.
2. Golongan Darah A: Pekerja Ideal yang Berperilaku Baik (40% populasi Jepang)
Golongan darah A merupakan role model sempurna karena mereka selalu
berusaha untuk sukses, kebaikan, dan bersikap sopan. Meskipun gologan
darah A bisa mudah stres dan mencemaskan banyak hal, golongan darah A
akan mencoba untuk tetap bersama-sama dan melakukan yang terbaik
yang mereka bisa demi ketertiban dan demi orang yang mereka cintai
selama situasi krisis.
3. Golongan Darah B: Pedagang Bersahaja dan Pemberontak (20% populasi Jepang)
Golongan darah B adalah pemberontak yang tidak bisa dijinakkan
(dianggap kurang cocok kerja di perusahaan, lebih baik kerja sendiri
sebagai pedagang). Punya semangat dan fokus yang tinggi, golongan darah
36
keras kepala, dan sulit untuk bergaul, golongan darah B selalu menjadi
dirinya sendiri tidak peduli apa yang dikatakan dunia.
4. Golongan Darah AB: Seniman Sensitif (10% populasi Jepang)
Golongan darah AB dianggap memiliki karakter yang unik. Mereka
terkenal dengan kepribadian gandanya, terkadang malu-malu, supel,
rasional, irasional, tenang, dan tak terarah. Golongan darah AB adalah bola
energi yang tak terduga kepribadiannya. (https://www.zenius.net/blog
/8786/golongan-darah-sifat-kepribadian)
Golongan darah telah memasuki berbagai aspek dalam kehidupan
masyarakat Jepang, dari urusan karir hingga asmara. Pada tahun 1990 di Harian
Asahi, surat kabar nasional Jepang, Mitsubishi Electronics mengumumkan bahwa
tim mereka seluruhnya terdiri dari tipe pekerja AB yang telah dipilih karena
"kemampuan mereka untuk membuat rencana." Tidak sedikit perusahaan di
Jepang yang menanyakan golongan darah pada saat wawancara dengan calon
karyawan. Dalam percintaan, banyak biro jodoh yang menawarkan jasa
perhitungan kecocokan dengan pasangan berdasarkan golongan darah. Tanpa jasa
biro jodoh pun, kaum muda di Jepang juga saling bertukar informasi golongan
darah mereka pada kencan pertama. Karena pentingnya untuk mengenali karakter
orang lain, masyarakat Jepang sering terkejut jika bertemu warga negara asing
yang berlibur atau bekerja di Jepang tidak mengetahui golongan darahnya sendiri
ketika ditanya.
Golongan darah bisa juga dikatakan bisnis yang laku di Jepang. Pada
37
kepribadian berdasarkan golongan darah. Topik ini juga sering terlihat di berbagai
manga atau anime Jepang, siaran televisi sebagai ramalan di pagi hari, artikel
khusus di majalah, buku diet, bahkan dalam beberapa kasus, ada kelas-kelas TK
di Jepang kadang dibagi berdasarkan golongan darah sehingga diharapkan teknik
pengajaran dan didikan anak dapat disesuaikan dengan kepribadian individunya.
Selain itu, muncul pula produk-produk yang berhubungan dengan golongan darah
di pasaran, untuk makanan misalnya, teh diet, vitamin, snack, kopi, dan coklat.
Produk makanan tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan gizi dari
masing-masing golongan darah. Selain itu, ada juga produk kosmetik seperti garam mandi,
body cream, dan lotion yang kandungannya juga dibuat sesuai dengan golongan
darah. Hal yang lebh menarik lagi, di pasaran Jepang juga muncul bulu mata palsu
untuk wanita yang dikhususkan menarik perhatian pria bergolongan darah A. Pria
golongan darah A yang menjadi incaran banyak wanita di Jepang sehingga
membuat produk bulu mata palsu tersebut akhirnya diciptakan dan dipasarkan.
Pada tahun 2006, surat kabar New York Times melaporkan keanehan,
hampir semua pemain bisbol Amerika kelahiran Jepang (kecuali untuk Ichiro
Suzuki) bergolongan darah O. Budaya Jepang melihat kelompok golongan darah
O sebagai tipe "pejuang/samurai pemberani". Mereka percaya apabila ada atlet
yang tidak bergolongan darah O, akan sulit “menjual” pemain itu ke penggemar.
Tim softball perempuan yang memenangkan emas untuk Jepang di Olimpiade
Beijing tahun 2008 juga dilaporkan menggunakan golongan darah untuk
menyesuaikan pelatihan untuk setiap pemain.
Kepercayaan golongan darah ini bahkan mempengaruhi politik. Salah satu
38
mengungkapkan di profil resminya bahwa dia bergolongan darah A, sementara
saingan oposisinya, Ichiro Ozawa, bergolongan darah B. Pada tahun 2011,
seorang menteri di Jepang, Ryu Matsumoto, dipaksa mengundurkan diri, ketika
pernyataan keras dan kasarnya kepada pejabat lokal ditayangkan di televisi
nasional. Dalam pidato pengunduran dirinya, ia menyalahkan sikapnya yang
emosional itu pada kenyataan bahwa ia bergolongan darah B. Selain itu, ada
banyak laporan bahwa penggunaan golongan darah telah mengakibatkan kasus
intimidasi, bullying pada orang dengan golongan darah AB (kelompok minoritas
10% di Jepang) di lingkungan SMA, hilangnya kesempatan berkarir, hingga
berakhirnya hubungan asmara yang bahagia hanya karena masalah golongan
darah.
Kebiasaan orang Jepang mempercayai ramalan golongan darah dan
menerapknnya dalam kehidupan bermasyarakat bukannya tanpa alasan, karena
ramalan itu sendiri merupakan salah satu bentuk ajaran dari agama Shinto ataupun
Shinshūkyō (agama-agama baru). Selain itu, masyarakat Jepang merupakan
masyarakat yang homogen yang artinya mereka menjunjung tinggi persamaan.
Masyarakat homogen adalah masyarakat yang memilki kesamaan SARA (Suku,
Agama, Ras, Antar golongan). Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Jepang
senang mengkategorikan sesuatu berdasarkan persamaan dan perbedaannya.
Meskipun persamaan merupakan hal yang dijunjung tinggi di negara ini, tetapi
mereka senang mencari perbedaan kecil diantara persamaan itu untuk mengenali
seseorang. Terkadang hal tersebut bisa memancing rasisme terhadap golongan
minoritas. Maka dari itu di Jepang dikenal dengan istilah burahara yang artinya
39 BAB III
PENGARUH RAMALAN GOLONGAN DARAH TERHADAP MASYARAKAT JEPANG
3.1. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Lingkungan Kerja Di Jepang
Ramalan golongan darah pada awalnya hanya dipergunakan untuk
kepentingan diri sendiri pada kehidupan masyarakat Jepang, namun setelah
perusahaan Mitsubishi Electronics mengumumkan perekrutan karyawan
bergolongan darah AB yang dianggap mampu membuat rancangan luar biasa pada
Harian Asahi tahun 1990, mulai banyak perusahaan yang menerapkan hal serupa.
Dalam sebuah artikel di Harian Asahi tahun 2011 menuliskan bahwa hanya
melalui wawancara golongan darah, nasib pekerjaan sesorang bisa berakhir baik
ataupun buruk. Menurut sebuah situs forum pelamar kerja, beberapa perusahaan
besar Jepang yang menerapkan sistem golongan darah dalam isi wawancaranya
antara lain perusahaan LG Electronics dan Umbrella Corporation. Perusahaan
yang menerapkan sistem wawancara golongan darah ini biasanya merupakan
perusahaan swasta. Pihak perusahaan menanyakan golongan darah pelamarnya
secara resmi (tertulis dalam formulir) ataupun secara langsung pada saat proses
wawancara sebagai bahan pertimbangan sesuai tenaga yang dibutuhkan oleh
perusahaan tersebut. Banyak perusahaan besar merekrut dan memposisikan
karyawan sesuai dengan golongan dar