• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosa"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian akan dipaparkan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data hasil yang diperoleh dari aktivitas pelaksanaan yang berlangsung di SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut:

4.1.1. Paparan Pra Siklus

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan agar dalam penelitian nanti dapat berjalan lancar dan mendapatkan hasilyang baik.

Peneliti menemui Kepala Sekolah SDN 3 Tanjungrejo yaitu Bapak Triyono, S.Pd meminta izin melakukan penelitian pada hari senin tanggal 05 September 2016 dan peneliti pada hari sabtu tanggal 15 September 2016 sekitar pukul 09.00 menyerahkan surat permohonan ijin mengadakan penelitian. Peneliti sekaligus meminta data-data tentang SDN 3 Tanjungrejo mulai nama siswa, guru dan karyawan. Bapak Triyono, S.Pd menyarankan untuk menemui Wali kelas IV yaitu ibu Marsiti, S.Pd.

(2)

yang bertujuan untuk mempermudahkan pengamat. Peneliti juga menyampaikan bahwa penelitian tersebut dilakukan dalam beberapa siklus, yang masing-masing siklus bertujuan untuk mengukur seberapa jauh keberhasilan tindakan yang dilakukan siswa.

Peneliti memasuki kelas didampingi oleh guru matematika pada hari rabu tanggal 07 September 2016 sesuai dengan rencana kesepakatan dengan guru mata pelajaran matematika kelas IV. Pertama kali memasuki kelas IV, peneliti diperkenalkan oleh guru kepada siswa-siswi dan memberikan pengertian maksud dan tujuan kedatangan peneliti di kelas IV. Peneliti mengamati secara cermat situasi dan kondisi siswa kelas IV yang dijadikan subyek penelitian. Peneliti mengadakan pra siklus pada hari itu juga. Pra siklus tersebut diikuti oleh semua siswa sebanyak 28 Siswa. Peneliti memberikan 10 butir soal pada pra siklus ini. Hasil pra siklus matematika materi menentukan FPB dan KPK kelas IV dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Skor Pra Siklus Siswa Kelas IV SDN 3Tanjungrejo

NO Nama Siswa Jenis Kelamin Nilai Keterangan

(3)

Lanjutan

Jumlah Siswa Keseluruhan 28

Jumlah Siswa yang Tuntas 18

JUmlah Siswa Yang Belum Tuntas 10 Jumlah Siswa Yang Tidak Ikut Tes 0

Prosentase Tuntas 64,28%

Data hasil pra siklus ditemukan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang biasanya dilakukan pembelajaran yakni ceramah menunjukkan belum tercapai hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya KPK dan FPB.

(4)

Gambar 4.1.

Jumlah Kriteria Ketuntasan Pra Siklus

Jumlah 28 siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dapat diketahui nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 80 dan yang terendah adaalah 46. Data lengkap peroleh nilai oleh siswa pada pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus Siswa SDN 3 Tanjungrejo

Hasil yang di peroleh dari pra siklus berasal dari peneliti melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Proses ini dilakukan melalui observasi dan tes awal pelajaran matematika tentang materi menentukan KPK dan FPB dengan hasil awal antara lain: guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran, kegiatan pembelajaran kurang hidup, guru tidak menyiapkan media yang bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran, guru kurang sigap dalam merespon jawaban siswa, guru kurang banyak memberikan contoh soal, guru kurang aktif dalam mengelola kelas. Siswa menemui permasalahan pada dirinya yaitu: siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran, siswa kurang memperhatikan penjelasan dan tugas dari guru, siswa masih banyak

No Nilai Frekuensi Prosentase

1 41-50 10 35,71%

2 51-60 5 17,86%

3 61-70 11 39,29%

4 71-80 2 7,14%

(5)

yang takut untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Hasil evaluasi awal sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada pelajaran matematika menunjukan pemahaman siswa masih rendah yaitu dari 28 siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 35,72%. Fakta hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian siswa mendapatkan nilai rendah sehingga pemahaman siswa tentang materi menentukan KPK dan FPB perlu ditingkatkan.

Hasil pra siklus siswa masih jauh dari ketuntasan kelas yang diharapkan oleh peneliti yaitu 75% dari jumlah siswa dalam satu kelas. Hasil tes tersebut peneliti mulai merencanakan tindakan yang akan dipaparkan pada bagian selanjutnya yaitu mengadakan proses pembelajaran yakni memasangkan kartu-kartu soal dengan jawaban dengan menggunakan model Make A Match. Hasil tes ini nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan peningkatan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

4.1.2. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas dua pertemuan. Peneliti dalam penelitian ini berkolaborasi dengan guru kelas IV SD Negeri 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari dan peneliti bertindak sebagai observer (pengamat). Jadwal pelaksanaan penelitian ini disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran matematika di sekolah yang bersangkutan agar tidak mengganggu jam mata pelajaran lain. Pelaksanaan penelitian per siklus dapat dilihat sebagai berikut.

a. Siklus 1

Hasil penelitian ini, peneliti menguraikan tahapan dalam penelitian. Tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas ini terbagi menjadi 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Secara lebih jelasnya masing-masing tahapan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

(6)

Penelitian ini sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi di SDN 3 Tanjungrejo pada tanggal 05September 2016 untuk menyampaikan maksud kedatangan peneliti dan meminta izin untuk mengadakan penelitian. Peneliti menemui guru kelas IV setelah menemui Bapak Triyono, S.Pd selaku Kepala Sekolah untuk melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran matematika untuk mengkonsultasikan tentang rencana peneliti yang akan dilakukan di kelas IV.

b. Mempersiapkan Skenario Pembelajaran

Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, materi yang akan diberikan pada siswa yaitu memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB. Peneliti dalam merancang rencana pembelajaran menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian siswa. Peneliti melaksanakan tindakan terlebih dahulu dan mengkonsultasikan rencana pembelajaran kepada guru matematika kelas IV pada tanggal 10 September 2016. Peneliti kembali ke SDN 3 Tanjungrejo setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk mengkonsultasikan rencana pembelajaran. Peneliti menemui Ibu Marsiti,S.Pd selaku guru mata pelajaran Matematika setelah sampai di SDN 3 Tanjungrejo untuk berkonsultasi rencara pelaksanaan pembelajaran. Ibu Marsiti,S.Pd mengkoreksi rencana pembelajaran peneliti dengan cermat dan juga memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat.

c. Menyiapkan materi pembelajaran

Peneliti menyiapkan materi pembelajaran menggunakan buku dari SD N 3 Tanjungrejo, tetapi juga peneliti juga bisa menggunakan buku lainnya sebagai tambahan materi. Peneliti menemui guru matematika untuk meminjam buku paket matematika sebagai bahan untuk mengajar.

d. Menyiapkan tes formatif dan instumen penilaian

(7)

disampaikan sebelumnya. Peneliti membuat soal tes formatif sebagai siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya Make A Match (memasang- masangkan).

Peneliti terlebih dahulu mevalidasi soal supaya agar layak diujikan sebelum memberikan dan melaksanakan pembelajaran dengan potongan kartu serta soal formatif kepada siswa. Peneliti melakukkan validasi pertama kepada kelas atasnya yaitu kelas V untuk mengetahui soal-soal yang akan diberikan kepada siswa kelas IV. Peneliti membuat persiapan untuk instrumen penilaian setelah selesai melaksanakan validasi soal.

e. Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian ini digunakan dalam kegiatan observasi, yang mana dalam kegiatan nanti model yang diterapkan meningkat atau tidak serta membuat lembar observasi terhadap peneliti dan aktivitas siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan siklus pertama ini siswa diminta untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1 dan pertemuan ke 2 adalah sebagai berikut:

a) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 1.

(8)

mengerti dengan instruksi yang diberikan oleh guru. Hari pertama belum semua siswa percaya diri menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Penulisan guru yang kurang tepat dan adanya siswa yang ternyata tidak bisa menulis dengan lancar.

Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan pertama di SDN 3 Tanjungrejo adalah sebagai berikut.

(1) Kegiatan Awal.

Peneliti memulai kegiatan awal pembelajaran dengan memberi salam, berdo a dan perkenalan, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran, mengkondisikan peserta didik dalam beberapa kelompok, menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik.

(2) Kegiatan Inti.

(9)

mengoreksi jawaban atas tugas kelompok, membahas bersama terutama soal-soal yang sukar sedangkan siswa bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami dengan membahas dan menyimpulkan hasil diskusi. Guru membimbing peserta didik untuk memahami konsep dan mengadakan tes tertulis untuk mengetahui pemahaman peserta didik.

(3) Kegiatan Akhir.

Selesai melakukan presentasi setiap kelompok mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi secara individual terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan untuk mengetahui daya serap siswa.

Peneliti mengalami beberapa kendala pada saat pertemuan pertama. Peneliti melakukan perkenalan dengan para siswa pada saat pertama kalinya melalui cara menuliskan nama masing-masing siswa disebuah potongan kertas agar kemudian ditempelkan di baju masing-masing siswa. Peneliti menemukan pada saat sesi perkenalan tersebut bahwa ada salah satu siswa yang ternyata kemampuannya untuk menulis masih sangatlah rendah dikarenakan siswa tersebut tidak dapat menulis apanila tidak ada contoh tulisan yang akan ditulisnya. Mengetahui kondisi tersebut, kemudian peneliti membantu siswa tersebut untuk menuliskan namanya. Peneliti berinisiatif memberikan catatan khusus untuk siswa yang lambat dalam menulis tersebut agar tidak ketinggalan pada saat sesi mencatat dari catatan dipapan tulis untuk mempermudah jalannya proses belajar mengajar dikelas. Solusi yang diberikan oleh peneliti, ternyata hal tersebut memang sangat membantu dan proses pembelajaranpun menjadi lancar.

(10)

classroom management. Siswa lebih senang dan aktif dalam pembelajaran setelah diterapkannya classroom management dan peneliti lebih mudah mendapatkan perhatian dari semua siswa. Peneliti akan menjelaskan materi dan memberikan instruksi kepada siswa, peneliti selalu menggunakan classroom management terlebih dahulu agar perhatian siswa dapat terarah kepada peneliti.

b) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 2.

Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum at tanggal 30 September 2016. Siswa diminta untuk menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) yang lebih mendalam pada pertemuan kedua jika dibandingkan dengan materi pada pertemuan pertama. Langkah-langkah dan deskripsi pembelajaran pada tindakan siklus I pertemuan kedua adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan Awal.

Kegiatan diawali dengan guru memberikan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa, mengkondisikan peserta didik dalam beberapa kelompok, menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik.

(2) Kegiatan Inti.

(11)

komunikatif serta aktif dalam mengidentifikasikan mencari jawaban dan soal dengan teman sebayanya. Siswa dibagikan potongan-potongan kartu setiap individu setelah semua siswa paham dengan intruksi peneliti. Peneliti memberikan kartu berupa soal yang berwarna beda dalam setiap kelompok. Pemberian warna berbeda antara kartu soal dan jawaban untuk memudahkan siswa dalam membedakan antara kartu soal dan jawaban.

Peneliti meminta siswa antara kelompok satu dan yang lain untuk mencari pasangan dari kartu yang dibawa setiap individu. Siswa awalnya agak malu karena ada yang mendapatkan pasangan beda jenis kelamin, anak pendiam ataupun sama-sama tidak mau mencari pasangan dari kartu yang dibawanya. Siswa yang sudah mendapatkan pasangan dari kartu yang dipegangnya, peneliti akan memberikan point, kemudian siswa bersama pasangannya maju kedepan kelas untuk membacakan dan mempersentasikan ke teman-temannya apakah kartu soal dan jawabannya cocok. Kegiatan selanjutnya peneliti mengocok kartu lagi, untuk kelompok yang mendapatkan kartu soal peneliti menggantinya dengan kartu jawaban dan sebaliknya. Peneliti mengulangnya beberapa kali, agar semua siswa mendapatkan kartu yang berbeda untuk kegiatan pembelajaran ini. Peneliti memberikan soal tes tertulis untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa setelah selesai diminta untuk kembali ketempat duduk masing-masing.

(3) Kegiatan Akhir.

(12)

Tabel skor siswa kelas IV SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3.

Jumlah Siswa Keseluruhan 28

Jumlah Siswa yang Tuntas 23

(13)

Jumlah Siswa Yang Tidak Ikut Tes 0

Prosentase Tuntas 82,14%

Prosentase Tidak Tuntas 17,86%

Data hasil Siklus 1 ditemukan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match menunjukkan belum tercapai hasil belajar siswa secara optimal pada mata pelajaran matematika menentukan KPK dan FPB meskipun sudah ada peningkatan dibandingkan sebelumnya. Tabel hasil siklus 1 tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 5 siswa dan 23 siswa yang tuntas belajar.

Tabel di atas dapat diketahui juga nilai rata-rata siswa pada siklus 1 sebesar 67,85 dan persentase ketuntasan belajar sebesar 82,14 % dan sisanya tidak tuntas sebanyak 17,86%. Jumlah kriteria ketuntasan di atas bila dibuat dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.2.

Jumlah Kriteria Ketuntasan Siklus I

(14)

Tabel 4.4.

Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus 1 Siswa Kelas IV SDN 3 Tanjungrejo

Hasil analisa data perkembangan hasil belajar siswa siklus I dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil siklus 1 siswa kelas IV SDN 3 Tanjungrejo yang tuntas mengalami kenaikan dengan nilai batas tuntas 60 ke atas. Hasil tes ini nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan peningkatan prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa dengan model pembelajaran kooperarif tipe Make A Match. Indikator keberhasilan siswa pada siklus I belum tercapai secara maksimal untuk itu perlu adanya perbaikan-perbaikan dari kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam siklus 1 untuk kegiatan siklus II dengan harapan efektifitas penggunaan pembelajaran kooperatif model Make A Match dapat tercapai.

3) Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukkan sesuai pada lembar observasi. Lembar observasi terdapat pada lampiran.

Hasil observasi kegiatan peneliti dan siswa dalam pembelajaran dicari dengan presentase nilai rata-rata dengan rumus :

Presentase Nilai Rata Rata = x100% al

SkorMaksim JumlahSkor

Langkah selanjutnya setelah dihitung adalah menentukan taraf keberhasilan tindakan dapat dilihat pada lampiran. Alasannya untuk mengetahui keberhasilan tindakan agar mudah dalam menentukan predikat

No Nilai Frekuensi Prosentase

1 41-50 5 17,86%

2 51-60 6 21,43%

3 61-70 8 28,57%

4 71-80 7 25%

5 81-90 2 7,14%

(15)

atau kriterianya yang dilakukan dengan rentang nilai prosentase dan bobot skor. Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti pada siklus I diketahui bahwa secara umum kegiatan peneliti sudah sesuai dengan rencana yang diterapkan, namun masih ada beberapa yang masih belum diterapkan.

a. Hasil Observasi Aktivitas Peneliti

Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran matematika melalui pendekatan matematika Make a match. Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberi apersepsi kepada siswa untuk menghubungkan materi pelajaran yang akan dipelajari dengan konsep yang telah ada di benak siswa. Apersepsi yang dilakukan berupa kegiatan tanya jawab seputar kelipatan bilangan dilanjutkan dengan kelipatan persekutuan dari dua bilangan dan diakhiri dengan memperkenalkan istilah kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) kepada siswa. Guru membagi siswa dalam bentuk kelompok untuk menambah pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. Guru memberikan tes evaluasi kepada siswa secara individu untuk mendapatkan gambaran tingkat pemahaman siswa. Guru memberikan gambaran pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pengarahan mengenai pembelajaran matematika pada pertemuan berikutnya dan dilanjutkan dengan memberikan motivasi kepada siswa agar selalu rajin belajar. Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti pada siklus I dapat dilihat pada tabel :

Tabel 4.5.

Hasil Aktivitas Peneliti Siklus 1

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Ya Tidak

1.Memberi Salam √

Awal 2.Mengabsen siswa √

3.Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran √ 4. Mengkondisikan peserta didik dalam

beberapa kelompok √

5. Menginformasikan hal-hal yang akan

dipelajari dan hasil √

6. Mengajukan beberapa pertanyaan untuk

(16)

2. Menjelaskan materi secara singkat √ 3. Memberi kesempatan kepada siswa

menyampaikan pengetahuannya tentang materi √ 4. Siswa dalam kelompok diberi tugas untuk

menuliskan satu soal √

5. Siswa mengumpulkan kembali kartu yang

berisi soal pada guru √

6. Siswa diminta untuk mengocok kartu soal yang telah berisi pertanyaan kemudian membagikannya secara acak kepada

teman-temannya √

7. Siswa dalam kelompok memecahkan soal

yang telah diterima secara individu √ 8. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban

pada kartu soal √

9. Mongoreksi jawaban atas tugas kelompok √ 10. Membahas bersama terutama soal-soal

yang sukar √

11. Siswa bertanya tentang hal–hal yang belum

dipahami √

12. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi √ 13. Membimbing peserta didik untuk

memahami konsep √

14. Mengadakan tes tertulis untuk mengetahui

pemahaman peserta didik √

Akhir 1. Meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari √ 2. Memberikan tugas pengayaan untuk

membaca dan memahami tentang materi

pelajaran yang ada √

3. Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. √

(17)

Kegiatan evaluasi berlangsung lama, belum sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Penggelolaan waktu pada langkah-langkah pembelajaran kurang ditaati oleh guru sehingga aplikasi pengajaran kurang terealisasi dengan baik. Guru sudah melaksanakan penilaian atau evaluasi dengan baik, penilaian keaktifan siswa pada saat mengikuti kegiatan diskusi kelompok. Guru sudah baik dalam memberikan evaluasi baik dalam evaluasi individu maupun kelompok. Guru juga sudah melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dalam kegiatan penutup bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran dan guru memberikan tindak lanjut pada siswa. Taraf keberhasilan aktifitas peneliti pada siklus I termasuk dalam kategori cukup. artinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dikatakan cukup dengan memenuhi langkah-langkah pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir dalam siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan ke 2.

b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Peneliti dalam melakukan observasi, mengamati aktivitas siswa yang dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran matematika. Observasi difokuskan pada aktivitas siswa dalam menyelesaikan masalah matematika menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Make a match.

Hasil observasi selama melakukan tindakan pada siklus I secara umum kegiatan belajar siswa sudah sesuai harapan. Indikator pengamatan sebagian besar muncul dalam aktifitas kerja siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6.

Hasil Aktivitas Siswa Siklus 1

Tahap Indikator Skor Pengamat

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Awal 1. Melakukan aktivitas keseharian 4 4

2. Menyimak tujuan pembelajaran 4 4

3. Menyiapkan perlengkapan untuk belajar 5 5 Inti 1. Mendengarkan materi pembelajaran 3 3

(18)

3. Keaktifan siswa dalam memasangkan kartu

tipe Make a match 3 4

4. Presentasi hasil memasangkan 3 4

5. Memanfaatkan sarana yang tersedia 5 5

6. Bertanya jika belum jelas 3 3

Akhir 1. Mengikuti kegiatan evaluasi 4 4

2. Mengikuti tes akhir pada akhir kegiatan 4 4

3. Mengakhiri pembelajaran 5 5

Jumlah Skor 46 48

Rata-rata 3,83 4

Hasil observasi kegiatan siswa yang dilakukan oleh pengamat yaitu guru Matematika dalam aktivitas siswa adalah 46 pada siklus 1 pertemuan ke 1 dan 48 pada siklus 1 pertemuan ke 2 sedangkan skor maksimal adalah 60. Presentase nilai rata-rata pada pertemuan ke 1 siklus 1 adalah

(19)

tanggapan dilanjutkan dengan kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa.

Siswa melakukan tes evaluasi kepada seluruh siswa secara individual untuk mengetahui pemahaman siswa. Siswa menyimak guru yang memberi penguatan tentang hal-hal yang telah dilakukan selama pembelajaran dan pengarahan tentang pembelajaran matematika yang akan datang serta memberi motivasi agar selalu rajin belajar di rumah pada akhir pembelajaran.

4)Tahap Refleksi

Refleksi merupakan hasil tindakan penelitian untuk perkembangan siswa selama mengikuti model pembelajaran, yang mana peneliti melihat hasil belajar siswa dari penerapan kooperatif tipe Make A Match untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran matematika SDN 3 Tanjungrejo. Kegiatan refleksi terhadap hasil siklus I, hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil wawancara dapat diperoleh sebagai berikut:

a) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, dimana siswa lebih banyak diam mendengarkan ceramah guru.

b) Saat model pembelajaran dilaksanakan ada beberapa siswa yang kurang paham dengan instruksi yang diberikan.

c) Siswa masih malu-malu dalam proses kegiatan berlangsung, apalagi bila berpasangan dengan berbeda karakter.

d) Siswa lainnya ramai sendiri ketika ada temannya membacakan hasil mencari pasangan kartu meskipun hanya sebagian.

e) Siswa dalam menyelesaikan tugas masih ada yang tidak percaya dengan jawaban sendiri, sehingga bekerja dengan teman sebelahnya.

f) Hasil siklus I menunjukkan hasil belajar siswa belum bisa memenuhi ketuntasan belajar yang disampaikan.

(20)

Peneliti berupaya untuk mengadakan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II.

b. Siklus II

Penelitian siklus II ini adalah penelitian yang sudah mendapat perbaikan dari refleksi siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II terbagi ke dalam empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang membentuk suatu siklus. Masing-masing tahap secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan siklus II yang akan dilakukan peneliti diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Peneliti memotivasi dan memancing pertanyaan kepada siswa.

b) Peneliti berupaya memberi penjelasan yang mudah dipahami dan mengarahkan peserta didik.

c) Peneliti memberi kesempatan siswa untuk lebih mengenal taman-temannya setiap individu, sehingga setiap siswa tidak malu dan canggung.

d) Peneliti memberikan instruksi kepada siswa agar menyimak apa yang didengar dari temannya.

e) Peneliti memotivasi peserta didik agar bisa percaya diri dengan kemampuannya sendiri.

f) Memberikan latihan dan pengulangan materi untuk materi-materi yang belum dipahami siswa.

g) Peneliti memberikan batas waktu minimal dalam mencari pasangan kartu dan memberikan point bagi yang sudah mendapatkan pasangan kurang dari batas waktu yang telah ditentukan. Batas waktu minimal dapat membuat peserta didik akan lebih termotivasi dan semangat untuk berkompetensi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Make A Match. Peneliti dalam melakukan kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut: (1) Melakukan koordinasi dengan guru matematika kelas IV SDN 3

(21)

(2) Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

(3) Menyiapkan materi yang akan diajarkan yaitu tentang KPK dan FPB. (4) Menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan

pembelajaran.

(5) Menyiapkan lembar tes siklus II untuk mengetahui hasil belajal siswa setelah diterapkannya model Make A Match.

(6) Membuat lembar observasi terhadap peneliti dan aktivitas siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.

2) Tahap Pelaksanaan

Penelitian siklus II ini dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu dilaksanakan pada hari Senin 03 Oktober 2016 dan hari Rabu 04 Oktober 2016. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II sebagaimana terlampir.

a) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan 1.

Pertemuan pertama pada siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin 03 Oktober 2016. Pertemuan pertama ini siswa diminta untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Deskripsi pelaksanaan tidakan siklus 2 pada pertemuan pertama di SDN 3 Tanjungrejo.

(1) Kegiatan Awal

Peneliti memulai kegiatan awal pembelajaran dengan memberikan salam dan membaca do a bersama, memeriksa daftar hadir siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Peneliti memotivasi siswa agar lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran yang akan diterapkan dan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan peserta didik.

(2) Kegiatan Inti

(22)

kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannyatentang materi. Setiap siswa dalam kelompok terdiri atas 5 orang diberi tugas untuk menuliskan satu soal tentang KPK. Peneliti memberikan intruksi pada siswa untuk meminggirkan bangku dan meja setelah kelompok terbentuk, untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran Make A Match (mencari pasangan). Hal ini di maksudkan supaya siswa-siswi lebih leluasa dalam proses pembelajaran dengan model Make A Match. Peneliti mengarahkan siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Peneliti meminta siswa untuk berhadap-hadapan, yakni satu kelompok untuk berdiri berjejer di depan kelas dan kelompok yang kedua berdiri berjejer di belakang kelas. Semua siswa tenang, peneliti memberikan intruksi dan cara pembelajaran yang akan dilakukan, sementara itu peneliti juga menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum jelas dalam proses pembelajaran dengan model Make A Match ini.

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya setelah selesai mengerjakan soal. Siswa sudah mulai berani dan tidak canggung lagi dalam memberi masukan dan tanggapan kepada kelompok lain meskipun hanya didominasi oleh beberapa siswa pada siklus II ini. Guru memberikan penguatan bahwa dalam materi KPK dan FPB setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil kerjanya,.

(3) Kegiatan Akhir

(23)

b) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan ke 2.

Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan ke dua yang merupakan pertemuan terakhir selama empat kali pertemuan dari siklus 1 dan siklus II di SDN 3 Tanjungrejo pada hari rabu 05 Oktober 2016 adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan Awal

Peneliti memulai kegiatan awal pembelajaran dengan memberikan salam dan membaca do a bersama, memeriksa daftar hadir siswa. Pertemuan kedua pada siklus II, guru memulai pelajaran, dengan gembira siswa antusias dengan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan kedua. Siswa sudah mulai bisa mengikuti instruksi dari guru dan senang mengikuti pelajaran. Guru sudah mulai memperbaiki masalah penulisan dengan benar.

(2) Kegiatan Inti

Pertemuan ke 2 dalam siklus II atau pertemuan yang ke empat kali ini, Guru bersama siswa mengoreksi tugas rumah dan mengumpulkan tugas rumah dalam mengevaluasi hasil siklus II dengan mencocokkan hasilnya dengan bersama yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika. Guru memberi kesempatan siswa mencatat jawaban yang benar di papan tulis dan memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi. Siswa sudah mulai percaya diri dengan kelompok lawan jenis. Guru pada hari keempat selalu membantu salah satu siswa yang belum lancar menulis dengan cara membantu membacakan dan menjelaskan ulang kegiatan yang harus dilakukan dan siswa tersebut awalnya malu-malu, tapi guru mencoba memberi motivasi bahwa siswa tersebut sebenarnya mampu agar siswa tidak minder lagi dan mau belajar dengan semangat seperti siswa yang lainnya.

(24)

sekolah, siapa yang paling cerewet di kelas. Guru memberikan motivasi agar mereka tidak malas belajar, nurut kepada orangtua dan juga guru agar cita-cita mereka tercapai dan guru mengadakan tes tertulis untuk mengetahui pemahaman peserta didik

(3) Kegiatan Akhir

Peneliti meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari pada saat pelajaran berakhir,. Guru berpamitan dengan para siswa, dan beberapa siswa mengajak siswa lain untuk bernyanyi terimakasih guru . Siswa bersama-sama bernyanyi dan ada sebagian siswa yang menangis karena akan berpisah dengan guru. Para siswa bergantian berjabat tangan dengan guru. Para siswa datang dan permisi kepada kepala sekolah, agar diperbolehkan bertemu dengan gurunya ketika sudah di kantor. Para siswa ingin memberikan kenang-kenangan, ada yang memberikan kalung, kipas, dan bolpoin, dengan sangat terharu, gurupun menangis dan berterimakasih kepada para siswa tersebut.

Tabel skor siswa kelas IV SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari pada pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7.

Skor Tes Siswa pada Siklus II

(25)

Lanjutan

15 IAO P 80 Tuntas

16 ISZ P 70 Tuntas

17 KDP L 60 Tuntas

18 MAR L 70 Tuntas

19 MDA L 70 Tuntas

20 MKK L 70 Tuntas

21 NMD P 70 Tuntas

22 NA P 80 Tuntas

23 NDM P 80 Tuntas

24 OAY P 80 Tuntas

25 PS L 70 Tuntas

26 SNA P 80 Tuntas

27 TLA P 88 Tuntas

28 YHP P 70 Tuntas

Total Skor 2060

Rata-rata 73,57

Jumlah Siswa Keseluruhan 28

Jumlah Siswa yang Tuntas 27

JUmlah Siswa Yang Belum Tuntas 1

Jumlah Siswa Yang Tidak Ikut Tes 0

Prosentase Tuntas 96,43%

Prosentase Tidak Tuntas 3,57%

(26)

Gambar 4.3.

Jumlah Kriteria Ketuntasan Siklus II

Hasil penelitian tindakan kelas yang berjumlah 28 siswa, semua mengikuti pembelajaran matematika kelas IV Siklus II sehingga dapat diketahui nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 88 dan terendah adalah 50. Data rekapitulasi peroleh nilai siswa pada siklus II dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8.

Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas IV SDN 3 Tanjungrejo

Hasil analisa data perkembangan hasil belajar siswa siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil siklus II siswa kelas IV SDN 3 Tanjungrejo yang tuntas mengalami kenaikan dengan nilai batas tuntas 60 ke atas di bandingkan dengan siklus I. Hasil tes ini nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan peningkatan prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match .

Peneliti mulai merencanakan tindakan yang akan dipaparkan pada bagian selanjutnya yaitu mengadakan penelitian pada materi dalam menentukan KPK dan FPB. Hasil tes ini nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan

No Nilai Frekuensi Prosentase

1 41-50 1 3,57%

2 51-60 3 10,71%

3 61-70 12 42,86%

4 71-80 8 28,57%

5 81-90 4 14,29%

(27)

peningkatan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Hasil siklus II menunjukkan siswa sudah memenuhi KKM yang telah diharapkan oleh peneliti. Indikator keberhasilan penelitian pada siklus II sudah tercapai dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

3) Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan sesuai pada lembar observasi. Lembar observasi terdapat pada lampiran. Hasil observasi kegiatan peneliti dan siswa dalam pembelajaran dicari dengan presentase nilai rata-rata. Setelah dihitung, untuk mengetahui keberhasilan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel tingkat keberhasilan tindakan yang ada pada lampiran.

a. Hasil Observasi Aktivitas Peneliti

Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran matematika melalui pendekatan Make a Match. Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberi apersepsi kepada siswa untuk menghubungkan materi pelajaran yang akan dipelajari dengan konsep yang telah ada di benak siswa. Apersepsi yang dilakukan berupa kegiatan tanya jawab kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) kepada siswa. Guru memberikan tes evaluasi kepada siswa secara individu untuk mendapatkan gambaran tingkat pemahaman siswa. Guru memberikan gambaran pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pengarahan mengenai pembelajaran matematika diakhir pembelajaran dan dilanjutkan dengan memberikan motivasi kepada siswa agar selalu rajin belajar. Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti pada siklus II dapat dilihat pada tabel:

Tabel 4.9.

Hasil Aktivitas Peneliti Siklus II

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Ya Tidak

1. Memberi Salam √

Awal 2. Mengabsen siswa √

(28)

4. Mengkondisikan peserta didik dalam

beberapa kelompok √

5. Menginformasikan hal-hal yang akan

dipelajari dan hasil √

6. Mengajukan beberapa pertanyaan untuk

mengetahui pengetahuan awal peserta didik √ Inti 1. Membagikan kartu soal kepada semua siswa √ 2. Menjelaskan materi secara singkat √ 3. Memberi kesempatan kepada siswa

menyampaikan pengetahuannya tentang materi √ 4. Siswa dalam kelompok diberi tugas untuk

menuliskan satu soal √

5. Siswa mengumpulkan kembali kartu yang

berisi soal pada guru √

6. Siswa diminta untuk mengocok kartu soal yang telah berisi pertanyaan kemudian

membagikannya secara acak kepada temannya √ 7. Siswa dalam kelompok memecahkan soal

yang telah diterima secara individu √ 8. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban

pada kartu soal √

9. Mongoreksi jawaban atas tugas kelompok √ 10. Membahas bersama soal-soal yang sukar √ 11. Siswa bertanya tentang hal–hal yang belum

dipahami √

12. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi √ 13. Membimbing peserta didik untuk

memahami konsep √

14. Mengadakan tes tertulis untuk mengetahui

pemahaman peserta didik √

Akhir 1. Meminta siswa mengumpulkan soal tes yang telah dikerjakan √ 2. Merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari √

3. Menutup Salam dan Pamitan √

(29)

Penggelolaan waktu pada langkah-langkah pembelajaran telah ditaati oleh guru, sehingga aplikasi pengajaran terealisasi dengan baik.

Guru sudah mulai mengurangi metode ceramah sehingga proses pembelajaran lebih menarik, efektif dan kreatif. Guru sudah melaksanakan penilaian atau evaluasi dengan baik, penilaian keaktifan siswa pada saat mengikuti kegiatan diskusi kelompok. Guru sudah baik dalam memberikan evaluasi baik dalam evaluasi individu maupun kelompok. Guru sudah melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung dan sudah melaksanakan kegiatan menyimpulkan pelajaran dan memberikan tindak lanjut pada siswa. Taraf keberhasilan aktifitas peneliti termasuk dalam kategori baik artinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dikatakan baik dengan memenuhi langkah-langkah pembelajaran secara urut dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir dalam siklus II baik pada saat pertemuan 1 dan ke 2.

b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa kelas IV SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan pada siklus II secara umum terlihat bahwa kegiatan belajar siswa sudah sesuai harapan dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Kegiatan peneliti sudah sesuai dengan rencana yang diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10.

Hasil Aktivitas Siswa Siklus II

Tahap Indikator Skor Pengamat

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Awal 1. Melakukan aktivitas keseharian 4 4

2. Menyimak tujuan pembelajaran 5 5

3. Menyiapkan perlengkapan untuk belajar 5 5 Inti 1. Mendengarkan materi pembelajaran 4 5

(30)

3. Keaktifan siswa dalam memasangkan kartu

tipe Make a match 5 5

4. Presentasi hasil memasangkan 5 5

5. Memanfaatkan sarana yang tersedia 5 5

6. Bertanya jika belum jelas 3 4

Akhir 1. Mengikuti kegiatan evaluasi 5 5

2. Mengikuti tes akhir pada akhir kegiatan 4 4

3. Mengakhiri pembelajaran 5 5

Jumlah Skor 54 56

Rata-rata 4,5 4,67

Hasil observasi kegiatan peneliti yang dilakukan oleh guru matematika dalam aktivitas siswa pada siklus II pertemuan ke 1 adalah 54 dan siklus II pertemuan ke 2 adalah 56 sedangkan skor maksimal adalah 60. Presentase nilai rata-rata siklus II pertemuan ke 1 adalah 100% 90%.

60

(31)

guru untuk maju ke depan kelas. Siswa banyak yang bertanya kepada guru ketika pembelajaran tentang hal yang belum dipahami.

Memasuki tahap kerja kelompok guru telah membagi kelompok sebelum pembelajaran dimulai sehingga ketika pembelajaran siswa sudah duduk menurut kelompoknya masing-masing untuk menggunakan waktu secara efisien. Siswa mengerjakan soal secara berkelompok tampak sebagian besar siswa sudah dapat bekerja sama dengan baik. Penggunaan media pembelajaran untuk menemukan jawaban telah dilakukan oleh semua kelompok. Pada saat presentasi hasil kerja kelompok setiap kelompok mewakilkan anggotanya dengan lancar dan hasil yang memuaskan.

4) Tahap Refleksi

Refleksi merupakan hasil tindakan penelitian untuk perkembangan siswa selama mengikuti model pembelajaran, yang mana peneliti melihat hasil belajar siswa dari penerapan kooperatif tipe Make A Match untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran matematika SD N 3 Tanjungrejo. Kegiatan refleksi terhadap hasil siklus II, hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil wawancara dapat diperoleh sebagai berikut:

a) Siswa terlihat lebih semangat dan aktif dalam bekerja sama dan menjawab pertanyaan yang diberikan secara rebutan.

b) Siswa sudah bisa membaur dengan adanya perbedaan jenis kelamin, ras dan suku.

c) Siswa mempresentasikan hasil diskusi, teman lainnya sudah mulai menyimak hasil diskusi dari kelompok lain.

d) Siswa terlihat lancar dalam menyelesaikan evaluasi dengan menjawab soal- soal yang diberikan.

e) Siswa sudah banyak yang mengerjakan soal tes dengan percaya diri tidak tengak tengok.

(32)

g) Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dilihat dari hasil tes formatif siklus II dan membandingkan dengan siklus I,.

Hasil refleksi pada siklus II, secara umum pada siklus II ini sudah menunjukkan adanya peningkatan, oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

4.2. Pembahasan

Temuan yang diperoleh pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah:

a) Siswa lebih mudah memahami materi dengan belajar bersama-sama.

b) Penerapan yang digunakan membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa dibiasakan untuk menemukan sendiri dan terlibat secara aktif dan langsung dalam pembelajaran yang sedang dilakukan sehingga siswa dapat menyerap materi yang diberikan dengan cepat.

c) Siswa lebih aktif, dapat bertukar pikiran dan saling bekerja sama dalam mencari pasangan tersebut serta lebih senang membahas soal secara bersama- sama dan mencari cara penyelesaiannya.

d) Kegiatan belajar menggunakan model Make A Match mendapat respon yang sangat positif.

e) Melalui pembelajaran matematika dengan model Make A Match hasil belajar siswa yang diperoleh meningkat.

(33)

kooperatif tipe Make A Match kelas IV di SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari ini secara keseluruhan terdapat empat kali pertemuan tindakan.

Kegiatan pembelajaran dari siklus dalam penelitian ini terbagi pada tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir. Kegiatan awal dilaksanakan untuk memulai proses pembelajaran yang akan dilaksanakan pada inti. Siswa dalam kegiatan inti dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa aktif dan memahami materi yang diberikan maka siswa akan mendapatkan hasil akhir yang memuaskan.

Siswa dibentuk kelompok oleh peneliti secara heterogen, dalam satu kelompok tidak membeda-bedakan jenis kelamin, agama ataupun akademik siswa dalam pembelajaran menggunakan model matematika. Siswa bersama-sama belajar dan didorong untuk belajar menemukan sendiri apa yang dipelajarinya sehingga materi yang diajarkan cepat diserap oleh siswa.

Tahap awal meliputi: 1) Peneliti membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa, 2) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari bersama, 3) Peneliti memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Tahap inti meliputi: 1) Peneliti membagi siswa dalam satu kelas menjadi 2 kelompok. Pembagian dibagi heterogen diacak berdasarkan jenis kelamin ras dan suku, sehingga siswa bisa bersosialisasi dengan baik. 2) Peneliti memberi instruksi pada siswa untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing, 3) Peneliti membagikan setiap individu dengan kartu-kartu soal dan jawaban, 4) Siswa diminta mencari pasangan dari kartu yang dibawanya, dengan batas waktu yang telah ditentukan, 4) Siswa diminta membacakan pasangan kartunya di depan kelas setelah mendapatkan pasangan,5) Siswa lain menyimak hasil diskusi dari kelompok lainnya, 6) Peneliti memberikan poin kepada kelompok yang bisa mendapatkan pasangan kartu yang dibawanya dengan tidak melebihi batas waktu yang ditentukan.

(34)

telah diberikan kepada siswa. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui prestasi hasil yang dicapai siswa.

Pelaksanaan siklus I dan siklus II telah dilaksanakan sesuai tahapan dan memberikan perbaikan dalam siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas, misalnya siswa yang semula pasif dalam belajar menjadi lebih aktif dan siswa dalam menyelesaikan soal tes tidak ada lagi yang bekerja sama dengan teman karena siswa sudah yakin dengan kemampuannya sendiri untuk mengerjakan tes tersebut. Perubahan positif pada keaktifan siswa berdampak pula pada peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.11.

Analisis Komparatif Hasil Penelitian Matematika Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Siswa Kelas IV SDN 3 Tanjungrejo

No Kriteria Siklus Pra Siklus 1 Siklus 2

1 Rata-rata Kelas 61,28 67,71 73,57

2 Peserta didik tuntas belajar 64,28 % 82,14% 96,43% 3 Peserta didik belum tuntas

belajar 35,72% 17,86% 3,57%

4 Frekuensi Tuntas 18 23 27

5 Frekuensi Belum Tuntas 10 5 1

6 Hasil observasi aktivitas peneliti

Pertemuan ke 1 - Cukup Baik

7 Hasil observasi aktivitas peneliti

Pertemuan ke 2 Cukup Baik

8 Hasil observasi aktivitas siswa

Pertemuan ke 1 - 76,67% 90 %

9 Ketidaktuntasan aktivitas siswa

Pertemuan ke 1 23,33% 10%

10 Hasil observasi aktivitas siswa

Pertemuan ke 2 - 80% 93%

11 Ketidaktuntasan aktivitas siswa

Pertemuan ke 2 - 20% 7%

(35)

pembelajaran Make A Match terbukti mampu membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari.

Hasil kegiatan Model pembelajaran Make A Match yang telah dilakukan selama 2 siklus, diperoleh beberapa temuan hasil tindakan yaitu:

1) Hasil yang diperoleh menunjukkan penerapan model pembelajaran Make A Match berjalan dengan baik melalui perbaikan di setiap siklus. Siklus pertama, penerapan pembelajaran memberikan motivasi yang baik. Proses pembelajarannya dilakukan dengan pemahaman tentang menentukan KPK dan FPB, tetapi dalam siklus pertama, ada beberapa siswa kurang begitu menguasai tentang materi yang diajarkan. Siklus kedua siswa sudah mulai mengalami peningkatan, aktivitas siswa pada saat presentasi juga mengalami peningkatan. Siswa sudah mulai bisa menyelesaikan beberapa soal yang diberikan oleh guru dan berani mengungkapkan jawabannya sendiri ditunjukkan dengan adanya beberapa siswa menanggapi kelompok yang melakukan presentasi.

2) Analisis data diperoleh dalam proses belajar mengajar yang dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa yang mengalami peningkatan dari skor perolehan pada siklus I dan siklus II. Hasil belajar siswa melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Make A Match memiliki dampak positif terhadap pemahaman dalam menentukan KPK dan FPB siswa kelas IV SDN 3 Tanjungrejo, semakin meningkatnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini yaitu ketuntasan belajar meningkat di siklus I dan II.

(36)

Sisi kooperatif kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan guru adalah aspek psikomotorik dengan memberikan kesempatan kepada siswa agar mempersiapkan dirinya terlebih dahulu untuk pembelajaran matematika yang akan dilakukan. Aspek kognitif terlihat guru menjelaskan materi KPK dan FPB. Guru sekaligus memperhatikan sikap siswa dan aktivitas belajar siswa. Guru menangkap masih banyak siswa yang kurang begitu memusatkan perhatiannya kepada guru yang sedang menjelaskan, sebagian siswa masih sibuk dengan urusannya masing-masing, lebih memfokuskan perhatian siswa pada pembelajaran guru mengajak siswa untuk ikut terlibat langsung dalam pembelajaran dan guru memerintahkan kepada siswa untuk bersama-sama menghitung KPK dan FPB.

Kegiatan selanjutnya guru memberikan beberapa contoh soal yang berhubungan dengan materi yang telah dijelaskan, guru memberikan kesempatan kepada siswa secara sukarela untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan tersebut di papan tulis.. Guru memberikan poin atau nilai tambah apabila ada siswa yang bersedia mengerjakan soal di papan tulis. Soal yang dikerjakan siswa tersebut di bahas kembali oleh guru untuk memastikan jawaban siswa sudah benar. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan kesulitan terhadap materi setelah memastikan jawaban siswa sudah benar, selanjutnya.

(37)

Hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 3 Tanjungrejo, baik hasil belajar secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hasil belajar kognitif siswa mengalami perkembangan yaitu dari keadaan awal sebelum dilakukan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match nilai rata-rata siswa pada pra siklus adalah sebesar 61,28 dan persentase ketuntasan belajar sebesar 64,28 % dan yang belum tuntas 35,72%. Pembelajaran siklus 1 dengan metode kooperatif tipe Make A Match, nilai rata-rata siswa pada siklus 1 sebesar 67,85 dan persentase ketuntasan belajar sebesar 82,14 % dan sisanya tidak tuntas sebanyak 17,86%. Hasil siklus II setelah dilakukan tindak lanjut nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah sebesar 73,57 dan persentase ketuntasan belajar sebesar 96,43 % sedangkan sisa yang tidak tuntas sebesar 3,57%. Hasil belajar tersebut dapat disimpulkan pemahaman matematika materi KPK dan FPB pada siswa kelas IV mengalami perkembangan.

Pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match diperoleh data hasil belajar afektif siswa antara lain: Perhatian, minat, dan motivasi siswa selama pembelajaran kooperatif tipe Make A Match meningkat. Siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, yang ditunjukan dengan sering menjawab dan mengajukan pertanyaan kepada guru. Interaksi antar siswa berjalan dengan baik dan kerjasama antar siswa meningkat.

4.3. Implikasi Hasil Penelitian

(38)

menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan kartu bilangan berindeks dapat meningkat apabila memperhatikan karakteristik siswa, karakteristik materi pelajaran, sarana dan prasarana, alokasi waktu pembelajaran, dan kondisi kelas.

Penelitian ini berimplikasi secara paedagogis yaitu memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan motivasi dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya faktor eksogen. Faktor-faktor tersebut adalah keberhasilan guru mengelola kelas, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar dan siswa itu sendiri. Faktor tersebut perlu diupayakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil. Pemilihan model pembelajaran juga ikut menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Siswa dituntut aktif dalam kegiatan pembelajaran supaya penyampaian materi lebih optimal. Faktor-faktor tersebut dapat dipenuhi dengan baik jika keterampilan guru dalam mengelola kelaspun baik.

Pembelajaran matematika dengan model Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika, apabila memperhatikan karakteristik materi pembelajaran. Guru ketika akan menggunakan pembelajaran matematika dengan menggunakan model Make a

Match maka harus memilih materi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan

(39)

berupa soal yang harus dipecahkan dengan menggunakan mediakartu bilangan berindeks yang telah dipersiapkan oleh guru.

Pembelajaran matematika menggunakan model Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar, apabila memperhatikan karakteristik siswa. Guru akan menggunakan model pembelajaran Make a Match, maka guru harus memperhatikan karakteristik siswa. Karakteristik siswa kelas IV SDN 03 Tanjungrejo yaitu senang serta sudah mampu menggunakan alat-alat atau benda-benda yang nyata dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kritis, dan memiliki percaya diri yang tinggi, hal tersebut bisa diarahkan dengan model pembelajaran Make a Match pada mata pelajaran matematika dimana saat siswa menyelesaikan masalah yang diajukan perlu adanya media sebagai alat bantu yang digunakan untuk menarik perhatian siswa dan memancing rasa ingin tahu tentangpermasalahan yang akan diajukan.

Permasalahan yang perlu diperhatikan selain karakterisitik siswa dan karakteristik materi yaitu tersedianya sarana dan prasarana. Guru akan menggunakan model pembelajaran Make a Match, maka guru harus memperhatikan sarana dan prasarana sebagai alat penunjang keberhasilan dalam melakukan pembelajaran matematika menggunakan model Make a

Match. Pelaksanaan pembelajaran matematikamembutuhkan persiapan berupa

media sebagai alat bantu yang dibutuhkan untuk membantu siswa selama kegiatan pembelajaran matematika berlangsung, karena saat pemecahan masalah siswa memecahkan masalah dengan cara berkelompok dimana dibutuhkan kerjasama antar siswa, hal ini tentu memerlukan media yang bisa membantu siswa memecahkan permasalahan yang diberikan guru yang sebelumnya telah diterangkan bagaimana cara menggunakan media tersebut sebagai alat bantu.

Aktivitas siswa dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match. Guru akan menggunakan model pembelajaran

Make a Match, maka guru harus memberikan bimbingan, motivasi dan

(40)

pembelajaran matematika dalam menggunakan model Make a Match diperlukan waktu kegiatan kerja kelompok untuk memecahkan masalah. Penggunaan model pembelajaran Make a Match banyak menyita waktu dalam proses kerja kelompok yang dilakukan. Guru akan menggunakan model pembelajaran Make a Match, maka harus memperhatikan alokasi waktu pembelajaran sesuai dengan permasalahan yang diajukan. Alokasi waktu yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika menggunakan model Make a Match pada materi faktorisasi bilangan prima serta pada materi KPK dan FPB yang berkaitan dengan masalah sehari-hari adalah 2 Jam Pelajaran, alokasi waktu tersebut harus digunakan sebaik mungkin agar proses belajar siswa dapat bermakna dan mendapat hasil yang maksimal. Guru dapat menyusun rancangan kegiatan pembelajaran agar pembelajaran matematikamenggunakan model Make a Match yang dilakukan tidak melebihi alokasi waktu yang telah ditetapkan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk memecahkan masalah yang diajukan, menggunakan media kartu bilangan berindeksuntuk menyampaikan masalah kepada siswa, dan membimbing siswa dalammelakukan kegiatan yang interaktif.

(41)

matematika, selain itu guru juga harus dapat membimbing siswa untuk dapat menyelesaikan masalah yangdiajukan.

Penjabaran di atas menunjukkan bahwa dalam menggunakan model pembelajaran Make a Match guru tidak hanya harus mengerti tentang pengertian model pembelajaran Make A Match, bagaimana langkah-langkahnya, bagaimana karakteristiknya, selain itu guru juga harus dapat menyesuaikan karakteristik siswa, karakteristik materi pelajaran, sarana dan prasarana, alokasi waktu pembelajaran, dan kondisi lingkungan belajar siswa untuk mendukung efektifitas pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran.

Gambar

Tabel 4.1 Skor Pra Siklus Siswa Kelas IV SDN 3Tanjungrejo
Tabel hasil pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang tidak mencapai
Gambar 4.1.
Tabel 4.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Koordinator tiap jurusan akan memanggil para wisudawan sesuai.. Kegiatan Non protokoler Foto Grup setiap Jurusan

Menguraikan pengertian sensus data pasien, istilah- istilah terkait sensus data pasien, menghitung hari perawatan dan sensus rawat inap dengan benar Menguraikan

BAHAWASANYA negara kita Malaysia mendukung cita-cita untuk mencapai perpaduan yang lebih erat dalam kalangan seluruh masyarakatnya; memelihara satu cara hidup

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Kartu Aksara dapat meningkatkan ke- terampilan

Dinas Pendidikan Kabupaten memilih dan menetapkan satu orang guru laki-laki dan satu orang guru perempuan sebagai calon penerima penghargan guru sekolah dasar berdedikasi

ern issues by way of trying to establish a new Qur'ànic exegesis, void of the heary classical reliance on tadition in the classical commen- taries of the Qur'àn. In

Citra merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek pada MY Salon di Kota Gresik, sehingga MY Salon Gresik harus merubah desain brosurnya karena brosur MY

Membuktikan bahwa adanya amilum pada daun sebagai hasil fotosintesis. - Menutup sebagian daun ubi kayu yang belum terkena sinar