• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH RAMALAN GOLONGAN DARAH TERHADAP MASYARAKAT JEPANG

NIHON SHAKAI NI TAISHITE NO KETSUEKIGATA URANAI NO EIKYOU NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh:

Chairunnisa Aidha Siregar 110708007

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

berkat dan karunia-Nya telah memberikan kesehatan, kesempatan dan waktu

untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang”.

Dalam skripsi ini, penulis membahas hal-hal yang berhubungan dengan

ramalan golongan darah beserta pengaruhnya dalam masyarakat Jepang. Dalam

penulisan skripsi ini, penulis menyadari adanya keterbatasan sehingga kritik dan

saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan pada penulisan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai

tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang banyak membantu penulis

dalam penyusunan skripsi ini. Maka sepantasnya penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M. A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum., selaku Ketua Departemen Sastra

Jepang, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Nandi S., selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar

membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

4. Bapak Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M. A., selaku Dosen Pembimbing II

(3)

ii

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini

5. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Fakultas Ilmu Budaya USU,

khususnya Departemen Sastra Jepang dan Bang Joko.

6. Kedua orangtua penulis, Papa dan Mama (Chairul Husni Siregar dan Mas

Roro Roeshartati) yang telah mendoakan dan mengorbankan segalanya

sehingga penulis bisa sampai di tahap ini, serta ketiga saudara penulis,

Mas Bayu, Dimas dan Ega yang memberikan inspirasi bagi penulis.

7. Teman-teman penulis, Mbak Grace, Sarah, Rasyid, Dea, Tria, Sion, Lora,

Romando, Stevie, Rissa, Sella, Indah, dan seluruh teman-teman Sastra

Jepang Stambuk 2011 yang telah memberikan motivasi.

8. Narasumber Bu Eguchi dan Bu Sachie yang dengan ramah menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari penulis serta Mogi Sensei yang memberikan

semangat.

9. Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Atas semua dukungan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.

Semoga Tuhan YME membalas semua kebaikan yang telah diberikan.

Medan, 21 Oktober 2015

Penulis,

(4)

iii ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang”. Tujuannya adalah untuk mengetahui ramalan golongan darah dalam masyarakat Jepang dan pengaruhnya.

Ramalan golongan darah digunakan dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat Jepang, misalnya wawancara kerja. Ketika ingin berteman dengan

seseorang, orang Jepang juga sering menentukannya menurut ramalan golongan

darah. Bahkan ketika akan berpacaran, atau berencana untuk menikah dengan

seseorang, orang Jepang lebih sering mencocokkannya dengan ramalan golongan

darah. Mendidik anak pun juga menggunakan ramalan golongan darah.

Berbeda dengan di negara-negara lain, masyarakat Jepang menentukan

kepribadian seseorang menurut golongan darahnya. Orang Jepang berpendapat

bahwa orang bergolongan darah O dianggap kuat, orang bergolongan darah A

dianggap teratur, orang bergolongan darah B dianggap kreatif, dan orang

bergolongan darah AB dianggap cerdas. Selain dari pendapat tersebut, ada juga

pendapat yang tidak baik. Pendapat tidak baik ini yang membuat diskriminasi

pada golongan darah yang disebut burahara.

Burahara terjadi karena orang Jepang percaya kepada ramalan golongan

darah. Orang Jepang mengaitkan semua yang ada di kehidupan mereka dengan

ramalan golongan darah, meskipun hanya kebetulan. Seringnya kebetulan itu

terjadi, membuat orang Jepang semakin percaya bahwa golongan darah yang

buruk tetap buruk. Burahara ini yang membuat beberapa golongan darah tetap

(5)

iv 要旨 この論文は、「日本社会に対しての血液型占いの 影 響 えいきょう の分析 ぶんせき 」を 述べる。目標は、日本社会の中で血液型のことと効果 こ う か を探 さが している。 血液型の占いは日本社会の日常生活の中でよく使用される。例えば、 就 職 しゅうしょく の面接 めんせつ である。誰かと友達になりたい場合は日本人もよく血液型の 占いに応じてで決定する。誰かと付き合う時や結婚するつもり時の場合も、 日本人は血液型の占いを応じてよく合わせている。子供たちを 教 育 きょういく する 時も血液型の占いが使用される。 他の国とは異 こと なり、日本社会は、血液型に応 おう じて誰かの個性 こ せ い が決定 けってい

される。日本人は血液型 O の方を持つ人々が強くと主張していたと考え

られている、血液型 A の方は定期的な人々にとして考えられている、血

液型 B の方は創造的な人々に考えられている。血液型 B の方は頭がいい

(6)

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan ... 8

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 9

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

1.6. Metode Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN UMUM SEJARAH, JENIS, DAN RAMALAN GOLONGAN DARAH 2.1. Sejarah dan Perkembangan Golongan Darah ... 15

2.2. Jenis – jenis Golongan Darah ... 19

2.2.1 Golongan Darah O ... 20

2.2.2 Golongan Darah A ... 23

2.2.3 Golongan Darah B ... 27

2.2.4 Golongan Darah AB ... 30

(7)

vi

BAB III PENGARUH RAMALAN GOLONGAN DARAH TERHADAP MASYARAKAT JEPANG

3.1. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Lingkungan

Kerja Di Jepang ... 39

3.2. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Hubungan

Pertemanan ... 45

3.3. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Hubungan

Percintaan ... 51

3.4. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Mendidik

Anak ... 53

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan ... 59

4.2. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA

(8)

iii ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang”. Tujuannya adalah untuk mengetahui ramalan golongan darah dalam masyarakat Jepang dan pengaruhnya.

Ramalan golongan darah digunakan dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat Jepang, misalnya wawancara kerja. Ketika ingin berteman dengan

seseorang, orang Jepang juga sering menentukannya menurut ramalan golongan

darah. Bahkan ketika akan berpacaran, atau berencana untuk menikah dengan

seseorang, orang Jepang lebih sering mencocokkannya dengan ramalan golongan

darah. Mendidik anak pun juga menggunakan ramalan golongan darah.

Berbeda dengan di negara-negara lain, masyarakat Jepang menentukan

kepribadian seseorang menurut golongan darahnya. Orang Jepang berpendapat

bahwa orang bergolongan darah O dianggap kuat, orang bergolongan darah A

dianggap teratur, orang bergolongan darah B dianggap kreatif, dan orang

bergolongan darah AB dianggap cerdas. Selain dari pendapat tersebut, ada juga

pendapat yang tidak baik. Pendapat tidak baik ini yang membuat diskriminasi

pada golongan darah yang disebut burahara.

Burahara terjadi karena orang Jepang percaya kepada ramalan golongan

darah. Orang Jepang mengaitkan semua yang ada di kehidupan mereka dengan

ramalan golongan darah, meskipun hanya kebetulan. Seringnya kebetulan itu

terjadi, membuat orang Jepang semakin percaya bahwa golongan darah yang

buruk tetap buruk. Burahara ini yang membuat beberapa golongan darah tetap

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penemuan golongan darah merupakan sebuah kemajuan pesat dalam

perkembangan sistem medis di dunia. Pada tahun 1900-an seorang ilmuwan asal

Austria, Karl Landsteiner memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi

dan Kedokteran untuk jasanya menemukan penggolongan darah yang biasa kita

kenal dengan penggolongan darah ABO. Penggolongan darah ABO membagi

golongan darah manusia menjadi O, A, B dan AB. Penggolongan darah ABO

sangat memudahkan dalam proses pendonoran darah bagi pasien yang

membutuhkan transfusi darah (proses pemindahan darah dari seseorang yang

sehat/donor ke orang sakit/resipien). Semakin berkembang teknologi, ilmuwan

dan peneliti terus mencari hal baru mengenai golongan darah. Sehingga, golongan

darah tidak hanya dikenal di bidang kedokteran saja, namun kini sudah mulai

berkembang di bidang psikologi. (http://rahasia-golongandarah.blogspot.com/

2013/12/penemu-golongan-darah-abo-karl.html)

Teori golongan darah awalnya berasal dari ideologi Nazi, pasukan tentara

Jerman. Jerman di bawah pimpinan diktator Adolf Hitler berusaha membuat etnis

mereka memiliki derajat yang lebih tinggi dari etnis lain, agar mereka bisa

menguasai dunia. Pada saat itu Jerman memiliki rasio golongan darah A dan O

yang tinggi, sehingga dibuatlah pengetahuan semu berupa teori palsu yang

(10)

2

1940-an pasukan unit SS (Schutzstaffel; Regu Perlindungan) Jerman memulai

praktik tato golongan darah di bawah ketiak untuk mengidentifikasi golongan

darah dan psikologis dari masing-masing prajuritnya. Konsep dari psikologi

golongan darah adalah mengetahui kepribadian dan watak seseorang melalui

empat jenis golongan darah yaitu O, A, B dan AB. Konsep psikologi golongan

darah akhirnya masuk ke Jepang, pada tahun 1916 seorang dokter berkebangsaan

Jepang bernama Kimata Hara menulis artikel tentang hubungan golongan darah

dan kepribadian (Animoster, 2013, Vol 177:86-87).

Kemudian seorang profesor bernama Takeji Furukawa melakukan

penelitian tentang golongan darah. Takeji Furukawa adalah seorang profesor di

Sekolah Guru Perempuan Tokyo (Tokyo Women’s Teacher’s School) yang

mempublikasikan papernya “The Study of Temperament Through Blood Type”

(Kajian Temperamen berdasarkan Golongan Darah) di jurnal Psychological

Research pada tahun 1927. Ia melakukan observasi terhadap perbedaan

temperamen kepada murid-murid yang belajar di sekolahnya dan mengambil

simpulan bahwa semua manusia dapat dibagi menjadi dua macam kepribadian.

Manusia bergolongan darah A yang intelek dan tenang dengan manusia

bergolongan darah B yang emosional dan mudah marah. Studi tersebut sempat

mendapat kritik karena dianggap tidak ilmiah dan tidak memiliki bukti-bukti yang

kuat. Terinspirasi dari tentara Jerman, konsep golongan darah ini sempat diadopsi

oleh Jepang pada tahun 1930-an untuk membentuk tentara-tentara unggul. Tentara

pada posisi yang lebih penting terdiri dari golongan darah tertentu. Setelah ini,

pemikiran dan teori mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah sempat

(11)

3

begitu diminati dan ditentang karena dianggap tidak konkret dan tidak memiliki

dasar yang hanya mengklasifikasikan kepribadian, watak dan kecocokkan dalam

empat kategori saja. Kepribadian berdasarkan golongan darah diangkat kembali

dan menjadi populer ketika seorang jurnalis bernama Masahiko Nomi menuliskan

buku berjudul “Understanding Affinity by Blood Type” (Memahami Persamaan

berdasarkan Golongan Darah) pada tahun 1971. Kesuksesan dari buku tersebut

disusul oleh 10 buku lainnya kemudian. Masahiko Nomi meninggal dunia pada

tahun 1981 dan setelah itu pembahasan mengenai golongan darah dilanjutkan oleh

Toshitaka Nomi, anaknya. Semakin banyaknya penelitian mengenai golongan

darah, semakin sering pula orang membaca, mendengar dan mengetahui tentang

golongan darah, hingga tanpa disadari menjadikan penggolongan darah sebagai

prediksi watak seseorang yang disebut dengan ramalan.

Ramalan adalah prediksi nasib di masa depan

(https://ganieindraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-1/islamic-religion-education/ramalan/). Sejak jaman prasejarah, ramalan sudah digunakan sebagai

petunjuk dan dipercayai akan kebenarannnya. Pada awalnya, ramalan biasanya

dilakukan dengan mengikuti pertanda dari alam seperti letak bintang di langit

untuk mengetahui arah, pergerakan binatang di lereng gunung untuk mengetahui

adanya gempa bumi, dan melihat tumbuhnya lumut di bebatuan untuk mengetahui

sumber air berasal. Namun seiring berkembangnya peradaban, ramalan juga

digunakan untuk memprediksi hal yang lebih spesifik secara individual seperti

prediksi mengenai karir, jodoh, dan kesehatan seseorang. Dewasa ini, ramalan dan

agama dianggap sama kedudukannya sebagai suatu hal yang diyakini dan

(12)

4

mempercayai ramalan adalah negara Jepang. Dalam agama Shinto yang mayoritas

dianut oleh masyarakat Jepang, ramalan menjadi salah satu cara untuk memahami

keinginan dari para dewa (Nobutaka,dkk., 2003:8-9).

Di Jepang kepercayaan terhadap ramalan menjadi pedoman hidup bagi

masyarakatnya, apapun yang akan dilakukan oleh masyarakat Jepang selalu

dikaitkan dengan ramalan. Ramalan di Jepang seperti menyatu dengan segala

aspek kehidupan seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Tradisi ramalan di

Jepang memang selalu dilakukan di sepanjang hidup masyarakatnya, misalnya

setiap tahun baru masyarakat Jepang berbondong-bondong datang ke Kuil untuk

bersyukur kepada dewa sekaligus mencari tahu ramalan mengenai kehidupan

mereka selama satu tahun kedepan. Masyarakat Jepang beranggapan hal yang

terjadi di masa depan bisa diramalkan pada masa sekarang, sehingga mereka

sangat percaya terhadap ramalan, bahkan mereka bisa sangat frustasi apabila

mereka mendapatkan ramalan yang dianggap negatif. Kepercayaan terhadap

ramalan sebenarnya tidak hanya diminati di Jepang saja, melainkan populer juga

di negara-negara Asia Timur seperti China dan Korea Selatan, namun di Jepang

ramalan sangat kuat pengaruhnya sehingga tidak bisa dilepaskan begitu saja dari

identitas masyarakatnya. Beraneka ragam jenis ramalan yang menjamur di

tengah-tengah kehidupan masyarakat Jepang antara lain ramalan shio (ramalan karakter

binatang yang disesuaikan dengan tahun kelahiran), ramalan bintang (ramalan

berdasarkan astrologi), ramalan garis tangan, ramalan kartu tarot, dan ramalan

golongan darah. Dibandingkan ramalan-ramalan lainnya, ramalan golongan darah

masih tergolong ramalan baru di Jepang, namun kepopuleran ramalan golongan

(13)

5

ribuan tahun. Masyarakat Jepang begitu meyakini ramalan golongan darah,

sehingga mereka berpikir ada golongan darah tertentu yang dianggap buruk.

Akibat dari adanya pengelompokkan berbagai hal berdasarkan golongan darah di

Jepang, muncul pengaruh yang menjurus kepada pendiskriminasian.

Dalam wikipedia dijelaskan bahwa diskriminasi merujuk kepada

pelayanan yang tidak adil terhadap

berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi

merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam

disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Di

Jepang ada istilah untuk pendiskriminasian, yaitu “hara” yang berasal dari kata

dalam bahasa Inggris harassment yang berarti pelecehan. Hara di Jepang sangat

bervariasi misalnya sekuhara (pelecehan seksual) dan pawahara

(pengintimidasian), sedangkan burahara merupakan istilah dari pelecehan

golongan darah. Burahara berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu blood type

(golongan darah) dan harassment (pelecehan) kemudian dalam bahasa Jepang

menjadi 「ブラッドタイプ・ハラスメント」(buraiddotaipu harasumento) dan

disingkat menjadi burahara (wikipedia). Istilah ini muncul sekitar akhir tahun

2000-an karena maraknya orang Jepang yang melakukan diskriminasi berdasarkan

golongan darah. Burahara bahkan membuat seseorang gagal mendapatkan

pekerjaan, dijauhi oleh lingkungan dan menjadi korban intimidasi disebabkan

adanya beberapa golongan darah tertentu yang dianggap buruk bagi masyarakat

(14)

6

Dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang, pengelompokkan golongan

darah meliputi hubungan pertemanan, hubungan asmara, pekerjaan dan

pengelompokkan anak-anak di TK (Taman Kanak Kanak) menjadi empat grup

berdasarkan golongan darah sebagai penelitian (Nomi, 2004:127-128). Tidak

hanya kehidupan sosial, banyak karya dan produk yang juga dibuat berdasarkan

pengelompokkan golongan darah seperti film yang berjudul “My Boyfriend is

Type B” (Pacarku Bergolongan Darah B), serial drama empat episode berjudul

“Ketsuekigata Betsu Onna ga Kekkon Suru Houhou” (Cara Menikahi Wanita

Yang Berlainan Golongan Darahnya), Audio CD Story berjudul “Ketsuekigata

Danshi” (Pria Golongan Darah), anime berjudul “Ketsuekigata-kun!” (Si

Golongan Darah), buku serial “Simple Thinking about Blood Type” (Cara Mudah

Memahami Golongan Darah) bahkan akhir tahun 2008, empat buku yang

termasuk dalam sepuluh buku terlaris di Jepang adalah buku yang membahas

tentang tipe golongan darah yang menentukan kepribadian. Menurut penerbit

Bungeisha, mengatakan empat seri buku yang masing-masing membahas

golongan B, O, A, dan AB, terjual lebih dari lima juta jilid. Selain itu, muncul

pula produk-produk berdasarkan empat tipe golongan darah seperti sabun mandi,

garam mandi, kondom, bahkan kuil di Jepang ada yang menjual omikuji (kertas

ramalan) golongan darah (http://asianlifestyledesign.com/2010/04/

japanese-blood-type-character-analysis/). Dengan latar belakang yang telah dijelaskan,

maka penulis akan membahas golongan darah tersebut melalui skripsi yang

berjudul “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap

(15)

7 1.2. Perumusan Masalah

Setelah adanya penelitian terhadap psikologi golongan darah dan

berkembang menjadi kepercayaan golongan darah dalam bentuk ramalan di

Jepang, kemudian muncul istilah burahara yang menyudutkan golongan darah

tertentu mengakibatkan burahara benar-benar menjadi hal yang tidak bisa

dianggap sepele lagi. Meskipun awalnya tidak begitu banyak masalah yang

ditimbulkan dari pengelompokkan golongan darah, namun sekarang banyak yang

merasa dirugikan atas penerapan burahara yang berkembang pesat di

tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat Jepang. Burahara yang paling sederhana

dilakukan adalah seringnya orang Jepang menanyakan golongan darah pada saat

berkenalan dengan seseorang, dan langsung mengambil kesimpulan karakter dari

orang tersebut melalui golongan darahnya. Bahkan diskriminasi juga berlaku

untuk perekrutan karyawan baru, tidak sedikit perusahaan yang malah

menggunakan ramalan golongan darah sebagai salah satu cara penyeleksiannya.

Adapula profesi tertentu yang dianggap hanya cocok untuk golongan darah

tertentu saja. diskriminasi golongan darah juga diterapkan oleh masyarakat Jepang

pada saat menjalin pertemanan bahkan hubungan percintaan. Selain itu, Beberapa

sekolah pun menerapkan sistem pengelompokkan anak berdasarkan golongan

darah, dan banyak orangtua yang mendidik anak-anaknya berdasarkan golongan

darah.

Negara Jepang yang dikenal rasional dan canggih malah mempercayai

hal-hal yang tidak masuk akal seperti ramalan. Padahal ramalan sendiri hanyalah

hasil dari memprediksi suatu hal tertentu tanpa adanya dasar yang jelas, maka dari

(16)

8

kemajuan peradaban negara Jepang menjadi hal yang sangat kontras dengan

kepercayaan masyarakatnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam

bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana ramalan golongan darah dalam masyarakat Jepang?

2. Bagaimana pengaruh dari ramalan golongan darah dalam kehidupan

masyarakat di Jepang?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk memudahkan dalam menganalisa topik permasalahan, penulis

membatasi ruang lingkup pembahasan. Sehingga masalah yang akan dibahas

menjadi lebih terarah.

Di dalam penelitian ini, pembahasan akan terfokus pada dampak ramalan

golongan darah yang menyebabkan pendiskriminasian dalam kehidupan

masyarakat di Jepang, khususnya di lingkungan kerja, sekolah, pertemanan dan

hubungan percintaan. Selain itu, penulis akan menjelaskan lebih mendetail

tentang masing-masing golongan darah dan mengenai kepercayaan ramalan

(17)

9

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1. Tinjauan Pustaka

Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, agama adalah suatu sistem kelakuan

dan perhubungan manusia yang pokok pada perhubungan manusia dengan rahasia

kekuasaan dan kegaiban yang tiada terhingga luasnya, dan dengan demikian

memberi arti kepada hidupnya dan kepada alam semesta yang mengelilinginya

(http://jurnalapapun.blogspot.com / 2014 / 03 / pengertian- dan- definisi-

agama-menurut.html). Sedangkan peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan

keadaan dimasa yang akan datang melalui pengujian keadaan dimasa lalu (Hery

Prasetya dan Fitri Lukiastuti, 2009:43 ). Meskipun ramalan dan agama merupakan

dua hal yang berbeda, namun keduanya memiliki persamaan yaitu tetap berlanjut

dan eksis keberadaannya selama masih ada yang meyakininya. Di Jepang, agama

bukan merupakan hal yang rutin dilakukan setiap hari melainkan adalah hal yang

erat kaitannya dengan setiap aspek kehidupan sosial dan ekonomi (Yamamoto,

1994: 204-205). Ramalan pun dijadikan sebagai hal yang lebih penting ketimbang

agama itu sendiri.

Istilah ramalan dalam bahasa Jepang adalah uranai (占い). Merupakan

istilah yang semata-mata muncul untuk menunjukkan “apa yang berada di

belakang, dan karenanya tidak terlihat” (Blacker, 2010:11). Menurut Noriyuki

Miyake (2011:11) Ramalan begitu populer di kalangan masyarakat Jepang.

Ramalan golongan darah yang memiliki ciri khas (terbagi menjadi empat; O, A, B,

dan AB) muncul pada masa perang dunia II, kini begitu banyak masyarakat

(18)

10

Setiap individu diciptakan Tuhan memiliki ciri khas masing-masing.

Dalam hal ini, golongan darah dianggap merupakan salah satu ciri khas yang

dimiliki oleh setiap individu dari lahir. Golongan darah tidak hanya sebagai

penentu jenis darah, melainkan juga dapat menjelaskan karakter seseorang.

Pengetahuan golongan darah dapat digunakan untuk bisa menyingkap berbagai

aspek karakter. Berdasarkan data yang banyak dan hasil observasi, ada bukti-bukti

yang mendukung adanya hubungan antara golongan darah ABO manusia beserta

fenomenanya (Nomi, 2009:6).

Namun, karena pengklasifikasian karakter berdasarkan golongan darah ini

masih baru, masih banyak kesalahpahaman. Kesalahpahaman tersebut akan

menghambat pemahaman terhadap orang lain sehingga memberikan dampak

buruk yang serius bagi pengembangan hubungan antarmanusia. Oleh karena itu,

selain memahami karakteristik masing-masing berdasarkan golongan darah, perlu

disertai juga dengan pemahaman karakter secara keseluruhan. Dengan demikian

kita akan jadi lebih akurat untuk menangkap karakter-karakter orang lain. Selain

itu, poin dan juga arah yang harus kita perhatikan menjadi lebih jelas (Nomi,

2009:8). Karena kesalahpahaman dapat menimbulkan pandangan baru mengenai

ramalan golongan darah yang menuju ke arah yang negatif yang menuju ke

pendiskriminasian. Pendiskriminasian yang muncul dari ramalan golongan darah

yang disebut burahara, membuat masyarakat Jepang meyakini baik buruknya

karakter seseorang dalam aspek kehidupan seperti hubungan kerja, pertemanan,

(19)

11 2. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori kepercayaan rakyat

(minkan shinkō) yang berdasarkan pada agama Shinto sebagai salah satu aliran

kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Jepang. Menurut Miyake dalam

Situmorang (2013:28), yang dimaksud dengan minkan shinkō (kepercayaan

rakyat) adalah agama alami, yaitu tidak memiliki doktrin, tidak ada sistematika

pengajaran, tidak memiliki struktur lengkap dari pengikut, bersifat magis dan

tidak melembaga serta menunjukkan kelompok kepercayaan terus menerus.

Minkan shinkō adalah kepercayaan dimana orang menerima apa yang

mereka butuhkan dalam kehidupan melalui pengalaman hidup mereka. Hal inilah

yang menyebabkan praktek perdukunan, sihir dan ramalan menjadi bagian ajaran

dari minkan shinkō, karena dianggap hal-hal tersebut merupakan hasil dari

pengalaman dan bersifat magis

(http://www.newstatesman.com/blogs/the-faith-column/2007/06/birth-life-japanese-shinto). Karena dasar inilah ramalan golongan

darah dengan mudahnya masuk ke tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat

Jepang.

Penulis juga menggunakan teori konstruksi sosial untuk menelaah lebih

dalam bagaimana proses kepercayaan golongan darah bisa masuk ke

tengah-tengah kehidupan sosial di Jepang. Dalam teori konstruksi sosial dikatakan,

bahwa manusia yang hidup dalam konteks sosial tertentu melakukan proses

interaksi secara simultan dengan lingkungannya. Masyarakat hidup dalam

dimensi-dimensi dan realitas objektif yang dibentuk melalui momen eksternalisasi

(20)

12

Baik momen eksternalisasi, objektivasi maupun internalisasi tersebut akan selalu

berproses secara dialektik dalam masyarakat (Berger & Luckman, 1991:2).

Dengan demikian, yang dimaksud dengan realitas sosial adalah hasil dari sebuah

konstruksi sosial yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Oleh karena itu,

kepercayaan golongan darah masuk dan melahirkan diskriminasi golongan darah

di dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang, yaitu hubungan kerja, pertemanan,

asmara dan mendidik anak.

Selain itu, penulis menggunakan pendekatan fenomenologi, yaitu

pendekatan yang menggunakan pengalaman hidup sebagai alat untuk memahami

secara lebih baik tentang sosial budaya, politik atau konteks sejarah dimana

pengalaman itu terjadi. Wawasan utama fenomenologi adalah “pengertian dan

penjelasan dari suatu realitas harus dibuahkan dari gejala realitas itu sendiri”

(Aminuddin, 1990:108). Penelitian ini akan berdiskusi tentang suatu objek kajian

dengan memahami inti pengalaman dari suatu fenomena. Seperti penjelasan pada

tinjauan pustaka sebelumnya, telah terjadi sebuah fenomena di tengah-tengah

kehidupan masyarakat Jepang, yaitu ramalan golongan darah. Kuatnya keyakinan

terhadap ramalan dan kecilnya kepercayaan terhadap agama membuat masyarakat

Jepang dengan mudahnya membuat sebuah ramalan menjadi pedoman hidup

mereka.

Penulis juga menggunakan pendekatan semiotik. Menurut Syaom Barliana,

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari struktur, jenis, tipologi,serta relasi-relasi

simbol atau tanda dalam penggunaannya di dalam masyarakat. Semiotika

mempelajari relasi diantara komponen-komponen tanda, sertarelasi antar

(21)

13

(http://www.academia.edu/1045086/S_E_M_I_O_T_I_K_A_TENTANG_MEMB

ACA_TANDA-TANDA). Dalam penelitian ini terdapat simbol atau tanda pada

penggolongan golongan darah yaitu, O, A, B dan AB atau lebih dikenal sebagai

Golongan Darah ABO. Masyarakat Jepang menyakini, simbol Golongan Darah

ABO tersebut dianggap memiliki keterkaitan dengan watak karakter dari

masing-masing pemiliknya.

1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui ramalan golongan darah dalam masyarakat Jepang.

2. Untuk mengetahui pengaruh dari ramalan golongan darah dalam

kehidupan masyarakat di Jepang.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, diharapkan menambah pengetahuan tentang sejarah

munculnya kepercayaan ramalan golongan darah dan

perkembangannya sampai saat ini, dan apa yang menyebabkan

terjadinya serta dampak dari pendiskriminasian golongan darah dalam

kehidupan sosial di Jepang.

2. Bagi pembaca, penulis berharap agar penelitian ini bisa menambah

wawasan pembaca khususnya yang sedang belajar di bidang kajian

(22)

14

3. Bagi peneliti lain, penulis berharap agar penelitian ini bisa menambah

refrensi atau informasi yang berhubungan dengan kepercayaan

masyarakat atau ramalan.

1.6. Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam

meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukian secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 2003:54). Penulis berusaha menjabarkan

penelitian secara akurat dan berasal dari sumber yang dapat

dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode kepustakaan. Penulis

memperoleh sumber dari berbagai media cetak seperti buku, majalah, makalah,

jurnal, dan koran. Adapun media pendukung lainnya seperti internet digunakan

(23)

15 BAB II

TINJAUAN UMUM SEJARAH, JENIS DAN RAMALAN GOLONGAN DARAH

2.1. Sejarah dan Perkembangan Golongan Darah

Meskipun penemuan golongan darah secara medis baru ditemukan sekitar

tahun 1900-an, namun evolusi golongan darah sudah terjadi berjuta tahun yang

lalu dan masih akan terus berkembang hingga masa yang akan datang. Golongan

darah yang kita ketahui saat ini adalah O, A, B, dan AB. Menurut sejarahnya,

golongan darah tertua dari keempat golongan darah tersebut adalah golongan O

(old). Golongan darah ini diperkirakan ditemukan sekitar 40.000 tahun SM di

Afrika. Hal ini juga diperkuat dengan adanya penelitian bahwa nenek moyang

seluruh penduduk dunia tinggal di Afrika dan hanya bergolongan darah O

(Roesma, 2009:14). Mereka dapat membuat senjata dan peralatan untuk berburu,

tak mengherankan apabila makanan pokoknya adalah daging hasil buruan.

Semakin bertambahnya populasi, perjuangan untuk bertahan hidup pun

semakin ketat, sehingga terjadilah persaingan di antara mereka dalam mencari

makan. Para manusia purba ini kemudian mengembara menuju Eropa dan Asia

guna mencari tempat baru untuk berburu. Di daerah baru ini, mereka mendapatkan

lahan yang subur dan iklim yang lebih sejuk. Hal ini menimbulkan perubahan

dalam hal sumber makanan dan juga struktur anatomi tubuh. Mereka yang pada

awalnya mempunyai struktur tulang sangat kuat dan rambut keriting, menjadi

mempunyai tulang yang lebih halus dan rambut yang lebih lurus. Pola makan pun

(24)

tumbuh-16

tumbuhan. Akibatnya, lahirlah golongan darah A (agrarian). Golongan darah ini

lahir sekitar 25.000-15.000 SM di daerah Asia dan Timur Tengah. Pada zaman ini

manusia telah mengenal bercocok tanam dan beternak. Mereka juga memulai

hidup bergotong-royong, sehingga tidak ada lagi kompetisi di antara mereka

untuk mendapatkan makanan.

Golongan darah B (balance) muncul sekitar 15.000-10.000 SM di daerah

pegunungan Himalaya, yang sekarang berada di daerah antara India dan Pakistan.

Golongan darah B muncul dikarenakan perubahan iklim di lingkungan tempat

tinggal mereka. Keadaan lingkungan baru tersebut membuat mereka menciptakan

sistem irigrasi pertanian, perternakan dan teknik bercocok tanam yang lebih

modern.

Sementara itu, dalam perkembangannya, penggabungan antara golongan

darah A dan B melahirkan golongan darah baru yaitu AB (modern). Golongan

darah ini hanya berkisar kurang dari 5% dari populasi dunia (Zizousari dan Yuna

Chan, 2014:16). Dengan menyebarnya manusia ke seluruh pelosok dunia,

berkembanglah berbagai bangsa dengan kulit, rambut, postur tubuh, bahkan kultur

berbeda, namun bersaudara karena persamaan dalam golongan darahnya.

Golongan darah O sebagai golongan darah nenek moyang masih merupakan

golongan darah yang bertahan dan tertinggi jumlahnya.

Sekitar tahun 1900-an ilmuwan asal Austria, Karl Landsteiner menemukan

sistem penggolongan darah O, A, B, dan AB. Sistem penggolongan darah yang

selama ini dilakukan didasarkan pada jenis protein penggumpalan darah. Dengan

(25)

17

Berkembangnya ilmu pengetahuan, diketahui pula bahwa komponen darah

rupanya tidak hanya tersusun oleh protein-protein tersebut. Hal ini kemudian

melahirkan sebuah sistem penggolongan darah baru, yang dikenal dengan istilah

rhesus. Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan 32 jenis komponen

darah. Dari sistem ini, kemudian muncul golongan lain seperti A positif (A+) atau

O negatif (O-). Rhesus digunakan untuk menentukan kecocokan darah pada saat

transfusi darah dimana orang yang memiliki golongan darah yang sama belum

tentu bisa menjadi pendonor apabila memiki rhesus yang berbeda. Pada tabel

berikut ini adalah golongan darah yang cocok untuk saling bertransfusi.

Cocok Dengan

Golongan

Darah O- O+ B- B+ A- A+ AB- AB+

AB+

 

AB-

A+

A-

B+

B-

O+

O-

Keterangan: () Cocok, () Tidak Cocok

(Sumber: Zizousari dan Yuna Chan, 2014:20-21)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa orang dengan golongan

AB+ dapat menerima darah dari setiap orang, sedangkan orang dengan O- hanya

(26)

18

Sedangkan dari penyebarannya, golongan darah bisa menentukan suku

atau ras dari si pemilik golongan darah. Biasanya pada suatu populasi (suku atau

ras) ada salah satu golongan darah yang dominan jumlahnya meskipun di populasi

tersebut terdapat keempat jenis golongan darah.

Gol. Darah Kaukasoid

Afrika-Amerika Hispanik Asia

O+ 37% 47% 53% 39%

O- 8% 4% 4% 1%

A+ 33% 24% 29% 27%

A- 7% 2% 2% 0.50%

B+ 9% 18% 9% 25%

B- 2% 1% 1% 0.40%

AB+ 3% 4% 2% 7%

AB- 1% 0.30% 0.20% 0.10%

(Sumber: http://www.bloodcenters.org/blood-donation/blood-types-and-the-population/)

Dari tabel di atas dapat diketahui penyebaran dominan dari masing-masing

golongan darah. Pada ras Kaukasoid yang dikenal juga “Bangsa Kulit Putih”

merupakan pribumi dari dataran Eropa yang menyebar juga di Australia, Selandia

Baru, Amerika, Afrika Utara, Pakistan, Timur Tengah dan India Utara adalah

populasi yang memilki dominan golongan darah O dan A, sedangkan golongan

darah B dan AB hanya ada sebagian kecil saja pada ras tersebut.

Ras Afrika-Amerika yang merupakan “Bangsa Kulit Hitam” adalah

pribumi Afrika yang migrasi ke dataran Amerika dominan memiliki golongan

darah O, hal ini juga sesuai dengan sejarah lahirnya golongan darah O yang

(27)

19

darah A. Golongan darah B sedikit lebih banyak diikuti golongan darah AB

dengan jumlah terkecil.

Ras Hispanik adalah berasal dari bangsa Spanyol, dikenal juga sebagai

“Bangsa Latin”. Ras ini mendiami sebagian kecil wilayah di Amerika dan Eropa

lebih dari separuh populasinya bergolongan darah O. Sebagian besar sisa

populasinya bergolongan darah A diikuti sebagian kecil populasi bergolongan

darah B dan AB.

Ras Asia yang merupakan bangsa baru di peradaban, memiliki presentase

yang tinggi juga pada golongan darah O, namun hasilnya tidak begitu mencolok

dengan golongan darah A dan B, hanya golongan darah AB yang memiliki

presentase terkecil. Dibandingkan ras-ras lainnya, populasi golongan darah AB di

ras Asia merupakan jumlah tertinggi.

2.2. Jenis-jenis Golongan Darah

Adanya pembagian golongan darah menjadi empat (4) kelompok yaitu O,

A, B, dan AB membuat setiap golongan darah memilki karakteristiknya

masing-masing. Setiap golongan darah dianggap memiliki kelebihan dan kekurangan baik

itu dari segi kesehatan maupun psikologis. Hal ini dikarenakan komponen

penyusun dari masing-masing darah memilki perbedaan sehingga hal yang

dianggap cocok dengan golongan darah O belum tentu cocok dengan golongan

darah A. Dalam bidang kesehatan, seorang ahli gizi dari Stamford, Connecticut,

Amerika Serikat bernama Dr. Peter J. D’Adamo memperkenalkan hasil dari

risetnya mengenai diet makanan sehat berdasarkan masing-masing golongan

(28)

20

best seller dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Selain itu dari bidang

psikologis, tidak sedikit peneliti yang melakukan riset terhadap karakter yang

dapat ditentukan melalui golongan darah, misalnya seorang jurnalis asal Jepang

bernama Masahiko Nomi yang meneliti dan membuat buku mengenai karakter

dan golongan darah. Setelah Masahiko Nomi meninggal, anaknya Toshitaka

Nomi pun meneruskan penelitian ayahnya dan turut menerbitkan buku mengenai

golongan darah. Salah satu buku yang sangat fenomenal yang dibuat oleh Nomi

adalah buku yang berjudul “Touch My Heart”, buku ini membahas mengenai

karakter anak terbentuk dari golongan darahnya sehingga ada perlakuan yang

berbeda dalam mendidik masing-masing anak menurut dengan golongan darahnya,

buku ini pun juga diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi refrensi baru

bagi dunia psikologis.

2.2.1. Golongan Darah O

Dalam hal golongan darah tipe O, memori genetik yang berlaku bagi

semua tipe darah ini adalah memiliki ciri kekuatan, daya tahan tubuh kuat,

mandiri, berani, intuitif, dan cenderung optimistis, serta extrovert. Golongan darah

O zaman dulu mempunyai dorongan kuat untuk bertahan hidup dan percaya diri.

Di antara sekian banyak golongan darah O, ada yang mewarisi sifat

kepemimpinan dari pemimpin generasi nenek moyangnya yaitu keinginan untuk

berhasil, kuat, yakin dan berkuasa (powerful), logis strategik, inovatif, mempunyai

pengikut, optimis serta segar bugar, sehat fisik dan mental. Golongan darah O

memiliki kekebalan yang kuat dan mampu menghilangkan pengaruh negatif stres

(29)

21

Di bidang kesehatan, golongan darah O dikenal memilki asam lambung

yang tinggi, penyakit yang sering diderita oleh orang yang bergolongan darah O

pada umumnya adalah maag, stroke, penyakit jantung, peningkatan berat badan

dan alergi. Oleh karena itu orang bergolongan darah O disarankan mengonsumsi

makanan yang tinggi protein dan rendah karbohidrat (Zizousari dan Yuna Chan,

2014:76). Hal ini yang menyebabkan banyaknya menu yang terbuat dari olahan

daging di wilayah Amerika ataupun Afrika dimana mayoritas penduduknya

memilki golongan darah O. Selain itu banyak riset yang menyatakan bahwa

jumlah penderita obesitas tertinggi terdapat di wilayah Amerika.

Orang bergolongan darah O sangat baik melatih fisik secara maksimal

bahkan berolahraga berat. Jika tidak berolahraga, maka berat badannya bertambah

dengan cepat, cenderung kegemukan dan berakibat depresi. Olahraga menjadi

kebutuhan pokok baginya karena olahraga sangat berhubungan dengan sistem

kekebalan tubuh pada orang bergolongan darah O. Olahraga yang dianjurkan

adalah olahraga keras seperti lari, aerobik, karate, atau silat.

Karakter seseorang juga bisa dilihat melalui golongan darahnya. Berikut

ini adalah karakter yang dimiliki dari orang bergolongan darah O.

1. Dengan kepribadiannya, dia (orang bergolongan darah O) memilki

ekspresi diri yang berlebihan.

2. Kalau sudah menentukan sebuah sasaran, dia akan bergerak maju ke

arahnya.

(30)

22

4. Orangnya terbuka dan ceria, memilki cara berpikir logis yang sangat

jelas, sedikit straight to the point (langsung ke inti permasalahan),

kadang-kadang bersikap sederhana.

5. Memilki dua sisi, yaitu berpikir berdasarkan realita dan romantis.

6. Keinginan yang kuat untuk bebas, sangat bersemangat dalam

kehidupan.

7. Emosinya besifat stabil, sederhana sehingga apa yang telah terjadi

tidak pernah meningglakn efek yang lama.

8. Menjunjung tinggi norma-norma kehidupan.

9. Mengharapkan untuk dapat memiliki hubungan berdasarkan

kepercayaan yang kuat.

10. Terhadap teman baru bersikap sangat peduli dan perhatian.

11. Terhadap orang yang tidak dikenal akan sangat berhati-hati.

12. Sangat suka mengajar/memberitahu orang lain namun tidak menyukai

apabila mereka diajar/diberi tahu orang lain (Nomi, 2009:40-41)

Orang bergolongan darah O juga dikenal sebagai tipe yang bersikap

ekstrim, baik pada saat melakukan tindakan positif maupun tindakan negatif.

Misalnya, apabila mereka (orang bergolongan darah O) hendak melakukan sebuah

tindakan kejahatan, mereka akan melakukannya secara fokus dan tuntas, hal ini

dibuktikan dengan adanya kasus kejahatan ekstrim di Jepang yang dilakukan oleh

seorang wanita bergolongan darah O bernama Ono Etsuo dari tahun 1968 sampai

1974 di Chiba, Saitama, Tokyo. Dia melakukan tindakan penipuan, perampokan

dan pembunuhan berantai dengan cara membakar korban-korbannya. Beritanya

(31)

23

ada beberapa tindak kejahatan ekstrim lainnya yang terjadi di Jepang dan

pelakunya merupakan orang bergolongan darah O. Namun bagi mereka yang

merupakan orang baik-baik, biasanya mereka akan sangat malu apabila

melakukan hal yang dianggap tidak pantas ataupun negatif.

Orang bergolongan darah O yang memiki cita-cita dan tujuan hidup akan

bergerak maju ke arah depan (ambisius), namun bagi mereka yang merasa

tujuannya mustahil untuk dicapai, mereka akan menurunkan standar tujuannya

dan apabila gagal, mereka cenderung menjadi depresi. Hal inilah yang membuat

orang bergolongan darah O memiliki sisi ganda (double feature), yaitu

romantisme dan realisme yang menjadi semboyan hidup mereka.

Romantisme adalah punya impian, sedangkan realisme adalah sifat yang

selalu penuh perhitungan. Kedua aspek yang sangat kontradiksi ini berada dalam

satu tubuh dan pada umumnya orang bergolongan darah O ingin dilihat dari

kedua-duanya. Pada dasarnya orang bergolongan darah O memiliki karakter dasar

yang sama yaitu double feature, namun akan terlihat berbeda tergantung dari sisi

mana yang lebih dominan dari masing-masing individu orang bergolongan darah

O. Hal ini yang membuat orang golongan darah O terlihat sama (dikarenakan

populasi mereka terbanyak di dunia), namun berbeda setelah diamati lebih dalam.

2.2.2. Golongan Darah A

Perubahan ke golongan darah tipe A terjadi karena manusia harus

beradaptasi pada penduduk yang padat. Akibatnnya stres lebih mudah terjadi

dengan eratnya hubungan antar manusia. Golongan darah A yang memiliki sifat

(32)

24

mengutarakan pendapatnya dengan jelas, yang dikemukakan sebagai “narrative

intelligence”. Orang bergolongan darah A dapat mengontrol diri (self control) dan

pintar (smart) dalam menghadapi kehidupan yang kompleks (Roesma,

2009:119-120).

Karena golongan darah A merupakan komunitas agrarian dilihat dari

sejarah lahirnya golongan darah A, maka di bidang kesehatan orang bergolongan

darah A dianjurkan mengkonsumsi banyak sayur-sayuran. Golongan darah A

dilarang mengkonsumsi daging dan produk turunannya disebabkan karena

kekebalan tubuh dan asam lambung orang bergolongan A rendah. Masalah medis

yang biasa diderita oleh orang bergolongan darah A adalah kanker, jantung,

komplikasi hati dan empedu, diabetes mellitus, anemia dan depresi (Zizousari dan

Yuna Chan, 2014:72). Menu makanan yang memilki jumlah sayur-sayuran yang

banyak pada saat dihidangkan terlihat pada kuliner di daerah dataran Eropa dan

sebagian wilayah Asia Timur (Jepang, Korea). Kebanyakan kuliner pada wilayah

tersebut lebih banyak menggunakan sayur-sayuran dan hanya sedikit

mengkonsumsi daging.

Kelemahan orang bergolongan darah A adalah jika cemas, stres,

dipendamnya sendiri. Jika stres melampaui ambang batas, akan menumpuk dalam

dirinya, dan suatu waktu meledak. Secara genetik, di setiap golongan darah sudah

terdapat cara meniadakan efek negatif stres. Pada orang bergolongan darah A,

mereka meniadakan efek negatif stres ini dengan cara merasionalkannya secara

intelektual misalnya dengan melakukan yoga, meditasi, atau taichi (fokus dan

(33)

25

Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang bergolongan darah A.

1. Luar dan dalam, dua sifat karakter saling bertolak belakang yang

dimiliki oleh orang bergolongan darah A.

2. Mengharapkan perubahan dari keadaan yang sekarang, menginginkan

kehidupan yang stabil dan damai.

3. Sangat perhatian dengan sekitar bahkan hal-hal yang kecil sekalipun.

4. Mempunyai tingkat kerjasama yang tinggi, tidak akan mengganggu

kenyamanan kelompok.

5. Menghargai metode maupun hal-hal yang bersifat ritual, menganggap

penting prinsip, dan senantiasa ingin berjalan sesuai dengan alur/plot

yang sudah umum.

6. Senantiasa berasosiasi dengan sikap konvensional, namun tidak

mudah membuka hati.

7. Berusaha terus-menerus, dapat menahan rasa sakit secara jasmaniah.

8. Selalu melakukan segala sesuatu dengan sangat teliti, sangat

berhati-hati, perfeksionis.

9. Mengontrol ekspresi dirinya, namun di dalamnya ada suatu keinginan

membara.

10. Akan memberikan yang terbaik dan juga mendedikasikan dirinya pada

orang-orang yang bisa mengerti, dan juga menganggap penting akan

dirinya.

11. Pesismis terhadap masa depan (Nomi, 2009:46-47)

Secara umum, orang bergolongan darah A terbagi menjadi dua tipe. Tipe

(34)

26

yang agresif, yang ucapan maupun tindakannya berani, keras kepala, sedikit

kurang bersahabat. Orang-orang bergolongan darah A yang sudah matang dalam

sebuah organisasi, rata-rata adalah pelajar yang cerdas (honor student). Kemudian,

karena tingkat kerjasamanya yang baik, mereka benar-benar menjunjung tinggi

hukum di dalam kelompok dan juga urutan tinggi rendahnya posisi atau rangking.

Cara hidup seperti ini benar-benar memerlukan kontrol yang sangat ketat. Mereka

inilah merupakan orang-orang Stoicism (tenang, sabar dan tabah).

Masahiko Nomi, jurnalis asal Jepang yang menerbitkan banyak buku

mengenai riset golongan darah, dalam salah satu bukunya mengatakan bahwa di

Amerika Utara ada sebuah kelompok agama yang memiliki peraturan yang

benar-benar ketat. Di dalam kelompok agama tersebut, orang yang bergolongan darah A

berkisar 60-70% atau lebih dari separuhnya (Nomi, 2009:48). Hal ini seperti

orang bergolongan darah A yang Stoicism ini berkumpul karena menginginkan

kedisiplinan atau diasingkan dari golongan darah lainnya, mengingat kecilnya

presentase jumlah orang bergolongan darah di Amerika. Selain itu, orang

bergolongan darah yang memendam perasaannya sendiri, baik itu perasaan senang

ataupun menyakitkan, membuat orang lain di sekitarnya sulit memprediksi apa

yang disembunyikan dari orang bergolongan darah A ini.

Orang bergolongan darah A yang juga mempunyai prinsip yang sangat

kuat dan selalu bertindak sesuai prosedur membuat mereka terlihat benar-benar

loyal, inilah sisi positif mereka. Namun, karena prinsip mereka yang teguh dan

sulit untuk goyah, terkadang sulit untuk bersikap fleksibel atau terlalu serius yang

terkadang berdampak negatif bagi orang bergolongan darah A ataupun orang yang

(35)

27 2.2.3. Golongan Darah B

Secara biologis orang bergolongan darah B lebih fleksibel dari orang

bergolongan darah O, A, ataupun AB. Golongan darah B memiliki elemen syaraf

mental dan sensitifitas dari golongan darah A dan bereaksi secara fisik dan agresif

dari golongan darah O. Respon orang bergolongan darah B terhadap stres adalah

keseimbangan antara sifat yang diperoleh dari golongan darah O dan A (Roesma,

2009:147).

Dari sisi kesehatan, golongan darah B memiliki menu makanan yang lebih

variatif dibandingkan golongan darah lainnya. Golongan darah B dapat

mengkonsumsi segala jenis makanan laut, dianjurkan pula mengkonsumsi daging

kambing, produk turunan sapi (susu dan keju), gandum, kacang-kacangan, teh

hijau dan berbagai jenis buah maupun sayur. Sedangkan masalah medis yang

biasa dijumpai oleh orang bergolongan darah B adalah masalah sistem syaraf atau

kram, sakit kepala, pikun, parkinson dan diabetes mellitus (Zizousari dan Yuna

Chan, 2014:74). Makanan golongan darah B yang variatif dilatarbelakangi pula

dari sejarah munculnya golongan darah B yang harus membuat pertanian dan

perternakan untuk dapat bertahan hidup. Mayoritas golongan darah B tersebar

disekitar Asia Selatan (India, Afghanistan, Pakistan), Asia Tenggara (Thailand,

Vietnam, Kamboja), Timur Tengah (Iran, Irak) dan Cina. Pada kebanyakan

penduduk di wilayah-wilayah tersebut merupakan pengkonsumsi hasil

perternakan (susu dan keju) dan hasil pertanian (gandum dan kacang-kacangan)

(36)

28

Untuk mengurangi masalah dalam sistem syaraf pada golongan darah B,

dianjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan, misalnya semangka. Sedangkan

olahraga yang dianggap cocok dengan orang bergolongan darah B adalah renang,

tenis dan jalan kaki.

Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang bergolongan darah B.

1. Tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitar, bersikap semaunya

sendiri (my pace).

2. Mengharapkan banyak kebebasan.

3. Sangat tidak menyukai regulasi maupun ikatan.

4. Tidak terlalu menganggap peraturan dan metode, tidak terpaku pada

bentuk-bentuk adat sehingga membuat mereka terlihat seperti

orang-orang yang tidak konvensional.

5. Tidak menyukai bentuk salam yang hanya basa-basi, terkadang

terlihat kurang ramah, namun terkadang terlihat sangat ramah.

6. Cepat dalam mengambil keputusan, memilki pemikiran yang fleksibel.

7. Mempunyai banyak ide, mudah tertarik terhadap hal baru.

8. Hanya bergerak terhadap apa yang menjadi minatnya.

9. Dalam segala hal kurang memberikan perbedaan.

10. Memiliki sifak kemanusiaan yang melimpah.

11. Memiliki gejolak emosi yang berlimpah, tempramental.

12. Optimis terhadap masa depan (Nomi, 2009:57-58)

Orang bergolongan darah B, baik itu yang bersikap ramah ataupun yang

(37)

29

bebas. Meskipun mereka terlihat tidak memilki beban dan cepat beradaptasi

dengan wilayah baru, tapi mereka adalah termasuk orang-orang yang lambat

dalam bersosialisasi dengan orang lain, namun ada sebagian orang bergolongan

darah B yang sangat ramah sehingga mudah berteman dengan orang baru. Orang

bergolongan darah B dikenal juga sebagai individu yang tidak mau menyimpan

terlalu banyak di dalam pikirannya, sehingga mereka cenderung mengutarakan hal

apa pun yang dirasa mengganggu baik itu hal positif ataupun hal negatif. Hal ini

yang menyebabkan banyak orang yang salah paham dan menjadi tersinggung

kepada orang bergolongan darah B karena dianggap tidak peka dengan situasi.

Namun, hal yang paling tidak disukai dari orang dari golongan darah B adalah

sikapnya yang semaunya sendiri. Mendiang seorang penyanyi, Michael Jackson

yang dikenal sebagai The King of Pop memilki golongan darah B, semasa

hidupnya dikenal sebagai sosok yang nyentrik dan semaunya sendiri, dia juga

dianggap terlalu khawatir terhadap sesuatu, mudah teralihkan perhatiannya dan

sinis. Meskipun Michael Jackson terlihat hanya berbuat semaunya, namun ada sisi

kemanusiaan yang tinggi yang dimilikinya. Michael Jackson mendonasikan

sebagian besar kekayaannya untuk kegiatan sosial, dia bahkan mengasuh beberapa

anak dan merawatnya. Namun adapula hal yang dianggap negatif bagi

kebanyakan orang, misalnya pada saat dia berbagi makanan langsung dari wadah

yang sama dengan simpanse peliharaannya, operasi plastik yang dilakukannya

hingga tidak terhitung jumlahnya, dan beberapa hal lainnya yang tidak

konvensional.

Meskipun orang bergolongan darah B dapat mengatur emosinya, pada

(38)

30

suka berstrategi. Orang bergolongan darah B juga lebih menggunakan logikanya

dibandingkan perasaannya. Apabila ada orang bergolongan darah B yang

cenderung menuju ke arah kriminal, maka mereka adalah golongan orang yang

memilki kejahatan terencana dan lebih menonjol dibandingkan golongan darah

lainnya. Hal inilah yang menjadikan orang golongan darah B dianggap buruk.

2.2.4. Golongan Darah AB

Golongan darah AB merupakan golongan darah terakhir yang telah

beradaptasi terhadap lingkungan yang lebih modern. Kombinasi tipe A dan B

menyebabkan golongan darah AB lebih spiritual yang dapat memeluk segala

bentuk kehidupan. Jika golongan darah O dan B memilki sistem kekebalan yang

sangat kuat, maka sebaliknya golongan darah AB sistem kekebalannya rapuh

(Roesma, 2009:165).

Terbentuknya golongan darah AB yang merupakan perpaduan antara

golongan darah A dan B, maka dari segi kesehatan, golongan darah AB memilki

asam lambung yang rendah seperti golongan darah A, sehingga golongan darah

AB cocok dengan pola makan vegetarian, namun membutuhkan protein hewani

seperti golongan darah B. Kecocokan pola makanan AB tidak bisa ditentukan

karena masing-masing individu memilki karateristiknya sendiri. Masalah medis

golongan darah AB juga perpaduan dari masalah medis yang sering dialami oleh

golongan darah A dan B seperti kanker, jantung, anemia, depresi, masalah sistem

syaraf, parkinson, alzheimer, komplikasi hati dan empedu (Zizousari dan Yuna

Chan, 2014:79). Jumlah golongan darah AB yang hanya sekitar 5% di seluruh

(39)

31

jumlah, golongan darah AB terlihat sedikit lebih banyak di sekitar wilayah Asia

dibandingkan jumlah golongan darah AB di wilayah-wilayah lainnya. Hal ini

disebabkan karena golongan darah B yang menjadi salah satu pembentuk dari

golongan darah AB lebih dominan tersebar di wilayah Asia.

Golongan darah AB yang sering rentan depresi dianjurkan untuk

melakukan olahraga pagi, tetapi mereka juga dapat mengatasi stres mereka secara

spiritual. Mereka juga diajurkan mengonsumsi produk olahan susu setelah

berolahraga.

Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang bergolongan darah

AB.

1. Sangat rasional, mendambakan kehidupan dimana mereka bisa

berguna bagi masyarakat.

2. Melihat sesuatu secara objektif, bersikap kritis, unggul dalam hal

analisis, dan dianggap cocok sebagai komentator.

3. Bersikap biasa saja terhadap keinginannya.

4. Menghidari dan tidak suka terlibat pertengakaran, menyukai kedamain.

5. Bijak, membeci orang yang munafik atau bermuka dua.

6. Mampu hidup rukun, bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungan

sekitar.

7. Bersikap adil dengan pasangan, memperlakukan dengan lembut,

senantiasa memberikan sedikit jarak.

(40)

32

9. Suka berimajinasi, memilki hobi yang bersifat fantasi (Nomi,

2009:67-68)

Orang bergolongan darah AB terlihat mempunyai dua kepribadian. Pada

satu sisi orang bergolongan darah AB memiliki perasaan yang sensitif dan lembut.

Individu ini tidak akan bertingkah laku kasar meskipun mereka diperlakukan

secara kasar. Mereka dikenal dengan pribadi yang perhatian dan peduli terhadap

perasaan orang lain, serta senang membantu orang lain tanpa pamrih saat dimintai

bantuan oleh orang lain, sehingga mereka populer dengan kebaikan hatinya. Di

sisi lain, orang golongan darah AB terlihat bersikap keras dengan diri sendiri

maupun dengan orang-orang di sekitarnya., karena mereka memang dikarunia

keterampilan dalam pengendalian diri yang baik. Akibatnya, orang bergolongan

darah AB dinilai sebagai individu yang dingin dan tidak peduli pada urusan di

luar urusannya sendiri jika tidak ada orang lain yang meminta bantuannya secara

langsung. Golongan darah AB cenderung memilki pemikiran yang kritis, rasional

dan mendalam saat menghadapi suatu masalah. Akibatnya individu ini

membutuhkan waktu untuk menyendiri dalam memikirkan masalah yang dihadapi.

Golongan darah AB juga dianggap kelompok yang paling berpikir sehat

(rasional) diantara golongan darah lainnya. Mereka hidup dengan pandangan

mereka yang objektif, sehingga hal ini membuat kebanyakan dari orang

bergolongan darah AB enggan melakukan tindakan kejahatan. Menurut hasil

survei yang dilakukan oleh Nomi (2009:70), pada saat melakukan penelitian di

rumah tahanan daerah Nigata, tahanan yang bergolongan darah AB sedikit sekali

jumlahnya. Jumlah ini sudah melalui tahap perhitungan dengan jumlah total

(41)

33

perhitungan golongan darah lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai akurasi

yang tinggi, mengingat jumlah golongan darah AB yang minoritas. Golongan

darah AB yang melakukan tindakan kejahatan atau negatif biasanya

melakukannya tanpa sengaja atau tanpa disadari oleh mereka, namun sebagian

kecil dari mereka memang melakukan tindakan negatif secara sengaja karena

untuk kepentingannya sendiri. Hal inilah yang cukup membingungkan dari orang

bergolongan darah AB yang membuat mereka terkadang mendapat respon negatif

dari orang di sekitarnya.

2.3. Pandangan Masyarakat Jepang Terhadap Ramalan Golongan Darah

Menurut Kementerian Pendidikan Jepang, penganut Shinto mencapai 107

juta orang dan Buddha sekitar 89 juta orang dan agama lainnya sekitar 10 juta

orang. Hal yang mengejutkan adalah total seluruh penganut agama di Jepang

berkisar 290 juta orang, atau dua kali lipat total penduduk Jepang yang hanya 127

juta orang. Hal ini terjadi karena mayoritas masyarakat Jepang adalah Politheis

atau menganut lebih dari satu aliran kepercayaan/agama, sehingga mereka

dilahirkan dan hidup hingga dewasa sebagai penganut Shinto, kemudian sebagian

diantaranya menikah dengan menggunakan upacara secara Kristen, dan meninggal

menggunakan upacara pemakaman agama Buddha. Menurut Haryanti (2013:163),

di luar agama tradisional tersebut (Shinto dan Buddha), saat ini banyak orang

Jepang beralih ke berbagai gerakan keagamaan populer, yang biasa

dikelompokkan dengan nama “Agama-agama Baru” (shinshūkyō).

Masyarakat Jepang merasa bahwa agama yang selama ini mereka anut

(42)

34

keyakinan yang penuh arti. Maka untuk mencari kebutuhan tersebut mereka

melihat di “tempat lain” dan berujung kepada suatu konsep kepercayaan rakyat

(minkan shinkō) yang bersifat takhayul (Reischauer, 1988:213-214).

Banyak masyarakat Jepang yang menaruh perhatian serius terhadap

hal-hal seperti hari keberuntungan, hari kesialan, astrologi, dan juga mempercayai

ramalan. Hal tersebut dikarenakan tipikal masyarakat Jepang lebih mementingkan

sesuatu yang mendukung kebutuhan dalam lingkungan sosial dibandingkan

hubungan langsung dengan Tuhan.

Dari sekian banyak jenis ramalan, ramalan golongan darah adalah salah

satu ramalan yang paling populer di kawasan Asia Timur (Jepang, Korea).

Ramalan golongan darah mulai berkembang pada sekitar Perang Dunia II, pada

saat itu Takeji Furukawa, seorang profesor di Sekolah Guru Perempuan membuat

penelitan mengenai golongan darah yang dapat membaca karakteristik pemiliknya.

Setelah menerbitkan hasil penelitiannya, masyarakat Jepang mulai terpengaruh

dan percaya terhadap penelitiannya. Meskipun hasil penelitian tersebut sempat

kehilangan kepopulerannya, karena dianggap hasil riset tersebut meragukan,

namun seorang jurnalis bernama Masahiko Nomi kembali mengangkat topik

mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah sekitar tahun 1970-an, dan

menerbitkan beberapa buku best seller mengenai berbagai hal mengenai golongan

darah.

Kini, kategorisasi kepribadian berdasarkan golongan darah sudah cukup

mengakar di kebudayaan Jepang. Bahkan, masyarakat Jepang sudah punya istilah

(43)

35

2008 menunjukkan 75% masyarakat Jepang mempercayai konsep ini. Walaupun

sekarang sudah banyak pengembangannya pada detil interaksi kehidupan

sehari-hari, sebagai gambaran, berikut deskripsi umum kepribadian berdasarkan

golongan darah yang banyak dipercaya orang Jepang.

1. Golongan Darah O: Samurai yang Berkemauan Keras (30% populasi Jepang)

Golongan darah O berusaha untuk menjadi pahlawan pada setiap situasi.

Golongan darah O adalah pemimpin yang alami dan selalu berusaha

menyenangkan hati orang lain. Mereka sangat kompetitif dan pekerja

keras.

2. Golongan Darah A: Pekerja Ideal yang Berperilaku Baik (40% populasi Jepang)

Golongan darah A merupakan role model sempurna karena mereka selalu

berusaha untuk sukses, kebaikan, dan bersikap sopan. Meskipun gologan

darah A bisa mudah stres dan mencemaskan banyak hal, golongan darah A

akan mencoba untuk tetap bersama-sama dan melakukan yang terbaik

yang mereka bisa demi ketertiban dan demi orang yang mereka cintai

selama situasi krisis.

3. Golongan Darah B: Pedagang Bersahaja dan Pemberontak (20% populasi Jepang)

Golongan darah B adalah pemberontak yang tidak bisa dijinakkan

(dianggap kurang cocok kerja di perusahaan, lebih baik kerja sendiri

sebagai pedagang). Punya semangat dan fokus yang tinggi, golongan darah

(44)

36

keras kepala, dan sulit untuk bergaul, golongan darah B selalu menjadi

dirinya sendiri tidak peduli apa yang dikatakan dunia.

4. Golongan Darah AB: Seniman Sensitif (10% populasi Jepang)

Golongan darah AB dianggap memiliki karakter yang unik. Mereka

terkenal dengan kepribadian gandanya, terkadang malu-malu, supel,

rasional, irasional, tenang, dan tak terarah. Golongan darah AB adalah bola

energi yang tak terduga kepribadiannya. (https://www.zenius.net/blog

/8786/golongan-darah-sifat-kepribadian)

Golongan darah telah memasuki berbagai aspek dalam kehidupan

masyarakat Jepang, dari urusan karir hingga asmara. Pada tahun 1990 di Harian

Asahi, surat kabar nasional Jepang, Mitsubishi Electronics mengumumkan bahwa

tim mereka seluruhnya terdiri dari tipe pekerja AB yang telah dipilih karena

"kemampuan mereka untuk membuat rencana." Tidak sedikit perusahaan di

Jepang yang menanyakan golongan darah pada saat wawancara dengan calon

karyawan. Dalam percintaan, banyak biro jodoh yang menawarkan jasa

perhitungan kecocokan dengan pasangan berdasarkan golongan darah. Tanpa jasa

biro jodoh pun, kaum muda di Jepang juga saling bertukar informasi golongan

darah mereka pada kencan pertama. Karena pentingnya untuk mengenali karakter

orang lain, masyarakat Jepang sering terkejut jika bertemu warga negara asing

yang berlibur atau bekerja di Jepang tidak mengetahui golongan darahnya sendiri

ketika ditanya.

Golongan darah bisa juga dikatakan bisnis yang laku di Jepang. Pada

(45)

37

kepribadian berdasarkan golongan darah. Topik ini juga sering terlihat di berbagai

manga atau anime Jepang, siaran televisi sebagai ramalan di pagi hari, artikel

khusus di majalah, buku diet, bahkan dalam beberapa kasus, ada kelas-kelas TK

di Jepang kadang dibagi berdasarkan golongan darah sehingga diharapkan teknik

pengajaran dan didikan anak dapat disesuaikan dengan kepribadian individunya.

Selain itu, muncul pula produk-produk yang berhubungan dengan golongan darah

di pasaran, untuk makanan misalnya, teh diet, vitamin, snack, kopi, dan coklat.

Produk makanan tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan gizi dari

masing-masing golongan darah. Selain itu, ada juga produk kosmetik seperti garam mandi,

body cream, dan lotion yang kandungannya juga dibuat sesuai dengan golongan

darah. Hal yang lebh menarik lagi, di pasaran Jepang juga muncul bulu mata palsu

untuk wanita yang dikhususkan menarik perhatian pria bergolongan darah A. Pria

golongan darah A yang menjadi incaran banyak wanita di Jepang sehingga

membuat produk bulu mata palsu tersebut akhirnya diciptakan dan dipasarkan.

Pada tahun 2006, surat kabar New York Times melaporkan keanehan,

hampir semua pemain bisbol Amerika kelahiran Jepang (kecuali untuk Ichiro

Suzuki) bergolongan darah O. Budaya Jepang melihat kelompok golongan darah

O sebagai tipe "pejuang/samurai pemberani". Mereka percaya apabila ada atlet

yang tidak bergolongan darah O, akan sulit “menjual” pemain itu ke penggemar.

Tim softball perempuan yang memenangkan emas untuk Jepang di Olimpiade

Beijing tahun 2008 juga dilaporkan menggunakan golongan darah untuk

menyesuaikan pelatihan untuk setiap pemain.

Kepercayaan golongan darah ini bahkan mempengaruhi politik. Salah satu

(46)

38

mengungkapkan di profil resminya bahwa dia bergolongan darah A, sementara

saingan oposisinya, Ichiro Ozawa, bergolongan darah B. Pada tahun 2011,

seorang menteri di Jepang, Ryu Matsumoto, dipaksa mengundurkan diri, ketika

pernyataan keras dan kasarnya kepada pejabat lokal ditayangkan di televisi

nasional. Dalam pidato pengunduran dirinya, ia menyalahkan sikapnya yang

emosional itu pada kenyataan bahwa ia bergolongan darah B. Selain itu, ada

banyak laporan bahwa penggunaan golongan darah telah mengakibatkan kasus

intimidasi, bullying pada orang dengan golongan darah AB (kelompok minoritas

10% di Jepang) di lingkungan SMA, hilangnya kesempatan berkarir, hingga

berakhirnya hubungan asmara yang bahagia hanya karena masalah golongan

darah.

Kebiasaan orang Jepang mempercayai ramalan golongan darah dan

menerapknnya dalam kehidupan bermasyarakat bukannya tanpa alasan, karena

ramalan itu sendiri merupakan salah satu bentuk ajaran dari agama Shinto ataupun

Shinshūkyō (agama-agama baru). Selain itu, masyarakat Jepang merupakan

masyarakat yang homogen yang artinya mereka menjunjung tinggi persamaan.

Masyarakat homogen adalah masyarakat yang memilki kesamaan SARA (Suku,

Agama, Ras, Antar golongan). Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Jepang

senang mengkategorikan sesuatu berdasarkan persamaan dan perbedaannya.

Meskipun persamaan merupakan hal yang dijunjung tinggi di negara ini, tetapi

mereka senang mencari perbedaan kecil diantara persamaan itu untuk mengenali

seseorang. Terkadang hal tersebut bisa memancing rasisme terhadap golongan

minoritas. Maka dari itu di Jepang dikenal dengan istilah burahara yang artinya

(47)

39 BAB III

PENGARUH RAMALAN GOLONGAN DARAH TERHADAP MASYARAKAT JEPANG

3.1. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Lingkungan Kerja Di Jepang

Ramalan golongan darah pada awalnya hanya dipergunakan untuk

kepentingan diri sendiri pada kehidupan masyarakat Jepang, namun setelah

perusahaan Mitsubishi Electronics mengumumkan perekrutan karyawan

bergolongan darah AB yang dianggap mampu membuat rancangan luar biasa pada

Harian Asahi tahun 1990, mulai banyak perusahaan yang menerapkan hal serupa.

Dalam sebuah artikel di Harian Asahi tahun 2011 menuliskan bahwa hanya

melalui wawancara golongan darah, nasib pekerjaan sesorang bisa berakhir baik

ataupun buruk. Menurut sebuah situs forum pelamar kerja, beberapa perusahaan

besar Jepang yang menerapkan sistem golongan darah dalam isi wawancaranya

antara lain perusahaan LG Electronics dan Umbrella Corporation. Perusahaan

yang menerapkan sistem wawancara golongan darah ini biasanya merupakan

perusahaan swasta. Pihak perusahaan menanyakan golongan darah pelamarnya

secara resmi (tertulis dalam formulir) ataupun secara langsung pada saat proses

wawancara sebagai bahan pertimbangan sesuai tenaga yang dibutuhkan oleh

perusahaan tersebut. Banyak perusahaan besar merekrut dan memposisikan

karyawan sesuai dengan golongan dar

Gambar

Gambar 1. Omamori dan Omikuji Golongan Darah
Gambar 4. Produk Makanan dan Minuman Berdasarkan Golongan Darah.
Gambar 5. Produk Kosmetik Berdasarkan Golongan Darah

Referensi

Dokumen terkait

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Dengan ini kami menyatakan kesediaan dan persetujuan kami untuk mempublikasikan. artikel kami yang

Pengujian secara in vivo adalah pengujian yang dilakukan dengan menggunakan hewan percobaan untuk mengetahui metabolisme suatu senyawa. di

a) Siswa lebih mudah memahami materi dengan belajar bersama-sama. b) Penerapan yang digunakan membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa

Sedangkan refluks untuk memisahkan senyawa dari komponen kimia, yang dilarutkan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan,

Grissik Palembang Semarang Pacific AUSTRALIA Indian Ocean Bangkok Phnom Penh Ban Mabtapud Ho Chi Minh City CAMBODIA VIETNAM THAILAND LAOS Khanon Songkhla Erawan Bangkot Lawit

Dengan adanya erosi pada kawasan lahan budidaya yang kemudian terbawa hingga ke badan atau koridor sungai juga bisa berimplikasi pada peningkatan kesuburan perairan